INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA

dokumen-dokumen yang mirip
HUTAN HUJAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA PENTING BAGI IKLIM, SATWA LIAR DAN MASYARAKAT HUTAN

BAB V KESIMPULAN & SARAN. pemanasan global ini. Cuaca bumi sekarang ini tidak lagi se-stabil dahulu. Cuaca

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

sumber pembangunan ekonomi dan sumber kehidupan masyarakat, tetapi juga sebagai pemelihara lingkungan global.

Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan

BANKIR KOTOR: BAGAIMANA HSBC MENDANAI PERUSAKAN HUTAN UNTUK KELAPA SAWIT

Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015

A G N U D LIN PER G N A U

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

9/1/2014. Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan?

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

BAB V PENUTUP. Indonesia sebagai salah satu negara yang tergabung dalam rezim internasional

Dampak moratorium LoI pada hutan alam dan gambut Sumatra

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor sosial budaya dan lingkungan. Salah satu sektor lingkungan yang terkait

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Manfaat hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

dan Mekanisme Pendanaan REDD+ Komunikasi Publik dengan Tokoh Agama 15 Juni 2011

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

APP MENJUAL KERTAS SECARA GLOBAL YANG SUMBERNYA BERASAL DARI DEFORESTASI

I. PENDAHULUAN. kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan petumbuhan ekonomi.

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012

MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

Strategi dan Rencana Aksi Pengurangan Emisi GRK dan REDD di Provinsi Kalimantan Timur Menuju Pembangunan Ekonomi Hijau. Daddy Ruhiyat.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

Latar Belakang. Gambar 1. Lahan gambut yang terbakar. pada lanskap lahan gambut. Di lahan gambut, ini berarti bahwa semua drainase

24 Oktober 2015, desa Sei Ahass, Kapuas, Kalimantan Tengah: Anak sekolah dalam kabut asap. Rante/Greenpeace

Resiko Korupsi dalam REDD+ Oleh: Team Expert

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

Indikator Kinerja untuk Evaluasi APP FCP dan Komitmen Tambahan Version 2.0, 12 Mei 2014

Persyaratan ISPO Untuk Bahan Baku Energi Terbarukan (Bioenergi)

PELUANG IMPLEMENTASI REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Degradation) DI PROVINSI JAMBI

Deklarasi New York tentang Kehutanan Suatu Kerangka Kerja Penilaian dan Laporan Awal

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

dikeluarkannya izin untuk aktivitas pertambangan pada tahun 1999 dengan dikeluarkannya SK Menperindag Nomor. 146/MPP/Kep/4/1999 tanggal 22 April 1999

I. PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial budaya. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang

Bekerja sama untuk konservasi hutan

REVITALISASI KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. peradaban umat manusia di berbagai belahan dunia (Maryudi, 2015). Luas hutan

HIGH CARBON STOCK (HCS) Sejarah, Kebijakan dan Identifikasi

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

KEADILAN IKLIM: PERBAIKAN TATA

GAR dan SMART Meluncurkan Kebijakan Peningkatan Produktivitas untuk Mengurangi Dampak pada Lahan

Moratorium gambut diabaikan, dua kebun sawit grup Panca Eka menebangi hutan alam di Semenanjung Kampar, Riau

Restorasi Ekosistem di Hutan Alam Produksi: Implementasi dan Prospek Pengembangan

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. 6.1 Kesimpulan. sektor kehutanan yang relatif besar. Simulasi model menunjukkan bahwa perubahan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

PIPIB untuk Mendukung Upaya Penurunan Emisi Karbon

Kebakaran di Konsesi APP/Sinar Mas Memperparah Kabut Asap Regional dan Mengancam Cagar Biosfir PBB yang Baru

RESUM SKRIPSI PERANAN GREENPEACE DALAM PELESTARIAN HUTAN RAWA GAMBUT DI SEMENANJUNG KAMPAR RIAU

KERTAS POSISI Kelompok Masyarakat Sipil Region Sulawesi Sistem Sertifikasi Bukan Sekedar Label Sawit Berkelanjutan

Kebijakan Asosiasi. Tanggal Berlaku PfA berlaku secara efektif sejak menerima dukungan dari Stakeholder Advisory Committee (SAC)

Perkembangan terbaru nasional seputar REDD+ di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa keseimbangan tiga pilar keberlanjutan usaha, yaitu People (sosial), Planet

Inisiatif Accountability Framework

MAKALAH PEMBAHASAN EVALUASI KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP DI DAERAH ALIRAN SUNGAI 1) WIDIATMAKA 2)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

