BUKU PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM P2KB

dokumen-dokumen yang mirip
BUKU LOG & BORANG PENGISIAN

Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia. Sosialisasi Sistem Informasi Portofolio CPD Online Tenaga Kesehatan.

Buku Log P2KB PERDAFKI dan Borang Pengisian BP2KB PERDAFKI

LOG BOOK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) DOKTER Edisi II

BUKU PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

PROGRAM PENGEMBANGAN & PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT - CPD) VERIFIKASI CPD DOKTER PRAKTIK UMUM

BUKU LOG DAN BORANG PENGISIAN PROGRAM P2KB IKABI

KEBIJAKAN PENERBITAN SERTIFIKAT KOMPETENSI DOKTER DAN DOKTER SPESIALIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan

Petunjuk Teknis. Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) PERDAFKI BP2KB PERDAFKI

BUKU ISIAN PELAKSANAAN DAN PENILAIAN KEGIATAN P2KB (BUKU LOG) PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS RADIOLOGI INDONESIA DAN KOLEGIUM RADIOLOGI INDONESIA

BORANG P2KB DOKTER SPESIALIS KEDOKTERAN OLAHRAGA INDONESIA

CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT

Buku Log KEGIATAN CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT (CPD) ILMU PENYAKIT DALAM KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM

BUKU LOG DAN BORANG PENILAIAN DIRI

BUKU LOG DAN BORANG PENGISIANNYA PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

SOSIALISASI PANDUAN. Badan Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (BP2KB) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia

BORANG UJI-DIRI PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PERDOKLA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KELAUTAN (PERDOKLA)

HASIL PENILAIAN PDSKJI CABANG SURABAYA A. KINERJA PEMBELAJARAN (KOGNITIF) Dokumen yang dibutuhkan

BUKU LOG DAN BORANG PENGISIAN CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (CPD / P2KB)

PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (CPD) DI INDONESIA & POLA P2KB UNTUK DOKTER PRAKTEK I.OETAMA MARSIS BADAN P2KB

PESERTA PROGRAM P2KB ILMU KEDOKTERAN JIWA/ PSIKIATRI

BORANG UJI-DIRI PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

RINCIAN KEGIATAN P2KB DOKTER UMUM (DU) - Sebagai Penyaji 2 SKP Surat Tugas/Sertifikat. Harus dari Jurnal ilmiah terakreditasi oleh IDI

BUKU PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) PERBANI BP2KB DOKTER SPESIALIS BEDAH ANAK INDONESIA

Pedoman Pelaksanaan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (Continuing Professional Development)

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA

Persyaratan permintaan perpanjangan STR yang diajukan setiap 5 (lima) tahun sekali adalah sebagai berikut:

PANDUAN PENGISIAN BORANG

RE-REGISTRASI STR BIDAN

Kata Pengantar. Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

Penjaminan Mutu Sertifikat Dokter dan Dokter Spesialis

BUKU LOG Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan PERDOSKI

MEKANISME REGISTRASI DAN RE- REGISTRASI TENAGA KESEHATAN

KEBIJAKAN IDI TENTANG REGISTRASI, PENDIDIKAN DAN PEMBINAAN KEDOKTERAN DI INDONESIA. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia

Continuing Professional Development (CPD) IAPI adalahe suatu program yang dirancang dalam upaya pembinaan (oversight) bersistem untuk meningkatkan

PANDUAN PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB)

KESIAPAN IDI DALAM REGISTRASI DOKTER MELALUI SISTEM ELEKTRONIK KKI

BORANG SERTIFIKASI ULANG DOKTER SPESIALIS THT-KL / THT KL KONSULTAN PERHATI-KL (PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS THT BEDAH KEPALA LEHER INDONESIA)

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA

BUKU LOG DAN BORANG PENILAIAN DIRI

KATA PENGANTAR Ketua Umum PP PABOI

FORMULIR PERMOHONAN USULAN VERIFIKASI. Kepada Yth. Ketua DPD PPNI Kabupaten/ Kota...

