FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI

PENGARUH PENGAWASAN MELEKAT DAN MOTIVASI TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BANK JATIM SURABAYA SKRIPSI

Implementasi Kebijakan Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. utuh, sehingga wilayah negara Indonesia terbagi ke dalam daerah otonom.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan dikeluarkannya undang-undang Nomor 22 Tahun kewenangan yang luas untuk menggunakan sumber-sumber keuangan

PERAN KOPERASI BMT (BAITUL MAAL WAT TAMWIL) AMANAH MADINA DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL DI DESA NGENI KEC. WARU-SIDOARJO SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI DINAS TENAGA KERJA PROPINSI JAWA TIMUR. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM DAN VARIABEL PENDUKUNG LAINNYA PADA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA MADIUN

KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA KREMBANGAN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia. Tuntutan demokratisasi ini

I. PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan dari. program-program di segala bidang secara menyeluruh terarah dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di dalam peraturan perundang-undangan telah

BAB I PENDAHULUAN. bagi bangsa ini. Tuntutan demokratisasi yang diinginkan oleh bangsa ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa dekade pola sentralisasi dianut oleh Bangsa Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Lampung Selatan merupakan pusat kota dan ibukota kabupaten. Pembangunan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

I. PENDAHULUAN. daerahnya sendiri dipertegas dengan lahirnya undang-undang otonomi daerah yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh Pendapatan..., Fani, Fakultas Ekonomi 2015

Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di Kabupaten Pasuruan Dalam Rangka Otonomi Daerah SKRIPSI

KUALITAS PELAYANAN PAJAK BERDASARKAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) SAWAHAN SURABAYA S K R I P S I

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PARKIR INSIDENTAL DI KABUPATEN SIDOARJO. (Studi Kasus di GOR Gelora Delta Sidoarjo) SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DI KABUPATEN GRESIK (Studi tentang parkir di tepi jalan umum kawasan Alun-alun Gresik) SKRIPSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 39 TAHUN 2000 TENTANG SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola

BAB I PENDAHULUAN. provinsi terbagi atas daerah-daerah dengan kabupaten/kota yang masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam bidang pengelolaan keuangan negara maupun daerah. Akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun

BAB I PENDAHULUAN. mengingat kebutuhan serta kompleksitas permasalahan yang ada saat ini.

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. wilayah yang lebih kecil. (Josef Riwu Kaho, 1998:135) pembayaran tersebut didasarkan atas prestasi atau pelayanan yang diberikan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA KOTA KEDIRI SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI DAERAH SKRIPSI. Oleh :

BUPATI BENGKULU TENGAH,

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. ketentuan umum UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,

SKRIPSI DIAJUKAN OLEH : NOVIATI PUTRI WARDHANI NPM

ANALISIS DESENTRALISASI FISKAL DAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SIDOARJO, KABUPATEN PACITAN, DAN KABUPATEN MADIUN MENUJU OTONOMI DAERAH

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DAN RETRIBUSI PARKIR DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR :. 09 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memasuki babak baru pengelolaan pemerintahan dari sistem

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan pemberian Otonomi Daerah kepada Daerah atas dasar. desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009

ANALISIS INDEKS DESENTRALISASI FISKAL KABUPATEN SAMPANG DAN SUMENEP (PERIODE 2007 DAN 2008) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah, namun di sisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PENERIMAAN SUMBANGAN DARI PIHAK KETIGA KEPADA PEMERINTAH KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 5 TAHUN 2014 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan untuk lebih

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN GRESIK

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI DESA KEDUNGCANGKRING KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. otonomi daerah ditandai dengan dikeluarkan Undang-Undang (UU No.22 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi tahun 1998 memberikan dampak yang besar dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen anggaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuntutan reformasi disegala bidang membawa dampak terhadap hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan upaya pencapaian sasaran nasional di daerah sesuai

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2009

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR TAHUN 2014 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. lama bahkan sejak sebelum kemerdekaan, dan mencapai puncaknya PADa era

