Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT /PP/M.XIII/16/2013. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2008

dokumen-dokumen yang mirip
: bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00);

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Koreksi Dasar Pengenaan Pajak;

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.XIII/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

: bahwa koreksi sebesar Rp ,00 berasal dari jumlah pada akun akun GL sebagai berikut :

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43771/PP/M.VI/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut:

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah penerbitan Keputusan Tergugat Nomor KEP-3281/ WPJ.11/2015 tanggal 15 Oktober 2015;

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

Koreksi Pajak Masukan yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha/divisi kebun sebesar Rp ,00,

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

: bahwa Terbanding melakukan koreksi atas Pajak Masukan yang terkait dengan kebun sebesar Rp ,00;

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Putusan Nomor : Put-68238/PP/M.IVB/10/2016. Jenis Pajak : PPh Pasal 21. Tahun Pajak : 2011

: bahwa perhitungan koreksi Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Januari s.d Desember 2006 adalah sebagai berikut:

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor KEP- 105/WPJ.07/2015 tanggal 12 Januari 2015;

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Penggantian ke 2 (dua) :

Putusan : Put.46604/PP/M.X/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2005

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.51102/PP/M.IVB/16/2014

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Nomor: S-8729/WPJ.07/KP.02/2013 tanggal 03 Oktober 2013;

: PUT.62748/PP/M.XIIA/99/2015

bahwa Terbanding melakukan Koreksi Positif atas Pajak Masukan Yang Dapat dikreditkan Masa Pajak Agustus 2011 a quo

bahwa menurut Tergugat sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-24/PJ/2012

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26

Menurut Pemohon: Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.61397/PP/M.XIB/16/2015. Tahun Pajak : 2008

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan : Put-87849/PP/M.XVA/99/2017. Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2009 Pokok Sengketa

2. - Koreksi negatif atas biaya JHT (Rp ,00)

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-79783/PP/M.IIB/99/2017. Tahun Pajak : 2008

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT.59219/PP/M.XIIA/16/2015. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2006

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put.55378/PP/M.VIA/15/2014. Jenis Pajak : PPh Badan. Tahun Pajak : 2009

Putusan Pengadilan Pajak Nomor. : Put.47389/PP/M.X/99/2013. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

bahwa Terbanding melakukan koreksi terhadap Peredaran Usaha berdasarkan Analisis Arus Kas/Bank;

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010

Koreksi Pajak Masukan sebesar Rp ,00

Nomor KEP-4949/WPJ.09/2015 tanggal 20 Oktober 2015;

bahwa beberapa ketentuan yang terkait dengan jasa perbankan antara lain adalah :

: bahwa Terbanding mengusulkan untuk menolak permohonan banding Pemohon Banding Terbanding

bahwa menurut Terbanding, dasar Terbanding melakukan koreksi karena:

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA

bahwa equalisasi jumlah Penyerahan menurut SPT Masa PPN dengan Peredaran Usaha dalam

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bulan Penerimaan Arus Uang/Piutang Pelunasan

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap sebagai berikut :

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198/PMK.03/2013 TENTANG

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.52299/PP/M.VB/27/2014

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

1. Koreksi Penjualan AYDA sebesar Rp ,00

Adjusment-Final Tree Up 2006 yang dicatat pada GL 2007 (Rp ,00) Adjusment-Final Tree Up 2007 yang dicatat pada GL 2008 Rp

SEKRETARIAT PENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-73896/PP/M.XIB/16/2016. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2012

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi DPP PPN Masa Pajak April sebesar Rp

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun Pajak 2008 sebesar Rp

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-44533/PP/M.VI/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.58791/PP/M.XB/99/2015. Tahun Pajak : 2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009

TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011. Tahun Pajak : 2006;

Pertambahan Nilai sebesar Rp ,00 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding;

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Atas koreksi Peredaran Usaha sebesar Rp

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36985/PP/M.XIII/15/2012. : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

1. Koreksi atas Piutang tak tertagih sebesar Rp ,00,

yang mana atas pengenaan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp ,00;

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-46759/PP/M.I/16/2013. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

15/PJ/2010 PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)... TENTANG

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /PP/M.VIB/12/2014. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2010

1. Koreksi positif dividen sebesar Rp , Koreksi positif sewa mesin sebesar Rp ,00;

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1) TENTANG PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62904/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Transkripsi:

