BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ana Roviana Purnamasari, 2015 Kajian Linguistik klinis pada penderita Bells s Palsy

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya

ANIS SILVIA

LAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( )

2015 KAJIAN FONETIK TERHADAP TUTURAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. celah di antara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kadang kala malah lebih luas,

BAB 4 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debby Yuwanita Anggraeni, 2013

SUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA. Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas

TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya.

Nama : MAOIDATUL DWI K NIM : BAB 4 FONOLOGI

BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

FONETIK DAN FONOLOGI. Ahmad Fazil Bin Zainal Abidin Jabatan Pengajian Melayu IPG Kampus Tuanku Bainun

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka,

BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI

Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan interaksi sosial dan hubungan timbalbalik di sekolah khususnya

Hakikat Fonologi. Modul 1 PENDAHULUAN

KOMPETENSI LULUSAN. Berkomunikasi tertulis. Berfikir Analitis. Bekerja dalam Tim. Berfikir Logis. Bekerja Mandiri. Berkomunikasi Lisan

Fonologi ialah bidang yang mengkaji bunyi-bunyi yang diucapkan melalui mulut manusia. Bunyi-bunyi itu pula ialah bunyi-bunyi yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa ibu merupakan kemampuan yang dimiliki hampir

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gejala kelainan..., Dian Novrina, FIB UI, 2009

Konsep Dasar Artikulasi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

IDENTITAS MATA KULIAH 16/03/2008 HERMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. sistem penulisan tidak dapat menggambarkan bunyi yang diucapkan oleh manusia

Disusun Oleh : Nama : Siti Mu awanah NIM : Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Dosen : Drs. Umar Samadhy, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi berbahasa secara fonologis hampir dimiliki setiap manusia

1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MAKALA LINGUISTIK UMUM FONOLOGI

KAIDAH FONOTAKTIK GUGUS KONSONAN KATA-KATA BAHASA INDONESIA YANG BERSUKU DUA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya

oleh otak dalam proses berbahasa. Hingga bahasa memiliki ciri di antaranya yaitu terdapat bunyi dan makna. Bahasa memiliki makna apabila lambang-lamba

Hakikat Bahasa. Beberapa pendapat bahasa para ahli yakni,

Bahasa Indonesia (Pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur. Anggota masyarakat bahasa biasanya

Bab 2. Landasan Teori. terkecil dari bahasa, yaitu bunyi. Menurut Okumura dalam Tjandra (2004:1), dalam

Bab 5. Ringkasan. baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH Alamat: Karangmalang, Yogyakarta (0274) , Fax. (0274) http: //

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemikiran Bahasa merupakan alat komunikasi antarmanusia dalam kehidupan sehari-hari. Hal

Harimurti Kridalaksana FONETIK. Definisi dari Para Linguis 21/03/2014. Kamus Linguistik. Fonologi Jepang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KONSEP DAN KOMPONEN. Oleh: Pujaningsih

TUTURAN PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA TARAF RINGAN, SEDANG, DAN BERAT (KAJIAN FONOLOGI)

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Deteksi Dini Pola Gangguan Artikulasi Pada Anak Tunagrahita Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi sehingga akan menentukan eksistensi seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan pembicara dan pendengar (Finn, 2003). Cameron dan Widmer (2008)

fonem, kata dan rangkaian kata, misalnya bunyi [0 dilafalkan [0], bunyi [oe]

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN)

BAB I PENDAHULUAN. disebut bahasa lisan sedangkan yang digunakan secara tertulis yang disebut

SISTEM FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SINGKARAK KECAMATAN X KOTO SINGKARAK KABUPATEN SOLOK

FILSAFAT BAHASA DAN BAHASA MENURUT LUDWIG WITTGENSTEIN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. mengandung arti kata bunyi, yaitu : lafz, jahr dan saut sepadan dengan noise

BAB I I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemelajar bahasa Inggris yang berlatar belakang bahasa Jawa (Javanese

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

NASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dari pembicaraan orang dan umumnya mengenai objek-objek dan kejadiankejadian.