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Di Kecamatan Tambaksari Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari

ANALISIS PERAN DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP KINERJA EKONOMI DI KABUPATEN / KOTA JAWA TIMUR SKRIPSI

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

BAB I PENDAHULUAN. 22 Tahun 1999 yang diubah dalam Undang-Undang No. 32 Tahun tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 yang

PENDAHULUAN. daerah yang saat ini telah berlangsung di Indonesia. Dulunya, sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. disebutanggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Baik untuk

I. PENDAHULUAN. dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Sesuai dengan amanat Undang-Undang

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) KPRI BINA RAHARJA CERME-GRESIK SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah. Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan atas pertimbangan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES. Nomor : 14 Tahun : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BREBES TAHUN ANGGARAN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang memadai dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara terbesar, dimana sampai saat

I. PENDAHULUAN. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejak otonomi daerah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2001

Kepala Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon. R.SILOOY,SE.MSi PEMBINA TK I Nip

PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN SELF ASSESSMENT SYSTEM TERHADAP KECENDERUNGAN PENGHINDARAN PAJAK PENGHASILAN PERORANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 13 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2014

SKRIPSI. Oleh : ADI ATMOKO NPM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KANTOR KECAMATAN KARANG PILANG SURABAYA SKRIPSI

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

SKRIPSI. Diajukan guna memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara FISIP UPN veteran Jawa Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : Veteran Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era reformasi memberikan peluang bagi perubahan paradigma

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten dan kota memasuki era baru sejalan dengan dikeluarkannya UU No.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2007 NOMOR 1 SERI A NOMOR SERI 1

Transkripsi:

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : Veteran JAWA TIMUR Oleh : ERNI PURNAMA SARI NPM : 0541010091 YAYASAN KEJUANGAN PANGLIMA BESAR SUDIRMAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JATIM FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK SURABAYA 2011

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK Disusun Oleh: ERNI PURNAMA SARI NPM : 0541010091 Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui, Dosen Pembimbing Drs. Hartono Hidayat, MSi Nip.030 115 320 Mengetahui, DEKAN Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si NIP. 195507181983022001

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK Disusun Oleh: ERNI PURNAMA SARI NPM : 0541010091 Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Pada tanggal 24 februari 2011 Menyetujui, Dosen Pembimbing Tim Penguji: 1. Drs. Hartono Hidayat, MSi Drs. Hartono Hidayat, MSi Nip.030 115 320 Nip.030 115 320 2. Dr. Slamet Srijono, MSi Nip.130 286 546 3. Mengetahui, DEKAN Dra. Diana Hertati, MSi NIP.19660 1031 98903 2001 Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si NIP. 19550718 198302 2 00 1

JUDUL SKRIPSI : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK Nama Mahasiswa : Erni Purnama Sari NPM. : 0541010091 Jurusan : Ilmu Administrasi Publik Fakultas : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Telah Direvisi dan Disahkan pada tanggal :... Menyetujui PENGUJI I PENGUJI II PENGUJI III Drs. Hartono Hidayat, MSi Nip.030 115 320 Dr. Slamet Srijono, MSi Nip.130 286 546 Dra. Diana Hertati, MSi NIP. 19660 1031 98903 2001

KATA PENGANTAR Alhamdullilah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul : FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesainya penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, khususnya Drs. Hartono sebagai dosen pembimbing yang penuh ketulusan dan kesabaran. Sehubungan dengan hal itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan saran dan motivasi hingga terselesainya penulisan Skripsi ini. Kepada yang terhormat : 1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2. Bpk. Dr. Lukman Arif, Msi selaku Ketua Program Studi Administrasi Negara Universitas Pembangunan Nasional 3. Ibu Dra. Diana Hertati, Msi selaku Sekretaris Program Studi Administrasi Negara Universitas Pembangunan Nasional 4. Seluruh Dosen Universitas Pembangunan Nasional. 5. Semua pihak Pemda Kab Gresik dan Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah yang membantu penulis dalam menyusun laporan Skripsi ini 6. Kedua orang tua ( Bapak H. Nur Moh Syamil dan Hj. Yasmonah ) yang selalu memberikan do anya kepada penulis. iii