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA. Created By : ASEP SOPARI, SKM, MM, MKM

PEDOMAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

DOKTER DENGAN BP2KB IDI PUSAT

BUKU PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

KOLEGIUM NEUROLOGI INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Nomor:2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014 T E N T A N G

Buku Log. Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (P2KB PERDAMI)

dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

Kebijakan STR Tenaga Kesmas oleh MTKI

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

KOLEGIUM NEUROLOGI INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sistem Aplikasi IDI Online Dalam Menunjang Pelayanan. Dr. Mahesa Paranadipa M, M.H Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

PROGRES DOKUMEN POKJA KKS ( KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STAF )

Kepada Yth, Pemegang Sertifikat Insinyur Profesional Persatuan Insinyur Indonesia Di tempat. Perihal : Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

BUKU PETUNJUK TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB)

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

PETUNJUK TEKNIS CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (CPD/P2KB) IKATAN AHLI UROLOGI INDONESIA (IAUI)

IKATAN DOKTER INDONESIA CABANG JAKARTA SELATAN Periode

Sinergi PPNI-KONSIL Dalam Pengembangan Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan di Indonesia HARIF FADHILLAH

PETUNJUK TEKNIS DAN BUKU LOG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) ILMU PENYAKIT DALAM

PERSYARATAN ADMINISTRASI UNTUK MENDAPATKAN STR (SURAT TANDA REGISTRASI)

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 007/ PP.IAI/1418/IV/2014. Tentang

Sertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi

PERSYARATAN SERTIFIKAT KOMPETENSI DALAM PENGURUSAN STR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN SERTIFIKASI KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI INDONESIA

B U K U PETUNJUK TEKNIS

Continuing Profesional Development - Ir. Soeradji, Dipl.HE

Panduan Kredensial dan Rekredensial Staf klinis Puskesmas Kampala -RAHASIA- BAB I PENDAHULUAN

Contoh Panduan KORPS MARINIR RUMKITAL MARINIR CILANDAK PANDUAN. RUMKITAL MARINIR CILANDAK JAKARTA 2016 DAFTAR ISI

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,

Lembar Penjelasan Tentang Penelitian

PENGUMUMAN TATA CARA PEMENUHAN SKP YANG KURANG BAGI SEJAWAT YANG TELAH LULUS RESERTIFIKASI

Daftar Isi I. PENDAHULUAN II. MEMBUKA APLIKASI P2KB IDI III. INFORMASI / LINK P2KB IDI A. Program 1 B. Program 2 C. Program 3 IV.

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT

SISTIM PENILAIAN KEGIATAN P3KGB

PERAN KOMITE MEDIS DALAM PEMBERIAN KEWENANGAN KLINIS PADA STAF MEDIS RS

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 93 Tahun 2016 Seri E Nomor 45 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PENJELASAN ATAS ALUR KEGIATAN PENJAGAAN TERHADAP KUALITAS PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN SUDUT PANDANG DARI RANAH KEGIATAN TANGGUNG-JAWAB KKI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pedoman Pemberian Sertifikat Kompetensi bagi Dokter Gigi PEDOMAN PEMBERIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI BAGI DOKTER GIGI

Transkripsi:

BUKU PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM P2KB UNTUK DOKTER SPESIALIS FORENSIK P2KB PERHIMPUNAN DOKTER FORENSIK INDONESIA

KATA PENGANTAR Buku ini dibuat untuk menjalankan amanat UUPK bahwa setiap dokter yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. Untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter perlu dipenuhi beberapa persyaratan, antara lain memiliki sertifikat kompetensi. Sertifikat kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kemampuan seorang dokter untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia, yang dikeluarkan oleh kolegium terkait. Kolegium yang terkait bagi dokter spesialis forensik adalah Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI).Melalui upaya sertifikasi dokter ini diharapkan akan terjamin suatu penyelenggaraan pelayanan kedokteran yang bermutu. Program P2KB pada dasarnya merupakan pengkajian seluruh kegiatan profesional yang dilakukan secara mandiri dan sinambung untuk memberi kesempatan kepada yang bersangkutan belajar dari kegiatan profesionalnya. Oleh karena itu proses belajar melalui praktek itu diakhiri dengan penilaian diri di setiap akhir periode 5 tahunan yang sejalan dengan periode resertifikasi untuk pembaharuan izin praktek. Dengan penilaian uji diri ini setiap peserta program P2KB IDI yang telah memenuhi jumlah SKP prasyarat minimal akan memperoleh Sertifikat Kompetensi sebagai Dokter Spesialis Forensik. Oleh karena itu SKP yang dikumpulkan hendaknya berasal dari berbagai kegiatan pendidikan yang mencerminkan diperolehnya pengetahuan dan keterampilan yang dimaksud sesuai dengan layanan yang diberikannya. Buku Juknis ini diterbitkan bersama dengan buku lain yaitu Buku Log dan Borang Penilaian Diri (Buku II) sebagai kelengkapannya. Buku terakhir ini akan diisi sendiri oleh para dokter spesialis forensik. Jakarta, Febuari 2008 Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Ketua Prof dr Budi Sampurna, DFM, SH, SpF(K), SpKP 2 Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Tujuan Kegiatan P2KB 3. Pengorganisasian BAB II KOMPETENSI BAB III PROGRAM P2KB 1. Peserta program P2KB 2. Berbagai Bentuk Kegiatan P2KB 3. Pembobotan Kegiatan BAB IV PETUNJUK PELAKSANAAN P2KB BAB V PENUTUP LAMPIRAN 1. Borang pendaftaran & Data Pribadi 2. Logbook kegiatan Profesional 3. Borang Kegiatan Profesional 4. Borang Kegiatan Ilmiah 5. Borang Kegiatan Mandiri Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008 3