Fonologi Dan Morfologi

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB II FONETIK 1. Bunyi Bahasa dan Terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

PENERAPAN TEKNIK PRESENTASI MATERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN FONOLOGI MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS RIAU

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. sosial walaupun istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA PROGRAM SARJANA MUDA PENGAJARAN SEMESTER/TAHUN: MEI / 2012 KOD KURSUS: HBML1203

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB 2. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

REALISASI FONETIS KONSONAN GETAR ALVEOLAR BAHASA INDONESIA PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapatkan dari Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), setiap tahunnya diperkirakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dua macam, yaitu sarana komunikasi yang berupa bahasa lisan dan sarana

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / TAHUN 2012 HBML1203 PENGENALAN FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik. Bagi mereka yang mempunyai kelainan fungsi otak tentu mengalami gangguan.

Pengertian Universal dalam Bahasa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi (Chaer, 2002:30). Bahasa merupakan alat terpenting dalam berkomunikasi antar manusia. Pada hakikatnya manusia merupakan mahluk sosial yang hidup berinteraksi dengan mahluk lainnya dan bahasa berperan sebagai media dalam menyampaikan pesan, gagasan, informasi, serta perasaan. Bahasa memiliki berbagai macam sifat antara lain bahasa itu universal, dinamis, arbitrer, unik, dan bervariasi. Bahasa merupakan rangkaian bunyi dan tulisan yang melambangkan gagasan serta ekspresi diri bagi pemakainnya. Pemakaian bahasa ini bisa berupa lisan dan tulisan, yang keduanya memiliki sistem yang sistematis dan terstruktur. Dalam bentuk lisan atau bunyi terdapat komponen utama yakni sumber tenaga, alat ucap, dan rongga pengubah getar. Adapun kajian linguistik yang mendalami bidang ini adalah fonologi. Menurut Abdul Chaer (2003:102), secara etimologi istilah fonologi ini dibentuk dari kata fon yang bermakna bunyi dan logi yang berarti ilmu. Jadi, secara sederhana dapat dikatakan bahwa fonologi merupakan ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada umumnya dan menurut Verhaar (1984:36) fonologi merupakan bidang khusus dalam linguistik yang mengamati bunyi-bunyi suatu bahasa tertentu sesuai dengan fungsinya untuk membedakan makna leksikal dalam suatu bahasa. Fonologi merupakan bidang ilmu linguistik yang mempelajari bunyi-bunyi suatu bahasa tertentu yang dihasilkan atau yang diujarkan oleh manusia. Terdapat dua kajian utama dalam bidang fonologi, yakni fonetik dan fonemik. Secara umum fonetik adalah ilmu yang mempelajari struktur bunyi bahasa. Definisi lain dari

