BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI. Nama kelompok 1 : Ridho ilham Romi eprisal Yuri ramado Rawindra

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB 2 KLASIFIKASI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengelompokan Sistem Tenaga Listrik

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

A. SALURAN TRANSMISI. Kategori saluran transmisi berdasarkan pemasangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat terpenuhi secara terus menerus. mengakibatkan kegagalan operasi pada transformator.

Sistem Tenaga Listrik. 4 sks

Dasar Rangkaian Listrik

MAKALAH OBSERVASI DISTRIBUSI LISTRIK di Perumahan Pogung Baru. Oleh :

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI EKSPANSI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv GI SOLO BARU

BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

BAB II SALURAN DISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RUGI RUGI ENERGI LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI

INFRASTRUKTUR ENERGI LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

KISI-KISI SOAL UKG 2015 TEKNIK JARINGAN LISTRIK PROFESIONAL PPPPTK BBL MEDAN

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. batasan-batasan masalah yang berkaitan erat dengan topik yang sedang diambil.

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK

Bab V JARINGAN DISTRIBUSI

BAB III OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai peran penting karena berhubungan langsung dengan

OLEH: AHMAD PTE (S1)

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2006, tentang penugasan kepada PT. PLN (Persero) untuk melakukan

PERENCANAAN SISTEM TENAGA LISTRIK. Oleh : Bambang Trisno, MSIE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pentanahan adalah penghantaran antara peralatan dengan bumi. Pentanahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan papan. Hampir seluruh peralatan-peralatan yang digunakan untuk membantu

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penyaluran daya listrik akan terjadi rugi-rugi daya penyaluran dan

BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR

BAB II LANDASAN TEORI

Evaluasi Sistem Instalasi Listrik Di Universitas Ichsan Gorontalo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI

Gambar 2.1 Sistem Pendistribusian Tenaga Listrik 1

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

Bab 4 SALURAN TRANSMISI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGANTAR OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK.

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan energi listrik dengan gangguan pemadaman yang minimal.

5 Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOKO SURYONO D

I. PENDAHULUAN. untuk menunjang kehidupan manusia sekarang ini. Di era globalisasi sekarang ini

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DAN GARDU DISTRIBUSI Oleh : Rusiyanto, SPd. MPd.

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

Jurnal Teknik Elektro ISSN

BAB I. PENDAHULUAN. daya listrik dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya adalah kualitas daya

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

ANALISA PERHITUNGAN DROP TEGANGAN MENGGUNAKAN RUMUS DAN MENGGUNAKAN APLIKASI ETAP 7.5 PADA PENYULANG SEMERU DI GARDU INDUK SIMPANG TIGA INDRALAYA

DAMPAK GEJALA MEDAN TINGGI PADA TRANSFORMATOR AKIBAT EFEK KORONA

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang mudah dalam

BAB II LANDASAN TEORI. SAIDI, SAIFI, CAIDI dan ASAI, berikut diantaranya: 1. Skripsi Ahmad Fajar Sayidul Yaom (2015) yang berjudul Analisis Keandalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegangannya menjadi tegangan tinggi, tegangan ekstra tinggi, dan tegangan ultra

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 3 SALURAN TRANSMISI

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

Bab 3 SALURAN TRANSMISI

LAPORAN INSPEKSI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK PLTU BANTEN 1 X 660 MW (PT. LESTARI BANTEN ENERGI) 27 FEBRUARI - 1 MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Panduan Praktikum Sistem Tenaga Listrik TE UMY

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK

ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM SALURAN KABEL UDARA TEGANGAN MENENGAH (SKUTM) DAN SALURAN KABEL TANAH TEGANGAN MENENGAH (SKTM)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK BERDASARKAN SAIDI DAN SAIFI PADA PT. PLN (PERSERO) RAYON KAKAP

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk, ekonomi, industri, dan perumahan.

Transkripsi:

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI 1 BAB 1 KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit tenaga listrik ke konsumen (beban), merupakan hal penting untuk dipelajari. Mengingat penyaluran tenaga listrik ini, prosesnya melalui beberapa tahap, yaitu dari pembangkit tenaga listrik penghasil energi listrik, disalurankan ke jaringan transmisi (SUTET) langsung ke gardu induk. Dari gardu induk tenaga listrik disalurkan ke jaringan distribusi primer (SUTM), dan melalui gardu distribusi langsung ke jaringan distribusi sekuder (SUTR), tenaga listrik dialirkan ke konsumen. Dengan demikian sistem distribusi tenaga listrik berfungsi membagikan tenaga listrik kepada pihak pemakai melalui jaringan tegangan rendah (SUTR), sedangkan suatu saluran transmisi berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik bertegangan ekstra tinggi ke pusat-pusat beban dalam daya yang besar (melalui jaringan distribusi). Pada gambar 1 dibawah ini dapat dilihat, bahwa tenaga listrik yang dihasilkan dan dikirimkan ke konsumen melalui Pusat Pembangkit Tenaga Listrik, Gardu Induk, Saluran Transmisi, Gardu Induk, Saluran Distribusi, dan kemudian ke beban (konsumen tenaga listrik). Gambar 1. Sistem pendistribusian tenaga listrik. DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 1