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) dengan jumlah anggota yang terdaftar sebesar 160 orang. Kolegium Dokter Forensik Indonesia (KDFI) adalah kolegium yang menetapkan kompetensi dokter spesialis forensik. Oleh karena itu, pembinaan dokter spesialis forensik mengacu kepada kompetensi yang ditetapkan oleh PDFI dan KDFI. 2. Tujuan Program P2KB PDFI Tujuan umum: Mendorong peningkatan profesionalisme setiap dokter spesialis forensik dengan cara uji diri (selfassessment) melalui pemenuhan angka kredit minimal untuk memperoleh sertifikat kompetensi sebagai dokter ahli forensik, yang meliputi kompetensi di ranah kognitif, psikomotor, maupun afektif. Tujuan khusus: 1. meningkatkan kinerja profesional dokter spesialis forensik 2. meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dokter spesialis forensik 3. menjamin sikap etis dokter spesialis forensik dalam memberikan layanan sesuai dengan kewenangannya Tujuan khusus di atas dapat dicapai oleh para dokter spesialis forensik dengan menjalani berbagai kegiatan bernilai pendidikan, kemudian melaporkan kegiatan itu kepada Komisi P2KB PDFI untuk diverifikasi dalam rangka mendapatkan rekomendasi IDI dan sertifikat kompetensi. Sertifikat kompetensi (SK) yang dikeluarkan oleh Kolegium Dokter Forensik Indonesia, bersama dengan Surat Tanda Registrasi (STR) yang dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan Rekomendasi IDI, merupakan persyaratan untuk mengurus perpanjangan surat izin praktek (SIP). Proses ini disebut sebagai proses resertifikasi. 3. Pengorganisasian Badan Pengembangan & Pendidikan Keprofesian IDI di tingkat pusat dan wilayah adalah lembaga yang bertugas mengkoordinasi program P2KB karena IDI merupakan perhimpunan yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan kedokteran yang bermutu untuk kepentingan masyarakat. Sementara itu perhimpunan di lingkungan IDI adalah lembaga yang mengelola kelangsungan program ini. Mengingat jumlah ahli kedokteran forensik di Indonesia, Program P2KB PDFI dikelola langsung oleh Komisi P2KB PDFI Pusat. Oleh karena itu penting untuk menunjuk seorang petugas di PDFI Pusat yang ditugasi mengurus administrasi P2KB secara paper-based dan/atau on-line. Diperlukan pula kelengkapan dengan sistem teknologi informasi yang memadai untuk kepentingan ini. Mekanisme baku dalam program P2KB adalah pencatatan di kertas (paper-based). Walaupun demikian, untuk cabang atau wilayah yang telah dilengkapi dengan sarana internet, dimungkinkan pencatatan maya (on-line) yang terhubung ke situs PDFI-online. Dimulai dengan masuknya borang pendaftaran P2KB, maka data P2KB seorang DSF mulai diaktifkan. 4 Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008

Dalam mekanisme resertifikasi, data P2KB anggota berupa borang kinerja berikut dokumen buktinya, diserahkan kepada Komisi P2KB PDFI untuk diverifikasi dan dicatat pencapaian SKP-nya. Data ini dapat dimasukkan (entry) langsung bagi yang mempunyai akses online, tetapi verifikasinya tetap dilakukan secara nyata (paper-based) di kantor BP2KB pusat. Pada akhir setiap periode lima tahunan, perolehan SKP setiap DSF dihitung. Mereka yang telah memenuhi SKP prasyarat, yaitu 250 SKP-IDI (minimal requirement 200 SKP-IDI), akan dilaporkan ke Kolegium Dokter Forensik Indonesia. KDFI kemudian akan mengeluarkan sertifikat kompetensi. Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008 5