Nomor Putusan Pengadilan Pajak : PUT- 49617/PP/M.XIII/16/213 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap koreksi Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan Masa Pajak Januari 28 sebesar Rp186.661.46,; Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa berdasarkan Kertas Kerja Pemeriksaan Pajak (SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai menurut Pemohon Banding) diketahui bahwa pada SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak Januari 28 yang dilaporkan ke KPP Penanaman Modal Asing Tiga berstatus lebih bayar sebesar Rp3.15.45.441, dan atas lebih bayar ini telah dikompensasikan ke masa pajak berikutnya yaitu Februari 28. Setelah dilakukan pemeriksaan sesuai Laporan Pemeriksaan Pajak dari KPP Penanaman Modal Asing Tiga Nomor: LAP-158/PL/WPJ.7/ KP.43/28, terdapat koreksi Pajak Masukan sebesar Rp186.661.46, sehingga jumlah lebih bayar Masa Pajak Januari 28 menurut Pemeriksa menjadi sebesar Rp2.963.383.981,. Dengan demikian, akibat koreksi Pajak Masukan tersebut, mengakibatkan terdapat Pajak Pertambahan Nilai lebih bayar yang tidak seharusnya dikompensasikan sebesar Rp186.661.46,; : bahwa jumlah Pajak Pertambahan Nilai Lebih Bayar yang dikompensasikan ke Masa Februari 28 pada Surat Ketetapan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Masa Januari 28 adalah sebesar Rp2.963.383.981, dan bukan sebesar Rp3.15.45.441, karena perhitungan Pajak Pertambahan Nilai setelah koreksi pun masih menghasilkan jumlah Lebih Bayar Pajak Pertambahan Nilai. Berdasarkan hukum dan demi keadilan, tidak seharusnya terhadap Pemohon Banding dikenakan pembayaran kembali Pajak Pertambahan Nilai Masukan yang tidak dapat dikreditkan dan sanksi administrasi perpajakan sebagaimana terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar di atas; Menurut Majelis : bahwa berdasarkan penelitian Majelis terhadap sengketa sanksi administrasi Pasal 13 ayat (1) huruf c dan ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor 28 Tahun 27 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dapat dijelaskan sebagai berikut: Dasar Hukum Pasal 13 Ayat (1) huruf c, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dalam hal apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain mengenai Pajak Pertambahan

Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah ternyata tidak seharusnya dikompensasikan selisih lebih pajak dan atau tidak seharusnya dikenai tarif % (nol persen); Penjelasan, Ayat (3) huruf c, Penjelasan, bagi Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban perpajakan di bidang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah, yang mengakibatkan pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dikenai sanksi administrasi dengan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar ditambah dengan kenaikan sebesar 1% (seratus persen); jumlah pajak dalam Surat Ketetapan Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 1% (seratus persen) Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang tidak atau kurang dibayar; ayat ini mengatur sanksi administrasi dari suatu ketetapan pajak karena melanggar kewajiban perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c. sanksi administrasi berupa kenaikan merupakan suatu jumlah proporsional yang harus ditambahkan pada pokok pajak yang kurang dibayar. besarnya sanksi administrasi berupa kenaikan berbeda-beda menurut jenis pajaknya, yaitu untuk jenis Pajak Penghasilan yang dibayar oleh Wajib Pajak sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 5% (lima puluh persen), untuk jenis Pajak Penghasilan yang dipotong oleh orang atau badan lain sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 1% (seratus persen), sedangkan untuk jenis Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 1% (seratus persen). bahwa berdasarkan ketentuan perpajakan tersebut di atas, Majelis berpendapat: 1. bahwa dalam situasi tertentu Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Masa PPN, apabila diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata Pemohon Banding melakukan: - penghitungan Jumlah Pajak yang seharusnya tidak Lebih Bayar kemudian dikompensasi ke Masa Pajak berikutnya, atau - penerapan Dasar Pengenaan Pajak yang tidak seharusnya dikenai tarif % (nol persen) dalam hal ini ekspor; 2. bahwa atas pelanggaran kewajiban perpajakan yang mengakibatkan Pajak kurang dibayar, maka Pemohon Banding dikenai sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 1% (seratus persen) yang dihitung dari pokok pajak yang kurang dibayar;