Penulis menyadari bahwa Laporan Skripsi ini banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini yang bersifat membangun. Surabaya, Pebruari 2011 Penulis iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i Halaman LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii LAMPIRAN ix ABSTRAKSI... x BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusahan Masalah... 7 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian... 8 BAB II : KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu... 10 2.2 Landasan Teori.... 14 2.2.1 Otonomi Daerah.. 14 2.2.2 Keuangan Daerah..... 20 v

2.2.3 Sumber Sumber Penerimaan Daerah... 22 2.2.4 Pendapatan Asli Daerah.. 26 2.3 Kerangka Berpikir... 46 2.4 Hipotesis... 48 BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Variabel 50 3.2 Populasi dan sampel... 51 3.3 Teknik Pengumpulan Data. 51 3.4 Teknik Analisa Data.... 52 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum obyek penelitian dan penyajian data 55 4.2 Analisis Hasil Penelitian.. 68 4.3 Pembahasan.. 76 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan. 79 5.2 Saran 80 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 : Perkembangan PAD Kab Gresik Tahun Anggaran 2000-2009 5 Tabel 4.1 : Jumlah penduduk kabupaten Gresik tahun 2009 58 Tabel 4.2 : Tingkat Kepadatan penduduk Kabupaten Gresik tahun 2009 58 Tabel 4.3 : Mata Pencaharian penduduk Kabupaten Gresik tahun 2009... 59 Tabel 4.4 : Kondisi Perekonomian Kabupaten Gresik tahun 2009 60 Tabel 4.5 : Industri Kabupaten Gresik tahun 2009... 60 Tabel 4.6 : Rekapitulasi PAD Kabupaten Gresik Tahun Anggaran 2000 2009.. 61 Tabel 4.7 : Rekapitulasi Pajak Daerah dan PAD Kab Gresik Tahun Anggaran 2000-2009 63 Tabel 4.8 : Rekapitulasi Retribusi Daerah dan PAD Kab Gresik Tahun Anggaran 2000 2009. 65 Tabel 4.9 : Rekapitulasi hasil pengelolaa kekayaan daerah yang dipisahkan Kabupaten Gresik Tahun Anggaran 2000 2009.. 66 Tabel 4.10 : Rekapitulasi Lain lain PAD yang sah Tahun 2000-2009.. 67 Tabel 4.11 : Rekapitulasi Analisis Regresi Linier Sederhana pajak.. 68 Tabel 4.12 : Rekapitulasi Analisis Regresi Linier Sederhana 69 Tabel 4.13 : Rekapitulasi Analisis Regresi Linier Sederhana hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.... 70 Tabel 4.14 : Rekapitulasi Analisis Regresi Linier Sederhana lain- lain PAD yang sah 71 vii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Alur Berpikir... 46 Gambar 2 : Kurva t variabel pajak..... 73 Gambar 3 : Kurva t Variabel Retribusi 74 Gambar 4 : Kurva t Variabel Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 75 Gambar 5 : Kurva t Variabel lain- lain PAD yang sah 75 viii

LAMPIRAN Lampiran 1 : Perkembangan Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kabupaten Gresik Tahun 2000 2009 Lampiran 2 : Tabel Hasil Penghitungan Regresi Linier Sederhana 1. Regresi pajak daerah 2. Regresi retribusi daerah... 3. Regresi hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. 4. Regresi lain-lain PAD yang sah.. Lampiran 3 : Perkembangan PAD tahun 2000 2009.. ix

