OLEH: Yusuf Muhyiddin

dokumen-dokumen yang mirip
A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Kursus dan Kelembagaan Ditjen PNFI Depdiknas

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

LEMBAGA SERTIFIKASI KOMPETENSI LSK ELEKTRONIKA

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

KEBIJAKAN DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DR. WARTANTO DIREKTUR PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DITJEN PNFI DEPDIKNAS

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

Grand Design Pembinaan Lembaga Kursus dan Pelatihan dan pokok-pokok. th 2009 dan Oleh: Dit Binsuskel

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)

Q u a l i t y i s a d e t a i l s p r o c e s s w h e r e e v e r y s i n g l e s t e p s i s c o u n t e d. j h

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Perat

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 26 TAHUN 2008 TANGGAL 11 JUNI 2008 STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 40 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Le

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

Fungsi dan Lingkup Jalur PNFI

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal PNFI Depdiknas

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 58 TAHUN 2009 TANGGAL 17 SEPTEMBER 2009 STANDAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH PROVINSI JAMBI

TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI PENILIK DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN BUPATI MAGETAN,

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Bagian Kedua Kepala Dinas

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

Pedoman Penyelenggaraan Lomba Kompetensi Peserta Didik

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI PAMONG BELAJAR

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

MEKANISME UJI KOMPETENSI BAGAN

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

2017, No di lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tenta

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUARA ENIM NOMOR 41 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/IX/2009 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

Pedoman Bantuan Beasiswa Uji Kompetensi

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN, PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR ^ TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEND. TEKNIK ELEKTRO FT UNY

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN

PEDOMAN PENERIMA TANDA KEHORMATAN SATYALENCANA PENDIDIKAN BAGI PENGAWAS SEKOLAH TAHUN 2016

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN BUPATI MADIUN,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

LAMPIRAN II ORGANISASI LEMBAGA, UNIT SERTIFIKASI DAN KESEKRETARIATAN LEMBAGA

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2008

Transkripsi:

OLEH: Yusuf Muhyiddin DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN NON FORMAL DAN INFORMAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009

PROGRAM PILAR II Transformasi ujian nasional kursus ke uji kompetensi 1 Penyiapan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Penilaian, dsb 4 Pengembangan kurikulum kursus berbasis kompetensi 5 Fasilitasi terbentuknya LSK dan TUK Pelatihan master penguji, penguji uji kompetensi, dan pengelola TUK 2 3 PENINGKATAN MUTU RELEVANSI DAN DAYA SAING Transferable kursus ke bidang studi pada satuan pendidikan formal Pengembangan bahan ajar kursus berdasarkan SKL, KBK, dan IPTEK 6 7 Penjaminan mutu kursus dan uji kompetensi secara terprogram Pengembangan Kerjasama Standarisasi & Sertifikasi Nasional / Internasional 8 9

UJI KOMPETENSI Mekanisme Uji Kompetensi Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan (6) (7) Lembaga Sertifikasi Kompetensi (3) (8) (2) (5) Penguji (10) Tempat Uji Kompetensi (4) Dinas Pendidikan Provinsi/Kab./ Kota (11) (9) (1) Peserta didik kursus, pelatihan, atau warga masyarakat

Mekanisme Uji Kompetensi 1.Peserta didik kursus/masyarakat yang belajar mandiri mendaftarkan diri/didaftarkan ke TUK untuk menjadi peserta uji kompetensi 2.TUK mendaftarkan peserta uji kompetensi dan mentransfer biaya ujian ke LSK 3.LSK menugaskan penguji untuk melakukan uji kompetensi di TUK 4.Penguji menguji dan menilai ujian teori dan praktek uji kompetensi di TUK 5.Hasil penilaian dan rekomendasi penguji diserahkan ke LSK. LSK memverifikasi hasil dan dokumen penilaian untuk menetapkan kelulusan

Mekanisme Uji Kompetensi 6. LSK meminta blanko sertifikat uji kompetensi kepada Dit. Binsuskel sejumlah yang lulus 7. Dit. Binsuskel mengirimkan blanko sertifikat kompetensi ke LSK 8. LSK melakukan penulisan sertifikat kompetensi. Sertifikat dicatat dan dicopy, asli dikirim ke TUK 9. TUK mengumumkan hasil uji kompetensi, dan menyerahkan sertifikat kepada yang lulus 10.Dit. Binsuskel melakukan supervisi dan monev pelaksanaan uji kompetensi di TUK 11.Disdik Prov/Kab./Kota melakukan supervisi dan monitoring pelaksanaan uji kompetensi di TUK.

