PEMODELAN ANOMALI GRAVITASI SESAR DENGAN PENDEKATAN MODEL SHEET (MODELLING GRAVITY ANOMALIES OF FAULT BY SHEET MODEL APPROACH)

dokumen-dokumen yang mirip
DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN

DISKRIPSI GEOLOGI STRUKTUR SESAR DAN LIPATAN

BENTANG ALAM STRUKTURAL

UNIT X: Bumi dan Dinamikanya

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN DATA GAYABERAT DI DAERAH KOTO TANGAH, KOTA PADANG, SUMATERA BARAT

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA ANOMALI BOUGUER

Pemodelan Gravity Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Provinsi D.I. Yogyakarta. Dian Novita Sari, M.Sc. Abstrak

SESAR MENDATAR (STRIKE SLIP) DAN SESAR MENURUN (NORMAL FAULT)

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu lempeng Indo-Australia di bagian Selatan, lempeng Eurasia di bagian

STRIKE-SLIP FAULTS. Pemodelan Moody dan Hill (1956)

PEMODELAN SINTETIK GRADIEN GAYABERAT UNTUK IDENTIFIKASI SESAR

Abstrak. Abstract. Kata kunci: Anomali Gravitasi; pemodelan ke depan; pemodelan Inversi

V. INTERPRETASI DAN ANALISIS

GEOLOGI STRUKTUR. PENDAHULUAN Gaya/ tegasan Hasil tegasan Peta geologi. By : Asri Oktaviani

Sebaran Jenis Patahan Di Sekitar Gunungapi Merapi Berdasarkan Data Gempabumi Tektonik Tahun

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Untuk mengetahui klasifikasi sesar, maka kita harus mengenal unsur-unsur struktur (Gambar 2.1) sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi

Pemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor. Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

Struktur geologi terutama mempelajari struktur-struktur sekunder yang meliputi kekar (joint), sesar (fault) dan lipatan (fold).

Estimasi Arah Strike menggunakan Metode Resistivitas Konfigurasi Persegi

2 1 2 D. Berdasarkan penelitian di daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara secara geografis terletak pada 1ºLintang Utara - 4º Lintang Utara dan 98 Bujur Timur Bujur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Unnes Physics Journal

BAB I PENDAHULUAN. Tuban adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Penduduknya

INVERSI LINIER LEASTSQUARE DENGAN MATLAB ( Studi Kasus Model Gravitasi Bola Berlapis)

GEOFISIKA GEOFISIKA

Pendugaan Struktur Patahan Dengan Metode Gayaberat

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

PEMETAAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANAS BUMI MG DENGAN METODE GRAVITASI. Magfirah Ismayanti, Muhammad Hamzah, Lantu

Pemodelan Dua Dimensi Data Gaya Berat (Gravity) pada Zona Sesar Lembang

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Triantara Nugraha, 2015

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PERMIS, KABUPATEN BANGKA SELATAN PROVINSI BANGKA BELITUNG

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

SURVEI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE SELF POTENTIAL UNTUK MENGETAHUI POTENSI PANAS BUMI (STUDI KASUS OBYEK WISATA GUCI, JAWA TENGAH)

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)

Gambar 4.1. Peta penyebaran pengukuran gaya berat daerah panas bumi tambu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding

Pengantar Praktikum Metode Gravitasi dan Magnetik

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

SURVEY GEOMAGNET DI DAERAH PANAS BUMI SONGA-WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA. Eddy Sumardi, Timor Situmorang

SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PARIANGAN, KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT

Tiori terbentuknya sesar

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 63 INVERSI DATA GAYA BERAT 3D BERBASIS ALGORITMA FAST FORIER TRANSFORM DI DAERAH BANTEN INDONESIA

STUDI STRUKTUR BAWAH PEMUKAAN PADA ZONA SESAR DENGAN METODE MAGNETOTELLURIK

ANALISIS KETELITIAN PENGUKURAN GAYABERAT MENGGUNAKAN METODE GRID TERATUR DAN GRID ACAK

SURVEI GEOFISIKA TERPADU AUDIO MAGNETOTELIK DAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI KALOY KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH KOMPTENSI APLIKASI METODE GAYABERAT MIKRO ANTAR WAKTU UNTUK PEMANTAUAN INTRUSI AIR LAUT DI KAWASAN SEMARANG UTARA

Pengaruh Pola Kontur Hasil Kontinuasi Atas Pada Data Geomagnetik Intepretasi Reduksi Kutub

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1. Sketsa gaya tarik dua benda berjarak R.

