HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK CYCLOFEM ( 1 BULAN ) DENGAN KEPATUHAN JADWAL PENYUNTIKAN ULANG DI DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA Ita Rahmawati 1, Asmawahyunita 2, dan Andri Prasetyaningsih 3 INTISARI Dari tahun ke tahun pertumbuhan penduduk di Indonesia meningkat pesat. Untuk itu perlu adanya penekanan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia, maka perlu digalakkan Program Keluarga Berencana yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Keluarga Berencana merupakan suatu cara yang efektif untuk menekan peningkatan laju pertumbuhan penduduk. Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi bila penyuntikannya dilakukan secara teratur dan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan akseptor KB suntik Cyclofem (1 bulan) dengan kepatuhan jadwal untuk suntik ulang di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan Survei Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Sampel penelitian ini 40 responden dengan Purposive Sampling selama 2 minggu. Pengumpulan data menggunakan Kuesioner dan Kartu KB. Data diolah menggunakan statistik Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 40 responden pada 15 responden dengan kategori baik yang suntik ulang patuh sebanyak 14 responden (35%) dan yang tidak patuh 1 responden (2,5%). Pada 11 responden dengan kategori kurang yang suntik ulang KB patuh 0 responden (0%) dan yang tidak patuh 11 responden (2 7,5 %). Berdasarkan uji Chi-Square dengan taraf signifikan 0,05 didapatkan hasil p = 0,000 (p value <α) yang berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan akseptor KB suntik Cyclofem (1 Bulan) dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi suntik Cyclofem (1 Bulan) dengan kepatuhan untuk penyuntikan ulang, sehingga diharapkan bagi akseptor KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) sehingga tahu manfaat serta pentingnya suntik KB secara patuh sesuai jadwal yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan. Kata Kunci : Pengetahuan,Kontrasepsi Suntik Cyclofem (1 Bulan), Kepatuhan PENDAHULUAN Orang pertama yang mengemukakan teori mengenai penduduk adalah Thomas Robert Malthus, Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu kebutuhan penduduk seperti bahan makanan adalah penting bagi kehidupan manusia dan nafsu manusia tidak dapat ditahan dan tidak terbatas. Dari dua hal tersebut ia mengemukakan pendapatnya bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari pertumbuhan bahan makanan. (Dyah dan Sujiyatini, 2011; h.2). HIKMAH 17
Program pelayanan keluarga berencana (KB) mempunyai arti penting dalam mewujudkan manusia Indonesia yang sejahtera, disamping program pendidikan dan kesehatan. Kesadaran mengenai pentingnya kontrasepsi di Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya peningkatan jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2015. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu permasalahan global yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warming, keterpurukan ekonomi, masalah pangan serta menurunnya tingkat kesehatan penduduk. Jumlah penduduk yang besar tanpa disertai dengan kualitas yang memadai, justru menjadi beban pembangunan dan menyulitkan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional (BKKBN, 2008). Pada tahun 2010, Provinsi Jawa tengah berhasil membina keluarga yang menjadi peserta KB aktif sebanyak 5.065.872 akseptor. Dengan pemilihan KB menurut metode kontrasepsi yaitu IUD sebanyak 434.772 akseptor (8,58%), MOW 289.450 akseptor (5,72%), MOP 62.889 akseptor (1,25%), Kondom 88.328 akseptor (1,75%), Implant 495.304 akseptor (9,77%), suntik 2.836.581 akseptor (55, 99%) dengan pembagian KB suntik 3 bulan 1.469.776 akseptor (51,81%), KB suntik 1 bulan 1.009.307 akseptor (35,58%) dan pil 858.548 akseptor (16,94%) (BKKBN Provinsi Jawa Tengah, 2010). Dari data di atas dapat dilihat bahwa alat kontrasepsi suntik yang paling banyak diminati. Peserta KB baru di kabupaten jepara tahun 2010 adalah 38.271 atau 16,89%, mengalami peningkatan di banding tahun 2009 sebanyak 27.121 atau 12,41% dari total jumlah pasangan usia subur, yaitu dengan rincian Pil 28,14%, Kondom 5,89%, IUD 2,88%, MOP / MOW 1,63%, Implant 7,70%, Suntik 53,76% (Suntik 1 bulan 24,48%, Suntik 3 bulan 29,28%). Peserta KB aktif di kabupaten jepara tahun 2010 sebesar 77,90%, mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan capaian tahun 2009 sebesar 78,13%. Namun angka ini telah melampaui target SPM tahun 2010 sebesar 70%. Dengan rincian PIL 21,75%, Kondom 2,67%, IUD 3,91% MOW / MOP 5,44%, Implant 9,37%, Suntik 56,86% (Suntik 1 bulan 26,46%, Sunitk 3 bulan 30,40%). (Profil Kesehatan Kabupaten Jepara ; 2010). Pada umumnya akseptor lebih memilih metode kontrasepsi suntik karena alasan praktis yaitu sederhana dan tidak perlu takut lupa. Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi bila penyuntikannya dilakukan secara teratur dan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Ketepatan waktu untuk suntik kembali merupakan kepatuhan akseptor karena bila tidak tepat dapat mengurangi efektifitas kontrasepsi tersebut. Kegagalan dari metode kontrasepsi suntik disebabkan karena keterlambatan akseptor untuk melakukan penyuntikan ulang. Terjaminnya kelangsungan kesertaan ber-kb di masyarakat, ditandai dengan meningkatnya jumlah peserta KB aktif dan lestari. Kontrasepsi suntikan kombinasi keefektifannya adalah 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan, dalam pemberian kontrasepsi suntikan hormon kombinasi (lunelle) klien hendaknya diberi konseling terlebih dahulu bahwa periode menstruasinya yang pertama, yang berlangsung dibawah pengaruh lunelle akan terjadi dalam 2-3 minggu dan ia harus kembali dalam 28 kurang lebih 5 hari untuk mendapat suntikan berikutnya. Dan ia harus kembali mendapat suntikan lagi dengan mengacu kepada kalender dan bukan berdasarkan kapan klien mengalami menstruasi. Apabila klien terlambat mendapat suntikan berikutnya, klien perlu tahu bahwa ia rentan mengalami kehamilan. (Dyah dan Sujiyatini, 2011; h.189). Oleh karena itu pengetahuan akseptor tentang jenis KB yg digunakan mempengaruhi patuh tidaknya akseptor dalam melakukan penyuntikan ulang yang nantinya akan mempengaruhi keefektifan KB tersebut. Menurut Niven (2002, h. 194) Ketidakpatuhan kadang disebabkan oleh kegagalan profesional kesehatan dalam memberikan informasi yang lengkap, penggunaan istilah istilah HIKMAH 18
medis dan memberikan banyak instruksi yang harus diingat oleh pasien. Kualitas interaksi yang akan memberikan pengetahuan kepada pasien antara profesional dan pasien merupakan bagian yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan. Berdasarkan data akseptor KB Suntik Cylofem (1 Bulan) di BPM Eni Muftika Purwati di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara pada bulan Maret 2012, akseptor KB Suntik Cylofem (1 Bulan) adalah sebanyak 44 akseptor, diketahui terdapat 32 akseptor yang suntik ulang KB patuh sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh tenaga kesehatan dan 12 akseptor tidak patuh sesuai jadwal penyuntikan ulang. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak akseptor KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) yang tidak patuh sesuai jadwal penyuntikan ulang. Berdasarkan fenomena yang ada yaitu terdapat 2 akseptor KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) yang mengalami kegagalan dalam ber-kb karena ketidakpatuhan akseptor tersebut melakukan penyuntikan ulang sesuai jadwal yang sudah di tetapkan oleh bidan, serta bidan belum spesifik dalam memberikan konseling tentang alat kontrasepsi yang sedang digunakan oleh kliennya. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di BPM Ny.Eni Muftika Purwati di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara pada bulan Maret 2012 ada 7 dari 10 akseptor KB suntik Cyclofem (1 bulan) telat dalam melakukan penyuntikan ulang karena belum begitu mengetahui tentang KB suntik Cyclofem (1 bulan) dan bagaimana efektifitas KB suntik Cyclofem 1 bulan bisa bekerja secara maksimal dan 3 akseptor yang lain patuh sesuai jadwal untuk melakukan penyuntikan ulang karena takut kalau hamil lagi. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti ingin mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan akseptor Tentang Kontrasepsi Suntik Cyclofem (1 bulan) dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang di BPM Ny. Eni Muftika Purwati di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan Survei Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Pengumpulan data menggunakan Kuesioner dan Kartu KB. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, Data diolah menggunakan statistik Chi Square. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat a. Tingkat Pengetahuan Responden Akseptor KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) Pengetahuan Frekuensi Persentase Baik Cukup Kurang 15 14 11 37.5% 35.0% 27.5% Jumlah 40 100 % HIKMAH 19
