Camera Trap Theory, Methods, and Demonstration

dokumen-dokumen yang mirip
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) UNTUK PEMASANGAN KAMERA TRAP

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prof. Andrew J. Marshall, University of Michigan Endro Setiawan, Balai Taman Nasional Gunung Palung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1-10 Juni 2015 Taman Nasional Gunung Palung Kalimantan Barat, Indonesia

IV. METODE PENELITIAN

KAJIAN KEBERADAAN TAPIR (Tapirus indicus) DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS BERDASARKAN JEBAKAN KAMERA. Surel :

SURVEI. Hal yang perlu diperhatikkan dalam merancang survei. Persyaratan Ilmiah dalam perencanaan survei 6/7/2013

BAB IV METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sumatera merupakan pulau yang memiliki luas hutan terbesar ketiga setelah pulau

51 INDIVIDU BADAK JAWA DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

Pengenalan metode survey satwa vertebrata (khususnya vertebrat besar) Andrew J. Marshall

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

III. METODE PENELITIAN

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

MEMANTAU HABITAT BADAK JAWA

I. PENDAHULUAN. hutan dapat dipandang sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem yang sangat. berguna bagi manusia (Soerianegara dan Indrawan. 2005).

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rencana Strategis Kementrian Kesehatan (2011), Pembangunan

2015 RANCANG BANGUN ALAT PENGHILANG EMBUN DAN BEKAS AIR HUJAN OTOMATIS UNTUK ALLSKY CAMERA DI OBSERVATORIUM BOSSCHA

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

PENGENALAN KUCING CONGKOK (Prionailurus bengalensis) BERDASARKAN JEBAKAN KAMERA di TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS (TNWK)

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA

DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BALAI TAMAN NASIONAL BALURAN 2004

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BUKU CERITA DAN MEWARNAI PONGKI YANG LUCU

BAB III METODE PENELITIAN

PENGAMATAN KEBERADAAN BADAK SUMATERA (Dicerorhinus sumatrensis) DI KUTAI BARAT DAN MAHAKAM ULU KALIMANTAN TIMUR. Indonesia-Program Kutai Barat

I. PENDAHULUAN. Distribusi dan status populasi -- Owa (Hylobates albibarbis) merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Aseupan Banten BAB II METODE

LAMPIRANSURAT UJI VALIDITAS SD MANGUNSARI 05 SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. dari pemanfaatan yang tidak banyak mempengaruhi kondisi ekosistem hutan sampai kepada

I. PENDAHULUAN. dunia. Frekuensi erupsi Gunungaapi Merapi yang terjadi dalam rentang waktu 2-

PENYUSUNAN PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN GUNUNG PULOSARI PEGUNUNGAN AKARSARI

BAB I PENDAHULUAN. Taman Nasional Komodo memiliki kawasan darat dan perairan laut seluas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sokokembang bagian dari Hutan Lindung Petungkriyono yang relatif masih

Orientasi adalah usaha peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dan sebagainya) yang tepat dan benar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989).

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMBAHASAN Penggunaan Kamera IR-CCTV

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perburuan satwa liar merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumber

IV. METODE PENELITIAN

Profil Keanekaragaman Hayati dan Perubahan Tutupan Lahan Gunung Karang Banten BAB II METODE

SMP NEGERI 3 MENGGALA

Program Kunjungan Sekolah Kampanye Bangga Hutan Geumpang

Petunjuk Singkat Pemakaian Kamera Canon Powershot A 570

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

BAB I PENDAHULUAN. memiliki luas sekitar Ha yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri

Ni Luh Putu Kurniawati, S.Kom. SMK PGRI 2 Badung Jurusan Multimedia 2011

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

PERBEDAAN INTERPRETASI CITRA RADAR DENGAN CITRA FOTO UDARA

BAB IV METODE PENELITIAN

SOAL KONSEP LINGKUNGAN

III. METODE PENELITIAN

PELESTARIAN HUTAN DAN KONSERFASI ALAM

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

BIOLOGI TIKUS BIOLOGI TIKUS. Kemampuan Fisik. 1. Menggali (digging)

