OBAT ADRENERGIK Dra.suhatri. MS. Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS
SISTIM SARAF SIMPATIS Sist saraf simpatis secara fisiologis bersifat fight atau flight teraktivasi : stress, siaga, ketakutan, ujian, berolahraga detak jantung meningkat, nafas cepat, tekanan darah, pupil miosis Neurotransmiter : Noradrenalin (norepinefrin), katekolamin yg menyebabkan eksitasi otot polos paling kuat sdgk efek inhibisinya lemah sekali. Adrenalin (Epinefrin) berefek inhibisi & eksitasi yg sama kuat. Ahlquist (1948) mengemukakan teori ada reseptor α dan β untuk sel efektor adrenergik.
SIST SARAF ADRENERGIK Struktur kimia dari semua zat adrenergik adalah: β Phenyl Ethyl Amine Atau: Simpathomimetic Amines terdiri dari: Inti aromatik berupa Cincin Benzene dan suatu bagian Alifatis epinephrine, nor ephinephrine
Neotransmisi pada neuron adrenergik. Ikatan dengan reseptor Norepinefrin yang dilepas dari vesikel sinaptik berdifusi menyeberangi ruangan sinaptik menuju organ efektor atau reseptor presinaptik pada ujung akson saraf adrenergik
Pendahuluan Obat adrenergik adalah obat mempengaruhi reseptor norepinefrin dan epinefrin. Beberapa obat adrenergik bekerja langsung pada reseptor adrenergik.
OBAT ADRENERGIK efeknya mirip efek neurotransmitter norepinefrin & epinefrin (noradrenergik & adrenergik atau simpatik atau simpatomimetik). adrenergik dibagi dalam 6 jenis yaitu: 1. perangsangan terhadap otot polos pembuluh darah kulit mukosa, kelenjar saliva &keringat,otot polos bronkus dan pembuluh darah otot rangka, 2.jantung meningkatkandenyut jantung dan kekuatan usus, kontraksi 3. SSP peningkatan pernafasan, kewaspadaan, pengurangan nafsu makan
4. efek metabolik peningkatan glikogenolisis di hati & otot, lipolisis &pelepasan as lemak bebas dari jaringan lemak 5. efek endokrin misalnya mempengaruhi sekresi insulin, renin dan hormon hipofisis.
Mekanisme kerja obat adrenergik merangsang reseptor α dan β pada sel efektor. 1. Kardio vaskular terjadinya vasokonstriksi (tekanan darah, denyut jantung &kekuatan kontraksi jantung naik 2. S SP: kegelisahan, rasa kuatir, nyeri kepala dan tremor 3. Otot polos : efeknya tergantung pd jenis reseptor pada organ tersebut. 4. Pada saluran cerna: relaksasi otot polos saluran cerna, 5. Uterus : penghambatan tonus dan kontraksi uterus,
6. Kandung kemih: relaksasi otot detrusor kandung kemih, 7. Pernafasan : relaksasi otot polos bronkus. 8. Proses metabolik: menstimulasi glikogenolisis di sel-sel hati dan otot rangka, lipolisis dan pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak 9. Menhambat sekresi kelenjar, menurunkan tekanan intraokular, mempercepat pembekuan darah
*Aktivasi α umumnya merangsanganterjadinya kontraksi aktivasi reseptor β dapa menimbul kan penghambatan, kecuali potot jantung merangsang yg mempunyai reseptor β *Terdapat 2 macam ensim yg berperan dl metabolisme (hidrolisis) noradrenalin yaitu COMT (Catechol-O-metiltransferase) yg tdp di cairan ekstraselular diseluruh jaringan termasuk otak (kecuali otot rangka) MAO (monoaminooksidase) yg terdpt di sitoplasma sel saraf.
Kerja obat adrenergik 1. Perangsangan terhadap otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa, saliva dan keringat 2.Penghambatan terhadap otot polos usus, bronkus, dan pembuluh darah otot rangka 3.perangsangan terhadap jantung dengan memberikan efek inotropik positif (peningkatan kekuatan denyut jantung) dan efek kronotropik positif (peningkatan frekuensi kontraksi jantung)
Kerja obat adrenergik 4. perangsangan SSP seperti peningkatan pernafasan, kewaspadaan, dan pengurangan nafsu makan 5. efek metabolik misalnya peningkatan glikogenolisis di hati dan otot, lipolisis dan pelepasan asam lemak bebas dari jaringan adiposa 6. efek endokrin misalnya mempengaruhi sekresi insulin, renin dan hormon hipofisis.
