Pertama Kali Aku Mengenalnya

dokumen-dokumen yang mirip
sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

sebenarnya saya terlambat karena saya terlambat bangun, maafin saya Pak, saya sudah berbohong dan terlambat. Pak Guru memukul meja, sambil berkata,

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Sayang berhenti menangis, masuk ke rumah. Tapi...tapi kenapa mama pergi, Pa? Masuk Sayang suatu saat nanti pasti kamu akan tahu kenapa mama harus

2. Gadis yang Dijodohkan

Belajar Memahami Drama

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

vioooooo, udah jam 6 lewat, kamu mau sekolah apa gak sih jerit mama dari dapur ketika mendapati sarapan yang disiapkannya masih rapi di meja makan.

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Tidak, sayang. Nanti kau sakit, tegas Maya sambil mengusap rambut Amanda yang panjang terurai.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

"Tapi mimpi itu inspirasi. Aku ragu untuk melangkah tanpa aku tau mimpiku."

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

BAB 1. *** Seoul International High School

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

Chapter 1. Baik, selagi kalian mencatat, saya absen.

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Tubuh-tubuh tanpa bayangan

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

Kaki Langit. Bulan dan Matahari

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

(Cintaku) Bait Pertama. Angin senja begitu halus berhembus. Sore itu, di

Aku Tidak Mengerti Orang Biasa

TERPERANGKAP. merakitkata.blogspot.com

Terdengar suara ayam berkokok yang menandakan hari sudah mulai pagi, aku pun bangun untuk siap-siap berangkat sekolah. Nama ku Dinda aryani aku masih

Bagian 1 : Tak Kan Kubiarkan Kau Merebutnya Dariku!

1. Aku Ingin ke Bandung

Sang Pangeran. Kinanti 1

Candy, Tidak Semanis Namanya

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

BAB II RINGKASAN CERITA. sakit dan mengantarkan adik-adiknya ke sekolah. Karena sejak kecil Lina

NOVEL FIKSI. Pulau Kristal. Ajaib PENULIS AGUSSALIM SULTAN

"Apa begitu sulit untuk memulai hidup dengan seorang fotografer?" tanyanya saat aku

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

Cermin. Luklukul Maknun

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN

Coffee Break : Kegalauan Raya

SINOPSIS MENGGAPAI CINTA PANDANGAN PERTAMA

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

Nyai Ontosoroh. Heny Marwati. Anak-Anak Bumi Manusia 3

BAB I SOSOK MISTERIUS. Vanessa Putri, Vanessa Putri? Bu Ria memanggil nama itu lagi.

Di Pantai Pasir Putih

FAIRA FA. Sakura In The Fall. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Kierkegaard dan Sepotong Hati

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

Bodoh Sekali. Oleh: Ga Hyun

Sepasang Sayap Malaikat

Ruang Rinduku. Part 1: 1

Pukul setengah delapan aku mendengar bunyi pintu terbuka. Aku tahu itu pastu Crystal. Segera aku berlari ke depan dan menyambutnya.

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap

Esensial Tip Memotret Foto dengan Tablet

[Fanfic] Sebuah gambar aneh menarik perhatianmu. Gambar itu jelek, tapi memiliki sesuatu yang membuatmu penasaran. Cast : Kalian yang membaca~

Heart 119. Dan aku harap, kita tidak akan pernah bertemu. lagi.

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

Cila Aulia. Altocumulus. Aulia Publishing

2 Our Precious School

Pagi itu, Roni beranjak dari tempat tidur.

Pekerjaan. Menghargai kelebihan orang lain merupakan wujud sikap memiliki harga diri

huh, akhirnya hanya mimpi, ucapnya sambil mengusap dada.

AKU AKAN MATI HARI INI

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

Di Semenanjung Tahun. Saat semua berakhir, saat itu pula semua berawal. Yuni Amida

Awal, Sosok Sang pembunuh Aaarrrrrggghh terdengar suara guraman keras aahhhh, tolong aku teriakan seorang wanita. Ternyata ada demon yang mencoba

Oleh: Yasser A. Amiruddin

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Ah sial aku selingkuh!

Buku BI 1 (5 des).indd 1 10/12/2014 8:43:03

Well, aku rasa tidak ada yang salah.

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

JMSC Tingkat SD/MI2017

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

Satu hal lagi, mereka tahu apa yang terjadi pada keluarga pemilik rumah ini.

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Negeri Peri Di Tengah Hutan

Peter Swanborn, The Netherlands, Lima Portret Five Portraits

APOCRYPHA SUSANNA KING JAMES BIBLE Susanna

Agar engkau menjadi seorang raja yang berwibawa di hadapan manusia..

cinta lingkungan pelajaran 3

BAB 1: ASAL MULA KEJADIAN

Kapter dan Master. Ugh rasa dingin ini! Aku ingin cepat-cepat melihat matahari lagi.!

