Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace

dokumen-dokumen yang mirip
H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL SECARA DAMAI. Dewi Triwahyuni

HUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL PERTEMUAN XXVII, XXVIII & XXIX. By Malahayati, SH, LLM

SENGKETA INTERNASIONAL

BAB II PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL. A. Sejarah Perkembangan Penyelesaian Sengketa Internasional

PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) By Dewi Triwahyuni

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG 14 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL A.

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 PRASYARAT : SEMESTER SAJIAN : SEMESTER 7

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

International Dispute. 4

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

HUKUM INTERNASIONAL DAN MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

SILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013

PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI INTERNASIONAL

Pengadilan Rakyat Internasional Kasus 1965

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

BAB VII PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL

BAB II KEDUDUKAN LEMBAGA PERMANENT COURT OF ARBITRATION DALAM PENYELESAIAN SENGKETA

I PENDAHULUAN. Hukum Internasional mengatur tentang syarat-syarat negara sebagai pribadi


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAHAN KULIAH HUKUM PERNIAGAAN/PERDAGANGAN INTERNASIONAL MATCH DAY 12 METODE PENYELESAIAN SENGKETA PERDAGANGAN INTERNASIONAL

LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PERSETUJUAN ATAS TIGA KONVENSI JENEWA TAHUN 1958 MENGENAI HUKUM LAUT

BAB I PENDAHULUAN. memonitoring aktivitas nuklir negara-negara di dunia, International Atomic. kasus Iran ini kepada Dewan Keamanan PBB.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN

4/8/2013. Mahkamah Pidana Internasional

Sarana utama memulai & mengembangkan hubungan internasional. Bentuk semua perbuatan hukum dan transaksi masyarakat internasional

MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL (STUDI KASUS NIKARAGUA AMERIKA SERIKAT)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA

BAB II PERANAN DEWAN KEAMANAN PBB DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA INTERNASIONAL. A. Sejarah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa

Komisi Nasional HAM kerangka hukum dan mekanisme penegakan hukum HAM. Dr. Herlambang P Wiratraman Fakultas Hukum Universitas Airlangga 26 Mei 2015

Sejarah Konvensi menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia telah diadopsi ole

Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, dan Merendahkan Martabat Manusia

PROTOKOL OPSIONAL PADA KONVENSI TENTANG HAK ANAK TENTANG KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

NASKAH PENJELASAN PROTOCOL TO THE ASEAN CHARTER ON DISPUTE SETTLEMENT MECHANISM (PROTOKOL PIAGAM ASEAN MENGENAI MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA)

PERANAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA DALAM PROSES PENYELESAIAN KONFLIK INTERNASIONAL

BAB II KEDUDUKAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA- BANGSA DALM HUKUM INTERNASIONAL

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN DAN PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YANG KEJAM, TIDAK MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT MANUSIA

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)

2 b. bahwa Persetujuan dimaksudkan untuk menetapkan prosedur penyelesaian sengketa dan mekanisme formal untuk Persetujuan Kerangka Kerja dan Perjanjia

Upaya Penyelesaian Sengketa Di Bidang HEI RANAH PUBLIK PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL PADA UMUMNYA 20/05/2017

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan zaman telah membawa banyak perkembangan ke dalam aspek

Statuta Mahkamah Internasional (1945) Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pasal 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

2 b. bahwa Persetujuan dimaksudkan untuk menetapkan prosedur penyelesaian sengketa dan mekanisme formal untuk Persetujuan Kerangka Kerja dan Perjanjia

Diadopsi oleh resolusi Majelis Umum 53/144 pada 9 Desember 1998 MUKADIMAH

Pada umumnya hukum internasional membedakan sengketa internasional atas sengketa yang

Annex 1: Kovenan Internasional Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa yang gagal dalam rangka untuk

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

Bab 3 Hak Asasi Manusia A. Pengertian HAM, HAM adalah hak dasar yang dimilki manusia sejak manusia dilahirkan. Ada dan melekat pada diri setiap

KOMENTAR UMUM no. 08

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain yang yang diderita oleh banyak orang di negara-negara lain

DENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL. Wahyuningsih

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

PRESIDEN REPBULIK INDONESIA,

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

KONVENSI INTERNASIONAL PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RAS

BAB I PENDAHULUAN. yaitu di daerah Preah Vihear yang terletak di Pegunungan Dangrek. Di

DEKLARASI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA

KEPPRES 83/1996, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UZBEKISTAN

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

BAB IV PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 93 TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mendorong Komitmen Indonesia Meratifikasi Statuta Roma untuk Memperkuat Perlindungan Hak Asasi Manusia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN. Pasal 1 Definisi. Untuk maksud-maksud Persetujuan ini, kecuali konteksnya mensyaratkan sebaliknya;

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Eksistensi Konvensi Jenewa di Masa Depan

INTERNATIONAL MILITARY TRIBUNAL NUREMBERG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1968 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN ANTARA NEGARA DAN WARGA NEGARA ASING MENGENAI PENANAMAN MODAL

Isi. Pro dan Kontra Palestina masuk PBB

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK ARAB SURIAH MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

BAB IV PENUTUP. seharusnya semakin lebih baik daripada saat masa era perang dunia. Kemunculan

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA QATAR MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL

HUKUM INTERNASIONAL. Oleh : Nynda Fatmawati, S.H.,M.H.

