Kata Kunci :pengetesan, konversi, pemeliharaan system

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 16 IMPLEMENTASI SISTEM

Analisis dan Perancangan Sistem Hanif Al Fatta M.kom

BAB 5 FAKTOR PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

PERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM

Hubungan antara rencana pengujian dan proses pengembangan system. Tim RPL 1 3

STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

System Testing Pengujian terhadap integrasi sub-system, yaitu keterhubungan antar sub-system.

Testing dan Implementasi Sistem Informasi

Implementasi Sistem dan Maintenace Sistem. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Analisis Sistem Hanif Al Fatta M.kom

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BIMBINGAN KONSELING PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI PURWOKERTO 2

ANALISIS SISTEM INFORMASI PEMBAYARAN SISWA DI SMK BATIK SAKTI 1 KEBUMEN NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Kartika Kusumaningrum

SOFTWARE TESTING. Ratna Wardani

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

Rekayasa Perangkat Lunak

Konversi Sistem Informasi Dan Permasalahannya

BAB 4 PELAKSANAAN PENGUJIAN

A. Pengujian Perangkat Lunak

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. informasi telah digunakan oleh pengguna. Sebelum benar-benar bisa digunakan

PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK. Ign.F.Bayu Andoro.S, M.Kom

IMPLEMENTASI SISTEM Reff : Modern Systems Analysis and Design Fourth Edition Jeffrey A. Hoffer Joey F. George Joseph S. Valacich

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan dengan sifat dan ciri-ciri yang berbeda, yang mana sifat ini

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Strategi Pengujian Perangkat Lunak. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma

STRUKTUR DAN FUNGSI PENGOLAHAN DATA

Pengujian Perangkat Lunak Berorientasi Objek. Tim RPL Teknik Informatika

Persaingan di dalam dunia bisnis atau usaha dewasa ini dirasakan semakin ketat dan

ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM Hanif Al Fatta M.Kom

STANDAR PENGEMBANGAN APLIKASI

SISTEM INFORMASI APOTEK FARAH FARMA DI TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA. Naskah Publikasi. diajukan oleh Yulianto

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

REKAYASA PERANGKAT LUNAK MATERI TM 15

ANALISIS dan PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SISFO) di UNIPDU JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat dan dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan teknologi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan masyarakat untuk mengetahui informasi letak geografis

BAB II LANDASAN TEORI

Tugas Rekayasa Perangkat Lunak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperhatikan jumlah Biaya Operasional, akan diketahui apa suatu

METODE PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini akan menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan tugas akhir.

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI SMK BATIK SAKTI 2 KEBUMEN. Naskah Publikasi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN TESTING

PERTEMUAN 2 DBMS & PERANCANGAN BASIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang semakin pesat telah

PROSES PERANCANGAN DATABASE

PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK

BAB 4 PROSES PERANGKAT LUNAK & METRIK PROYEK

BAB 3 PENGUJIAN DALAM SIKLUS PENGEMBANGAN

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

Dibuat Oleh : 1. Andrey ( )

Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai litertur berbeda-beda, namun pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama

TEKNIK PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK (Software Testing Techniques)

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. dengan komputer disebut dengan troubleshoting. Permasalahan tersebut kerap

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMK YPKK 2 SLEMAN

PERANCANGAN E-OFFICE ADMINISTRASI KEHUMASAN UNTUK KEGIATAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU DI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertemuan 3 Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

Implementasi dan Maintenance Sistem. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma PTA 2015/2016

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

METODE KONVERSI SISTIM INFORMASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pengujian pada Perangkat Lunak. Lukman Hakim

PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK. Muhammad Riza Hilmi, ST.

DESAIN TEST CASE. Tugas ke 11 Rekayasa Perangkat Lunak

STRATEGI PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK SI Oleh : Hanif Al Fatta

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:

Teknik Pengujian Perangkat Lunak By : Afijal. M.Kom

KONSEP DASAR DATA BASE. Pertemuan 1

Seringkali terjadi suatu kesalahan besar yang berakibat fatal pada organisasi, ketika mereka melakukan pengalihan/konversi dari suatu sistem lama ke

Strategi Testing. Rudi Susanto. module to be tested. results. software engineer test cases

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

Pengujian dan Implementasi Sistem Informasi

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Dasar-Dasar Pengujian Perangkat Lunak. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB l Pengujian Perangkat Lunak

BAB II LANDASAN TEORI. harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan. atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli.