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terletak di sekitar garis khatulistiwa antara 23 ½ 0 LU sampai dengan 23 ½ 0 LS.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hutan Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang

Berikut beberapa penyebab kepunahan hewan dan tumbuhan: 1. Bencana Alam

Ekologi tumbuhan dan hewan vertebrata di hutan hujan tropis

IV. METODE PENELITIAN

Oleh : Sri Wilarso Budi R

PENDAHULUAN. garis pantai sepanjang kilometer dan pulau. Wilayah pesisir

BAB I PENDAHULUAN. migran. World Conservation Monitoring Centre (1994) menyebutkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL 1 INTERFEROMETER DAN PRINSIP BABINET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 1 A. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH B. PENGINDERAAN JAUH FOTOGRAFIK

BAB IV. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rimbo Panjang Kecamatan. Desa Rimbo Panjang merupakan salah satu Desa di Kecamatan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan secara terus-menerus. Maka dari itu, setiap manusia harus

II. TINJAUAN PUSTAKA. pada tumbuhan lain yang lebih besar dan tinggi untuk mendapatkan cahaya

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. TODO CONSULT 1. Hendra Masrun, M.P. 2. Djarot Effendi, S.Hut.

2. Dinamika ekosistem kawasan terus berubah (cenderung semakin terdegradasi),

PEMASANGAN PERANGKAP, PEMERIKSAAN (IDENTIFIKASI), DAN PENYISIRAN TIKUS (PENANGKAPAN EKTOPARASIT)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan sumber air yang sangat melimpah. Sumber air

BAB III PENGENDALIAN LONGSOR Identifikasi dan Delineasi Daerah Rawan Longsor

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara tropis memiliki keanekaragaman jenis satwa,

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Camera Trap Theory, Methods, and Demonstration Oleh : Endro Setiawan (TN. Gunung Palung) Disampaikan pada acara : Field Course in Applied tropical Ecology and Vertebrate Survey Techniques Gunung Palung National Park 23 May 2016-4 June 2016

Kamera Trap? Kamera jebakan atau perangkap kamera atau kamera trap adalah kamera jarak jauh diaktifkan yang dilengkapi dengan sensor gerak atau sensor inframerah, atau menggunakan sinar sebagai pemicu. Kamera trap adalah alat yang bermanfaat untuk memonitor dan untuk konservasi kehidupan liar di hutan dan bisa dipergunakan untuk memonitor populasi dari banyak jenis binatang yang biasanya sulit untuk di temukan dan di pelajari.

Camera Traping Camera trapping adalah metode untuk menangkap hewan liar di film ketika para peneliti tidak hadir, dan telah digunakan dalam penelitian ekologi selama beberapa dekade. Selain aplikasi dalam berburu dan melihat satwa liar, aplikasi penelitian termasuk studi sarang ekologi, deteksi spesies langka, estimasi ukuran populasi dan kekayaan spesies, serta penelitian tentang penggunaan habitat dan pendudukan struktur bangunan manusia. Hal terpenting dalam praktek kamera trap adalah mendapatkan foto/film yang bisa dipakai untuk mengidentifikasi binatang yang sedang dipelajari, dan memilih situs yang pantas untuk memasang kamera trap mungkin menjadi variabel terpenting untuk mendapat foto dan data yang bisa di pergunakan.

Hal Penting yg harus diperhatikan Untuk memaksimalisir keberhasilan dalam usaha kamera trap, sebaiknya kamera trap dipasang di area yang sering dipakai binatang. Pengetahuan mengenai tanda-tanda yang menunjukan kehadiran binatang diperlukan untuk menentukan lokasi kamera trap yang terbaik, situasi cuaca lokal, jenis binatang khusus yang dipelajari, dan tipe habitat.