ABSTRAKSI Erni Purnama Sari NPM 0541010091 Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK. Penelitian ini didasarkan pada fenomena besarnya tingkat penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Gresik yang tiap tahunnya selalu meningkat. Bahkan PAD Gresik, menempati tiga besar di Jatim bersama Surabaya dan Sidoarjo. Besarnya tingkat Pendapatan Asli Daerah di Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik untuk setiap tahun anggaran menyebabkan adanya penyesuaian alokasi yang menyangkut target dan realisasi untuk tahun anggaran berikutnya. Hal tersebut juga berkonsekuensi terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi penerimaan PAD yang terdiri dari : pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Dengan pola kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah, maka Gresik akan mencapai keberhasilan dalam melaksanakan berbagai upaya pembangunan lainnya yang akan membawa Kabupaten Gresik pada kemajuan dan membawa masyarakat Gresik pada keadaan yang sejahtera. Sedangkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah berapa besar pengaruh masing- masing faktor sumber PAD {pajak (X 1 ), retribusi (X 2 ), hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (X 3 ), dan lain-lain PAD yang sah (X 4 )} terhadap penerimaan PAD Kabupaten Gresik. Dengan demikian tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing- masing faktor sumber PAD ( pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah ) terhadap penerimaan PAD Kabupaten Gresik. Dalam analisis data untuk mengetahui besarnya pengaruh masing- masing faktor sumber PAD ( pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah ) terhadap penerimaan PAD Kabupaten Gresik dengan menggunakan teknik regresi linier sederhana. Sedangkan untuk uji hipotesis digunakan uji t. Dari hasil analisis regresi dan hasil uji t menunjukkan bahwa masing masing faktor sumber PAD yang terdiri dari pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah mempunyai pengaruh yang signifikan. Sedangkan besarnya pengaruh masing- masing variabel adalah pajak 95,4%, retribusi 54,1%, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 86%, dan lain-lain PAD yang sah 58,7%. Artinya pajak daerah mempunyai koefisien determinasi yang paling besar pengaruhnya terhadap penerimaan PAD Kabupaten Gresik. Atas dasar pertimbangan tersebut maka dapat disarankan : Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa pajak daerah, mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap penerimaan PAD Kabupaten Gresik, maka sebaiknya Pemda Kabupaten Gresik meningkatkannya sehingga devisa daerah dapat bertambah demi kesejahteraan masyarakat Gresik. Untuk retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah seharusnya dicarikan alternatif untuk mengurangi adanya fluktuasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia terus berupaya melakukan pembangunan disegala sektor, baik pembangunan yang berupa fisik maupun mental, hal tersebut ditujukan guna meningkatkan taraf hidup rakyat sekaligus mendukung tercapainya suatu tujuan nasional. Pembangunan nasional mempunyai tujuan umum untuk meningkatkan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat maupun kemakmuran yang adil dan merata. Secara umum pembangunan diartikan sebagai suatu proses terencana dari situasi nasional ke situasi nasional yang lebih baik, dalam hal ini pembangunan merupakan suatu konsep yang dinamis sebab selalu berubah sesuai dengan kondisi kerangka sistem sosial yang menyertainya. Pelaksanaan pembangunan diupayakan berjalan seimbang, selaras dan saling menunjang antara satu bidang dengan bidang lainnya, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara semua bidang ( Lincolin, 1997 : 10 ). Sejak diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah pada bulan Januari 2001 menyebabkan daerah-daerah tingkat II yang ada di Indonesia harus membiayai pembangunan daerahnya masing-masing tanpa menunggu subsidi dari pemerintah pusat, karena adanya peralihan sistem dari sentralisasi menjadi desentralisasi. Pembangunan didaerah terutama ditujukan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat dengan 1