3. ilustrasi penghitungan berdasarkan kondisi a quo: Uraian 1 Dasar Pengenaan Pajak a. Atas Penyerahan Barang dan Jasa yang terutang PPN Jumlah Menurut SPT SKPKB (Rp) (Rp) a.1. Ekspor 2.. a.2. Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri 1.. 12.. a.3. Jumlah (a.1 + a.2 + a.3) 12.. 12.. b. Atas Penyerahan Barang dan Jasa yang tidak terutang PPN 12.. 12.. c. Jumlah Seluruh Penyerahan (a.3 + b) 2 Penghitungan PPN Kurang Bayar a. Pajak Keluaran yang hrs dipungut/dibayar sendiri (tarif x 1.a.3) a.1 Ekspor (tarif % x 1.a.1) a.2 Penyerahan (tarif 1% x1. a.2) 1.. 1.2. a.3 Jumlah seluruh Pajak Keluaran 1.. 1.2. b. Dikurangi : b.2. Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan 2.. 1.5. e. Jumlah perhitungan PPN Kurang/(Lebih) Bayar (a - b) (1.. ) (3.) 3 Kelebihan Pajak yang sudah : a. Dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya 1.. 1.. b. Dikompensasikan ke Masa Pajak.. (karena pembetulan) c. Jumlah (a + b) 1.. 1.. 4 PPN yang kurang dibayar (2.e + 3.c) 7. 5 Sanksi Administrasi : a. Kenaikan Pasal 13 ayat (3) KUP 7. 6 Jumlah PPN yang masih harus dibayar (4 + 5.g) 1.4. 4. bahwa berdasarkan ilustrasi penghitungan tersebut di atas dapat diketahui: - bahwa terdapat penyerahan ekspor (dikenai tarif %) yang tidak seharusnya dilakukan oleh Wajib Pajak yang dikoreksi negatif oleh Pemeriksa Pajak (cfm. SKPKB) sebesar Rp2.., yang kemudian diklasifikasi sebagai Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri koreksi positif dengan jumlah yang sama (lihat kolom selisih yang bercetak tebal Rp2..,); - bahwa penghitungan PPN lebih bayar wajib pajak cfm. SPT Lebih Bayar dalam ilustrasi a quo, wajib pajak melakukan kompensasi atas kelebihan pajak sebesar Rp1.., ke masa berikutnya. Sementara berdasarkan penghitungan pemeriksa pajak cfm. SKPKB kelebihan pajaknya hanya sebesar

Rp3. sehingga terdapat selisih penghitungan pajak yang tidak seharusnya dikompensasi ke masa pajak berikutnya sebesar Rp7., (lihat kolom selisih yang bercetak tebal Rp7.,); - bahwa sebagai akibat dari selisih kompensasi a quo, maka penghitungan PPN menjadi kurang dibayar sebesar Rp7.,, maka Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar didalamnya memperhitungkan jumlah perhitungan PPN (lebih) bayar dan kompensasi pajak yang tidak seharusnya ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 1% (seratus persen); - bahwa dengan demikian, perhitungan dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyetahan BKP dan/atau JKP Nomor: 176/27/8/56/1 tanggal 29 April 21 Masa Pajak Januari 28 tersebut di atas telah sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 13 ayat (1) huruf c, serta Pasal 13 ayat (3) huruf c Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan; bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis berkesimpulan permohonan banding Pemohon Banding atas sengketa sanksi administrasi terkait dengan koreksi positif Pajak Masukan atas Pemanfaatan Jasa Luar Negeri berupa Jasa Manajemen Masa Pajak Januari 28 terkait dengan koreksi positif Terbanding atas biaya Jasa Manajemen pada Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 28 ditolak; Menimbang : bahwa atas hasil pemeriksaan dalam persidangan, Majelis berketetapan untuk menggunakan kuasa Pasal 8 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 14 Tahun 22 tentang Pengadilan Pajak untuk menolak banding Pemohon Banding; Mengingat : Undang-Undang Nomor 14 Tahun 22 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku dan yang berkaitan dengan perkara ini, Memutuskan : Menyatakan menolak permohonan banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: KEP-96/WPJ.7/211 tanggal 21 April 211, tentang keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Penyerahan BKP Dan/Atau JKP Masa Pajak Januari 28 Nomor: 176/27/8/56/1 tanggal 29 April 21, atas nama XXX; Demikian diputus di Jakarta pada hari Kamis tanggal 19 Juli 212 berdasarkan musyawarah Majelis XIII Pengadilan Pajak dengan susunan Majelis dan Panitera Pengganti sebagai berikut: Drs. Aman Santosa, MBA. Drs. Mariman Sukardi M.Z. Arifin, S.H., M.Kn Anna Murti Hapsari, S.E., M.M. sebagai Hakim Ketua, sebagai Hakim Anggota, sebagai Hakim Anggota, sebagai Panitera Pengganti