1 BAB I. PENDAHULUAN. tingginya tingkat deforestasi dan sistem pengelolan hutan masih perlu untuk

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

PR MENTERI LKH: TUTUP CELAH KORUPSI MELALUI REVISI REGULASI SEKTOR KEHUTANAN

Lebih dari rangkaian kata INDONESIA

Membangun Kolaborasi Peningkatan Ekonomi dan Perlindungan Lingkungan Melalui Kawasan Ekosistem Esensial (KEE)

LESTARI PAPER NO. 03 PERAN HPH DALAM MENJAGA KEBERLANJUTAN HUTAN ALAM. Nana Suparna

SEKTOR MAINAN ULASAN SEKTOR MAINAN

I. PENDAHULUAN. Pengembangan kelapa sawit telah memberikan dampak yang sangat positif bagi

DEFORESTASI DAN DEGRADASI HUTAN DI INDONESIA FOREST DEFORESTATION AND DEGRADATION IN INDONESIA

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penegakan hukum yang lemah, dan in-efisiensi pelaksanaan peraturan pemerintah

PENDAHULUAN. peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pembangunan dan

Moratorium Hutan Berbasis Capaian

PENTINGNYA REFORMASI PENGUASAAN HUTAN DAN LAHAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN AGENDA PEMBANGUNAN YANG PEKA TERHADAP PERUBAHAN IKLIM

STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN BADAN LITBANG KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PADA KONFERENSI INTERNASIONAL EKOSISTEM MANGROVE BERKELANJUTAN

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

Pembangunan Kehutanan

Komite Penasihat Pemangku Kepentingan (SAC) terhadap Kebijakan Pengelolaan Hutan Keberlanjutan (SFMP 2.0) APRIL

SERBA SERBI HUTAN DESA (HD)

Pmencerminkan kepatuhan terhadap prinsipprinsip

Deklarasi Rio Branco. Membangun Kemitraan dan Mendapatkan Dukungan untuk Hutan, Iklim dan Mata Pencaharian

-1- PENJELASAN ATAS QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG KEHUTANAN ACEH

SUPLEMEN, RENCANA KERJA 2015 (REVISI) : PENYIAPAN LANDASAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

BRIEFING PAPER Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Penyelamatan Hutan Indonesia & Iklim Global

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 728/Kpts-II/1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

SOLUSI Masa depan perdagangan internasional Indonesia tidak harus bergantung pada deforestasi. Sinar Mas Group adalah pemain terbesar dalam sektor-sektor pulp dan kelapa sawit, dan dapat memotori pembangunan rendah karbon dengan memasang standar praktek industri terbaik. Namun pada saat divisi kelapa sawit (Golden Agri Resources, GAR) menunjukkan kepemimpinan industri, divisi pulp (Asia Pulp & Paper, APP) tetap tertinggal pada model pembangunan ekonomi yang bergantung pada deforestasi. Namun untuk bergeser kepada jalur pembangunan rendah karbon, pemerintah harus berhenti menyediakan hutan untuk ekspansi. Industri pengguna dapat menjalankan pembangunan rendah karbon dengan menerapkan kebijakan untuk membersihkan produksi dan rantai pasokan mereka. Hal ini menguntungkan produsen bertanggung jawab, dengan secara adil tidak memberi subsidi kepada perusahaan-perusahaan yang tak bertanggung jawab. Sinar Mas Group pemain utama Indonesia dalam sektor-sektor pulp dan kelapa sawit dapat menjalankan pembangunan rendah karbon dengan mengadopsi kebijakan pembangunan bisnis baru dari divisi kelapa sawit yang didasari tanpa deforestasi atau pembangunan lahan gambut. Klaim yang dibuat oleh divisi pulp Sinar Mas ini mengindikasikan bahwa peningkatan besar dalam produktifitas perkebunan kayu pulp dapat dilakukan, menghasilkan sedikit atau tanpa diperlukannya konversi lahan tambahan untuk memenuhi target produksi nasional; walaupun ini berpotensi dilakukan, divisi ini terus bergantung pada deforestasi. Pemerintah dapat menjalankan pembangunan rendah karbon dengan memberikan penghargaan pada perusahaan yang model bisnisnya berdasarkan kebijakan konservasi hutan dan peningkatan produktifitas dengan efisiensi tinggi. Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan yang menjalankan operasi ilegal atau merusak harus dihukum melalui penegakan hukum yang kuat. INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA Industry pengguna dapat mendukung pembangunan rendah karbon dengan menerapkan kebijakan untuk membersihkan produksi dan rantai pasokan mereka. Perusahaan-perusahaan progresif menerapkan kebijakan untuk mencapai jejak deforestasi nol. Ini termasuk sekumpulan prasyarat yang harus dipenuhi pemasok semua komoditi yang terkait deforestasi dan pengrusakan lahan gambut. Perusahaan-perusahaan konsumen yang dulunya pembeli produk APP, dari investigasi Greenpeace diketahui bahwa saat ini memberlakukan kebijakan yang akan melepaskan mereka dari kaitan dagang dengan perusahaan-perusahaan yang terkait deforestasi dalam rantai pasokan mereka. Jumlah perusahaan semacam ini terus bertambah. Perusahaan semacam ini termasuk Kraft, Nestlé, Unilever, Carrefour, Tesco, Auchan, LeClerc, Corporate Express dan Adidas. 1 Terapkan kebijakan untuk memastikan rantai pasokan bebas dari perusahaan-perusahaan yang terkait deforestasi. Secara spesifik, pastikan APP dikeluarkan dari rantai pasokan.