PROTOKOL OPSIONAL PERTAMA PADA KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK SIPIL DAN POLITIK 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA

Transkripsi:

Pasal 2 (3) dari Piagam PBB - Semua anggota wajib menyelesaikan perselisihan internasional mereka melalui cara-cara damai sedemikian rupa sehingga perdamaian, keamanan dan keadilan internasional tidak terancam 1970 Deklarasi Prinsip-Prinsip Hukum Internasional Mengenai Hubungan Baik dan Kerjasama antar Negara - Negara harus mencari penyelesaian awal sengketa internasional mereka melalui negosiasi, penyelidikan, mediasi, konsiliasi, arbitrase, penyelesaian hukum, melalui lembaga-lembaga regional atau pengaturan atau cara damai lainnya yang mereka pilih

Pada pokoknya Hukum Internasional menghendaki agar sengketa-sengketa antar negara dapat diselesaikan secara damai he Hague Peace Conference pada tahun 1899 dan 1907 The Convention on the Pasific Settlement on International Disputes 1907. terdapat beberapa prinsip penyelesaikan sengketa internasional, antara lain: 1. Prinsip itikad baik (good faith) 2. Prinsip larangan penggunaan kekerasan dalam penyelesaian sengketa 3. Prinsip kebebasan memilih cara-cara penyelesaian sengketa 4. Prinsip kebebasan memilih hukum yang akan diterapkan untuk menyelesaikan pokok/obyek sengketa 5. Prinsip kesepakatan para pihak yang bersengketa (consensus) 6. Prinsip-prinsip hukum internasional tentang kedaulatan, kemerdekaan dan integritas wilayah negara.

Cara Penyelesaian Sengketa secara Diplomatik Negosiasi dan Konsultasi Penyelidikan (fact finding atau iquiry) Jasa-jasa Baik Mediasi dan Konsiliasi Cara Penyelesaian Sengketa secara Hukum Arbitrase Pengadilan Internasional Pengadilan Permanen Pengadilan Ad Hoc

Negosiasi -> diskusi antar pihak yang berkepentingan untuk menyatukan perbedaan opini Keterlibatan langsung, tidak memerlukan pihak ke-3 Sederhana dan sering digunakan oleh negara-negara ramah Biasanya sebagai pendahuluan dari prosedur penyelesaian lainnya Jasa Baik dan Mediasi -> melibatkan pihak ke-3 untuk mempromosikan penyelesaian Pihak ke-3 hanya bertindak sebagai mediator, tetapi solusi berasal dari pihak yang bertikai itu sendiri Contoh: Mesir dan Israel mengenai Tanjung Sinai

Penyeledikan -> ketika ada perbedaan opini mengenai persoalan fakta, para pihak dapat meminta untuk melembagakan sebuah komisi penyelidikan oleh pengamat terkemuka untuk menentukan fakta-fakta dalam pertikaian Contoh: Insiden Bank Dogger ditahun 1904 Rusia vs. Inggris Penyelidikan juga populer di PBB Konsiliasi -> Melibatkan investigasi pihak ke-3 sebagai dasar sengketa dan laporan disampaikan bersama saran untuk menyelesaikan sengketa Kombinasi antara penyelidikan dan mediasi Laporan konsiliasi hanyalah proposal dan tidak mengikat -> berbeda dengan arbitrasi Contoh: Sengketa Islandia-Norwegia mengenai batasan continental shelf antara Islandia dan pulau Jan Mayen

Piagam PBB berdasarkan pada ketentuan kovenan Liga Bangsa-Bangsa Dewan Keamanan PBB difungsikan sebagai pihak eksekutif, dengan Majelis Umum sebagai forum parlemen Keduanya berkontribusi dalam penyelesaian sengketa secara damai tetapi hanya Dewan Keamanan yang dapat mengambil keputusan mengikat melalui pasal VII Peran Dewan Keamanan: menjaga keamanan dan kedamaian internasional Kekuasaannya meliputi pembentukan operasi pejaga perdamaian, pembentukan sanksi internasional dan otoritasi tindakan miiter. Kekuasaan tersebut dilakukan melalui resolusi Dewan Keamanan PBB Ada 15 anggota Dewan Keamanan. Meliputi lima anggota tetap China, Perancis, Russia, Inggris dan Amerika Serikat

