Tahapan Perkem Perk bang an Kognitif

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN MORAL: TEORI PIAGET & KOHLBERG

Perkembangan Anak dan Remaja. Dra. Riza Sarasvita MSi, MHS, PhD, Psikolog Direktur PLRIP BNN

Erikson berpendapat bahwa perkembangan manusia melalui tahap tahap. psikososial dan tahap tahap perkembangan tersebut terus berlanjut sampai

Rentang Perkembangan Manusia UMBY

TAHAPAN ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN MANUSIA

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL

- keluarga besar. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap perbedaan Individual

PERKEMBANGAN PERSONAL DAN SOSIAL FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN SOSIAL PERKEMBANGAN PERASAAN DAN EMOSI PERKEMBANGAN MORAL

Erikson. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. 8 tahap psikososial. Daftar Pustaka. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN. disampaikan dalam kuliah IKD 2 oleh nurul aini

Teori Perkembangan Psikososial. Oleh : Yulia Ayriza

TAHAPAN PERKEMBANGAN MANUSIA

SELAMAT MEMBACA, MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI MATERI ELEARNING RENTANG PERKEMBANGAN MANUSIA I

Selamat membaca, mempelajari dan memahami materi Rentang Perkembangan Manusia II

dasar peran 1. Kepercayaan dasar >< Ketidakpercayaan

Perkembangan Sepanjang Hayat

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT

Teori-Teori Perkembangan

PENGEMBANGAN AFEKSI ANAK SD. Oleh : Yulia Ayriza

Peserta didik ilmu pendidikan. Ilmu Pendidikan PESERTA DIDIK

MIDDLE LATE CHILDHOOD (Masa Kanak-kanak Tengah Akhir) Psikologi Perkembangan 2 Unita Werdi Rahajeng

RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP) Mata Kuliah PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

POLA ASUH & TUMBUH KEMBANG ANAK: Membangun Komunikasi dgn Keluarga Pengganti

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL & PROSES ADAPTASI REMAJA. Asmika Madjri

Peran Orang Tua dalam Menanamkan Keagamaan pada Anak Usia Dini Afitria Rizkiana, Pendahuluan Usia dini merupakan masa yang sangat

Teori-Teori Perkembangan

PARENTING in the 21st Century. Anita Lie Unika Widya Mandala Surabaya

PENDIDIKAN TPA & KB. Pertemuan 2 dan 3

PERKEMBANGAN REMAJA DAN PERMASALAHANNYA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan

Formatio Iman dalam Keluarga Katolik: Perspektif Pendidikan. Anita Lie Unika Widya Mandala Surabaya

Kritik Terhadap Teori Piaget, Teori Perkembangan Sosial Vygotsky, dan Tahap Perkembangan Psikososial Erikson

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia Masa Usia Pra Sekolah : 2-4 th Play group atau TK : 4 5,6 th

PERKEMBANGAN SOSIAL. Siti Nuraeni M.Pd

Perkembangan Kepribadian Pada Tokoh Utama Dalam Novelet Babalik Pikir Karya Samsoedi

MASA KANAK-KANAK AWAL. Masa ini dialami pada usia : 2 tahun 5/6 th Masa Usia Pra Sekolah : Play group atau TK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) merupakan pendidikan yang paling

SPESIALISASI UTAMA DALAM PSIKOLOGI

Psychological and Sociological Understanding About Human Being. Lecturer: Rudi Zalukhu, M.Th

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia merupakan individu ciptaan Tuhan Yang

CHILD DEVELOPMENT. Presented by: Lius Iman Santoso C., SE., B.Ed, M.Pd

Menumbuhkan Kemandirian Anak

SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat

Proses Keperawatan pada Remaja dan Dewasa. mira asmirajanti

PSIKOLOGI SEPANJANG HAYAT

MORALITAS SEBAGAI PEMAHAMAN SOSIAL DAN PENALARAN MORAL PADA ANAK USIA DINI

Perkembangan Moral. Oleh : Farida Harahap Tim Nanang Erma Gunawan, S.Pd.