BAB II LANDASAN TEORI. jangka panjang, dan (4) tidak dimaksudkan untuk diperjual-belikan. Aset semacam

KONSEP DASAR SISTEM DATABASE adalah kepentingan proses pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. pada sistem pakar, dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. Tahap perancangan dalam pembuatan program merupakan suatu hal yang

BAB II LANDASAN TEORI. aplikasi sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan. Aplikasi Penilaian Kinerja Karyawan ini antara lain sebagai berikut.

KONVERSI SISTEM INFORMASI. Oleh : Siti Nurkomariyah (NRP. P E) Kelas E.52 Jakarta Dosen : Ir. Arif Imam Suroso, M. Sc

Transkripsi:

PENGETESAN, IMPLEMENTASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM Oleh : Hanif Al Fatta Abstraks Tahapan implementasi adalah tahapan dimana sistem informasi telah digunakan oleh user. Sebelum benar-benar bisa digunakan dengan baik oleh pengguna, sistem harus melalui tahapan pengetesan terlebih dahulu. Untuk menjamin tidak ada kendala fatal yang muncul pada saat pengguna memanfaatkan sistemnya. Sehingga secara umum tahapan implementasi terdiri atas tahapan :Pengetesan Sistem, Konversi Sistem,Pemeliharaan Sistem. Pada konversi sistem, analis harus bisa memilih strategi konversi yang tepat berkaitan dengan beroperasinya sistem baru. Pada pemeliharaan sistem, aspek pengembangan sistem dan penjagaan sistem dari kerusakan menjadi isu utama Kata Kunci :pengetesan, konversi, pemeliharaan system Pengembangan software mengikuti siklus hidup tertentu yang dimulai dari menentukan solusi untuk untuk masalah yang ditemukan dan mengimplementasikannya. Pengujian system (software testing) adalah bagian dari siklus hidup tersebut yang melibatkan verifikasi apakah setiap unit yang dikembangkan telah memenuhi kebutuhan system yang didefinisikan pada tahapan sebelumnya. Bahkan dengan pengujian yang sangat teliti pada pada ratusan atau ribuan variabel dank ode program, pengguna tetap saja bisa menemukan bugs dari program yang dikembangkan. Pengujian system adalah tahapan yang paling sedikit dipahami dalam pengembangan system dan merupakan proses yang paling memakan waktu dan perencanaan yang matang. Sangat penting untuk memahami konsep ini dengan memahami perbedaan karakteristik dan aspek dalam pengujian sistem, dan kemudian memeriksa teknik, prosedur dan tool yang digunakan untuk mengaplikasikan konsep ini. Hal ini akan membantu pengguna menyadari permasalahan yang dihadapi oleh penguji system dan pentingnya pengujian sistem Filosofi testing Pengujian system merupakan proses mengeksekusi sistem perangkat lunak untuk menentukan apakah sistem perangkat lunak cocok dengan spesifikasi sistem dan berjalan sesaui dengan lingkungan yang diinginkan. Pengujian sistem sering diasosiasikan dengan pencarian bug, ketidaksempurnaan program, kesalahan pada baris program yang menyebabkan kegagalan pada eksekusi sistem perangkat lunak. Menemukan dan menghilangkan ketidaksempurnaan program ini disebut debugging, yang berbeda dengan pengujian sistem yang berfikus pada mengidentifikasi adanya ketidaksempurnaan ini. Kesalahan sistem perangkat lunak bisa sangat bervariasi mulai dari output yang salah, sistem yang crash sampai pada sistem yang menggunakan memori terlalu banyak atau sistem yang berjalan terlalu lambat. Bug-bug seperti ini terjadi kode program yang dieksekusi belum di tes, urutan program yang dieksekusi belum dites, kombinasi dari nilai input yang belum di tes atau lingkungan pemrograman yang belum di tes. Manager dari pengembangan sistem harus bertanggung jawab pada pengujian sistem dan harus menentukan bagaimana pengujian sistem harus dilakukan dengan tujuan mengalokasikan waktu dan sumber daya yang dibutuhkan. Pengujian adalah tahap yang harus