APLIKASI METODE GEOFISIKA UNTUK GEOTEKNIK. Oleh: Icksan Lingga Pradana Irfan Fernando Afdhal Joni Sulnardi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

STUDI ZONA MINERALISASI EMAS MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO

PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU

BAB III METODE PENELITIAN

mangkubumi, serta adanya perubahan kemiringangn lapisan satuan konglomerat batupasir dimana semakin melandai ke utara.

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Identifikasi Zona Patahan di Sebelah Barat Gunung Api Seulawah Agam Berdasarkan Nilai Anomali Gravitasi

Analisis Mekanisme Sumber Gempa Vulkanik Gunung Merapi di Yogyakarta September 2010

Bab III Pengolahan Data

Identifikasi Sesar di Perairan Misool, Papua Barat dengan Menggunakan Metode Magnetik Nur Novita Sari a, Okto Ivansyah b, Joko Sampurno a*

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

IDENTIFIKASI JALUR SESAR MINOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan Daerah Potensial Mineral dengan Menggunakan Metode Gravitasi di Lapangan A, Pongkor, Jawa Barat

BAB II GEOLOGI REGIONAL. Bintuni. Lokasi Teluk Bintuni dapat dilihat pada Gambar 2.1.

PENENTUAN RESISTIVITAS BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY DAN VERTICAL ELECTRICAL SOUNDING

BAB IV ANALISIS STRUKTUR GEOLOGI

2014 INTERPRETASI STRUKTUR GEOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH LEUWIDAMAR BERDASARKAN ANALISIS SPEKTRAL DATA GAYABERAT

ANALISIS REDUKSI TOPOGRAFI DATA GAYABERAT DENGAN PENDEKATAN METODE LA FEHR DAN WHITMAN PADA PENENTUAN ANOMALI BOUGUER

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

BAB I PENDAHULUAN. Gayaberat merupakan salah satu metode dalam geofisika. Nilai Gayaberat di

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)

BAB IV STUDI KASUS II : Model Geologi dengan Stuktur Sesar

PEMODELAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAERAH SUMBER AIR PANAS SONGGORITI KOTA BATU BERDASARKAN DATA GEOMAGNETIK

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Kepulauan Indonesia yang terletak pada pertemuan antara tiga

PENGARUH POLA KONTUR HASIL KONTINUASI ATAS PADA DATA GEOMAGNETIK INTEPRETASI REDUKSI KUTUB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dzikri Wahdan Hakiki, 2015

Jurnal ILMU DASAR, Vol.15 No.1, Januari 2015: Filter Berbasis Model Satu Dimensi untuk Pemisahan Anomali Gayaberat Mikro Antar Waktu

Laporan Tugas Akhir Studi analisa sekatan sesar dalam menentukan aliran injeksi pada lapangan Kotabatak, Cekungan Sumatera Tengah. BAB III TEORI DASAR

Analisis dan Pemodelan Inversi 3D Struktur Bawah Permukaan Daerah Panas Bumi Sipoholon Berdasarkan Data Gaya Berat

Identifikasi struktur sesar daerah manifestasi panas bumi X di Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur berdasarkan analisis Horizontal Gradient

Sesar (Pendahuluan, Unsur, Klasifikasi) Arie Noor Rakhman, S.T., M.T.

Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Penelitian

STUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN KEBERADAAN HIDROKARBON BERDASARKAN DATA ANOMALI GAYA BERAT PADA DAERAH CEKUNGAN KALIMANTAN TENGAH

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

BAB I PENDAHULUAN. lempeng besar (Eurasia, Hindia-Australia, dan Pasifik) menjadikannya memiliki

Transkripsi:

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 14, No. 3, Juli 2011, hal 129-134 PEMODELAN ANOMALI GRAVITASI SESAR DENGAN PENDEKATAN MODEL SHEET (MODELLING GRAVITY ANOMALIES OF FAULT BY SHEET MODEL APPROACH) M. Irham Nurwidyanto 1 dan Ari Setiawan 2 1 Jurusan Fisika Universitas Diponegoro Semarang 2 Jurusan Fisika Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Abstract The modelling gravity anomaly of fault model with a model sheet approach with the aim to study the response of gravity anomalies of faults was done. Modelling is done by modelling approaches bedding with a thickness t and density contrast with surrounding Δρ. The gravity anomaly at a point are formulated and the calculation and visualization program created in matlab8rs. From the modelling is made it can be concluded that the fault position is generally located between the gravity anomaly minimum and maximum gravity anomaly. When thetypes of fault are vertical normal fault then the fault position precisely located on the horizontal gradient maximum value, whereas when the fault are not vertical, the location of fault are to be near (around) the maximum horizontal gradient. Key words: modelling, gravity anomalies, faults, model sheets. Abstrak Telah dilakukan pemodelan anomali grafitasi model sesar dengan pendekatan model sheet dengan tujuan untuk mengetahui respon anomaly grafitasi dari sesar. Pemodelan dilakukan dengan pendekatan model perlapisan dengan ketebalan t dan kontras densitas dengan disekitarnya Δρ. Anomali grafitasi yang dihasilkan pada suatu titik di jabarkan perumusannya kemudian perhitungan dan visualisasinya dibuat program dalam matlab8rs. Dari pemodelan yang dibuat dapat disimpulkan bahwa posisi sesar secara umum terletak antara nilai anomaly grafitasi minimum dan anomaly grafitasi maksimum. Bila sesarnya jenis sesar normal vertical maka posisi sesar tepatnya berada pada nilai gradient horizontal grafitasinya maksimum, sedangkan bila sesarnya miring berada didekat (disekitar) nilai gradient horisontalnya maksimumnya. Kata kunci : Pemodelan, anomaly grafitasi, sesar, model sheet. Pendahuluan Metode grafitasi merupakan metoda dalam geofisika yang cukup simpel dan mudah pengoperasiannya dan mempunyai penetrasi cukup baik. Bila dibandingnkan dengan metode GPR (ground penetration Radar), atau metode elektromagnetik lain dengan frekuensi tinggi dan juga metode resistivity karena metode gravity tidak dipengaruhi konduktivitas tinggi dipermukaan (efek skin depth). Prinsip dasar dari metode gravity adalah mengukur nilai medan grafitasi bumi 129 disuatu tempat di permukaan bumi dengan ketelitian dalam orde miligal atau bahkan mikrogal (1 gal = 1 cm/s 2 ). Adapun tujuan pengukurannya untuk memperkirakan kondisi dibawah permukaan bumi berdasarkan adanya kontras densitas batuan di bawah permukaan bumi. Medan grafitasi yang terukur dipermukaan bumi dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain posisi lintang dan ketinggian titik pengukuran, gaya grafitasi matahari dan bulan pada saat pengukuran (dikenal dengan efek tidal), kondisi topografi daerah disekitar