Langkah-Langkah Pelaksanaan Uji Kompetensi PESERTA DIDIK/ MASYARAKAT TEMPAT UJI KOMPETENSI DIT PEMBINAAN KURSUS DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA SERTIFIKASI SERTIFIKAT KOMPETENSI PENGUJI Lulus UJI KOMPETENSI Tidak Lulus MENGULANG

Persyaratan LSK 1.Dibentuk oleh organisasi profesi yang diakui Pemerintah. (Bila organisasi lebih dari satu dibentuk atas kesepakatan bersama) 2.Memiliki Akte Notaris 3.Memiliki rancangan AD/ART 4.Memiliki struktur organisasi dilengkapi curiculum vitae calon pengurus 5.Memiliki alamat sekretariat yang tetap 6.Memiliki program kerja

Pembentukan LSK 1.Organisasi/asosiasi profesi membentuk LSK 2.Org. profesi melaporkan dan mengajukan pengukuhan LSK ke Mendiknas c.q Dirjen PNFI 3.Ditjen PNFI meneliti/ memverifikasi dokumen 4.Dirjen PNFI menetapkan pengukuhan LSK 5.LSK yang telah dikukuhkan harus melengkapi: a.pedoman pengujian dan penilaian b.alat dan bahan penilaian uji kompetensi c. Standar Kompetensi Lulusan d.master penguji/penguji e.tuk yang akan menjadi bagian dari org. LSK

Struktur Organisasi LSK Ketua 1. Berpendidikan minimal lulusan Diploma III (D-3) 2. Tidak sedang merangkap sebagai pengurus inti organisasi profesi. 3. Memiliki kompetensi di bidangnya, ditunjukkan dengan sertifikat 4. Memiliki kemampuan manajerial. Sekretaris 1. Berpendidikan minimal lulusan Diploma III (D-3) 2. Tidak sedang merangkap sebagai pengurus inti organisasi profesi. 3. Memiliki kompetensi di bidangnya, ditunjukkan dengan sertifikat 4. Mampu mengoperasikan komputer (minimal Microsoft Office) 5. Mampu berkomunikasi dengan baik, lebih baik bila juga mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris

Struktur Organisasi LSK Bendahara 1. Berpendidikan minimal SLTA atau sederajat 2. Tidak sedang merangkap sebagai pengurus inti organisasi profesi 3. Memiliki kompetensi di bidang administrasi keuangan (mampu menyusun laporan keuangan dan menguasai perpajakan) 4. Mampu mengoperasikan komputer (minimal Microsoft Exel) Ketua Bidang 1. Berpendidikan minimal Diploma III (D-3) 2. Tidak sedang merangkap sebagai pengurus inti organisasi profesi 3. Memiliki kompetensi di bidang yang relevan, ditunjukkan dengan sertifikat keahlian 4. Memiliki kemampuan manajerial.

Lembaga Sertifikasi Kompetensi Periode Kepengurusan Masa kepengurusan LSK setiap periode adalah 3 tahun dan dapat dipilih kembali 1 periode berikutnya. Sarana dan Prasarana Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi, memiliki: - kantor/ sekretariat LSK yang tidak digunakan sebagai tempat tinggal - fasilitas kantor (furnitur, komputer dan jaringan internet, printer, jaringan telephone, fax, mesin hitung, mesin ketik) Ketenagaan Minimal memiliki 2 orang staf sekretariat yang bertugas membantu pengurus LSK untuk menangani kegiatan harian.