Bersihkan produksi Berlakukan kebijakan rantai pasokan berkelanjutan yang kuat, dengan membahas masalah penggunaan energi, bahan kimia dan sumberdaya alam. Gunakan lebih sedikit kemasan, dan gunakan kemasan daur ulang. SINAR MAS DAPAT MEMIMPIN PEMBANGUNAN RENDAH KARBON DI INDONESIA Sinar Mas Group pemain utama sektor pulp dan kelapa sawit di Indonesia dapat memimpin pembangunan rendah karbon dengan menerapkan standar praktek industri terbaik. Pernyataan-pernyataan industri yang didukung dokumen-dokumen kebijakan pemerintah mengindikasikan bahwa dengan peningkatan produktifitas sebagai tujuan utama tidak diperlukan tambahan wilayah bagi sektor pulp dan kelapa sawit untuk meningkatkan target produksi pemerintah. 2 Secara historis, Kementrian Kehutanan dan kementrian-kementrian lain telah mengalokasikan wilayah luas bagi sektor-sektor pulp dan kelapa sawit yang telah ditebangi habis tapi dibiarkan tidak ditanam atau dikelola dengan buruk. Pendekatan APP untuk pembangunan ekonomi Indonesia, yang didasari ekspansi yang bergantung pada deforestasi semacam ini, adalah bersebrangan langsung dengan prinsip-prinsip yang mendasari pembangunan rendah karbon. Angka-angka yang digunakan secara konsisten dalam Kementrian Kehutanan dan dokumendokumen pemerintah lainnya bahwa simpanan lahan yang dikuasai indusri saat ini dapat mengakomodasi peningkatan panen perkebunan kayu pulp sebanyak empat kali dan panen kelapa sawit dua kali lipat. 3 Dengan didukung kebijakan dan peraturan pemerintah yang sesuai, hal ini membuktikan bahwa jalur pembangunan rendah karbon yang memakmurkan ekonomi tidak harus mengorbankan hutan alam dan lahan gambut. Apa yang tidak ada adalah kemauan politik dari kementrian-kementrian kunci, terutama Kementrian Kehutanan untuk membawa perubahan dan untuk berhenti menyediakan kawasan hutan untuk ekspansi. Sektor-sektor pulp dan kelapa sawit perlu mengambil inisiatif untuk membuat pergeseran radikal menjauhi ekspans yang bergantung pada deforestasi. Tanda-tanda kepemimpinan korporat yang terlihat dalam Sinar Mas Group, dimana divisi kelapa sawit GAR memasang patok standar kebijakan konservasi hutan untuk memastikan operasi kelapa sawit tidak meninggalkan jejak deforestasi. Intinya adalah [ ] tidak membangun pada lahan gambut. 4 Pemain-pemain lain dalam sektor pulp dan kelapa sawit perlu mendukung pembangunan rendah karbon dengan mengikuti kepemimpinan GAR. Perusahaan satu kelompok dengan GAR di bawah Sinar Mas Group, APP, belum mempunyai visi bisnis untuk mengadopsi kebijakan semacam ini. 5 Ikuti contoh Sinar Mas/GAR dengan menerapkan kebijakan konservasi hutan baru yang memastikan operasi perusahaan tidak meninggalkan jejak deforestasi dengan menghentikan pembangunan pada lahan gambut. Bersihkan produksi Perbaiki panen pada lahan yang sudah ditebang habis. Bergeser ke energi bersih.