2 fonetik adalah satu bidang ilmu yang mengkaji ciri-ciri bahasa yang konkret, dapat diukur, artikularis, akustis, dan auditif serta mencakup pembentukan bunyi dan pembedaan bunyi bahasa. Fonetik berkaitan erat dengan fonologi yang membahas tentang fonem bunyi bahasa yang membedakan arti, ciri-ciri, hubungan dan sistem yang relefan. Fonetik mengkaji bagaimana bunyi fonem sebuah bahasa direalisasikan atau dilafalkan dan mengkaji cara kerja organ tubuh atau alat ucap yang dimiliki manusia. Fonemik mengkajian bagaimana satuan bunyi terkecil suatu bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna (Chaer, 2013:3). Berdasarkan di mana beradanya bunyi bahasa, dibedakan tiga macam fonetik, yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustik dan fonetik auditoris (Chaer, 2013:10). Fonetik artikulatoris mengkaji bagaimana bunyi bahasa itu diproduksi dalam alat ucap penutur. Adapun fonetik akustik mengkaji proses ujaran atau bunyi bahasa itu terdengar oleh lawan bicara penutur. Di samping itu fonetik audiotoris mengkaji bagaimana ujaran atau bunyi bahasa itu berada atau terdengar oleh lawan tuturnya. Proses artikulasi bahasa melibatkan sistem yang sangat komplek dan melibatkan berbagai organ tubuh manusia. Gangguan atau kerusakan pada organ bicara dapat menggangu proses komunikasi. Penelitian ini akan mengkaji tentang seorang pengidap Bell s Palsy yang mengalami kesulitan dalam mengrartikulasikan fonem konsonan. Bell s Palsy (BP) adalah kondisi lumpuh pada saraf fasialis perifer yang bersifat unilateral, dan untuk mengetahui penyebab pastinya harus dilakukan langkah medis mendalam, namun BP ini tidak disertai oleh gangguan pendengaran, dan kelainan neurologi lainnya (Triana, 2011:2). Penderita BP akan mengalami ketidak mampuan dalam mengendalikan otot-otot wajah yang terkena effeknya. Bell s Palsy ini pada umumnya menyerang hanya pada sebagian wajah saja, tidak keseluruhan bagian wajah.

3 Pada kasus ini ditemukan adanya gangguan bahasa yang dialami penderita Bell s Palsy. Yang terjadi adalah penderita kesulitan mengartikulasikan fonem-fonem dengan baik. Ini disebabkan oleh kelumpuhan syaraf pada sebagian wajah yang berdampak fungsi alat ucap menjadi tidak optimal. Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini akan fokus dalam memperoleh informasi fonem-fonem konsonan yang sulit diartikulasikan oleh penderita BP, pola yang muncul dari kesulitan artikulasi fonem konsonan dan upaya penanggulangannya. Tidak banyak penelitian yang menyinggung tentang BP yang berdampak pada proses bicara, namum beberapa penelitian seperti yang dilakukan Sara Howard, Anne Harding Bell mengenai cleft palate (bibir sumbing), autis oleh Tom Muskett, aphasia oleh Ray Wilkinson, traumatic brain injury oleh Richard Body merupakan beberapa penelitian yang menjadi kajian linguisti klinis dan beberapa penelitian juga menjadi parameter untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga merupakan gagasan yang terinspirasi oleh penelitian-penelitian tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berkaitan dengan judul tesis ini adalah Kajian Linguistik Klinis pada Penderita Bell s Palsy: Studi Kasus Kesulitan Artikulasi Fonem Konsonan dan Upaya Penanggulangannya. Untuk menghindari pembahasan yang meluas dan tidak keluar dari bahasan judul di atas, maka penulis memcoba untuk merumuskan masalah dalam tesis ini sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan penderita Bell s Palsy dalam mengujarkan fonem konsonan? 2. Bagaimana pola perubahan fonem konsonan yang muncul dari kesulitan artikulasi penderita Bell s Palsy?

4 3. Upaya apa yang dapat dilakukan dalam menangulangi kesulitan artikulasi fonem konsonan pada penderita Bell s palsy? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan dan batasan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kemampuan penderita Bell s Palsy dalam mengujarkan fonem konsonan 2. Untuk mengetahui pola perubahan fonem konsonan yang muncul dari kesulitan artikulasi penderita Bell s Palsy 3. Untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kesulitan artikulasi fonem konsonan penderita Bell s palsy. 1.4 Signifikansi Penelitian Adapun hasil dari peneliatian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti sendiri maupun kontribusi positif pada perkembangan keilmuan linguistik khususnya terhadap perkembangan bidang ilmu fonologi. Dan melalui penelitian ini juga diharapkan memberikan kontribusi kepada penderita BP untuk menanggulangi kesulitan pengartikulasian fonem konsonan. 1.5 Lingkup Penelitian Penelitian ini, hanya mendeskripsikan pengartikulasian fonem penderita Bell s Palsy pada konsonan bilabial, labiodental, dan apikoalveolar. Hal ini didasarkan kepada kerusakan yang disebabkan Bell s Palsy yang menyerang pada artikulator yaitu bibir dan lidah saja. Bunyi-bunyi ini kemudian ditranskripsikan kedalam transkipsi fonetis dan dianalisis menggunakan perubahan bunyi menurut Muslich. Dengan pembatasan masalah ini, maka pembahasan penelitian tidak meluas hanya berfokus kepada

