PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL

dokumen-dokumen yang mirip
PROSEDUR TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN ( INJEKSI )

Pengertian Persiapan:

INJEKSI SUB CUTAN (SC)

PROSEDUR PEMBERIAN MEDIKASI (OBAT)

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

TEKNIK ASEPTIK. Sebelum melakukan preparasi sediaan steril hal-hal yang harus dilakukan adalah Cuci tangan Memakai APD Mengoperasikan LAF Mengusap LAF

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan, gangguan yang terjadi di dalam tubuhnya

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1. Keterampilan Menyuntik Rini Rachmawarni Bachtiar Baedah Madjid

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT INFEKSI DAN TROPIS

ANALISA GAS DARAH DAN INJEKSI

6/3/2011 DOKTER FARMASIS PERAWAT. 1. Independen 2. Interdependen 3. Dependen 4. Peneliti

Kebutuhan cairan dan elektrolit

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian. Tujuan. Ditetapkan Direktur Operasional STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL. Tanggal Terbit 15 Februari 2011

IMPLIKASI FARMAKOLOGI KEPERAWATAN 1

SOP TINDAKAN ANALISA GAS DARAH (AGD)

KUESIONER PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN OBAT TERHADAP PERILAKU PERAWAT DALAM PENERAPAN PRINSIP SEPULUH BENAR PEMBERIAN OBAT DI RSI IBNU SINA PADANG

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer. Kelemahannya : Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.

C. Indikasi Pada bayi atau anak sehat usia di bawah 5 tahun untuk imunisasi dasar atau sesuai pemberian imunisasi

PRODI D-III KEPERAWATAN POLTEKKES

LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%

Rute Pemberian Obat. Indah Solihah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang mempengaruhi Phlebotomy. 2. Tempat phlebotomy yang dilakukan.

DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA. Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

TEKNIK PEMBERIAN OBAT PARENTERAL

PHLEBOTOMY. Oleh. Novian Andriyanti ( ) PSIK Reguler 2. Fakultas Kedokteran. Universitas Brawijaya. Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Analitik, mengingat

PENUNTUN PEMBELAJARAN ASPIRASI SUPRAPUBIK

MODUL PRAKTIK KLINIK KETRAMPILAN DASAR KEBIDANAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PEMASANGAN IUD

MODUL KETERAMPILAN KLINIK ASUHAN KEBIDANAN

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2

WORKSHOP IV ADMIXTURE & TPN DESIANA DEWI ANGGARAENI RSUPN DR. CIPTO MANGUNKUSUMO

Dosis : 0,2-1 unit/kgbb/hari, diberikan secara subkutan 1-2 x/hari

KOMPLIKASI PHLEBOTOMY

- Memberi rasa nyaman pada klien. - Meningkatkan proses penyembuhan luka. Perawatan luka dilakukan jika luka kotor/luka basah

PRAKTIKUM 7 PERAWATAN PASIEN YANG MENGGUNAKAN TRAKSI DAN ELASTIS BANDAGE

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

Medikasi: pemberian zat/obat yang bertujuan untuk diagnosis, pengobatan, terapi, atau pereda gejala, atau untuk pencegahan penyakit Farmakologi: ilmu

Medication Errors - 2

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat inisaya sedang

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

insulin dan memiliki rumus empiris C267H404N72O78S6 dan berat molekul Insulin glargine memiliki struktur sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah

Aspirasi Vakum Manual (AVM)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik. UNIMUS, Jl. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang. Waktu penelitian yaitu

Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian

MAKLUMAT. Penyakit Kencing Manis. Ubat Untuk Merawat PESAKIT. Insulin. Medicine To Treat: Diabetes What You Need to Know About Insulin

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

KERANGKA ACUAN PELAYANAN IMUNISASI PROGRAM IMUNISASI

PERMINTAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM, PENERIMAAN, PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SPESIMEN No. Dokumen : C/VIII/SOP/I/16/002 No.