M. Irham Nurwidyanto dan Ari Setiawan Pemodelan Anomali Gravitasi pengukuran (efek medan pengukuran) dan perbedaan densitas batuan di bawah permukaan. Sebelum melakukan interpretasi data medan grafitasi yang terukur maka factor-faktor selain yang terakhir harus dikoreksi atau dihilangkan. Setelah data terkoreksi maka data siap dilakukan interpretasi. Metode grafitasi dapat diaplikasikan dalam berbagai tujuan misalnya dalam pengelolaan lingkungan dan geoteknik dapat digunakan untuk memperkirakan kedalaman atau ketebalan lapisan tanah (lapisan penutup), dapat juga digunakan untuk monitoring kedalaman level muka air tanah, untuk mendeteksi gua bawah tanah (cave) dan sinkhole atau sesar di dekat permukaan. Dalam eksplorasi hidrokarbon biasanya digunakan sebagai survey pendahuluan untuk mencari cekungan pengendapan biasanya dipadukan dengan metode lain misalnya metode magnetik. Penerapan metode grafitasi yang reelatif baru adalah metode gravity 4 dimensi (4D gravity), yakni mencari variasi medan grafitasi dengan melakukan pengukuran medan gravitasi secara temporal. Penerapan metode ini dapat digunakan untuk penentuan kedalaman level muka air tanah, penentuan laju amblesan tanah (subsidence) pemantauan pergerakan fluida dalam steam flood injection, pemodelan dinamika kantong magma pada gunung api dan lain-lain[1]. Sesar adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergerakan dan sejajar dengan bidangnya. Pada umumnya kita tidak mungkin untuk mengetahui seberapa gerakan sebenarnya yang terjadi sepanjang sesar dan blok (bagian) mana yang bergerak dan blok mana yang diam, karena pergerakannya biasanya telah terjadi diwaktu yang lampau. Dalam klasifikasi pergeseran sesar dipergunakan istilah pergeseran relative, karena tidak tahu blok mana yang bergerak, dapat dikatakan bahwa satu sisi sesar bergerak relatif terhadap sisi yang lainnya. Pergeseran salah satu sisinya melalui bidang sesar membuat salah satu blok relative naik, turun atau mendatar terhadap lainnya. Blok yang berada di atas bidang sesar disebut blok hanging wall sedangkan yang di bawah disebut blok foot wall] 2. Pada makalah ini dibuat pemodelan kedepan untuk memodelkan kondisi sesar vertikal dan sesar miring dengan berbagai variasi sudut dengan pendekatan perlapisan model sheet dengan ketebalan t dan kontras densitas Δρ. Penghitungan efek grafitasi dan visualisasinya dari model sesar tersebut dibuat dengan paket program matlab 8. Sesar (Fault) Sesar adalah rekahan pada batuan yang telah mengalami pergerakan dan sejajar dengan bidangnya. Secara garis besar sesar dapat diklasifikasikan berdasarkan atas dip dari bidang sesar dan arah gerak relatifnya dapat dikelompokkan menjadi sesar normal (normal Fault), sesar naik (reverse fault atau thrust fault) dan sesar mendatar (strike slip fault)[2] Sesar normal disebut juga sesar turun yang disebabkan oleh stress tensional yang seolah-olah menarik/ memisahkan suatu blok, seperti halnya kalau suatu blok mendapat gaya dari bawah. Sesar ini didefinisikan sebagai sesar yang hanging wall-nya relatif turun terhadap foot wall-nya, atau sebalikknya dapat dikatakan footwall relatif naik terhadap hanging wall-nya. Pada umumnya dua atau lebih sesar normal dengan jurus yang sejajar dan kemiringan yang berlawanan membentuk segmen tinggian dan amblesan. Blok yang turun disebut graben atau rift, jika dibatasi oleh dua sesar normal dan half graben bila pergeserannya hanya pada satu sesar normal. Sedangkan blok yang naik 130