Psikologi Kepribadian I

PERKEMBANGAN MORAL PADA MASA REMAJA

Ilmu Perkembangan Anak Universitas Negeri Yogyakarta. Oleh : Yulia Ayriza

BAB I PENDAHULUAN. Sepanjang rentang kehidupan, manusia berkembang mengikuti tahap

KELUARGA DAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA. Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc., M.SC

Psikologi Perkembangan 1

BAB V SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN

KONSEP HOSPITALISASI. BY: NUR ASNAH, S.Kep.Ns.M.Kep

BAB II TINJAUAN TEORI TERKAIT. di bedakan menjadi sebagai berikut: (Sarwono, 2009)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MASA KANAK-KANAK AWAL

MASA KANAK-KANAK AKHIR. Rita Eka Izzaty

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

MEMAHAMI PERKEMBANGAN NILAI MORAL KEAGAMAAN PADA ANAK

PERKEMBANGAN AFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

KONSEP TUMBUH KEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

KARAKTERISTIK ANAK USIA SD Oleh : Sugiyanto

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA (UMS)

LANDASAN PSIKOLOGI. Imam Gunawan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

AJI SARAS WANTO ( ENO RINAWATI ( ) MEGA AYU SETYANA ( ) RAHARDHIKA ADHI N ( )

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Mendidik Anak Usia Dini dengan Permainan

PERKEMBANGAN KOGNITIF (INTELEKTUAL) (PIAGET) Tahap operasional formal (operasi = kegiatan- kegiatan mental tentang berbagai gagasan) Dapat berpikir lo

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK USIA DINI. By : Eva Imania Eliasa,M.Pd

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. remaja yang berkisar antara tahun. Hurlock (1980: 206) mengemukakan

Perkembangan Sepanjang Hayat

Masa Kanak-Kanak Akhir. Siti Rohmah Nurhayati

UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 Ayat 6:

PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ANAK PSYCHOSOCIAL DEVELOPMENT OF THE CHILDREN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. meilai kita.sehingga kita mampu menghadapi situasi apapun. Kepercayaan diri

Bagan Pengambilan Keputusan Pada Anak Bungsu Remaja Akhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengembangan berbagai potensi yang dimiliki anak. Usia 4-6 tahun adalah suatu tahap

FASE PRASEKOLAH (USIA TK) Usia 2-6 tahun Kesadaran sebagai pria atau wanita Dapat mengatur dlm buang air (toilet training) Mengenal beberapa hal yg di

BAB 6 DASAR - DASAR SOSIOLOGIK PENDIDIKAN JASMANI. Oleh : Giri Wiarto

BAB II PERKEMBANGAN PSIKO-SOSIAL REMAJA DARI PERSPEKTIF ERIK ERIKSON

TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Psikologi Perkembangan 1

PSIKOLOGI REMAJA. Sumber buku : Psikologi Remaja karangan Prof. Dr. Sarlito WS. Oleh : Saktiyono B. Purwoko, S.Psi

Tajuk 7: Perkembangan Sosio-Emosi. Nordin Tahir IPG Kampus Ipoh

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dalam berbagai hal, termasuk dalam urusan seks. Bandung sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa perpindahan dari anak-anak ke remaja

BABI PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masyarakat dikejutkan dengan persoalan-persoalan yang

Teori-teori Perkembangan Moral. 1. Teori Kognitif Jean Piaget 2. Teori Penalaran Moral Kohlberg (melanjutkan teori Piaget)

Transkripsi:

Tahapan Perkembangan Kognitif Psikologi pendidikan

Sensori motorik Tahap perkembangan kognitif Piaget Usia Kemampuan 0-1.5 tahun Belum memiliki konsep permanensi objek (kecakapan psikis untuk mengerti bahwa suatu objek masih tetap ada walaupun pada suatu waktu tidak terlihat). Tahaptahap Praoperasio nal Operasional kongkrit 1.5-7 tahun Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan objek yang ada di sekitarnya. Berpikirnya masih egosentris dan berpusat. 7-11 tahun Mampu berpikir logis. Mampu memperhatikan lebih dari satu aspek sekaligus dan juga dapat menghubungkan aspek satu dengan yang lain. Kurang egosentris. Belum bisa berpikir abstrak. Operasional formal 11 tahun dewasa Mampu berpikir abstrak dan dapat menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah.

Pendidikan sesuai tahapan kognitif Sensori motorik: Memberikan berbagai macam objek dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna untuk digunakan oleh bayi Bayi harus dibebaskan untuk terlibat secara aktif dengan lingkungan, misalnya menjatuhkan benda-benda, meremas mainan, melempar, meraba, ataupun menarik benda-benda di sekitar mereka, sebab bayi memang belajar dengan cara ini (sensori dan motorik).