Laboratorium Farmakologi Program Studi S1 Farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

PENGAMBILAN SAMPLE DARAH M A R C H

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang di lakukan adalah penelitian analitik. Tempat penelitian cara manual dan automatik dilakukan di

Tabel 2.3 Pungsi Vena dengan Menggunakan Jarum Berlapis Kateter Plastik

PENUNTUN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. pemeriksaan di Unit Transfusi Darah Cabang Palang Merah Indonesia

SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH

No. Dok UPT.PUSKESMAS RANGKASBITUNG. Revisi KERANGKA ACUAN IMUNISASI. Tanggal Halaman A. PENDAHULUAN

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik. Laboratorium MITRA SEHAT JEPARA. sampel di ambil secara total populasi

BUKU PANDUAN PROSEDUR VAKSINASI

SOP Tanda Tanda Vital

INJEKSI, PUNGSI VENA DAN KAPILER

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pusat Hiperked dan KK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

BUKU PANDUAN KERJA KETERAMPILAN

PATIENT INFORMATION LEAFLET MEDICINE TO TREAT: DIABETES UBAT UNTUK MERAWAT: DIABETES. Insulin

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pedoman Manajerial Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis.

STERILISASI & DESINFEKSI

TUGAS SISTEM INTEGUMEN I STANDART PROSEDUR OPERASIONAL KOMPRES

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

2. Bentuk setengah Padat contohnya salep,krim,pasta,cerata,gel,salep mata. 3. Bentuk cair/larutan contohnya potio,sirop,eliksir,obat tetes,dan lotio.

SIRKUMSISI TUJUAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah analitik. Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

PANDUAN PENANGANAN, PENGGUNAAN DAN PEMBERIAN DARAH DAN PRODUK DARAH RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN LAMPUNG

Penyuluhan tentang VAS+D

INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN ANAK

Pembelajaran e-learning bab 3 dan 4 (kelas A)

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns AKPER HKBP BALIGE

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

BAB III METODE PENELITIAN

Kompresi Bimanual. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Transkripsi:

PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh. Pemberian obat melalui parenteral dapat dilakukan dengan cara: Subcutaneous (SC) yaitu menyuntikkan obat ke dalam jaringan yang berada dibawah lapisan dermis. Intradermal (ID) yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan dermis, dibawah epidermis Intramuscular (IM) yaitu muenyontikkan obat ke dalam lapisan otot tubuh Intravenous (IV) yaitu menyuntikkan obat ke dalam vena Selain keempat cara diatas, dokter juga sering menggunakan cara intrathecal.atau intraspinal, intracardial, intrapleural, intraarterial dan intraarticular untuk pemberian obat perenteral ini. Pemberian obat harus sesuai dengan prinsip 5 benar: Benar Klien : Periksa nama klien, nomer RM, ruang, nama dokter yang meresepkan pada catatan pemberian obat, catatan pemberian obat, kartu obat dan gelang identitas pasien Benar Obat: Memastikan bahwa obat generik sesuai dengan nama dagang obat, klien tidak alergi pada kandungan obat yang didapat. memeriksa label obat dengan catatan pemberian obat Benar Dosis : Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan rentang pemberian dosis untuk cara pemberian tersebut, berat badan dan umur klien; periksa dosis pada label obat untuk membandingkan dengan dosis yang tercatat pada catatan pemberian obat; lakukan penghitungan dosis secara akurat. Benar Waktu : periksa waktu pemberian obat sesuai dengan waktu yang tertera pada catatan pemberian obat (misalnya obat yang diberikan 2 kali sehari, maka pada catatan pemberian obat akan tertera waktu pemberian jam 6 pagi, dan 6 sore) Benar Cara : memeriksa label obat untuk memastikan bahwa obat tersebut dapat diberikan sesuai cara yang diinstruksikan, dan periksa cara pemberian pada catatan pemberian obat. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menyiapkan obat: Saat menyiapkan beberapa obat seperti heparin, insulin, digoxin lakukan pemeriksaan ulang. Jangan membuka bungkus obat jika dosis obat belum pasti. Buka sebelum diberikan pada klien. Ketika menyiapkan obat topikal, nasal, opthalmic dan obat-obat dan kardus obat, ambil obat dari kotaknya dan periksa label untuk memastikan isinya sesuai. Modul SkillabA-JILID I 1