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI 2 Sistem pembangkit (generation plant) terdiri dari satu atau lebih unit pembangkit yang akan mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik dan harus mampu menghasilkan daya listrik yang cukup sesuai kebutuhan konsumen. Sistem transmisi berfungsi mentransfer energi listrik dari unit-unit pembangkitan di berbagai lokasi dengan jarak yang jauh ke sistem distribusi, sedangkan sistem distribusi berfungsi untuk menghantarkan energi listrik ke konsumen, seperti ditunjukkan pada gambar 2 dibawah ini. Gambar 2. Diagram Garis Sistem Tenaga Listrik B. Perbedaan Jaringan Distribusi Dengan Jaringan Transmisi Untuk membedakan antara jaringan transmisi dan jaringan distribusi dapat dilihat pada tabel 1 yang dipandang dari berbagai segi sudut pandang. Tabel 1. Perbedaan Antara Jaringan Distribusi dengan Jaringan Transmisi No Dari segi Distribusi Transmisi 1 Letak Lokasi Jaringan Dalam kota Luar kota 2 Tegangan Sistem < 30 kv > 30 kv 3 Bentuk Jaringan Radial, Loop, Paralel Interkoneksi 4 Sistem Penyaluran Saluran Udara dan Saluran Bawah Tanah Radial dan Loop Saluran Udara Saluran Bawah Laut 5 Konstruksi Jaringan Lebih rumit dan beragam Lebih sederhana 6 Analisis Jaringan Lebih kompleks Lebih sederhana 7 Komponen Rangkaian Yang Diperhitungkan Komponen R dan L Komponen R, L, & C 8 Penyangga Jaringan Tiang Jaringan Menara Jaringan 9 Tinggi Penyangga Jaringan Kurang dari 20 m 30-200 m 10 Kawat Penghantar BCC, SAC, AAC, & AAAC ACSR dan ACAR DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI 3 11 Kawat Tarikan Dengan kawat tarikan Tanpa kawat tarikan 12 Isolator Jaringan Jenis pasak (pin) Jenis post (batang) Jenis gantung Jenis cincin Jenis gantung 13 Besarnya Andongan 0-1 m 2-5 m 14 Fungsinya Menyalurkan daya ke konsumen Menyalurkan daya ke Gardu Induk 15 Bahan penyangga Baja, besi, kayu Baja 16 Jarak antar tiang 40 100 m 150 350 m (a) (b) Gambar 3. Perbedaan jaringan distribusi dan transmisi dari segi penyangga jaringan. a. Jaringan Distribusi, b. Jaringan Transmisi C. Sistem Pendistribusian Tenaga Listrik Sistem jaringan tenaga listrik adalah penyaluran energi listrik dari pembangkit tenaga listrik (power station) hingga sampai kepada konsumen (pemakai) pada tingkat tegangan yang diperlukan. Sistem tenaga listrik ini terdiri dari unit pembangkit, unit transmisi dan unit distribusi. Sistem pendistribusian tenaga listrik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem pendistribusian langsung dan sistem pendistribusian tak langsung. DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 3

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI 4 1. Sistem Pendistribusian Langsung Sistem pendistribusian langsung merupakan sistem penyaluran tenaga listrik yang dilakukan secara langsung dari Pusat Pembangkit Tenaga Listrik, dan tidak melalui jaringan transmisi terlebih dahulu. Sistem pendistribusian langsung ini digunakan jika Pusat Pembangkit Tenaga Listrik berada tidak jauh dari pusat-pusat beban, biasanya terletak daerah pelayanan beban atau dipinggiran kota. 2. Sistem Pendistribusian Tak Langsung Sistem pendistribusian tak langsung merupakan sistem penyaluran tenaga listrik yang dilakukan jika Pusat Pembangkit Tenaga Listrik jauh dari pusat-pusat beban, sehingga untuk penyaluran tenaga listrik memerlukan jaringan transmisi sebagai jaringan perantara sebelum dihubungkan dengan jaringan distribusi yang langsung menyalurkan tenaga listrik ke konsumen. Gambar 4. Sistem pendistribusian langsung dan tak langsung D. Struktur Jaringan Distribusi Sistem distribusi tenaga listrik terdiri dari beberapa bagian, yaitu : 1. Gardu Induk atau Pusat Pembangkit Tenaga Listrik Pada bagian ini jika sistem pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara langsung, maka bagian pertama dari sistem distribusi tenaga listrik adalah Pusat Pembangkit Tenaga Listrik. Biasanya Pusat Pembangkit Tenaga Listrik terletak di pingiran kota dan pada umumnya berupa Pusat Pembangkit Tenaga Diesel (PLTD). Untuk menyalurkan tenaga listrik ke pusat-pusat beban (konsumen) dilakukan dengan jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder. DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 4