BAB II Kompetensi Dokter Spesialis Forensik Seorang dokter spesialis Forensik setelah menyelesaikan pendidikan diharapkan memiliki kompetensi sebagai berikut : Kompetensi I Kompetensi II Kompetensi III Kompetensi IV Kompetensi V Kompetensi VI Menerapkan etika profesi Dokter Spesialis Forensik dan mematuhi prosedur medikolegal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai Dokter Spesialis Forensik. Menegakkan diagnosis kedokteran Forensik dan medi-kolegal pada korban hidup maupun mati, menatalak-sana kasus sesuai dengan aspek sosio-yuridis dan medikolegal, serta mengkomunikasikan ekspertise yang dihasilkan kepada pihak yang berwenang, termasuk membuat sertifikasi forensik sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku Merancang, mengelola, dan mengawasi kegiatan unit kedokteran forensik dan perawatan jenasah di sebuah institusi pelayanan kesehatan. Berperan aktif dalam tim kerja penanganan kasus forensik dan dalam tim etikomedikolegal RS Berperan sebagai pengajar dan pembimbing dalam bidang Forensik, etik dan medikolegal sesuai dengan ketentuan perundang2an yang berlaku. Berperan aktif dalam mengembangkan ilmu kedokteran khususnya dalam bidang Forensik, etika dan medikolegal melalui penulisan karya ilmiah yang dipresentasikan atau dipublikasikan dari hasil penelitian. Komponen kompetensi selengkapnya dapat dilihat pada buku standar kompetensi dokter forensik. 6 Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008

BAB III PROGRAM P2KB DSF Pengembangan & Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan meliputi semua kegiatan dokter, formal maupun nonformal, yang dilakukannya untuk mempertahankan, membaharukan, mengembangkan, dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesionalnya sebagai upaya untuk mempertahankan kompetensi yang dibutuhkan. Karena P2KB merupakan kegiatan belajar mandiri yang self-directed dan practice-based, maka unsur utamanya adalah pencatatan untuk tujuan monitoring oleh perhimpunan. Dalam hal ini pemanfaatan teknologi informasi akan sangat membantu. 1. Peserta program P2KB DSF Setiap dokter spesialis forensik (DSF) berhak memperoleh kesempatan untuk menjalani program P2KB bagi DSF. Program ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses resertifikasinya. Cara Pendaftaran Program P2KB Pendaftaran ini dilakukan dengan mengisi borang pendaftaran yang terdapat dalam Buku Log P2KB DSF, dan mengirimkannya ke PDFI pusat bersama rencana pengembangan diri (lihat butir 3). Setiap DSF perlu mengisi Buku Log P2KB DSF secara rutin, kemudian melaporkannya ke PDFI secara berkala, lengkap dengan dokumen buktinya. Sangat dianjurkan untuk melaporkannya setiap tahun sehingga kekurangan nilai SKP di akhir masa resertifikasi dapat diantisipasi dan dihindari. DSF yang ingin menggunakan mekanisme maya dapat langsung melakukan akses on-line dan mengikuti cara registrasi untuk mendapatkan nama/nomor diri (access account). Dengan nama/nomor diri, masingmasing DSF dapat mengisi borang penilaian diri langsung setiap saat. 2. Berbagai bentuk kegiatan P2KB Satuan kredit partisipasi (SKP) IDI merupakan bukti kesertaan seorang dokter dalam program P2KB. Kredit ini diberikan baik untuk kegiatan yang bersifat klinis (berhubungan dengan pelayanan kedokteran langsung atau tak langsung) maupun nonklinis (mengajar, meneliti, manajemen). Syarat perolehan SKP minimal yang ditetapkan oleh IDI untuk resertifikasi adalah 200 SKP per 5 tahun yang tersebar pada berbagai ranah kegiatan. Menurut panduan P2KB yang dikeluarkan PB IDI, kegiatan yang dapat diberi kredit dibedakan atas 3 jenis: 1. Kegiatan pendidikan pribadi: kegiatan perorangan yang dilakukan sendiri yang memberikan tambahan ilmu dan keterampilan bagi yang bersangkutan. 2. Kegiatan pendidikan internal: kegiatan yang dilakukan bersama teman sekerja dan merupakan kegiatan terstruktur di tempat kerja yang bersangkutan 3. Kegiatan pendidikan eksternal: kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain di luar tempat kerja yang bersangkutan, yang dapat berskala lokal/wilayah, nasional, maupun internasional. Nilai kredit (untuk peserta, penyaji makalah/pembicara, moderator) dari suatu kegiatan P2KB eksternal dibedakan berdasarkan skala kegiatan yang dapat berskala lokal/ wilayah, nasional, bahkan internasional. Pemberian nilai kredit selain perhitungan nilai normatif, juga memperhitungkan berbagai faktor antara lain: kedalaman materi topik; kualitas/mutu/kompetensi pembicara/pengajar; lamanya pelaksanaan proses pendidikan dalam jam, hari, atau minggu. Untuk kemudahan perhitungan ditetapkan batasan minimal dan maksimal (Tabel 1). Kegiatan P2KB eksternal minimal yang efektif dalam satu hari adalah 3 jam kegiatan, bilamana dalam keadaan tertentu kegiatan P2KB eksternal yang dilaksanakan kurang dari 3 jam kegiatan, maka dilakukan perhitungan secara normatif dan kesepakatan (sesuai Pedoman BP P2KB). Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008 7