KASUS ARAH BARU PEMBANGUNAN UNTUK INDONESIA Visi Presiden Indonesia untuk pembangunan rendah karbon diremehkan oleh moratorium parsial yang lemah 6 yang hanya melarang alokasi izin bisnis baru pada hutan primer dan lahan gambut. Hal ini tidak memberikan cakupan yang cukup untuk menghentikan konversi hutan dan lahan gambut yang penting bagi stabilitas satwa liar dan iklim: moratorium tidak berlaku bagi wilayah konsesi yang sudah ada, dan jutaan hektar ekosistem hutan dilabel ulang menjadi lahan terdegradasi dan boleh dikembangkan. Elemen-elemen berikut ini kunci untuk membawa Indonesia ke jalur pembangunan rendah karbon sesungguhnya: (a) visi jelas akan pembangunan apa yang perlu dan dikekendaki; (b) kebijakan untuk membuatnya prioritas dengan mengintegrasikan perubahan iklim, perlindungan keanekaragaman hayati dan ekonomi; (c) menghormati masyarakat adat dan komitmen untuk memastikan hak-hak mereka terlindungi; (d) tata pemerintahan untuk memastikan penerapan kebijakan-kebijakan baru tersebut; (e) kepemimpinan industri untuk mencapai standar produksi kelas dunia; dan (f) dukungan finansial untuk perlindungan hutan dan pembangunan bersih. Sebagai langkah pertama, pemerintah harus mendukung perusahaan-perusahaan yang model bisnisnya berdasarkan kebijakan konservasi hutan dan peningkatan produktifitas berefisiensi tinggi. Pada saat yang sama perusahaan-perusahaan yang melakukan operasi ilegal atau merusak harus dihukum melalui penegakan hukum yang kuat. Pada akhirnya, kementrian-kementrian kunci terutama Kementrian Kehutanan harus menemukan kemauan politik untuk berhenti menyediakan lahan hutan dan gambut untuk ekspansi. Moratorium yang kuat adalah langkah kritis menuju penerapan rencana pembangunan rendah karbon. Pemerintah perlu memperluas moratorium ini untuk memastikan perlindungan semua lahan gambut dan penghentian sementara semua pembukaan hutan alam. Tidak hanya pada kawasan hutan primer dan ijin baru, seperti yang dimaksud sekarang, tapi semua wilayah konsesi yang ada. Hal ini harus diikuti oleh tinjauan ulang konsesi yang ada untuk menentukan apakah mereka diberikan sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Tindakan-tindakan ini akan memberikan pemerintah Indonesia dengan pembukaan yang diperlukan untuk merombak proses alokasi lahan dan memastikan perlindungan nilai-nilai ekologis, keanekaragaman hayati, sosial, legal dan ekonomis. Ini jelas akan menjadi jalur pembangunan yang baru. 7 PERKUAT MORATORIUM YANG ADA: Hentikan semua pembukaan hutan, termasuk dalam konsesi yang ada dan pastikan perlindungan semua lahan gambut. BERLAKUKAN KEBIJAKAN DEFORESTASI NOL: Lindungi hutan alam dan lahan gambut secara permanen. PROMOSIKAN TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK: Terapkan langkah-langkah efektif untuk mengatasi korupsi, kendali industri dan lindungi hutan dan kepentingan nasional. Dukung pembangunan rendah karbon RANCANG ULANG RENCANA TATAGUNA LAHAN NASIONAL YANG BARU: Rencanakan jalur pembangunan rendah karbon yang sesungguhnya. PROMOSIKAN KEPEMIMPINAN INDUSTRI: Beri insentif bagi industri untuk mendukung pembangunan bersih dan rendah karbon termasuk perbaikan hasil panen. PROMOSIKAN TRANSPARANSI: Gunakan dan lampaui model Brazil dalam hal pemantauan dan menyediakan data mengenai laju deforestasi relatif kepada nilai dasar yang jelas. 8 1 Korespondensi perusahaan dengan Greenpeace 2010 2011 2 lihat Greenpeace (2010c): 43 untuk angka-angka selengkapnya

3 lihat Greenpeace (2010c): 43 untuk angka-angka selengkapnya 4 GAR (2011): 4 5 misalnya Greenbury (2011) 6 Pemerintah Indonesia (2011) 7 DNPI/Pemda Kalimantan Timur (2010): 8 8 lihat misalnya Greenpeace (2010): 6, 51

Full presentation of this briefing is available at www.greenpeace.org/app-toying-with-extinction June 2011 Published by Greenpeace International Ottho Heldringstraat 5 1066 AZ Amsterdam The Netherlands enquiries@greenpeace.org