Kemampuan Kognitif Masa Pra-operasional 1. Pemusatan (centering) yang diartikan sebagai kecenderungan anak untuk memusatkan pikiran pada satu bagian tertentu dari objek ataupun aktivitas. 2. Egosentrisme, merupakan karakter utama baik dalam tahap sensori motorik maupun tahap praoperasional. Bagi anak-anak usia ini, segala sesuatu berjalan menurut kehendak mereka dan pendapat orang lain tidak berarti. 3. Anak-anak pada tahap ini tidak dapat membalik proses berpikir (irreversibility). Mereka mungkin dapat diajari bahwa 2+2=4, tetapi mereka tidak dapat memahami bahwa 4-2=2.

Centering Gambar : Eksperimen pada anak-anak pra-operasional Pada gambar (kiri) anak-anak usia 5 tahun dapat mengatakan dengan benar bahwa jumlah titik dalam kedua kotak tersebut sama. Tetapi ketika titik-titik itu disebar, seperti pada gambar (kanan), anak-anak usia 5 tahun akan cenderung mengatakan bahwa titik-titik pada baris atas lebih banyak jumlahnya daripada baris yang bawah.

Pendidikan Pada Pra-operasional Imitasi; anak-anak dapat menirukan objek atau aktivitas yang baru disaksikannya. Permainan simbolis; misalnya berpura-pura sebagai orang lain, atau berpura-pura sedang tidur, dan lain sebagainya. Menggambar; kegiatan ini menjadi sarana proyeksi bagi keadaan mental mereka. Karya seni mereka merupakan gambaran atau refleksi kemampuan berpikir dan apa yang sedang mereka pikirkan. Kesan mental; anak-anak usia ini dapat secara mental menghadirkan objek dan kejadian, tetapi tidak dapat mengubah atau mengantisipasi perubahan dalam pikiran mereka. Bahasa; merupakan kendaraan bagi pikiran. Jadi orang-orang di sekitar mereka harus memberikan kebebasan pada mereka untuk berbicara, baik dengan orang dewasa maupun anak-anak seusianya.

Kemampuan Kognitif Tahapan operasional konkrit Decentering: kebalikan dari centering Reversibility: memahami jika 2+2=4 maka 4-2=2 Klasifikasi: mengerti bahwa bunga mawar adalah bunga dan bunga adalah suatu tanaman. Konservasi: mengerti bahwa air dalam gelas yang pendek jika dituang ke dalam gelas yang lebih kecil tapi tinggi akan tetap sama isinya.

Kemampuan kognitif operasional formal; 1. Mampu memisahkan antara kenyataan dengan kemungkinan. Mereka berusaha melihat semua kemungkinan hubungan dalam berbagai situasi atau masalah dan kemudian, melalui percobaan mental dan analisis logis berusaha menemukan mana yang benar 2. mereka berpikir dengan gagasan-gagasan; artinya mereka tidak hanya menggunakan fakta-fakta tapi juga pernyataan-pernyataan atau gagasan-gagasan yang berisi data kongkrit. Mereka dapat menggunakan konsep-konsep abstrak dengan mudah,mereka mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dan membuat kombinasi antar variabel sebanyak mungkin.

Erik Homburger Erikson (1902-1994)

Tahap perkembangan sosial & kepribadian: Infacy (0-1 thn) Trust vs Mistrust Early childhood (2-3 thn) Autonomy vs Shame, Doubt Preschool age (4-5 thn) Initiative vs Guilt School age (6-11 thn) Industry vs Inferiority Adolescence (12-20 thn) Identity vs Identity Confusion Young adulthood ( 21-40 thn) Intimacy vs Isolation Adulthood (41-65 thn) Senescence (+65 thn) Generativity vs Stagnation Ego Integrity vs Despair

Perkembangan psikososial (sosial-emosi) Tahap Krisis psikososial Relasi signifikan Bayi Trust >< mistrust Ibu Awal kanak2 Otonomi >< malu & ragu Orangtua Usia bermain Inisiatif >< Rasa bersalah Keluarga inti Usia sekolah Industri >< inferioritas Tetangga; sekolah Remaja Identitas >< kekacauan identitas Kelompok sebaya, kelompok lain; model2 kepemimpinan Dewasa awal Keintiman >< isolasi Sahabat, pasangan, saingan & rekanan Dewasa Generativitas >< stagnan Anak-anakanak Tua Integritas >< keputusasaan Diri sendiri