Sebelum menentukan lokasi untuk kamera trap, adalah penting untuk mengkaji lingkungan, melakukan beberapa perjalanan penyeledikian, dan mencatat lokasi dimana jalur binatang jelas ada. Biasanya perlu beberapa hari untuk menilai lokasi sebelum memasang kamera. Pengetahuan dan nasihat orang setempat mengenai lokasi yang layak sebaiknya di pergunakan dalam tahap persiapan penelitian. Kemungkinan besar makin banyak waktu yang di pakai untuk persiapan awal ini dan tahap perabaan, makin bagus lokasi yang akan didapatkan, namun ini harus dipertimbangkan dengan logistik dan waktu.

Pemasangan Kamera Trap Ketinggian kamera trap Jarak dari Jalur Posisi Kamera Trap Kamera Trap yang berpasangan Cahaya

Habitat dan Jalur Binatang Jalur Alamiah Jalur Pohon dan menandai dengan bau Kotoran Jalur Berjejak

Penting untuk dilakukan Menguji kamera trap sebelum memasangya di lapangan untuk menentukan area deteksi dan kecepatan reaksi dari kamera trap. Satu orang merangkak didepan kamera dan hasilnya harusnya di periksa di layar kamera jika kamera trap tidak memiliki layar, kamera poket bisa dipakai. Sebaiknya orang yang merengkak di depan kamera melakukan ini dengan ketinggian dan kecepatan yang sama dengan jenis binatang yang disasarkan, ini untuk memastikan detektor gerak/panas akan bereaksi pada saat binatang sasaran melewat didepan kamera trap, dan untuk memastikan binatang tersebut berada di pusat gambar pada saat kamera trap mengambil gambar.

Teknik Pemasangan Kamera Trap Pilih punggung gunung, jalur, batang jatuh, area berlumpur/terbuka dan dimanapun ada tanda-tanda bekas binatang. Bersihkan semua vegetasi diantara kedua kamera, dan jika dimungkinkan bersihkan jalur sebelah kiri-kanan dari kamera trap. Simpan daun-daun segar /kering yang besar dibawah kamera trap di tanah. Ini untuk menghindari lumpur mengotori lensa atau sensor jika hujan.

Pasanglah vegetasi di belakang kamera trap, biar binatang terhindar lewat di belakang dan terpaksa jalan didepan kamera. Pasang kamera trap sekitar 50cm tingginya dari tanah, tapi selalu periksa sudut pandang dengan kamera poket, jadi penting untuk selalu bawa kamera poket. Jika pasang kamera dekat aliran atau sungai yang kemungkinan besar banjir, pasanglah kamera trap lebih tinggi daripada biasanya dan coba memperbesar area yang ditangkap kamera

Ujilah sudut pandang dan sensor kamera trap dengan merangkak didepan kamera trap dengan kecepatan yang sama dengan jenis binatang yang dicari. Pasanglah kameratrap dengan jarak 1km diantaranya (1-2km tergantung pada ukuran binatang yang sedang diteliti). Pada saat memilih lokasi kamera trap yang paling penting adalah menemukan tempat yang paling pantas untuk meningkat kemungkinan mendapatkan binatang yang dicari. Jadi mungkin saja pindah dari lokasi yang sebelumnya ditujukan seberapa jauh bergantung pada binatang yang sedang dipelajari. Dua hal yang terpenting untuk diperhitungkan adalah (1) mendapat lokasi yang terbaik yang dipilih dan (2) tidak ada celah dalam susunan kamera trap.

Buat titik GPS di setiap tempat pemasangan kamera trap dan kasih nama baru untuk setiap titik. Pastikan semua GPS yang digunakan memakai sistem yang sama. Jika meneliti area sebesar 160km2 kemungkinan besar kamera akan dipasang di berbagai macam habitat, jadi sangat penting mencatat detil dari lokasi kamera trap. Catat data soal (1)lokasi, misalnya punggung gunung, jalur, sungai, area terbakar/area rusak (2) ketinggian (3) nomor kartu SD (4) nomor kamera

Tulis semua di buku karena GPS bisa mati/rusak. Usahakan memakai jalur yang sudah ada daripada membuat jalur baru.

Terimakasih