Gambar 1 Grafik Pengetahuan Akseptor KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) b. Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepatuhan Jadwal Untuk Suntik Ulang KB Kepatuhan Frekuensi Persentase Patuh 22 55 % Tidak Patuh 18 45% Jumlah 40 100 % Gambar 2 Grafik Kepatuhan Penyuntikan Ulang KB Suntik Cyclofem 2. Analisa Bivariat Analisa hubungan tingkat pengetahuan akseptor KB suntik Cyclofem (1 Bulan) dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara di uji dengan menggunakan uji statistik Chi-Square (X 2 ) dalam program computer SPSS 16.0 for windows. Tabel 3 Hubungan tingkat pengetahuan akspetor KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) dengan Kepatuhan Jawdal Penyuntikan Ulang di Desa Jambu, Mlonggo, Jepara. HIKMAH 20
Tabel 3 Hubungan tingkat pengetahuan akspetor KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) dengan Kepatuhan Jawdal Penyuntikan Ulang di Desa Jambu, Mlonggo, Jepara. Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Tidak Patuh Patuh f (%) f (% ) 1 2,5 14 35 6 15 8 20 11 27,5 0 0 Jml Presentase P Value 15 14 11 (37,5%) (35%) (27,5%) Jumlah 18 45 22 55 40 (100%) 0,000 Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan akan dilakukan pembahasan lebih lanjut. Penelitian dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Akseptor Tentang Kontrasepsi Suntik Cyclofem ( 1 Bulan ) Dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang Di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara yang dilakukan bulan April 2012 dengan menggunakan kuesioner langsung dibagikan responden sejumlah 40 responden dan analisa yang digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat, dengan Chi-Square. BAHASAN 1. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian dari 40 responden didapatkan kelompok responden dengan kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 15 orang (37,5%), kategori cukup sebanyak 14 orang (35%) dan kategori kurang yaitu 11 orang (27,5%). Angka di atas menggambarkan bahwa sebagian besar akseptor KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) memiliki pengetahuan yang baik tentang KB Suntik Cyclofem (1 Bulan). Dari 40 responden, ada 29 responden yang berpengetahuan baik dan cukup pada umumnya mereka sudah menggunakan KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) lebih dari 6 bulan sehingga mereka mempunyai pengalaman yang bisa dijadikan sebagai informasi, sedangkan dari 11 responden yang berpengetahuan kurang mereka berumur kurang dari 20 tahun. 2. Kepatuhan Jadwal Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan cara melakukan penilaian pada tanggal akseptor KB suntik ulang di BPM Eni Muftika Purwati sejumlah 40 responden di dapatkan hasil akseptor KB suntik Cyclofem (1 Bulan ) yang suntik ulang tidak patuh sesuai jadwal sebanyak 18 responden (45%) dan yang melakuk an suntik ulang patuh sesuai jadwal sebanyak 22 responden (55%). Dari keterangan yang peneliti peroleh dari 22 responden yang datang untuk suntik ulang patuh sesuai jadwal, mereka mengatakan telah mengerti dan mengetahui tentang manfaat dari suntik ulang KB secara patuh dengan jadwal yang telah ditetapkan bidan dan mereka juga sadar akan kebutuhan untuk memakai kontrasepsi sehingga mereka melakukan suntik ulang patuh sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh bidan karena mereka takut jika mengalami kegagalan ber-kb. HIKMAH 21
Kelompok yang datang tidak patuh sesuai jadwal untuk melakukan suntik ulang yaitu sebanyak 18 responden, keterangan yang peneliti peroleh dari 14 responden yang berpengetahuan baik dan cukup akan tetapi mereka tidak patuh untuk suntik ulang KB sesuai jadwal dikarenakan mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga mereka lupa untuk melakukan suntik ulang sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh bidan dan mereka juga kurang mendapatkan dukungan dari suami atau keluarga karena suami dan keluarga terlalu sibuk pula dengan pekerjaan masing masing, padahal keberhasilan dalam pemakaian KB diperlukan dukungan dari suami dan keluarga dalam memberikan motifasi maupun mengingatkan untik suntik ulang KB. 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Suntik Cycofem (1 Bulan) dengan Kepatuhan Jadwal Penyuntikan Ulang. Berdasarkan hasil uji statistic dengan Chi-Square (X 2 ) dengan taraf signifikan 0,05 didapatkan hasil nilai p = 0,000 (p value <0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan akseptor KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah di lakukan terhadap 40 responden, sebanyak 15 responden dengan kategori pengetahuan baik dan yang melaksanakan penyuntikan ulang patuh sesuai jadwal sebanyak 14 responden ( 35% ), sedangkan 1 responden ( 2,5%) datang tidak patuh sesuai jadwal penyuntikan ulang KB. Dari 14 responden dengan kategori pengetahuan cukup dan yang melaksanakan suntik ulang KB patuh sesuai jadwal ada 8 