Fase-fase Tujuan Akibat negatif Fase Bayi ( 0-1 tahun ) Kepercayaan vs Kecurigaan Fase anak-anak ( 2-3 th ) Otonomi vs malu, ragu-ragu Fase Pra sekolah(4-6 th) Inisiatif vs Rasa bersalah Pengharapan & kepercayaan Kehendak dan kemandirian tujuan dan keberanian rasa curiga, distorsi indrawi dan penakut tergantung, harga diri rendah, merasa malu atau ragu-ragu curiga, berdiam diri, tidak peduli, takut mengambil resiko Usia Sekolah ( 6-11 tahun ) kompetensi Rendah diri, keahlian sempit dan Ketekunan vs Inferioritas lamban. Remaja ( 12 20 tahun) Identitas vs Kekacauan Identitas Dewasa Awal (21-40 th) Keintiman vs Isolasi Dewasa ( 41-65 tahun ) Generativitas vs Stagnasi Usia tua ( >65 tahun ) Integritas vs Keputusasaan kesetiaan dan loyalitas cinta kepedulian kebijaksanaan kejahatan, diskriminasi kelompok, fanatisme, penolakan. merasa terisolasi (cenderung menutup diri) mandeg dan tidak produktif, penolakan. depresi dan keputusasaan.

PERKEMBANGAN MORAL: TEORI PIAGET & KOHLBERG

TENTANG MORAL Moral berasal dari kata Latin mores yang berarti: Tata cara, kebiasaan dan adat. Perilaku moral berarti perilaku yg sesuai dengan kode moral kelompok social. Perilaku moral dikendalikan konsepkonsep moral

MORAL DAN PERILAKU Perilaku amoral atau non moral adalah perilaku yang tidak sesuai dengan harapan social yang disebabkan oleh ketidakacuhan terhadap harapan social (pelanggaran secara tidak sengaja terhadap standar kelompok). Perilaku tak bermoral yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan harapan social, karena tidak setuju dengan standar social atau kurang memiliki rasa wajib menyesuaikan diri dengan harapan social.

Konsep-konsep Moral peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan anggota kelompok atau anggota suatu budaya Peraturan perilaku yang menentukan Peraturan perilaku yang menentukan pola perilaku yang diharapkan dari seluruh anggota kelompok.

POLA PERKEMBANGAN MORAL Bayi yang baru lahir tidak membawa aspek moral, sehingga dianggap AMORAL ATAU NON-MORAL. Aspek moral merupakan sesuatu yang Aspek moral merupakan sesuatu yang berkembang dan dikembangkan (TEORI PSIKOANALISA DAN TEORI BELAJAR).

Menurut Teori Psikoanalisa Perkembangan moral adalah proses internalisasi norma-norma masyarakat dan kematangan organicbiologik. Seseorang telah mengembangkan aspek moral bila telah menginternalisasikan aturan2 or kaidah2 kehidupan di dalam masyarakat, dan dapat mengaktualisasikan dalam perilaku yang terus menerus, atau dengan kata lain telah menetap. Menurut teori psikoanalisa perkembangan moral dipandang sebagai proses internalisasi norma-norma masyarakat.dan sebagai kematangan dari sudut organic-biologik.

Menurut teori Psikologi Belajar perkembangan moral dipandang sebagai hasil rangkaian stimulus- respons yang dipelajari oleh anak, antara lain berupa hukuman (punishment) dan pujian (reward) yang sering dialami oleh anak.

Konsep Teori Psikoanalisa dan Teori Belajar Konsep ke dua teori (psikoanalisa dan psikologi belajar), tentang proses perkembangan moral adalah bahwa seseorang telah mengalami perkembangan moral apabila ia memperlihatkan adanya perilaku yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada di dalam masyarakatnya. Dengan kata lain perkembangan moral berkorelasi dengan kemampuan penyesuaian diri individu.

Menurut Piaget dan Kohlberg Menurut Piaget dan Kohlberg perkembangan moral berkorelasi dengan perkembangan kecerdasan individu, sehingga seharusnya bila perkembangan kecerdasan telah mencapai kematangan, maka perkembangan moral juga harus mencapai tingkat kematangan.

TEORI PIAGET tentang PERKEMBANGAN MORAL Perkembangan moral berlangsung dalam 2 (dua) tahap, yaitu: 1. Tahap Realisme Moral Moralitas oleh pembatasan (<12thn): - Usia 0 5 tahun: HETERONOMOUS pada tahap ini perilaku anak ditentukan oleh ketaatan otomatis terhadap peraturan tanpa penalaran / penilaian. Anak menilai tindakan berdasar konsekuensinya.