Yarica Eryana. Destiny. Penerbit HKS

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

The Coffee Shop Chronicles

Pengalaman Alien Encounter dan Alien Abduction. Oleh: Gatot Tri R.

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

Semangat ya kerja kelompok nya. J

SUTI: PEREMPUAN PINGGIR KOTA

benaya DAN DARA hal dep.indd 1 10/03/ :00:39

Tak ada kata terlambat untuk berkarya

Ya sudah aku mau makan mie saja deh hari ini, kebetulan aku lagi pengen makan mie pakai telur ceplok.

Transkripsi:

1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku dipenuhi dengan kesendirian, aku tidak mempunyai seorangpun yang bisa kusebut dengan panggilan teman, gayaku yang kampungan dan wajahku yang tidak pernah tersenyum menjadi alasan utama mengapa aku dijauhi oleh orang-orang di kelasku. Seseorang masuk ke dalam kelas dengan santainya, padahal saat itu dia sudah telat 30 menit dari lonceng pertanda kegiatan kelas dimulai. Martin, kamu pikir ini sudah jam berapa? pak wali kelas berteriak cukup kencang. Wajar, 1

karena wajah laki-laki yang dipanggil Martin itu tidak terlihat merasa bersalah sama sekali. Aku bertemu dengan seorang perempuan saat aku ingin menuju ke kelas, dia terlihat sakit, sehingga aku membawanya ke UKS. Apa alasanku cukup? jawabnya dengan singkat. Sesaat aku terkesan, dia tidak seburuk yang aku pikirkan. Gayanya yang terlihat seperti laki-laki nakal dengan telinga kiri ditindik dan seragam yang tidak rapi membuatku memiliki kesan pertama yang jelek padanya. Kalau itu, kamu boleh duduk, pak wali kelas menyerah begitu saja, tentu saja alasannya sangat berasalan. Dia adalah domba yang berselimut kulit serigala, itu adalah kesan keduaku padanya. Waktu sekolah sangat panjang, aku selalu merasa seperti itu. Aku duduk di sudut kelas dengan kepala yang bersandar di sudut jendela samping tempat dudukku sambil melihat ke langit yang terlihat cerah. Aku sangat menyukai langit yang berwarna biru cerah karena ketika melihat warna biru langit 2

yang cerah berserta awan putih yang bergerak beriringan perasaanku akan menjadi sangat tenang. Awannya berbentuk seperti kelinci, pikirku yang langsung disertai aksi cepatku membuka ponselku untuk mengambil gambar awan tersebut. Aku mendengar suara cekikikan dari segala arah di ruang kelas, semua anak melihat ke arahku. Ah, tindakanku yang memotret awan pasti sangat aneh bagi mereka, lagi-lagi aku menjadi bahan ledekan mereka. Akan lebih menyenangkan jika mereka meledekku dengan terang-terangan, karena dengan begitu aku bisa melawan mereka dan melindungi diriku sendiri. Uwah, bukankah awan itu mirip dengan kepala kelinci? Martin tiba-tiba merebut ponselku. Aku berusaha untuk mengambilnya kembali, tapi aku gagal karena perbedaan tinggi yang kami miliki. Hei, lihat. Bukankah Mami sangat keren? Dia bisa mengambil foto awan ini dengan sangat cepat, aku tertegun sejenak. Apakah dia sedang berusaha untuk membantuku? Bagaimana dia bisa 3

mengetahui namaku, padahal kami belum pernah mengobrol satu sama lain, bahkan banyak teman sekelas yang tidak megetahui namaku sama sekali. Apa ini? Bentuk awannya aneh, sama seperti orang yang mengambil foto ini, salah seorang yang melihat foto awanku membuka suara. Ekspresinya sangat menyebalkan, aku ingin sekali memberinya kepalan tangan yang sudah aku tahan sejak pertama kali aku masuk ke sekolah ini. Apa kamu selalu berkata seperti ini pada teman sekelasmu? Aku benar-benar merasa foto ini menakjubkan, Martin membelaku. Kepalan tanganku yang sempat mengeras menjadi lunak, pikiran jahatku yang berharap orang yang menghinaku mendapatkan kesialan selama hidupnya menjadi hilang seketika. Saat itu aku seperti langit mendung gelap sehabis hujan yang lenyap seketika ketika matahari dari balik awan bersinar cerah disertai dengan pelangi setengah lingkaran dengan tujuh warna. Martin, kamu tidak sedang membelanya kan?, seseorang kembali membuka suara. Ingin 4

sekali aku menutup mata dan telingaku rapat-rapat, berlari secepat mungkin keluar kelas. Aku sangat takut mendengar jawaban Martin. Iya, karena aku tidak suka dengan kalian yang selalu mengucilkan dan menindasnya hanya karena dia bergaya kampungan, kalimat bergaya kampungan yang dia lontarkan benar-benar menusuk tepat di jantungku, tapi aku tanpa sadar tersenyum dengan apa yang dia katakan. Semua orang yang sedang berada di kelas terdiam sejenak, tidak ada yang berani melontarkan kalimat kasar padanya. Martin adalah laki-laki yang paling dihormati dan disenangi di kelas. Tidak peduli seberapa banyak masalah yang dia ciptakan di sekolah, dia tetap dikelilingi oleh orang-orang. Dia hidup di dunia yang berbeda denganku. 5