2 memberikan kesempatan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai daerah otonom, daerah mempunyai wewenang dan tanggung jawab menyelenggarakan kepentingan masyarakat dan pertanggungjawaban kepada masyarakat. Pemerintah bertekad untuk melaksanakan kebijakan otonomi daerah baik dalam aspek administrasi pemerintahan maupun dalam aspek pengelolaan program pembangunan lembaga-lembaga pemerintahan dan pelaku-pelaku pembangunan didaerah. Sesuai dengan prinsip otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab, penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara bertahap akan lebih banyak dilimpahkan kepada pemerintah daerah. Mengenai Pemerintah Daerah diatur dalam UUD 1945 yaitu dalam Bab VI yang terdiri dari Pasal 18, Pasal 18A dan Pasal 18B, dimana dalam pasal 18 ayat (2) menyebutkan Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Dengan demikian pemerintah daerah dapat menjalankan pemerintahannya sendiri dan menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang ditetapkan undang-undang menjadi urusan pemerintah pusat. Selain itu juga pemerintah daerah dapat menetapkan peraturan daerah dan peraturan lainnya guna mendukung pelaksanaan otonomi daerah.

3 Pelaksanaan otonomi daerah diharapkan dapat mendorong peningkatan partisipasi dan kreativitas masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong pemerataan pembangunan diseluruh daerah dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang tersedia di masing-masing daerah. Tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah untuk memungkinkan daerah yang bersangkutan mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri. Penyelenggaran otonomi daerah didasarkan pada otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah. Peran otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab ini diharapkan mampu untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerahnya. Pemerintah daerah dituntut lebih aktif dalam mengelola dana yang dikuasai secara efektif dan efisien. Salah satu kriteria penting untuk mengetahui secara nyata kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya adalah kemampuan self-supporting dalam bidang keuangan. Dengan perkataan lain, faktor keuangan merupakan faktor esensial dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya. ( Josef Riwu Kaho,1997 : 123 ). Berbagai sumber penerimaan pemerintah terus digali dan diupayakan guna menunjang pembangunan. Dengan adanya sumber penerimaan, pemerintah daerah dapat menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan melaksanakan pembangunan berdasarkan prioritas serta tujuan yang akan dicapai.

4 Dalam UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, didalamnya menyebutkan bahwa sumber-sumber pendapatan daerah terdiri dari: 1. Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) terdiri dari: a. Pajak daerah b. Retribusi daerah c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan d. Lain-lain PAD yang sah 2. Dana perimbangan, yang terdiri dari: a. Dana bagi hasil b. Dana alokasi umum c. Dana alokasi khusus 3. Pinjaman daerah 4. Lain-lain pendapatan daerah yang sah Salah satu sumber penerimaan daerah adalah berupa Pendapatan Asli Daerah (PAD), dimana Pendapatan Asli Daerah merupakan bagian dari sumber pendapatan daerah yang secara bebas dapat digunakan oleh masingmasing daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah. Pertumbuhan komponen Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan lain lain PAD yang sah akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan PAD. Sedangkan untuk Dana Perimbangan, komponen Bagi Hasil Pajak serta

5 komponen Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan Provinsi adalah 2 unsur yang cukup penting dalam mendorong pertumbuhan Dana Perimbangan yang akan diperoleh nantinya. Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan elemen yang cukup penting peranannya baik untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan dengan pembiayaan, maka pendapatan daerah masih merupakan alternatif pilihan utama dalam mendukung program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik di Kabupaten Gresik. Berikut adalah perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Gresik tahun anggaran 2000 2009 ( secara global, adapun rincian ada di lampiran 1) : Tabel 1.1 Perkembangan PAD Kabupaten Gresik Tahun Anggaran 2000-2009 No Tahun Target PAD Realisasi PAD 1 2000 10.562.114.403,50 15.933.834.270,57 2 2001 25.920.352.000,00 27.599.586.984,27 3 2002 35.784.476.000,00 40.745.979.995,36 4 2003 40.385.160.000,00 46.282.025.900,49 5 2004 71.148.106.000,00 77.110.638.933,99 6 2005 81.815.016.600,00 87.961.119.316,82 7 2006 86.596.007.236,46 101.612.882.106,89 8 2007 115.762.898.716,00 117.461.704.186,47 9 2008 128.022.893.572,00 138.756.983.539,80 10 2009 157.633.849.936,00 168.302.821.579,56 Sumber : Kantor Dinas pendapatan, pengelolaan keuangan daerah kab. Gresik