direncanakan. Manajer juga harus mengidentifikasi kualitas dari atribut sistem yang akan diujicoba, menyadari teknik pengujian yang bisa diterapkan pada sistem yang dikembangkan dan memeriksa apakah metode pengujian yang dipilih telah terbukti pada proyek yang similar. Kualitas atribut sistem meliputi keselamatan, kinerja, usability, akurasi, keakuratan dan reliabilitas dan semuanya itu harus diujicoba pada level taktis, historis dan operasional. Beberapa aspek dari sistem juga harus pertimbangkan seperti response time, response pada batasab data, respons jika tidak ada input dan respons pada volum data yang besar. Pengujian sistem juga harus menyertakan data illegal dan data di luar batasan sistem. Sistem harus bisa menangani segala macam kemungkinan. Metode Pengujian Sistem Beberapa test-case harus dilaksanakan dengan beberapa perbedaan strategi transaksi, query atau jalur navigasi yang mewakili penggunaan sistem yang tipikal, kritis atau abnormal. Isu kunci pada pengembangan sistem adalah pemilihan sekelompok test-case yang cocok, sekecil dan secepat mungkin, untuk menyakinkan perilaku sistem secara detail. Pengujian harus mencakup unit testing, yang mengecek validasi dari prosedur dan fungsi-fungsi secara independent dari komponen sistem yang lain. Kemudian modul testing harus menyusul dilakukan untuk mengetahui apakah penggabungan beberapa unit dalam satu modul sudah berjalan dengan baik, termasuk eksekusi dari beberapa modul yang saling berelasi apakah sudah berjalan sesuai karakteristik sistem yang diinginkan. Berikut ini ringkasan beberapa kategori test yang bisa dilakukan a. Stub testing Stub testing adalah pengujian yang difokuskan pada pengujian struktur kendali sebelum semua modul dituliskan. Sistem perangkat lunak secara umum terdiri dari modul yang berelasi baik secara hirarki maupun relasional. Pengujian ini penting untuk mengecek apakah struktur kendali sudah memetakan kinerja keseluruhan modul secara tepat. Jika ada modul yang berfungsi memanggil modul yang lain maka harus dipastikan semua modul bekerjasama dengan tepat. Berikut ilustrasi struktur kendali beberapa modul : Gambar 1 : Ilustrasi Stub Test

b. Unit testing Jika struktur kendali antar modul sudah terbukti bagus, maka pengujian yang tak kalah pentingnya adalah pengujian unit. Pengujian unit digunakan untuk menguji setiap modul untuk menjamin setiap modul menjalankan fungsinya dengan baik. Ada 2 metode untuk melakukan unit testing yaitu : Black Box Testing Terfokus pada apakah unit program memenuhi requirement yang disebutkan dalam spesifikasi. Pada black box testing, cara pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan, Jika ada yang unit yang tidak sesuai outputnya maka untuk menyelesaikannya, diteruskan pada pengujian yang kedua yaitu white box testing. Gambar 2 : Blackbox Testing White-Box Testing White box testing adalah cara pengujian dengan melihat ke dalam modul untuk meneliti kodekode program yang ada, dan menganalisis apakah ada kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan proses bisnis yang dilakukan, maka barisbaris program, variable dan parameter yang terlibat pada unit tersebut akan dicek satu persatu dan diperbaiki, kemudian di compile ulang. Gambar 3 : Whitebox Testing