responden (20%), sedangkan sebanyak 6 responden (15%) suntik ulang KB tidak patuh. Dari 11 responden dengan kategori pengetahuan kurang dan yang melaksanakan suntik ulang KB patuh sesuai jadwal ada 0 responden (0%), sedangkan sebanyak 11 responden (27,5 %) suntik ulang KB tidak patuh. Hasil pengetahuan menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan akseptor KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang di Desa Jambu Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara. Hal ini menunjukkan adanya hubungan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan akseptor KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) maka semakin baik kepatuhan untuk melakukan penyuntikan ulang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh bidan. KESIMPULAN 1. Tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi suntik Cyclofem (1 Bulan) di peroleh hasil bahwa sebagian besar adalah kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 15 orang (37,5%) dan sebagian kecil responden berpengetahuan kurang yaitu 11 orang (27,5%). 2. Berdasarkan kepatuhan jadwal untuk suntik ulang sebagian besar responden datang untuk suntik ulang KB patuh sesuai jadwal penyuntikan yaitu sebanyak 22 orang (55%). 3. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan akseptor KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) dengan kepatuhan jadwal penyuntikan ulang. SARAN Bagi Tempat Penelitian diharapkan bagi tenaga kesehatan terutama bidan desa setempat dan kader kesehatan di desa tersebut untuk meningkatkan pengetahuan akseptor KB dengan cara HIKMAH 22
dapat memberikan konseling saat klien melakukan kunjungan ulang atau sebelum memulai pemakaian alat kontrasepsi melalui poster, gambar gambar, lembar balik. Serta mampu meningkatkan kesadaran dan motivasi klien agar bersedia meningkatkan kepatuhan penyuntikan ulang sesuai jadwal yang telah di tetapkan oleh tenaga kesehatan. Bagi Institusi dengan adanya penelitian ini, diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi referensi dan bahan bacaan untuk penelitian kebidanan berikutnya khususnya tentang kontrasepsi suntik Cyclofem (1 Bulan) dan diharapkan institusi dapat meningkatkan mutu pendidikan di bidang kesehatan secara lebih komprehensif dan kompeten dalam melakukan penelitian, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan tugasnya. Bagi Peneliti diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini bisa meningkatkan pengetahuan dan pengalaman yang luas bagi peneliti sehingga peneliti mampu mengaplikasikan ilmu yang telah di dapatkan secara baik di dalam masyarakat. Bagi Masyarakat khususnya bagi Akseptor KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang KB Suntik Cyclofem (1 Bulan) sehingga masyarakat tahu manfaat dan pentingnya melakukan penyuntikan ulang sesuai jadwal yang telah di tetapkan oleh tenaga kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto. S. Prosedur penelitian. Jakarta : Rineka Cipta; 2010. h. 118; 173; 174; 211; 213; 221; 224. Arum, Dyah Noviawati Setya dan Sujiatini. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogjakarta: Nuha Medika; 2011. h. 2; 28; 31; 51-96; 116-122; 189. Badan Pusat Statistik. Sensus Penduduk.2010.30 April 2010 [Diakses tanggal 2 januari 2012]. Didapat dari :http://www.bps.go.id/aboutus.php?sp=1 Dahlan, M.Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2008. h. 122. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Baku Klinis Program Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: 2002. h. 21. Everett, Suzanne. Buku Saku Kontrasepsi & Kesehatan seksual Reproduktif. Jakarta: EGC; 2008. h. 176. Hidayat, Aziz Alimul. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika; 2009. h. 22; 51; 86; 93-95; 122. Machfoedz, Ircham. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Fitramaya; 2007. h. 49; 123. Niven,Neil. Psikologi Kesehatan. Jakarta: EGC; 2002. h. 194. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta; 2003. h. 10. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta; 2010. h. 37; 48; 85; 88; 110; 115; 130. Nursalam. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2008. h. 120. Pinem, Saroha. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media; 2009. h. 189; 208; 281. Profil Kesehatan Kabupaten Jepara; 2010 Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2010. h. 107; 231. Syakira, Ghana. Konsep Dasar Kepatuhan. 18 Januari 20009 [ Diakses tanggal 2 Januari 2012 ]. Didapat dari : http://www.konsep-kepatuhan.html. Syarifudin. B. Panduan TA Keperawatan dan Kebidanan dengan SPSS. Yogyakarta: Grafindo Litera Media; 2009. h. 131. HIKMAH 23