Nilai kredit yang diperoleh dari kegiatan di luar negeri, misalnya kredit sebagai pembicara di suatu kursus di luar negeri, akan disesuaikan dengan nilai yang berlaku di Indonesia (Tabel 1), karena nilai dari panitia di luar negeri sudah tentu tidak serasi dengan perhitungan nilai kredit prasyarat yang berlaku di IDI. Begitu juga lazimnya dalam kesepakatan global (Uni Eropa dan USA), bahwa walaupun kegiatan ekternal yang dilakukan di forum internasional, ketetapan nilai kredit yang berlaku dikembalikan pada ketetapan nilai kredit yang ditentukan institusi yang berwenang di negara masing-masing. Ditinjau dari sudut keprofesian, kegiatan dalam P2KB ini dibedakan atas 5 ranah (domain) kegiatan berikut ini. A. Kegiatan pembelajaran (learning), yaitu kegiatan yang membuat seseorang mempelajari suatu pengetahuan/keterampilan misalnya membaca artikel di jurnal, menelusuri informasi/sesi EBM, mengikuti suatu pelatihan B. Kegiatan profesional, yaitu kegiatan yang dilakukan sehubungan dengan fungsinya sebagai dokter sehingga memberinya kesempatan untuk mempertahankan/meningkatkan pengetahuan dan keterampilan klinisnya misalnya menangani pasien, menyajikan makalah menyangkut masalah klinis dalam suatu seminar atau menjadi instruktur dalam suatu workshop/pelatihan. C. Kegiatan pengabdian masyarakat/profesi yaitu kegiatan yang dimaksudkan sebagai pengabdian kepada masyarakat umum atau masyarakat profesinya yang memberinya kesempatan untuk mengasah pengetahuan dan keterampilan klinisnya misalnya memberikan penyuluhan kesehatan, terlibat dalam penanggulangan bencana, duduk sebagai anggota suatu pokja organisasi profesi (misalnya pokja AIDS, penyusunan formularium). D. Kegiatan publikasi ilmiah atau populer di bidang kedokteran yaitu kegiatan yang menghasilkan karya tulis yang dipublikasi misalnya menulis buku (dgn ISBN), menerjemahkan buku di bidang ilmunya (dgn ISBN), menulis laporan kasus, menulis tinjauan pustaka yang dipublikasi di jurnal (yang terakreditasi), mengasuh rubrik ilmiah/populer kedokteran. E. Kegiatan pengembangan ilmu dan pendidikan yaitu kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan bidang ilmu yang bersangkutan misalnya melakukan penelitian di bidang pelayanan primer, mendidik/mengajar termasuk membuat ujiannya, menjadi supervisor, atau membimbing di bidang ilmunya. Disadari bahwa tidak setiap dokter berkesempatan melakukan kelima ranah kegiatan di atas, maka dilakukan modifikasi dalam pembuatan skema P2KB PDFI. Untuk mempermudah, maka pengisian borang dilakukan dengan pembagian menurut Kegiatan Mandiri, Kegiatan Internal, dan Kegiatan Eksternal 3. Pembobotan Kegiatan Kredit prasyarat IDI adalah 250 SKP IDI per lima tahun (optimal requirement) dengan minimal 25 SKP berasal dari kegiatan nonklinik. Minimal requirement adalah 200 SKP IDI per lima tahun. Bobot kredit merupakan wewenang perhimpunan dengan panduan persentase pembobotan sebagai berikut: Kognitif Psikomotor Afektif nonklinik Kelompok praklinik dengan layanan langsung 60-70% 10-20% 10% 10% Kelompok praklinik dengan layanan tak langsung 50-60% 20-35% 5-10% 10% Kelompok Bedah 40% 40% 10% 10% Kelompok Medik dengan intervensi 60-70% 10-20% 10-20% 10% Kelompok Medik tanpa intervensi 75-80% 0-5% 10% 10% Perhitungan batasan minimal dan maksimal bobot kredit untuk simposium dan workshop mengikuti tabel 1. Tabel 1. Perhitungan batasan minimal dan maksimal bobot kredit Kegiatan Pendidikan CPD untuk Simposium dan Workshop (Jangka Pendek).*) 8 Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008