c.integration testing Setelah unit testing selesai, maka pengujian berikunya adalah pengujian interaksi dari modulmodul yang menyusun sistem informasi untuk menjamin bahwa mereka bekerja dengan baik. Integration test terdiri dari serangkaian tes sebagai berikut: Ujicoba Antarmuka Ujicoba setiap fungsi dari interface Ujicoba skenario pengguna Pastikan setiap skenario berjalan dengan baik Ujicoba aliran data Uji setiap proses dalam langkah per-langkah Ujicoba interface sistem Pastikan data mengalir antar proses d.system testing Tes-tes sebelumnya berhubungan dengan bagaimana software sistem informasi berjalan dengan baik atau tidak. Komponen dari sistem informasi secara keseluruhan tidak hanya terdiri dari perangkat lunak saja, tetapi juga terdiri dari sistem transmisi datanya, perangkatperangkat kerasnya seperti komputer, magnetic reader Tes untuk menjamin software bekerja dengan baik sebagai bagian dari keseluruhan sistem. Jika sistem terdiri dari beberapa mesin komputer yang saling berintegrasi, maka software harus bisa berjalan pada semua jenis hardware yang terlibat,. Aplikasi yang berjalan di sisi server misalnya harus dicek apakah merespon permintaan dari sisi klien dengan benar dan cepat. d.acceptance testing Ketiga jenis tes yang dilakukan sebelumnya, merupakan test yang dilakukan oleh pengembang sistem. Karena pengguna akhir dari sistem memiliki pemahaman tentang sistem informasi dengan tingkat yang berbeda, maka seberapa jauh pengguna akhir dapat memahami dan menerima sistem harus diuji. Tes ini lah yang dinamakan dengan user acceptance test.tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa sistem telah melayani kebutuhan organisasi. Ada 2 tahap dalam user acceptance test, yaitu : Alpha testing dan Beta testing. Alpha Testing adalah tes ini dilakukan oleh user untuk menjamin bahwa mereka menerima sistem, tes dilakukan dengan menggunakan data tes. Tes ini sebenarnya merupakan simulasi dari penggunaan sistem oleh pengguna akhir pada sistem yang sebenarnya, tetapi dilaksanakan dengan data yang relative sedikit dan dilaksanakan di laboratorium. Tujuannya adalah untuk melihat kemudahan penggunaan software oleh pengguna akhir. Tahap kedua adalah Beta Testing. Alpha testing tidak dapat menggambarkan volume data yang sebenarnya yang harus diproses oleh sistem, sehingga perlu pengujian dengan menggunakan data riil, bukan data tes. User sesungguhnya memonitor kesalahan yang terjadi atau perbaikan yang dibutuhkan. Beta testing inilah yang menentukan apakah sistem akan diterima atau harus dirancang ulang.

Implementasi sistem Jika sistem perangkat lunak telah selesai melewati tahap pengujian sistem maka sistem perangkat lunak tersebut telah siap untuk digunakan. Penggunaan sistem perangkat lunak yang baru pada suatu organisasi atau perusahaan kadang-kadang merupakan proses yang tidak mudah sehingga persiapan untuk tahap ini harus dibuat dengan matang. Tahapan implementasi sistem dapat terdiri dari langkah-langkah berikut ini: Menerapkan rencana implementasi Melakukan kegiatan implementasi Tindak lanjut implementasi Menerapkan rencana implementasi Supaya kegiatan implementasi nantinya dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan, maka suatu rencana implementasi. Sehingga rencana implementasi merupakan kegiatan awal dari tahap implementasi sistem. Rencana implementasi dimaksudkan untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan. Dalam tahapan ini biaya yang dibutuhkan dikalkulasi dalam bentuk anggaran biaya. Angggaran biaya inilah yang digunakan untuk kendali terhadap biayabiaya yang dikeluarkan. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tahapan-tahapan pekerjaan juga perlu ditentukan disini. Lebih jauh tentang penjadwalan akan di bahas pada modul tersendiri. Kegiatan Implementasi Kegiatan implementasi dilakukan dengan dasar kegiatan yang sudah direncanakan dalam rencana implementasi. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan implementasi adalah : Pemilihan dan pelatihan personil Pemilihan tempat dan instalasi perangkat lunak dan perangkat keras. Pemrograman dan pengetesan program Pengetesan sistem Konversi sistem. Pemilihan dan pelatihan personil Personil yang dipilih dapat berasal dari 2 sumber yaitu karyawan yang telah ada perusahaan atau calon karyawan yang berasal dari luar. dari Pelatihan karyawan Ada beberapa pendekatan pelatihan yaitu: Ceramah/seminar Pelatihan prosedural Pelatihan tutorial Simulasi Latihan langsung di pekerjaan (on-the-job-training)