6 Dari tabel 1.1 diperoleh data bahwa perkembangan PAD Kabupaten Gresik dalam sepuluh tahun terakhir ini (2000 2009) selalu mengalami peningkatan bahkan melebihi dari target yang telah ditetapkan. Adapun perolehan PAD terendah terlihat di tahun 2000 dengan angka realisasi Rp15.933.834.270,57 dari target Rp10.562.114.403,50. Sedangkan perolehan tertinggi terlihat pada tahun 2009 sebesar Rp168.302.821.579,56 dari target Rp157.633.849.936,00. Sebagaimana diketahui, tahun 2009 Bupati Gresik Robbach Ma'sum menerima "hadiah" sebesar Rp 24,9 miliar dari Menkeu Sri Mulyani atas prestasinya mengelola APBD dengan baik. Kabupaten Gresik merupakan salah satu dari 54 daerah provinsi dan kabupaten/kota se-indonesia yang berprestasi dalam mengelolah keuangan. Bahkan PAD Gresik, menempati tiga besar di Jatim bersama Surabaya dan Sidoarjo. Itu diungkapkan Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPPAD) Yetty Sri Suparyati. (Dispenda Kab Gresik,2010). Besarnya tingkat Pendapatan Asli Daerah di Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik untuk setiap tahun anggaran menyebabkan adanya penyesuaian alokasi yang menyangkut komponen komponen PAD yang terdiri dari : pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Dengan pola kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah, maka Gresik akan mencapai keberhasilan dalam melaksanakan berbagai upaya pembangunan lainnya akan membawa

7 Kabupaten Gresik pada kemajuan dan membawa masyarakat Gresik pada keadaan yang sejahtera. Penelitian yang dilakukan ini mengambil lokasi di Pemerintahan Daerah Kabupaten Gresik. Alasan memilih Kabupaten Gresik sebagai daerah penelitian adalah dengan pertimbangan bahwa Kabupaten Gresik merupakan salah satu Kabupaten yang mempunyai potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang lebih kompleks dan mempunyai laju pembangunan yang lebih menonjol., Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas mengenai kemampuan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah dengan melihat tingkat pendapatan asli daerahnya melalui sumber-sumber penerimaan daerah, maka penelitian ini mengambil judul: FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalahnya adalah: 1. Seberapa besar pengaruh pajak (X 1 ) terhadap penerimaan PAD Kabupaten Gresik? 2. Seberapa besar pengaruh retribusi (X 2 ) terhadap penerimaan PAD Kabupaten Gresik? 3. Seberapa besar pengaruh hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (X 3 ) terhadap penerimaan PAD Kabupaten Gresik?

8 4. Seberapa besar pengaruh lain-lain PAD yang sah (X 4 ) terhadap penerimaan PAD Kabupaten Gresik? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pajak (X 1 ) terhadap penerimaan PAD Kabupaten Gresik. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh retribusi (X 2 ) terhadap penerimaan PAD Kabupaten Gresik. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (X 3 ) terhadap penerimaan PAD Kabupaten Gresik. 4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lain-lain PAD yang sah (X 4 ) terhadap penerimaan PAD Kabupaten Gresik. 1.3.2. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Untuk menerapkan teori-teori yang didapat dari bangku kuliah kedalam permasalahan yang sebenarnya terjadi di lapangan. 2. Bagi Instansi Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam mengambil keputusan untuk menyusun kebijakan pengelolaan keuangan daerah untuk pembangunan dan dalam

9 pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata serta bertanggung jawab. 3. Bagi Pihak lain Sebagai bahan informasi pendukung bagi para pembaca atau peneliti lainnya tentang keuangan daerah khususnya PAD di Kabupaten Gresik.