neuron adrenergik Sintesis norepineprin 1. Tirosinditransporke dalamksoplasma neuron adrenergik, 2. dihidroksilasi menjadi DOPA. 3. Lalu didekarboksilasi menjadi dopamin dan menjadi nor epinefrin dan epinefrin
Sifat agonis Adrenergik katekolamine adalah merupakan simpatomimetik amin yg mengandung dua gugus OH pada tempat 3 dan 4 cincin benzene. Contoh: Dopamin Epinephrine Nor Epinephrine Isoproterenol Protokylol, dll
Sifat agonis Adrenergik non catecholamine adalah simpatomimetik amin yang mengandung dua gugus OH pada inti benzene. Zat ini menunjukkan sifat perangsangan SSP yang lebih kuat. Contoh: Ephedrine Amphetamine, Metamphetamine, dll
Neuron adrenergik Penyimpanan norepinefrin dalam vesikel. Dopamin ditranspor ke dalam vesikel sinaptik. Kemudian dihidroksilasi menjadi norepinefrin dengan bantuan enzim dopamin beta-hidroksilase
Neuron adrenergik Sekresi norepineprin Jika potensial aksi tiba pada ujung saraf, akan terjadi pembukaan saluran ion Ca 2+ dan ion ini masuk dari cairan ekstrasel ke dalam sitoplasma ujung akson neuron Ion Ca 2+ membantu sekresi nor einefrin kecelah sinaptik
Neotransmisi pada neuron Penarikan norepinefrin adrenergik a. Norepinefrin berdifusi keluar dari sinaptik dan masuk ke dalam sirkulasi umum. b. Dimetabolisme menjadi derivat o-termetilasi oleh enzim o-metiltransferase (COMT) yang melekat pada membran sel. c. Ditangkap kembali( re up take ) melalui sistem ambilan (reseptor α-2) yang menarik NE kembali ke ujung akson neuron.
Neotransmisi pada neuron adrenergik 6.Nasib NE yang ditangkap kembali NE masuk kembali ke dalam sitoplasma ujung akson neuron adrenergik, masuk kembali ke dalam vesikel adrenergik melalui sistem transport amin dan disimpan sampai penglepasan oleh potensial aksi berikutnya atau bertahan dalam vesikel
CARA KERJA OBAT ADRENERGIK 1. Blokade sintesa NE : α-metil tirosin memblok tirosin hidroksilase menyebabkan DOPA tidak terbentuk 2. Sintesa menjadi transmitter palsu α-metil DOPA menggantikan DOPA 3. Sekresi, Efedrin Tiramin & Efedrin mendo rong NE dari mobile pool I kecelah sinap utk berpengaruh pada reseptor adrenergik 4. Blokade re up take oleh ujung neuron adrenergik (kokain, ouabain, imipramin)
PENGARUH OBAT ADRENERGIK BLOKADE OLEH RESERPIN Reserpin memblokade pemindahan aktif NE dari mobile pool I ke mobile pool II sehingga memberi kesempatan MAO Mitokondrial untuk merusak NE
Organ sasaran dari obat simpatomimetik 1. Sistem kardiovaskular Reseptor α 1, di semua membran otot polos vaskular menyebabkankontraksi (menyebabkan vasokontriksi ). Reseptor α 2, pada sel jaringan lemak kerjanya menghambat lipolisis Reseptor β1, pada jantung dapat meningkatkan kekuatan dan kecepatan kontraksi Reseptor β2, pada jaringan otot rangka dapat mendorong ambilan kalium.
2. Tekanan darah Agonis reseptor α murni phenylepineprine *.meningkatkan tahanan arteri dan menurunkan kapasitas vena. *.Peningkatan tahanan arteri dapat menyebab kan kenaikan tekanan darah, *.mengakibatkan tonus vagus meningkat dan menyebabkan melambatnya kecepatan jantung. Reseptor β *.dalam jantung dapat meningkatkan curah jantung.
3. Mata Otot dilator pupil mengandung reseptor α, phenyleprine mengaktifan reseptor ini menyebabkan midriasis. Obat agonis α, meningkatkan aliran keluar cairan bola mata Otot Antagonis β, menurunkan produksi cairan bola mata.
4. Saluran pernapasan Otot polos bronkus mengandung reseptor β2 yang menyebabkan relaksasi. Pengaktifan reseptor ini menghasilkan bronkodilatasi. pembuluh darah Mukosa saluran pernapasan bagian atas mengandung reseptor α 1, stimulan adrenoseptor mengakibatkan efek dekongestan
5. Saluran cerna (gastrointestinal) Resepor β terdapat pada sel otot polos sal cerna dan memediasi relaksasi melalui hiperpolarisasi dan menurunkan aktivifitas spike pada sel ini. Agonis selektif α 2, menurunkan aktifitas otot, dengan cara mengurangi rilis acetylcholin prasinaps. Reseptor alfa 2 juga mengurangi aliran Na dan air ke dalam lumen usus.