Persyaratan TUK 1. Persyaratan administrasi a.memiliki ijin operasional atau penyelenggaraan program dari dinas pendidikan atau pejabat yang berwenang, bagi lembaga kursus atau satuan pendidikan lainnya b.memiliki struktur organisasi c.memiliki alamat sekretariat yang tetap d.memiliki akte notaris lembaga

Persyaratan TUK (Lanjutan) 2. Persyaratan teknis a.mengajukan proposal untuk menjadi TUK b.memiliki sarana dan prasarana untuk ujian teori dan praktik yang memadai baik jumlah maupun kualitasnya c. Memiliki pengatur udara dan penerangan yang baik untuk terlaksananya uji kompetensi yang lancar, tertib, aman, nyaman d.letak TUK strategis dan mudah dijangkau e.memiliki peralatan kantor yang memadai jumlah dan kualitasnya.

Lembaga TUK Lembaga yang dapat dijadikan TUK antara lain: 1. Lembaga Penyelenggara Kursus (LPK) 2. Lembaga Pelatihan 3. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 4. Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) 5. Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) 6. Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BP-PNFI) 7. Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (P2-PNFI) 8. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 9. Perguruan Tinggi 10. Pusat Pendidikan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) 11. Unit Usaha (perusahaan, perbengkelan, dll) 12. Badan Sosial (Rumah Sakit, Panti-panti, dll) 13. Lembaga lainnya.

Struktur Organisasi TUK TUK dipimpin oleh seorang ketua, dibantu oleh seorang sekretaris, seorang bendahara, dan 2 (dua) orang tenaga operasional atau sesuai kebutuhan, dengan struktur sbb: KETUA SEKRETARIS BENDAHARA BIDANG ADMINISTRASI BIDANG TEKNIS

Ketua Struktur Organisasi TUK 1. Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, mengontrol, serta mengevaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan uji kompetensi 2. Mensosialisasikan dan mempublikasikan kegiatan uji kompetensi 3. Mengusulkan pelatihan secara berkala kepada LSK 4. Merencanakan program dan anggaran pelaksanaan uji kompetensi 5. Mempromosikan seluruh kegiatan TUK 6. Melaporkan semua pelaksanaan kegiatan uji kompetensi kepada LSK 7. Melaporkan semua kegiatan TUK secara berkala (tengah tahunan dan tahunan) kepada LSK. Sekretaris 1. Mengelola tata persuratan 2. Mengkoordinasikan kegiatan rapat-rapat 3. Menyusun notula rapat 4. Menyusun laporan kegiatan bulanan, triwulanan, tengah tahunan, dan tahunan.

Struktur Organisasi TUK Bendahara 1. Membuat rencana anggaran biaya (RAB) pelaksanaan kegiatan TUK 2. Mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran keuangan TUK sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku 3. Menyusun laporan keuangan TUK secara berkala. Bidang Administrasi 1. Menerima pendaftaran calon peserta uji kompetensi baik yang sudah terjadwal maupun yang belum terjadwal 2. Mendokumentasikan seluruh kegiatan pendaftaran 3. Mengkonsultasikan usulan uji kompetensi yang tidak terjadwal kepada ketua 4. Mensosialisasikan dan mempublikasikan jadwal uji kompetensi 5. Mengadministrasikan dan mendistribusikan sertifikat kompetensi 6. Menyusun laporan kegiatan.

Struktur Organisasi TUK Bidang Teknis 1. Mengkoordinasikan pelaksanaan uji kompetensi dengan penguji 2. Menyiapkan bahan/alat uji kompetensi 3. Menyiapkan nomor peserta uji kompetensi 4. Menyiapkan pelaksanaan uji kompetensi 5. Mengkoordinasikan tim penguji uji kompetensi 6. Mengawasi pelaksanaan uji kompetensi 7. Mendokumentasikan seluruh kegiatan uji kompetensi 8. Menghimpun, mengklasifikasi, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data peserta dan lulusan uji kompetensi 9. Menyusun laporan kegiatan.

STANDAR PENGUJI Standar kualifikasi penguji pada kursus dan pelatihan Standar kompetensi penguji pada kursus dan pelatihan

STANDAR KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN Berbasis Keilmuan Sarjana (S1) atau Diploma Empat (D-4) dari perguruan tinggi terakreditasi, Sertifikat kompetensi keahlian yg relevan dari perguruan tinggi penyelenggara program keahlian, dan Sertifikat penguji diperoleh melalui diklat calon penguji dan lulus uji kompetensi penguji yg dilaksanakan oleh lembaga yg ditunjuk oleh pemerintah