Pemilihan tempat dan instalasi perangkat lunak dan perangkat keras. Jika peralatan baru akan dimiliki, maka tempat atau ruangan untuk hardware baru harus juga dipersiapkan. Sistem yang besar membutuhkan tempat dan lingkungan yang harus diperhitungkan, misalnya dengan pemasangan AC, penerangan, pendeteksi kebakaran, UPS, telepon dan lain sebagainya. Langkah selanjutnya adalah menginstall harware dan softwarenya. Konversi Sistem Setelah sistem sukses diujicoba maka persiapan untuk menempatkan sistem baru bisa dimulai. Sistem analis akan mengembangkan rencana konversi secara lengkap. Dalam melakukan konversi sistem ada beberapa alternatif strategi yang bisa dipilih: Abrupt Cut Over (konversi langsung)- Pada tanggal tertentu (biasanya tanggal yang bersamaan dengan periode bisnis resmi seperti periode anggaran bulanan, 4 bualanan atau tahunan) sistem lama dihapus dan sistem baru dioperasikan. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang beresiko karena mungkin saja masih ada masalah utama yang belum ditemukan dalam ujicoba sistem, baru pada saat dioperasikan masalah tersebut ditemukan. Kelebihannya adalah tidak ada biaya transisi. Pendekatan ini mungkih diperlukan untuk mandat pemerintah atau kebijakan bisnis yang hanya efektif pada tanggal tertentu dan sistem tidak bisa diimplementasikan setelah tanggal itu. Paralel Conversion-Pada pendekatan ini, baik sistem lama maupun sistem baru diimplementasikan selama beberapa periode waktu. Pendekatan ini memungkinkan beberapa masalah utama pada sistem baru berhasil ditemukan dan diatasi sebelum sistem lama berhenti dipakai. Pada akhir periode paralel, sistem lama bisa langsung dibuang, atau secara bertahap dihentikan pemakaiannya. Sistem ini menjamin kegiatan perusahaan atau organisasi tidak akan terhenti juka sistem baru ternyata bermasalah.tetapi menjalankan 2 sistem bersamaan akan menyebabkan biaya produksi meningkat. Menjalankan 2 sistem bersamaan pada sistem komputer yang sama juga bisa menyebabkan kecepatan komputasi dari sistem melambat. Location Conversion-Ketika beberapa sistem yang sama akan dioperasikan pada tempattempat yang berbeda lokasi geografinya, konversi biasanya dilakukan pada 1 lokasi terlebih dahulu (bisa konversi langsung atau paralel). Ketika sistem pada lokasi tersebut berjalan dengan baik, maka sistem bisa di-deploy di lokasi yang lainnya. Pada lokasi pertama disarankan digunakan konversi paralel dan pada lokasi-lokasi berikutnya bisa digunakan konversi secara langsung. Staged Conversion (Konversi bertahap)-seperti location conversion, staged conversion adalah variasi dari konversi langsung dan konversi paralel. Konversi ini menggunakan pendekatan versi. Suatu sistem dikembangkan dengan versi awal kemudian diimplemetasikan, bisa dengan paralele atau langsung. Kemudian versi berikutnya diimplementasikan lagi, sampai diperoleh versi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi atau perusahaaan. 15.6 Pemeliharaan Sistem Walaupun telah didisain, dibangun dan diujicoba sistem atau aplikasi bisa mengalami error atau bug yang tidak bisa dihindari. Bug bisa disebabkan oleh beberapa hal: Kebutuhan sistem yang kurang divalidasi Kebutuhan sistem yang kurang dikomunikasikan Kebutuhan sistem yang disalahtafsirkan Kesalahan dalam mendesain dan mengimplementasikan kebutuhan sistem Kesalahan penggunaan program semata

Tujuan utama dari pemeliharaan sistem adalah: Untuk membuat perubahan yang bisa diramalkan untuk sistem yang ada dan membetulkan kesalahan yang dibuat selama proses sistem disain dan implementasi Untuk memelihara bagian program yang benar dan menghindari memperbaiki bagian ini yang justru akan menyebabkan error pada bagian lain yang sudah benar Untuk menghindari, degradasi performa sistem. Pemeliharaan sistem yang buruk akan berakibat menurunnya throughput dan response time dari sistem Untuk menjamin keseluruhan proses bisnis yang bergantung pada sistem informasi berjalan dengan baik, karena kegagalan sistem bisa saja berakibat pada kerugian jutaan dolar. Recovery sistem Dari waktu ke waktu sistem yang crash adalah hal yang tidak bisa dihindari. Biasanya disebabkan karena program hang dan diikuti oleh hilangnya transaksi atau data-data bisnis. Sistem analis biasanya berperan sebagai pihak yang memperbaiki atau sebagai jembatan antara user dan pihak yang bisa melakukan perbaikan. Pemulihan sistem dapat dirangkum sebagai berikut: Pada banyak kasus, seorang analis cukup duduk di terminal computer dan melakukan perbaikan dengan hanya menekan tombol tertentu atau melakukan rebooting. Pada kasus ini seorang analis biasanya memberikan sederetan instruksi untuk mencegah kerusakan yang sama terulang lagi. 1. Pada kasus yang lain, seorang analis mungkin perlu menghubungi personil operasi untuk memperbaiki kerusakan. Hal ini biasa dilakukan jika melibatkan server. Network administrator, database administrator atau webmaster biasanya mngurusi server tersebut. 2. Pada kasus lain, analis kemungkinan perlu memanggil administrator data untuk mengembalikan data-data bisnis dalam database yang hilang atau rusak. Dalam memulihkan data bisnis bukan hanya database yang perlu diperbaiki tetapi: Transaksi yang terjadi antara backup terakhir dan pemulihan data harus diproses ulang. Proses ini disebut dengan roll forward. Jika crash terjadi selama proses transaksi, dan transaksi tersebut baru sebagian selesai., maka segala update transaksional sebelum proses crash terjadi harus dihapus sebelum melakukan pemrosesan keseluruhan transaksi. Proses ini disebut dengan roll back. Biasanya sistem manajemen basis data menyediakan fasilitas roll back dan roll forward ini. 3. Pada kasus lain, analis perlu memanggil administrator jaringan untuk memperbaiki jaringan lokal atau jaringan internet yang putus. 4. Pada kasus lain, analis perlu memanggil teknisi hardware untuk memperbaiki kerusakan pada perangkat keras. 5. Pada kasus lain, kemungkina analis akanmenemukan beberapa bug dan mengisolasi bugs tersebut atau mengingatkan pengguna untuk menghindari operasi yang menyebabkan bug tersebut.