Usia 7/8 12 tahun: AUTONOMOUS pada tahap ini anak menilai perilaku atas dasar tujuan. Konsep tentang benar/salah mulai dimodifikasi (lebih luwes / fleksibel). Konsep tentang keadilan mulai berubah. Dengan berinteraksi dan bekerjasama terus menerus dengan orang lain, pikiran tentang moral mulai berubah. Anak menilai perilaku atas dasar tujuan yang mendasarinya.

Tahap Operasional Formal 2. Moralitas dengan analisis (> 12th): Autonomous Anak mampu mempertimbangkan segala cara untuk memecahkan masalah. Anak bernalar atas dasar hipotesis dan dalil melihat masalah dari berbagai sudut pandang.

TEORI PERKEMBANGAN MORAL KOHLBERG

TENTANG LAWRENCE KOHLBERG Lahir th 1927, dan dibesarkan di Brouxmille, New York. Menamatkan Sekolah Menengah di Andover Academy di Massachusetts Th 1948 Masuk Universitas Chicago, setahun kemudian Bachelor diraih, ia mengambil bidang Psikologi, dan tertarik dengan Teori Piaget. Tahun 1958 lulus S3 dg Disertasi: The Development of Modes of Thinking and Choice in the year 10 to 16 (merupakan landasan teori perkembangan moralnya)

TENTANG LAWRENCE KOHLBERG Th 1962 1968 mengajar di Universitas Chicago (almamaternya). Sejak th 1968 mengajar di Harvard. Menurut Kholberg Ketika dilahirkan, anak belum dan tidak membawa aspek moral. Kohlberg juga berpendapat, bahwa aspek moral merupakan sesuatu yang berkembang dan dikembangkan

Teori Perkembangan Moral (Lawrence Kohlberg) Keenam tahapan perkembangan moral dari Kolhlberg dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan: Tingkat 1: Pra-Konvensional (sekitar 4-10 tahun) Tingkat 2: Konvensional (sekitar 10-13 tahun) Tingkat 3: Pasca-Konvensional (13 tahun ke atas) 1. Orientasi kepatuhan dan hukuman 2. Orientasi kepentingan pribadi 3. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas 4. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial 5. Orientasi hukum dan legalitas 6. Prinsip etika universal

Level I. Pra-konvensional (sekitar 4-10 tahun) Anak-anak terutama hanya memperhatikan kontrol budaya atau kultural untuk menghindari hukuman dan memperoleh kepuasan. Terdapat 2 tahap, yaitu: Tahap 1. Hukuman dan kepatuhan. Anak-anak mematuhi peraturan semata-mata untuk menghindari hukuman; tidak ada pertimbangan moral. Tahap 2. Orientasi pada kepentingan pribadi. Anak-anak bertindak semata-mata karena keinginan dan kepuasan pribadi, tanpa mempertimbangkan keadilan bagi orang lain.

Level II. Konvensional (sekitar 10-13 tahun) Pada tahap ini anak-anak mencari persetujuan dari orang-orang di sekitar mereka. Mereka tidak hanya patuh, tapi juga secara aktif mendukung standar masyarakat. Ada 2 tahapan, yaitu: Tahap 3. Konformitas dan keserasian. Anak-anak mencari persetujuan dari orang lain untuk memutuskan suatu tindakan; Tahap 4. Mentalitas otoritas dan aturan. Anak-anak tertarik pada otoritas dan kegiatan untuk mempertahankan keteraturan sosial. Perilaku yang baik adalah melakukan apa yang menjadi tugasnya.

Level III. Post-konvensional (13 tahun ke atas) Jika moralitas yang sebenarnya (kode moral internal) dapat berkembang, maka perkembangan itu terjadi pada masa ini. Individu tidak lagi menilai orang lain berdasarkan pertimbangan moral, melainkan melalui nurani yang tercerahkan (enlightened conscience). Ada dua tahap, yaitu: Tahap 5. Individu membuat keputusan moral berdasarkan hukum atau legalitas, artinya, nilai-nilai yang terbaik adalah nilai-nilai yang didukung oleh hukum sebab itu artinya nilainilai tersebut telah diterima oleh seluruh masyarakat. Jika ada konflik antara kebutuhan manusia dan hukum yang ada, maka hukum itu harus diubah. Tahap 6. Prinsip Etika Universal. Manusia bertindak, bukan akibat rasa takut, hukum, atau mencari persetujuan, melainkan berdasarkan standar yang mereka tanamkan dalam diri mereka sendiri mengenai apa yang benar atau salah. Kata hati atau nurani menentukan apa yang benar