Pasal VI penyelesaian Sengketa Pasifik Dewan Keamanan dapat mennyelidiki setiap perselisihan atau situasi yang mungkin meyebabkan gesekan internasional atau menimbulkan perselisihan Tidak mengikat Pasal VII Dewan Keamanan memiliki kekuatan lebih untuk memutuskan langkah-langkah apa yang harus diambil dalam situasi yang melibatkan ancaman terhadap perdamaian, pelanggaran terhadap perdamaian, atau tindakan agresi Termasuk penggunaan kekuatan militer. Dahulu sebagai dasar hukum untuk tindakan bersenjata PBB di Korea tahun 1950 selama perang Korea dan penggunaan pasukan koalisi di Iraq dan Kuwait tahun 1991 dan Libya tahun 2011 Keputusan pada pasal VII mengikat semua anggota PBB

Dapat mendiskusikan pertanyaan atau masalah dalam lingkup piagam, termasuk pemeliharaan keamanan dan perdamaian internasional, dan dapat membuat rekomendasi kepada anggota PBB atau Dewan Keamanan > tidak mengikat Bersatu untuk Perdamaian, Resolusi Majelis Umum 377 (1950) dimana Dewan Keamanan, karena kurangnya kebulatan suara diantara lima anggota tetap, gagal untuk bertindak seperti yang diperlukan untuk memelihara keamanan dan perdamaian internasional, Majelis Umum harus mempertimbangkan hal tersebut dengan segera dan dapat mengeluarkan rekomendasi yang dianggap perlu dalam rangka memulihkan keamanan dan kedamaian internasional Dengan 2/3 suara dari Majelis Umum, mereka dapat mengambil alih hak veto Dewan Keamanan

Kepala Sekretariat PBB, serta juru bicara de-facto dan pemimpin PBB Sekretaris Jenderal memiliki hak untuk menempatkan segala sengketa pada agenda sementara dari Dewan Keamanan Palestina 2011 Artikel 99 dari Piagam PBB ia berhak membawa setiap masalah yang menurutnya dapat mengancam pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional sebagai perhatian Dewan Keamanan Sekretaris Jenderal bertindak secara independen dari Dewan Keamanan dan Majelis Umum sebagai peran dalam situasi. Juga bertindak atas undangan kalangan sendiri

Organisasi Regional: Uni Afrika (Organisasi Persatuan Afrika) Artikel 19 = prinsip penyelesaian damai atas sengketa melalui negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau arbitrase. " Organisasi Negara-negara Amerika (The Organization of American States/OAS) Artikel 23 = sengketa internasional antara negara-negara anggota harus diserahkan kepada Organisasi untuk penyelesaian damai Liga Arab Fasilitas untuk penyelesaian sengketa secara damai tidak dikembangkan dengan baik, dan upaya konsiliasi informal sering digunakan. Dewan Eropa Mengadopsi Konvensi Eropa untuk Penyelesaian Sengketa secara Damai Sengketa hukum harus dikirim ke ICJ, sementara sengketa lainnya pergi ke arbitrase, kecuali para pihak telah sepakat untuk menerima konsiliasi Organisasi Internasional GATT, WTO, NAFTA, ECOWAS, World Bank

Ketika diplomasi gagal, arbitrase bisa dibilang cara yang paling efektif dan adil dalam penyelesaian sengketa Arbitrase biasanya berlangsung di luar pengadilan. Kedua belah pihak memilih pihak ketiga yang netral, yang dikenal sebagai seorang Arbitrator: setuju untuk mematuhi penghargaan arbiter: dan kemudian berpartisipasi dalam sidang di mana kedua belah pihak dapat mengajukan bukti dan kesaksian Pihak-pihak umumnya memilih metode arbitrase karena fleksibilitasnya, dan karena pihak-pihak memiliki kontrol lebih Juga mekanisme yang tepat untuk diterapkan antara negara-negara dan lembaga internasional, sejak negara hanya dapat tampil sebelum ICJ Permanent Court of Arbitration (PCA) atau Tibunal khusus seperti Iran-United States Claims Tribunal (IUSCT)

PERBANDINGAN ARBITRASE Dikendalikan Majelis Putusan Dipaksakan Mengikat Hukum Pembuktian Formal Dengar Pendapat MEDIASI Dikendalikan Pihak Kesepakatan Pihak Tidak Mengikat Menggunakan Proses Tanpa Pengaturan Baku Privat 12

b. Pengadilan Internasional Pengadilan Internasional antara lain Internatinal Court of Justice (ICJ), Permanent Court of International of Justice (PCIJ), Internatinal Tribunal for the Law of the Sea, berbagai Ad Hoc Tribunal, juga Internatinal Criminal Court (ICC). Namun ICJ sering dianggap sebagai cara utama penyelesaian sengketa hukum antar negara.