STANDAR KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN (Lanjutan) Bersifat Teknis-Praktis Kualifikasi minimal lulusan SMA/MA/SMK/ Paket C dgn pengalaman minimal tiga tahun sbg pendidik di bidangnya, dan Sertifikat penguji diperoleh melalui diklat calon penguji dan lulus uji kompetensi penguji yg dilaksanakan oleh lembaga yg ditunjuk oleh pemerintah

STANDAR KOMPETENSI PENGUJI Kompetensi pedagogik Kompetensi kepribadian Kompetensi sosial Kompetensi profesional

KOMPETENSI PEDAGOGIK Memahami karakteristik peserta uji kompetensi: Mendeskripsikan karakteristik peserta uji kompetensi berkaitan dgn fisik, sosio-emosional dan moral Mendeskripsikan karakteristik peserta uji kompetensi berkaitan dgn latar belakang budaya

KOMPETENSI PEDAGOGIK (Lanjutan) Memahami kurikulum yg terkait dgn bidang keahlian yg diujikan Menjelas tujuan belajar suslat yg diujikan Mendeskripsikan kompetensi bidang keahlian yg diujikan Menjelaskan materi bidang keahlian yg diujikan Menjelaskan metode, teknik dan alat bantu yg terkait dgn materi yg diujikan

KOMPETENSI PEDAGOGIK (Lanjutan) Memahami konsep, prinsip dan prosedur uji kompetensi Memahami konsep, prinsip dan prosedur ujian teori Memahami konsep, prinsip dan prosedur ujian praktik

KOMPETENSI PEDAGOGIK (Lanjutan) Memahami jenis dan karakteristik instrumen pengujian yg sesuai dgn bidang keahlian yg diujikan: Menjelaskan jenis-jenis instrumen pengujian yg sesuai dgn bidang keahlian Mendeskripsikan karakteristik setiap jenis instrumen pengujian yg sesuai dgn bidang keahlian Memahami persyaratan penyusunan instrumen ujian teori Memahami persyaratan penyusunan instrumen ujian praktek

KOMPETENSI PEDAGOGIK (Lanjutan) Memahami pengorganisasian uji kompetensi: Menjelaskan perencanaan uji kompetensi Menjelaskan pelaksanaan uji kompetensi Memahami fungsi pengendalian/ pengawasan dalam uji kompetensi

KOMPETENSI PEDAGOGIK (Lanjutan) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas uji kompetensi: Menganalisis hasil uji kompetensi berdasarkan kebutuhan dunia industri dan usaha mandiri Memanfaatkan hasil analisis untuk perbaikan dan pengembangan pengujian

KOMPETENSI KEPRIBADIAN Berperilaku sesuai dgn norma agama, hukum, sosial dan budaya nasional: Menghargai peserta uji kompetensi tanpa membedakan agama, suku, adat-istiadat, asal daerah dan jenis kelamin Berperilaku sesuai dgn norma yg berlaku di masyarakat dgn memperhatikan budaya Indonesia yg beragam

KOMPETENSI KEPRIBADIAN (Lanjutan) Beriman & bertakwa kpd Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bersikap adil, dan jujur: Berperilaku yg mencerminkan keimanan dan ketakwaan kpd Tuhan Yang Maha Esa Berperilaku yg mencerminkan akhlak mulia Bersikap adil & jujur dalam melakukan uji kompetensi

KOMPETENSI KEPRIBADIAN (Lanjutan) Berkepribadian terpuji: Mencerminkan pribadi yg mantap, stabil dan teguh dalam pendirian Menunjukkan pribadi yg dewasa, arif, bijaksana, dan berwibawa Mencerminkan pribadi yg disiplin

KOMPETENSI KEPRIBADIAN (Lanjutan) Memiliki etos kerja, tanggungjawab, dan percaya diri sebagai penguji: Menampilkan etos kerja, tanggung jawab, dan komitmen yg tinggi Percaya diri dalam melaksanakan uji kompetensi Bekerja secara mandiri dan profesional

KOMPETENSI KEPRIBADIAN (Lanjutan) Mematuhi kode etik profesi penguji: Menghayati kode etik profesi penguji Menerapkan kode etik profesi penguji Berperilaku sesuai dgn kode etik profesi penguji