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI 5 Jika sistem pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara tak langsung, maka bagian pertama dari sistem pendistribusian tenaga listrik adalah Gardu Induk yang berfungsi menurunkan tegangan dari jaringan transmisi dan menyalurkan tenaga listrik melalui jaringan distribusi primer. Gambar 5. Gardu Induk 2. Jaringan Distribusi Primer Jaringan distribusi primer merupakan awal penyaluran tenaga listrik dari Pusat Pembangkit Tenaga Listrik ke konsumen untuk sistem pendistribusian langsung. Sedangkan untuk sistem pendistribusian tak langsung merupakan tahap berikutnya dari jaringan transmisi dalam upaya menyalurkan tenaga listrik ke konsumen. Jaringan distribusi primer atau jaringan distribusi tegangan tinggi (JDTT) memiliki tegangan sistem sebesar 20 kv. Untuk wilayah kota tegangan diatas 20 kv tidak diperkenankan, mengingat pada tegangan 30 kv akan terjadi gejala-gejala korona yang dapat mengganggu frekuensi radio, TV, telekomunikasi, dan telepon. Gambar 6 Jaringan distribusi primer 20 kv DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 5

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI 6 Sifat pelayanan sistem distribusi sangat luas dan komplek, karena konsumen yang harus dilayani mempunyai lokasi dan karaktristik yang berbeda. Sistem distribusi harus dapat melayani konsumen yang terkonsentrasi di kota, pinggiran kota dan konsumen di daerah terpencil. Sedangkan dari karaktristiknya ada konsumen perumahan dan konsumen dunia industri. Sistem konstruksi saluran distribusi terdiri dari saluran udara dan saluran bawah tanah. Pemilihan konstruksi tersebut didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: alasan teknis yaitu berupa persyaratan teknis, alasan ekonomis, alasan estetika dan alasan pelayanan yaitu kontinuitas pelayanan sesuai jenis konsumen. 3. Gardu Pembagi/Gardu Distribusi Berfungsi merubah tegangan listrik dari jaringan distribusi primer menjadi tegangan terpakai yang digunakan untuk konsumen dan disebut sebagai jaringan distribusi skunder. Kapasitas transformator yang digunakan pada Gardu Pembagi ini tergantung pada jumlah beban yang akan dilayani dan luas daerah pelayanan beban. Bisa berupa transformator satu fasa dan bisa juga berupa transformator tiga fasa. Gambar 7. Gardu distribusi jenis tiang 4. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder atau jaringan distribusi tegangan rendah (JDTR) merupakan jaringan tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan konsumen. Oleh karena itu besarnya tegangan untuk jaringan distribusi sekunder ini 130/230 V dan 130/400 V untuk sistem lama, atau 230/400 V untuk sistem baru. Tegangan 130 V dan DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 6

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI 7 230 V merupakan tegangan antara fasa dengan netral, sedangkan tegangan 400 V merupakan tegangan fasa dengan fasa. Gambar 8. Jaringan distribusi sekunder 220 V E. Persyaratan Sistem Distriusi Tenaga Listrik Dalam usaha meningkatkan kualitas, keterandalan, dan pelayanan tenaga listrik ke konsumen, maka diperlukan persyaratan sistem distribusi tenaga listrik yang memenuhi alasan-alasan teknis, ekonomis, dan sosial sehingga dapat memenuhi standar kualitas dari sistem pendistribusian tenaga listrik tersebut. Adapun syarat-syarat sistem distribusi tenaga listrik tersebut adalah : 1. Faktor Keterandalan Sistem a. Kontinuitas penyaluran tenaga listrik ke konsumen harus terjamin selama 24 jam terus-menerus. Persyaratan ini cukup berat, selain harus tersedianya tenaga listrik pada Pusat Pembangkit Tenaga Listrik dengan jumlah yang cukup besar, juga kualitas sistem distribusi tenaga listrik harus dapat diandalkan, karena digunakan secara terus-menerus. Untuk hal tersebut diperlukan beberapa cadangan, yaitu cadangan siap, cadangan panas, dan cadangan diam. 1). Cadangan siap adalah suatu cadangan yang didapat dari suatu pembangkit yang tidak dibebani secara penuh dan dioperasikan sinkron dengan pembangkitlain guna menanggulangi kekurangan daya listrik. DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 7