Kegiatan Pendidikan P2KB Skala Lokal/Wilayah Nasional Internasional Waktu dalam jam <8 8-16 >16 <8 8-16 >16 <8 8-16 >16 Peserta 3-6 8 10 4-8 10 12 6-10 12 14 Pembicara 4-8 8 8 6-12 12 12 8-14 14 14 Simposium/ Seminar per makalah Moderator 2 2 2 4 4 4 6 6 6 (Kognitif) Panitia 1 1 1 2 2 2 3 3 3 Jumlah 16-19 21 16-28 30 23-33 35 37 17 26 Peserta 4-8 10 12 6-10 12 14 8-14 16 18 Pembicara 4-8 8 8 8-12 12 12 8-14 14 14 Workshop/ Course per makalah Moderator - - - - - - - - - (Psikomotor) Panitia 1 1 1 2 2 2 3 3 3 Jumlah 9-17 19 21 16-24 26 28 19-31 33 35 *) Sesuai Buku Pedoman BP2KB 2007 Kegiatan Pribadi/Mandiri Yang dimaksud dengan aktivitas mandiri adalah kegiatan individual terencana yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan profesional yang berujung pada perbaikan kualitas pelayanan. Kegiatan pribadi melingkupi kegiatan yang termasuk di dalam ranah kegiatan ilmiah yaitu menjadi pembicara/ melakukan presentasi pada acara ilmiah terkait Forensik, serta membuat publikasi ilmiah. Selain itu, kegiatan yang juga termasuk kegiatan pribadi/mandiri adalah membaca jurnal yang terakreditasi, melakukan penelusuran informasi/sesi EBM, mengerjakan MCQ (CME) melalui internet yang diselenggarakan oleh Kolegium, melakukan clinical appraisal, audit klinis, review kasus, dsb. Ranah kegiatan Pengabdian masyarakat juga digolongkan dalam kegiatan pribadi/mandiri. Jenis Kegiatan Verifikasi SKP Menjadi pembicara dalam kongres/ Sertifikat kegiatan Lih. Tabel 1 seminar Membaca jurnal Ringkasan hasil 1 SKP/ Kali Melaksanakan clinical appraisal Ringkasan hasil 1 SKP/ Kali audit klinis Ringkasan hasil 1 SKP/ Kali review kasus Ringkasan hasil 1 SKP/ Kasus Mengerjakan modul P2KB on-line/ Output keg online/ rekaman pada server 2 SKP/ modul Off line Lembar feed back dari panitia P2KB Jurnal Forensik Jurnal asli 10 Penulis utama Bersama Jurnal nasional terakreditasi A/B/C Jurnal asli 7,5/5/3 Penulis utama Bersama Jurnal internasional Jurnal asli 15 Penulis utama Bersama Membuat penulisan ilmiah populer Majalah asli 3 Memberikan penyuluhan di bidang ilmu kedokteran forensik pada suatu Keterangan/sertifikat penghargaan 1 SKP/ Kali Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008 9