System Enhancement Melakukan perubahan terhadap sistem karena perubahan kebutuhan sistem adalah hal yang normal pada suatu sistem informasi. Dunia bisnis selalu berubah, sehingga kebutuhan sistem juga akan ikut berubah. Sistem analis perlu mengamati perubahan kebutuhan sistem ini. Pada satu kasus, sistem analis mungkin akan mengadakan peningkatan atau perubahan pada hardware yang dipakai, kadang-kang harus melakukan pengembangan sistem dari sisi software dengan menambahkan beberapa kebutuhan sistem yang baru. Beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya enhancement ini antara lain: 1. Masalah bisnis baru- muncul masalah-masalah bisnis baru akan menyebabkan sistem yang sedang digunakanmenjadi tidak bisa digunakan atau tidak aman. 2. Kebutuhan bisnis baru-kebutuhan sistem baru (versi laporan yang terbaru, transaksi, ataupun kebijakan) diperlukan untuk mendukung keberadaan sistem yangs edang berjalan 3. Kebutuhan Teknologi baru-hal ini terjadi jika ternyata bermunculan teknologi baru yang lebih mempermudah proses bisnis 4. Desain sistem yang baru- Kadang-kadang beberapa elemen dari sistem yang sudah ada perlu dirubah walaupun masalah bisnis dan kebutuhan bisnis tidak berubah (misalnya perubahan jumlah field dalam database atau perubahan user interface). Kesimpulan a. Setelah proses penulisan program dinyatakan selesai, maka beberapa tahapan penting dalam pengembangan Sistem Informasi harus dilalui. Pertama, sistem harus melalui serangkaian ujicoba sistem untuk melihat apakah kebutuhan user benart-benar sudah terimplementasikan dalam perangkat lunak sistem informasi yang dilakukan. Pengujian juga bertujuan untuk melihat apakah pengguna akhir mampu menggunakan dan memanfaatkan perangkat lunak tersebut dengan efisien. b. Setelah perangkat lunak lolos pengujian sistem, maka rencana implementasi diterapkan. Untuk sistem informasi yang kompleks pelatihan untuk pengguna sangat dianjurkan sehingga sistem dapat dipahami oleh pengguna akhir. Strategi konversi juga harus dipilih untuk menjamin penggunaan sistem baru tidak membuat proses bisnis pada perusahaan atau organisasi klien terganggu atau terhenti. c. Langkah terakhir adalah pemeliharaan sistem. Karena sistem informasi memiliki kemungkinan untuk crash, rusak dan sebagainya maka sistem perlu dipelihara. Pemeliharaan sistem juga punya tujuan yaitu merespon perubahan kebutuhan pengguna setelah sistem digunakan selama beberapa waktu. Daftar Pustaka Al fatta, Hanif, 2007, Analisis dan perancangan system informasi untuk keunggulan perusahaan dan organisasi kelas dunia, Andi offset STMIK AMIKOM Yogyakarta