5 kemampuan penderita BP dalam mengartikulasikan konsonan yang melibatkan artikulator bibir dan lidah, pola kesulitan dalam mengartikulasikan fonem konsonan, serta upaya penanggulangan kesulitan artikulasi fonem konsonan yang diderita penderinta BP. 1.6 Definisi Operasional 1. Linguistik klinis merupakan cabang ilmu linguistik terapan yang berhubungan dengan masalah gangguan kebahasaan (Mulawarman: 2009). Dan menurut Cumming linguistik klinis merupakan kajian yang membahas kapasitas bahasa manusia yang memiliki kelainan dalam berbahasa. 2. Bell s palsy adalah kelumpuhan saraf fasialis perifer yang bersifat unilateral, penyebabnya tidak diketahui (idopatik), akut dan tidak disertai oleh gangguan pendengaran, maupun kelainan neurologi lainnya. 3. Studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang objek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu (Bogdan dan Bikien) 4. Kesulitan artikulasi merupakan salah satu dari bentuk gangguan bicara. Gangguan bicara merupakan adalah ketidakmampuan atau kesulitan seorang untuk memproduksi suara yang spesifik untuk bicara atau adanya gangguan dalam kualitas suara. Hal ini bisa berupa gangguan pada artikulasi, gangguan pada fonasi, gangguan irama kelancaran bicara, gangguan tekanan suara (pitch) secara umum gangguan berbicara meliputi, gangguan kefasihan, gangguan artikulasi, dan gangguan suara. 5. Fonem konsonan adalah bunyi bahasa yang diproduksi dengan cara, setelah arus ujar keluar dari glottis, lalu mendapatkan hambatan pada alat-alat ucap di dalam rongga mulu atau hidung (Chaer, 2013:48).

6 6. Bilabial merupakan bunyi yang dihasilkan oleh bibir bawah dan bibir atas. Bunyibunyi yang dihasilkan itu antara lain [p], [b], [m]. 7. Labiodental merupakan bunyi yang dihasilakn oleh bibir bibir bawah dan gigi atas. Bunyi-bunyi yang dihasilkan itu antara lain [f] dan [v] 8. Apikoalveolar merupakan bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah dan gusi atas. Bunyi-bunyi yang dihasilkan antara lain [t], [d], [n], [l] dan [r] 1.7 Struktur Organisasi Tesis Adapun sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut: 1. BAB I merupakan bab pembuka yang berisikan latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teoritis dan sistematika penulisan. 2. BAB II merupakan bab yang berisikan landasan teoritis. Didalamnya akan dipaparkan teori-teori yang terkait dengan penelitian, juga berbagai macam pendapat serta segala hal yang menjadi dasar penelitian dan hal-hal yang membantu dalam proses penganalisaan. 3. BAB III merupakan bab yang berisikan metode penelitian. Dalam bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian, spesifikasi penelitian, partisipan, metode pengumpulan data dan metode analisis data. 4. BAB IV merupakan bab yang berisikan hasil penelitian dan pembahasanya. Dalam bab ini hasil analisis dari bab sebelumnya coba ditafsirkan. Dan dijelaskan pula bagaimana pertanyaan penelitian ini terjawab, yang mana dikaitkan dengan teori-teori yang ada. 5. BAB V merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan dari empat bab sebelumnya dan saran bagi penelitian selanjutnya.