lembaga atau kelompok yang berjumlah > 20 orang Terlibat dlm kegiatan Keterangan/sertifikat penghargaan 1 SKP/ Kali kemasyarakatan untuk pelayanan medis yang iselenggarakan oleh LSM/ perhimpunan profesi/ pemerintah Terlibat dalam suatu panitia/pokja Tingkat regional/nasional/ internasional SK Penunjukan dari organisasi 1 SKP/ Kali SKP Minimal untuk kegiatan Pribadi/Mandiri: 15 SKP Maksimal 25 SKP per tahun Kegiatan Internal Dokter telah lama dikenal sebagai life-long learning profession, maka kegiatan profesional merupakan satu dari 5 ranah kegiatan dokter yang merupakan sarana utama untuknya belajar. Berbagai kegiatan dalam tabel di bawah ini memiliki nilai pendidikan (P2KB) sehingga dapat memperoleh nilai SKP-IDI. Untuk keperluan jaga mutu, maka kegiatan itu perlu pengesahan dan bukti, dokumen bukti harus disertakan sebagai lampiran dari borang kinerja profesional. Dalam pembagiannya, ranah kegiatan profesional digolongkan dalam Kegiatan Internal yaitu kegiatan yang dilakukan bersama teman sekerja dan merupakan kegiatan terstruktur di tempat kerja yang bersangkutan. Jenis Kegiatan Verifikasi SKP Penanganan korban SK penunjukan & bukti jumlah kasus Melakukan autopsi Bukti jumlah kasus, ditandatangani direktur RS 1 SKP/ 3 kasus Min 3 SKP Melakukan penggalian kubur Melakukan pemeriksaan mayat (PL saja) Melakukan pemeriksaan korban hidup (penganiayaan, kekerasan seksual) Memberikan konsultasi medikolegal Menjadi saksi ahli di pengadilan Merancang Kurikulum pendidikan IK Forensik pada jenjang S1 di PT yang terakreditasi Membimbing/mengajar mahasiswa pada PT yang terakreditasi Bukti jumlah kasus, ditandatangani direktur RS Bukti jumlah kasus, ditandatangani direktur RS Bukti jumlah kasus, ditandatangani direktur RS Bukti jumlah kasus, ditandatangani direktur RS Bukti jumlah kasus Bukti kehadiran di pengadilan SK Dekan SK Dekan/ Surat Penugasan SKP Minimal untuk kegiatan Internal: 15 SKP, maksimal 35 SKP per tahun Maks 30 SKP/tahun 1 SKP/ 1 kasus Min 0 SKP Maks 15 SKP/tahun 1 SKP/ 10 kasus Min 5 SKP/tahun Maks 20 SKP/tahun 1 SKP/ 10 kasus Min 5 SKP/tahun Maks 20 SKP/tahun 1 SKP/ 10 kasus Min 3 SKP/tahun Maks 10 SKP 2 SKP/ 1 kasus Min 0 SKP Maks 20 SKP/tahun 2 SKP Min 0 SKP Maks 20 SKP/tahun S1: 3 SKP/ semester S2/Sp: 5 SKP/semester S3: 7SKP/semester Nilai SKP ditentukan oleh jumlah kasus yang ditangani, diberikan batasan maksimal karena hubungan jumlah kasus yang ditangani dengan nilai pembelajarannya tidaklah linier, demikian juga dengan mutu layanan. 10 Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008

Kegiatan Eksternal Kegiatan Eksternal melingkupi kegiatan yang termasuk di dalam ranah kegiatan ilmiah yaitu menjadi peserta pertemuan ilmiah dan kegiatan pendidikan yang bersifat edukatif. Sedangkan publikasi dan presentasi ilmiah dimasukkan dalam kegiatan mandiri. Yang dimaksud dengan pertemuan ilmiah adalah setiap pertemuan yang bersifat ceramah/ kuliah yang dimaksudkan untuk menambah atau menyegarkan pengetahuan/ keterampilan. Kegiatan ilmiah yang diselenggarakan oleh selain perhimpunan dapat disertakan sepanjang berhubungan dengan bidang ilmu kedokteran forensik dan medikolegal. Jenis Kegiatan Verifikasi SKP Menjadi Peserta: Sertifikat/ catatan panitia Sesuai tabel 1 PIT Kongker KoNas Kongres Internasional Peserta Simposium/seminar Sertifikat/ catatan panitia Sesuai tabel 1 Presentasi di forum Sertifikat 1 SKP/ 1 jam kegiatan ilmiah (di luar kegiatan PDFI) Mengajar/fasilitator kegiatan ilmiah CPD Surat Keterangan dari Panitia Penyelenggara / Dekan 1 SKP/ 1 jam kegiatan SKP Minimal untuk kegiatan Internal: 10 SKP, maksimal 25 SKP per tahun Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008 11