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI 8 2). Cadangan panas adalah cadangan yang disesuaikan dari pusat pembangkit tenaga termis dengan ketel-ketel yang selalu dipanasi atau dari PLTA yang memiliki kapasitas air yang setiap saat mampu untuk menggerakkannya. 3). Cadangan diam adalah cadangan dari pusat-pusat pembangkit tenaga listrik yang tidak dioperasikan tetapi disediakan untuk setiap saat guna menanggulangi kekurangan daya listrik. b. Setiap gangguan yang terjadi dengan mudah dilacak dan diisolir sehingga pemadaman tidak perlu terjadi. Untuk itu diperlukan alatalat pengaman dan alat pemutus tegangan (air break switch) pada setiap wilayah beban. c. Sistem proteksi dan pengaman jaringan harus tetap dapat bekerjadengan baik dan cepat. 2. Faktor Kualitas Sistem a. Kualitas tegangan listrik yang sampai ke titik beban harus memenuhi persyaratan minimal untuk setiap kondisi dan sifat-sifat beban. Oleh karena itu diperlukan stabilitas tegangan (voltage regulator) yang bekerja secara otomatis untuk menjamin kualitas tegangan sampai ke konsumen stabil. b. Tegangan jatuh atau tegangan drop dibatasi pada harga 10 % dari tegangan nominal sistem untuk setiap wilayah beban. (Lihat IEC Publication 38/1967). Untuk itu untuk daerah beban yang terlalu padat diberikan beberapa voltage regulator untuk menstabilkan tegangan. c. Kualitas peralatan listrik yang terpasang pada jaringan dapat menahan tegangan lebih (over voltage) dalam waktu singkat. 3. Faktor Keselamatan Sistem dan Publik a. Keselamatan penduduk dengan adanya jaringan tenaga listrik harus terjamin dengan baik. Artinya, untuk daerah padat penduduknya diperlukan rambu-rambu pengaman dan peringatan agar penduduk dapat mengetahui bahaya listrik. Selain itu untuk daerah yang sering mengalami gangguan perlu dipasang alat pengaman untuk dapat meredam gangguan tersebut secara cepat dan terpadu. b. Keselamatan alat dan perlengkapan jaringan yang dipakai hendaknya memiliki kualitas yang baik dan dapat meredam secara cepat bila terjadi gangguan pada sistem jaringan. Untuk itu diperlukan jadwal pengontrolan alat dan perlengkapan jaringan secara terjadwal dengan baik dan berkesinambungan. DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 8

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI 9 4. Faktor Pemeliharaan Sistem a. Kontinuitas pemeliharaan sistem perlu dijadwalkan secara berkesinam-bungan sesuai dengan perencanaan awal yang telah ditetapkan, agar kualitas sistem tetap terjaga dengan baik. b. Pengadaan material listrik yang dibutuhkan hendaknya sesuai dengan jenis/ spesifikasi material yang dipakai, sehingga bisa dihasilkan kualitas sistem yang lebih baik dan murah. 5. Faktor Perencanaan Sistem Perencanaan jaringan distribusi harus dirancang semaksimal mungkin, untuk perkembangan dikemudian hari. Persyaratan sistem distribusi seperti diatas hanya bisa dipenuhi bila tersedia modal (investasi) yang cukup besar, sehingga sistem bisa dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang mempunyai kualits tinggi. Selain pemeliharaan sistem yang berkesinambungan sesuai jadwal yang ditentukan, seringkali berakibat fatal pada sistem jaringan justru karena kelalaian dalam cara pemeliharaan yang sebenarnya, disamping peren-canaan awal yang kurang memenuhi syarat. Untuk sistem tenaga listrik yang besar (power utility) biaya untuk sistem distribusi bisa mencapai 50 % - 60 % investasi keseluruhan yang diperlukan untuk sistem tenaga listrik. Apalagi sistem distribusi merupakan bagian yang paling banyak mengalami gangguan-gangguan sehingga bisa mengganggu kontinuitas aliran tenaga listrik pada konsumen. DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 9

KONSEP DASAR JARINGAN DISTRIBUSI 10 DAMAN SUSWANTO : SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 10