Kehidupan sekolahku mulai berubah karena efek satu kalimat yang dilontarkan Martin saat itu. Aku mulai ikut melibatkan diri di setiap kegiatan sekolah. Aku ikut menyibukkan diri dan tanpa sadar sudah berada dalam lingkaran yang selama ini selalu aku pandang dari sudut kelas. Keahlianku dalam memotret mendapatkan pengakuan dari teman-teman sekelasku dan aku mulai menjalin hubungan yang baik dengan mereka. Satu per satu dari mereka mulai meyebut namaku, memanggilku, mengajakku menghabiskan waktu bersama saat istirahat. Pandanganku pada sekolah berubah drastis dari sejak aku pertama kali masuk, semuanya atas bantuan Martin. Saat itu, aku mulai menyadari setiap kali nama Martin terdengar oleh telingaku, jantungku langsung mengepakkan keempat katupnya dengan riang, aliran darahku menjadi sangat deras dan temperatur suhu tubuhku menjadi sangat panas. Aku mulai menyukainya, sekarang dia adalah pahlawanku dan seterusnya akan terus seperti itu. 6

Di suatu hari yang cerah, aku mendapatkan kabar yang tidak mengenakkan. Martin berkelahi dengan anak kelas lain yang tidak menyukainya. Anak itu terluka parah karena dihantam oleh kepalan tangan Martin yang besar. Aku mengintip dari pintu kelas, melihat wajah anak itu sudah dipenuhi dengan memar berwarna biru keungu-unguan, Martin benar-benar memukulnya dengan keras. Anak itu yang salah, dia sudah mengejek Martin, teman di kelasku sibuk mendiskusikan perihal kejadian tadi pagi yang masih terbayang jelas di otakku. Aku tidak melihat wajah Martin dari tadi pagi, membuat perasaanku sedikit tidak tenang. Saraf otak dan batinku mengatakan hal yang sama, aku harus bertemu dengan Martin, menjadi dinding untuk tempatnya bersandar, menjadi bayangan yang saat ini menemaninya tanpa mengusiknya sama sekali. Aku berlari ke seluruh sudut sekolah mencari sosok Martin. Tasnya masih terletak di atas mejanya, membuatku yakin dia masih berada di sekolah. Ini pertama kalinya aku tidak mempedulikan apakah 7

kelas sudah dimulai atau belum, aku tidak peduli apabila aku melewati beberapa pelajaran. Dengan napas yang terengah-engah, aku menemukannya. Dia terbaring menghadap ke langit di loteng sekolah sambil memejamkan matanya. Aku melangkahkan kakiku dengan pelan karena takut membangunkannya yang terlihat tertidur pulas. Syukurlah, dia hanya mengalami luka di bibirnya yang sepertinya tidak terlalu parah. Apa yang kamu lakukan di sini? Martin membuka matanya, melihatku yang sudah memandanginya dari atas tempatnya berbaring. Menjadi pelindung supaya kamu bisa terhindar dari sinar matahari langsung, seperti pohon, jawabanku membuatnya diam sejenak lalu tertawa terbahak-bahak. Dengan muka tanpa ekspresi aku menatapnya bingung. Dia bangun dari tidurnya dan memberiku sinyal untuk duduk di sebelahnya dengan menepuk lantai. Lalu sekarang apa yang akan kamu lakukan? Martin kembali bertanya padaku. 8

Menjadi dinding yang bertelinga, tapi tidak memiliki suara. Kamu boleh berbicara apapun padaku, aku tidak akan menghentikanmu sampai kamu ingin berhenti, aku menjawabnya tanpa ragu. Dia hanya tersenyum kecil mendengar jawabanku. Siang itu, waktu terasa sangat lambat. Aku mendengar sesuatu yang tidak pernah aku ketahui mengenai Martin. Aku mengenal sisi Martin yang baru, yang mungkin tidak semua orang mengetahuinya. Kenyataan bahwa dia sudah ditinggalkan oleh ibunya sejak kecil, kenyataan bahwa dia tidak bisa mempercayai wanita karena ibunya. Aku tidak bersuara, air mata yang mengalir dari mataku menjadi jawaban apa yang aku rasakan. Martin melihatku dengan wajah yang kaget dan menepuk kepalaku dengan lembut, aku simpulkan itu sebagai tanda terima kasih karena sudah mau menjadi dinding yang bertelinga, namun tidak bersuara. Kami bersama-sama menatap langit yang tidak terlalu cerah tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Saat itu aku berharap angin yang bertiup 9

dapat menyapu bersih seluruh ingatan Martin kecil yang menyakitkan mengenai ibunya. 10