BAB IV PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN Pendaftaran DSF mengisi borang pendaftaran dan mengirimkannya pada panitia P2KB Panitia P2KB akan memberikan nomor registrasi pada anggota yang digunakan untuk mempermudah proses administrasi Kegiatan Mandiri Untuk kegiatan on-line/ off line dari panitia P2KB, salinan feedback diberikan pada panitia P2KB untuk kepentingan verifikasi Untuk clinical appraisal, audit medis, audit klinis, review kasus, ringkasan hasil yang disahkan oleh Kepala Departemen dan Direktur RS tempat DSF bekerja harap disertakan untuk diverifikasi Borang kegiatan mandiri dimintakan pengesahannya dari Kepala Departemen dan Direktur RS tempat DSF bekerja setiap tahun DSF mengirimkan salinan borang kegiatan mandiri kepada panitia P2KB untuk dikompilasi Lembar asli disimpan oleh DSF untuk dikirimkan kepada panitia pada saat jumlah SKP sudah terpenuhi (pada saat akan melakukan resertifikasi) untuk diverifikasi Kegiatan Internal DSF mengisi logbook kegiatan secara rutin (harian/ mingguan/ bulanan) dan mengkompilasinya dalam borang kegiatan profesional di akhir tahun Borang kegiatan dimintakan pengesahannya dari Kepala Departemen dan Direktur RS tempat DSF bekerja setiap tahun DSF mengirimkan salinan borang kepada panitia P2KB PDFI untuk dikompilasi Lembar asli disimpan oleh DSF untuk dikirimkan kepada panitia pada saat jumlah SKP sudah terpenuhi (pada saat akan melakukan resertifikasi) untuk diverifikasi Kegiatan Eksternal Untuk kegiatan yang diselenggarakan oleh perhimpunan/ Kolegium, daftar hadir peserta dan daftar pembicara/presentasi akan disimpan oleh panitia P2KB sebagai catatan. DSF tetap diminta melampirkan salinan sertifikat pada saat jumlah SKP sudah terpenuhi (pada saat akan melakukan resertifikasi) sebagai bahan verifikasi Untuk kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga lain yang sudah diverifikasi panitia P2KB, salinan sertifikat diberikan pada panitia P2KB, sertifikat asli harus ditunjukkan pada saat verifikasi. Nilai SKP yang diberikan sesuai ketentuan PDFI DSF mengisi borang kegiatan ilmiah dan mengirimkannya pada saat jumlah SKP sudah terpenuhi (pada saat akan melakukan resertifikasi) untuk diverifikasi 12 Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008

Keterangan Tambahan Pengiriman Borang kegiatan profesional dan Borang kegiatan mandiri setiap tahun dimaksudkan agar panitia P2KB dapat memantau perolehan SKP setiap DSF. Untuk kegiatan Ilmiah, panitia masih dapat memantau melalui kegiatan yang dilakukan oleh Perhimpunan. Apabila dalam jangka waktu 3-4 tahun DSF belum dapat memenuhi kualifikasi yang diharapkan, panitia akan mengingatkan DSF yang bersangkutan agar dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan untuk memenuhi SKP minimal tersebut Mengingat pengurusan STR dan SIP juga memakan waktu yang diluar kendali Perhimpunan, dianjurkan pada para DSF untuk segera mengirimkan berkas pada panitia apabila sudah memenuhi SKP minimal. Hal ini dilakukan untuk menghindari STR/ SIP lama sudah habis masa berlaku, sementara STR/SIP lama belum keluar. Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008 13

BAB V PENUTUP Semoga Allah yang Maha Kuasa melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada kita dan senantiasa memberikan tuntunan-nya dalam upaya kita belajar sepanjang hayat untuk mencapai standar pelayanan kedokteran global. Amin 14 Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008

LAMPIRAN 1: PROGRAM PENGEMBANGAN & PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN I. BORANG PENDAFTARAN A. DATA UMUM NAMA LENGKAP :. CABANG/KODE : /. ALAMAT CABANG :. No TELEPON /FAX :... /... B. DATA PRIBADI NAMA LENGKAP :... Tempat/tanggal lahir :... NPA IDI Pusat : NPA IDI Cabang: STR terakhir :... (Tgl/Bln/Thn.) SpF lulusan/thn lulus :... Alamat Rumah :...... No. Telp. / Hp :... /... e-mail :... Alamat Kantor :...... No. Telp. / Fax :... /... Alamat Praktik 1 :...... Alamat Praktik 2 :...... Alamat Praktik 3 :...... Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bertanggung jawab atas kebenaran data di atas beserta kelengkapan yang terlampir, dan bersedia memberikan pembuktian apabila diperlukan....,tgl... LAMPIRAN 2: Dr.... Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008 15

BORANG RENCANA PENGEMBANGAN DIRI NAMA: NPA PUSAT: Periode RPD: Tahun Ranah Kegiatan I 1. 2. 3. Dst II 1. 2. 3. Dst III 1. 2. 3. dst IV 1. 2. 3. Dst V 1. 2. 3. dst Catatan: Anjuran tentang proporsi kegiatan profesional yang harus dicapai Ranah kegiatan Porsi Pencapaian yang diharapkan A. Kinerja pembelajaran 40 45% B. Kinerja profesional 40 45% C. Kinerja pengabdian masyarakat/profesi 5 10% D. Publikasi Ilmiah/popular 0 5 % E. Kinerja pengembangan Ilmu 0 4% 16 Prepared by idhoen, last update July 7 th 2008