Pengaruh obat simpatomimetik 1. Kelenjar Eksokrin Kelenjar saliva mengandung adrenoseptor yang mengatur sekresi amilase dan air. Obat simpatomimetik tertentu seperti clonidine, menyebabkan gejala mulut kering.
sistem organ dari obat simpatomimetik 2. Efek pada sistem saraf pusat Efek periferal agonis adrenoseptor akan menyebabkan takikardi dan tremor. Noncatecholamine dengan kerja tidak langsung seperti amphetamine, yang mudah masuk SSP akan berefek pada peningkatan suasana hati (mood), insomnia dan anoreksia.
Mekanisme kerja agonis adrenergik Agonis bekerja langsung 1. Bekerja langsung pada reseptor α maupun β dengan menimbulkan efek saraf simpatis. (epineprin, norepineprin, isoproterenol dan fenilefrin) 2 Agonis bekerja tidak langsung Obat golongan ini menghambat reuptake NE ke dalam neuron presinaptik dan menyebabkan pelepasan NE dari simpananya ke dalam sitoplasma. Contoh obat : amfetamin dan tiramin 3. Agonis bekerja ganda Merangsang langsung adrenoseptor maupun memacu pelepasan NE dari neuron adrenergik. (Efedrin, metaraminol)
Agonis adrenergik yang bekerja langsung Epinefrin a.kerja Kardiovaskular : memperkuat daya kontraksi otot jantung, curah jantung meningkat pula,mendilatasi pembuluh darah ke hati dan otot rangka. Respirasi : menimbulkan bronkodilatasi kuat yang bekerja langsung pada otot polos bronkus Hiperglikemia : terjadi glikogenolisis di dalam hepar.
Penggunaan Terapi Bronkodilatasi : untuk pengobatan saluran napas yg ditandai oleh bronkokonstriksi. Glaukoma : untuk mengurangi tekanan bola mata pada sudut terbuka. Anestesi lokal: dapat memperpanjang kerja anestesi lokal.
Efek samping Gangguan SSP : kecemasan, ketakutan,tegang, sakit kepala dan tremor Perdarahan : memacu perdarahan dalam otak akibat dari naiknya tekanan darah Aritmia jantung : memacu aritmia jantung
Norepinefrin Kerja Kardiovaskular : vasokonstriksi, refleks baroreseptor yang akan memacu kontraktilitas jantung b. Penggunaan terapi : untuk pengobatan syok anafilaksis karena mampu menaikan tekanan darah
. Isoproterenol a.kerja Kardiovaskular : menyebabkan stimulasi jantung cukup kuat untuk meningkatkan denyut dan kekuatan kontraksinya Paru-paru: efek bronkodilatasi cepat b. Penggunaan terapi : sebagai obat bronkodilator pada asma
Dopamin a.efek Kardiovaskular : pada dosis tinggi, mengaktifkan reseptor α pada pembuluh darah, sehingga terjadi vasokonstriksi Ginjal : mendilatasi arteriol ginjal, meningkatkan aliran darah ke ginjal. b. Penggunaan terapi Syok,obat ini akan menaikkan tekanan darah dengan memacu jantung. c. Efek samping : mual, hipertensi, aritmia
Agonis adrenergik yang bekerja 1.Amfetamin tidak langsung Dapat menaikkan tekanan darah, efek perifernya diperantarai oleh pelepasan katekolamin. Dimanfaatkan untuk pengobatan depresi. 2. Tiramin Obat ini dioksidasi oleh MAO, menimbulkan vasopresor
Agonis adrenergik bekerja ganda 1.Efedrin Obat ini tidak saja melepas NE dari ujung saraf, tetapi mampu langsung ke reseptor α dan β. Obat ini berefek bronkodilatasi. Obat ini memerbaiki fungsi motorik pada miastenia gravis, mengurangi kelelahan. 2. Metaraminol Digunakan untuk pengobatan syok dan hipotensi mendadak. Kerjanya memperkuat aktivitas jantung dan menimbulkan vasokonstriksi ringan.
Toksisitas Efek yang tidak diinginkan dari agonis adrenoseptor terutama adalah reseptor terdistribusi luas pada sistem kardiovaskular dan SSP. Pada kardiovaskular dapat meningkatkan tekanan darah, menyebabkan perdarahan atau edema paru. Pada SSP pada dosis sedang amphetamin menyebabkan rasa gelisah, tremor, insomnia, rasa cemas. Sedangkan dosis tinggi dapat menimbulkan paranoid.