KOMPETENSI SOSIAL Bersikap terbuka, obyektif, dan tidak diskriminatif: Bersikap terbuka dan obyektif thd peserta uji kompetensi, teman sejawat dan lingkungan sekitar Bersikap tidak diskriminatif thd peserta uji kompetensi, teman sejawat, dan anggota masyarakat lainnya

KOMPETENSI SOSIAL (Lanjutan) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dgn peserta uji kompetensi, teman sejawat dan masyarakat sekitar: Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dgn peserta uji kompetensi Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dgn teman sejawat Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dgn masyarakat sekitar

KOMPETENSI SOSIAL (Lanjutan) Beradaptasi dgn kondisi sosial di lingkungan kerja: Beradaptasi di lingkungan kerja untuk meningkatkan efektivitas kerja Membangun hubungan sosial dgn lingkungan kerja

KOMPETENSI SOSIAL (Lanjutan) Berkomunikasi dgn komunitas profesi penguji dan profesi lainnya: Membangun kerjasama dgn teman seprofesi dan profesi lainnya untuk peningkatan kualitas kerja Mengkomunikasikan hasil inovasi kpd komunitas seprofesi Berkomunikasi dgn komunitas profesi melalui berbagai media

KOMPETENSI PROFESIONAL Memahami konsep dan fungsi ilmu dan pengetahuan yg mendasari bidang keahlian yg diujikan: Menjelaskan konsep dasar ilmu dan pengetahuan yg mendasari bidang keahlian yg diujikan Menjelaskan fungsi ilmu dan pengetahuan yg mendasari bidang keahlian yg diujikan

KOMPETENSI PROFESIONAL (Lanjutan) Menguasai standar kompetensi lulusan (SKL) dan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) sesuai bidang keahlian: Memahami SKL yg mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan sesuai bidang keahlian Memahami SKKNI yg mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan Menerapkan SKKNI dalam dunia industri dan usaha mendiri sesuai bidang keahlian yg diujikan

KOMPETENSI PROFESIONAL (Lanjutan) Memahami substansi yg diujikan pada uji kompetensi: Memahami substansi dasar yg diujikan Memahami substansi yg diujikan sesuai perkembangan ilmu dan teknologi, serta kebutuhan dunia industri dan usaha mendiri

KOMPETENSI PROFESIONAL (Lanjutan) Menerapkan prinsip pengujian dan penilaian sesuai dgn bidang keahlian serta kebutuhan dunia industri dan usaha mandiri: Mengidentifikasi indikator unjuk kerja yg menyeluruh dan seimbang antar komponen kurikulum sesuai bidang keahlian dan kebutuhan dunia industri serta usaha mandiri Menyusun instrumen ujian teori untuk mengukur kompetensi sesuai kebutuhan dunia industri dan usaha mandiri

KOMPETENSI PROFESIONAL (Lanjutan) Menyusun instrumen ujian praktik yg mencakup aspek pengetahuan, sikap, & keterampilan untuk mengukur kompetensi bidang keahlian sesuai kebutuhan dunia industri dan usaha mendiri Memfalidasi instrumen sesuai persyaratan pengembangan instrumen bidang keahlian Merakit instrumen berdasarkan hasil validasi instrumen Memilih instrumen yg tersedia sesuai kebutukan uji kompetensi Menetapkan instrumen yg tersedia sesuai kebutuhan uji kompetensi

KOMPETENSI PROFESIONAL (Lanjutan) Mengelola proses dan prosedur pengujian pada uji kompetensi: Merencanakan kegiatan uji kompetensi Mengorganisasikan kegiatan uji kompetensi Melaksanakan kegiatan uji kompetensi Mengelola hasil uji kompetensi

KOMPETENSI PROFESIONAL (Lanjutan) Menginterpretasikan hasil uji kompetensi: Menganalisis hasil uji kompetensi Memberi keputusan hasil uji kompetensi Merumuskan tindak lanjut hasil uji kompetensi: Merumuskan tindak lanjut untuk perbaikan instrumen pengujian Merumuskan tindak lanjut untuk perbaikan pelaksanaan pengujian

KOMPETENSI PROFESIONAL (Lanjutan) Melaporkan hasil uji kompetensi: Mengadministrasikan hasil uji kompetensi Membuat laporan hasil uji kompetensi

Terimakasih