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 14, No. 3, Juli 2011, hal 129-134 diantara keduanya biasanya disebut horst. Sesar naik berkembang karena stress kompresional. Gerak pada sesar naik terjadi jika blok hanging wall relative naik terhadap blok foot wall. Sesar naik terjadi karena suatu blok memendek (kena gaya tekan). Bila kemiringan bidang sesarnya kurang dari 45 o dinamakan sesar anjakan (thrust fault). Pada umumnya sesar ini berasosiasi dengan perlipatan yang kuat, akibat gaya kompresi horizontal yang sangat kuat pada suatu blok. Biasanya sesar ini berkembang dari lipatan yang kemudian tersesarkan. Sesar jenis ini banyak dijumpai pada pegunungan lipatan. Sesar mendatar (strike slip fault) biasa disebut juga dengan sesar geser. Sesar ini terjadi akibat shear stress dengan arah gerak utama sesar ini adalah horizontal dan sejajar dengan bidang sesarnya. Pergerakan lateralnya ditentukan dengan melihat bidang sesarnya. Jika pengamat berdiri di depan blok sesar yang bergerak kea rah kanannya, maka sesar mendatar tersebut namnaya sesar mendatar menganan atau sesar mendatar dextral atau disebut juga dengan right lateral slip fault. Dan bila sebaliknya bila blok didepan pengamat bergerak ke kiri namanya sesar menatar mengiri atau sesar mendatar sinistral atau left lateral slip fault. Biasanya terjadinya sesar ini berkaitan dengan aktifitas lempeng tektonik, sehingga biasanya masih aktif, contoh jenis sesar ini adalah sesar San Andreas di California, sesar Sumatra di bagian barat pulau Sumatra, sesar Palu-Karo di Sulawesi dan sesar Sorong di Irian. Sesar ini menjadi penting karena berbagai efek yang ditimbulkan misalnya pada bidang eksplorasi hidrokarbon sesar dapat sebagai perangkap hidro carbon, bisa juga sebagai jalur migrasi hidro carbon. Pada bidang pertambangan biasanya pada zona patahan terjadi mineralisasi sehingga tidak jarang endapan mineral dijumpai pada zona sesar. Pada bidang geothermal juga sebagai pengontrol aliran fluida panas dari reservoarnya. Pada bidang mitigasi sesar keberadaan nya perlu dipetakan karena kawasan sesar tentunya zona yang rentan mengalami dislokasi lagi yang ini bila terjadi tentu terjadi gempa yang banyak menelan korban baik jiwa maupun raga dan harta[3]. Pemodelan Sesar Model horizontal Sheet Model horizontal sheet (gambar- 3) bisa digunakan untuk pendekatan pemodelan sesar normal. Medan grafitasi g pada sutu titik P yang dihasilkan oleh model sheet horizontal dengan ketebalan t dan kedalaman h dan kontras densitas dengan sekitarnya adalah ρ secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut [4,5]: Gambar-2, Gambar model horizontal sheet dan anomali grafitasi yang diakibatkannya [3] (1) Model patahan dari horizontal sheet Model patahan bisa didekati dengan patahan dari horizontal sheet (gambar-5), Medan grafitasi g pada sutu titik P yang dihasilkan oleh model patahan sheet horizontal dengan ketebalan t, kedalaman rata-rata bagian atas adalah h 1, dan kedalaman rata-rata bagian bawah adalah h 2 dan kontras densitas dengan sekitarnya adalah ρ, secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut[3,5]: 131

M. Irham Nurwidyanto dan Ari Setiawan Pemodelan Anomali Gravitasi Bila patahan vertical (α=90 o ) maka persamaan tersebut bisa disederhanakan menjadi : grafitasi (warna hijau) terlihat dengan jelas bahwa lokasi ujung batas dari sheet berada pada nilai gradient maksimumnya. 80 Profile anomali horisontal sheet anomali grafitasi mgal dan gradien 25*dg/dx 70 60 50 40 30 20 10 Gambar-3, model patahan horizontal sheet dan anomaly grafitasi yang dihasilkannnya, pada harga h 1 = 750 m, h 2 =1250 m dan t = 300 m dengan =30 o dan 90 o [4]. Hasil dan Diskusi Model horizontal sheet Pada pemodelan dengan model horizontal sheet digunakan parameter berupa kontras densitas sebesar 1 g/cc yang harganya tetap, ketebalan sheet 2000 m dan kedalamannya 1000 m dari permukaan. Untuk menghitung harga medan grafitasi yang diakibatkannya serta gradien horisontalnya berdasarkan rumus (1) dibuat program dengan MatLab 8. Profil anomaly medan grafitasi dan gradient horisontal yang dihasilkan dari pemodelan ini ditunjukkan pada gambar-4 : Pada model ini batas sheet berada pada x/z=0, dengan parameter kedalaman 1 km, ketebalan 2 km dan kontras densitas pada 1 g/cc. Dari profil anomaly dapat diperkirakan lokasi ujung batas sheet berada pertengahan antara harga asimptot minimum dan asimtot maksimum, atau pada harga pertengahan antara anomaly maksimum dan anomaly minimum. Sedangkan dari profile gradient horizontal dari anomaly 132 0-5 -4-3 -2-1 0 1 2 3 4 5 jarak mendatar/kedalaman x/z Gambar-4, Profile anomaly grafitasi (merah) dan gradient horizontal anomaly grafitasi (hijau) dari model horizontal sheet dengan parameter kedalaman 1 km, ketebalan 2 km dan kontras densitas pada 1 g/cc. Model patahan horizontal sheet Pada pemodelan ini posisi patahan pada x = 0 m, dengan parameter kedalaman bagian atas (h 1 ) = 600 m, dan kedalaman bagian bawah h 2 = 800 m kontras densitas sebesar 1.2 g/cc dengan ketebalan sheet 500 m. Perhitungannya menggunakan bahasa matlab8, adapun profil anomaly grafitasi untuk sudut α = 30 o, α = 45 o, α = 60 o α=90 o α = 120 o dan α = 150 o ditunjukkan pada gambar-5 berikut, sedangkan profil gradient horisontalnya ditunjukkan pada gambar- 6. Dari gambar profile pada pemodelan horizontal sheet (gambar-5), lokasi model sesar yang sebenarnya berada pada sekitar x = 0 m, hal ini bersesuaian dengan nilai anomaly maksimum dan minimum, yakni kirakira pada pertengahannya. Sedangkan dari profile gradient anomalinya (gambar-6) untuk posisi bidang sesarnya 90 o, posisi sesar tepat berada pada nilai gradient maksimumnya. Untuk bidang sesar yang kurang dari 90 o posisi sesarnya berada disebelah kanan nilai maksimumnya, dan untuk posisi bidang sesar lebih dari 90 o sedikit

Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 14, No. 3, Juli 2011, hal 129-134 disebelah kiri nilai gradient maksimumnya. anomali g dalam mgal 30 29 28 27 26 25 24 23 22 Grafik anomali grafitasi sesar miring 21 a1=r, a2=b, a3=m, a4=g, a5=y, a6=c 20-10 -8-6 -4-2 0 2 4 6 8 10 jarak mendatar bagi kedalaman x/z Gambar-5, Profile anomaly grafitasi model sesar miring dengan parameter t = 500 m, z 1 =600 m z 2 = 800 m, Δρ = 1,2 g/cc. Warna merah dengan α = 30 o, warna biru α = 45 o, warna magenta α = 60 o, warna hijau α =90 o, warna kuning α =120 o dan warna cyan α =150 o. gradien dg/dx dalam mgal/m 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0-0.1 Profile anomali gradien horisontal(dg/dx) sesar miring a1=r, a2=b, a3=m, a4=g, a5=y, a6=c -0.2-10 -8-6 -4-2 0 2 4 6 8 10 jarak mendatar bagi kedalaman x/z Gambar-6, Profile gradient horizontal anomaly grafitasi model sesar miring dengan parameter t = 500 m, z 1 =600 m z 2 = 800 m, Δρ = 1,2 g/cc. Warna merah dengan α = 30 o, warna biru α = 45 o, warna magenta α = 60 o, warna hijau α =90 o, warna kuning α =120 o dan warna cyan α =150 o. Kesimpulan Setelah melakukan pemodelan ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Letak posisi sesar secara umum berada diantara nilai gravitasi minimum dan maksimum pada pertengahannya. 2. Bila bidang sesarnya vertical posisi sesar tepat berada pada posisi gradient horisontalnya maksimum. 3. Bila bidang sesar kurang dari 90 o, posisi sesar berada disebelah kanan nilai gradient maksimumnya. 4. Bila bidang sesar lebih dari 90 o, posisi sesar berada disebelah kiri nilai gradient maksimumnya. Saran Setelah melakukan pemodelan ini untuk meningkatkan hasil yang diperoleh disarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Dilakukan pemodelan dilakukan untuk berbagai bentuk sederhana sehingga bisa dengan lebih baik menentukan letak suatu anomaly. 2. Dilakukan pemodelan dengan bahasa pemograman lain yang bisa dibuat dalam bentuk type file exe biar lebih mudah digunakan. Daftar Pustaka [1] Reynolds, J,M, 1997, An Introduction to Apllied and Environmental Geophysics, John Wiley &Sons Ltd, England. [2] Sapiie, B., Magetsari, N.A., Harsolumakso, A.H., Abdullah, C.I.,2006, Geologi Fisik, penerbit ITB Bandung. [3] Taushmalani, R, 2010, Application of gravity method in fault path detection, Australian Journal of Basic and applied sciences, 4(12), 6450-6460, ISSN 1991-8178. [4] Nettleton,L.L., 1976, Gravity and Magnetics in Oil Prospecting, McGraw-Hill, New York. [5] Telford, W.M., Geldart, R.E., Sheriff, D.A., and Keys, 1990, Applied Geophysics, Cambridge University Press. 133

M. Irham Nurwidyanto dan Ari Setiawan Pemodelan Anomali Gravitasi 134