Saat mengambil pil dan botol, tuangkan pil tersebut pada tutupnya kemudian letakkan pada tempat obat. Tuangkan obat cair tidak pada bagian labelnya. Baca jumlah obat yang dituang pada dasar meniscus. Pisahkan obat-obat yang memerlukan data pengkajian awal, seperti tanda vital. Periksa tanggal kadaluarsa obat saat menyiapkannya. Untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh, obat disiapkan dan diberikan dengan menggunakan prinsip steril. Larutan obat, jarum dan spuit yang telah terkontaminasi, akan menyebabkan terjadinya infeksi. Obat-obat yang diberikan melalui parenteral ini diabsorbsi lebih cepat dibandingkan obat yang diberikan melalui sistem gastrointestinal, karena obat tidak perlu melewati barier jaringan epitel pada organ gastrointestinal sebelum akhirnya masuk ke dalam sirkulasi darah. Obat intra muscular diabsorbsi lebih cepat daripada oabt subcutaneous atau ontradermal, karena otot memiliki jaringan pembuluh darah yang lebih banyak daripada kulit atau jaringan subkutan. Obat intradermal merupakan obat yang diabsorbsi paling lambat karena obat harus melalui beberapa jaringan epitel sebelum akhirnya masuk kedalam pembuluh darah. Karena itu cara intradermal digunakan untuk menyuntikkan zat asing untuk mengetahui reaksi organ dan jaringan terhadap adanya alergi, yang biasa disebut skin test. Absorbsi melalui subcutaneos relatif lambat tetapi efektif untuk absobsi sejumlah obat yang tidak diabsorbsi melalui sistem gastointestinal. Keuntungan pemberian obat melalui parenteral adalah obat dapat diabsorbsi dengan cepat melalui pembuluh darah. Cara parenteral ini dapat dilakukan jika obat tidak dapat diabsorbsi melalui sistem gastrointestinal atau malah akan dihancurkan olehnya. Obat juga diberikan pada klien yang tidak sadar atau tidak kooperatif yang tidak dapat atau tidak mau menelan obat oral. Disamping keuntungan diatas, terdapat beberapa kerugian pada pemberian obat melalui parenteral ini. Klien, terutama anak-anak akan merasa cemas jika akan disuntuk. Penyuntikan akan menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan tidak nyaman pada klien. Iritasi atau reaksi lokal dapat terjadi akibat efek obat pada jaringan. Pemberian obat melalui parenteral juga dapat menyebabkan terjadinya infeksi, kerena itu diperlukan penggunaaan tehnik steril untuk menyiapkan dan memberikan obat ini. Pemberian obat perenteral ini kontraindikasi untuk klien yang mengalami masalah perdarahan atau sedang mendapatkan terapi antikoagulan. Obat yang disuntikkan ke dalam tubuh dapat berupa larutan cair atau suspensi. Larutan cair disiapkan dalam tiga bentuk : ampul, vial dan unit disposible. Untuk memberikan obat melalui parenteral ini diperlukan spuit yang ukurannya bervariasi dari 0,5 ml nirigga 50 ml. Spuit yang lebih dari 5 ml jarang digunakan untuk menyuntik SC atau IM. Spuit yang lebih besar Modul SkillabA-JILID I 2

biasanya digunakan untuk menyuntikkan obat melalui IV. Spuit insulin berukuran 0,5-1 ml dan dikalibrasi dalam unit. Spuit tuberkulin berukuran 1 ml dan dikalibrasi dalam mililiter. Spuit tuberkulin ini digunakan untuk memberikan obat dibawah ml. Obat dalam ampul dan vial dipersiapkan dengan menggunakan teknik aseptik dan diberikan melalui parenteral. Sebelumnya perlu diperhatikan dan dikaji kondisi larutan (kejernihan cairan, adanya/tidaknya endapan, warna cairan sesuai dengan label) serta tanggal kadaluarsa obat pada label vial. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan obat dan vial: Jika obat perlu dicampurkan, ikuti petunjuk pada vial Pertahankan kesterilan spuit, jarum dan obat saat menyiapkannya. Perlu pencahayaan yang baik saat menyiapkan obat ini. Buang bekas ampul pada tempat khusus setelah dibungkus dengan kertas tissue PROSEDUR: 1. Cuci tangan 2. Siapkan alat-alat 3. Periksa label obat dengan catatan pemberian obat atau kartu obaf sesuai prinsip 5 benar 4. Lakukan perhitungan dosis sesuai yang diperlukan 5. Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul dengan menjentikkan leher ampul atau putarkan dengan cara merotasjikan pergelangan tangan 6. Usapkan kapas alkohol di sekeliling leher ampul dengan tangan dominan, tempatkan jari tangan non dominan di sekeiiling bagian bawah ampul dengan ibu jari melawan sudut 7. Patahkan tutup ampul dengan menjauhi diri dan orang yang ada di dekat anda 8. Tempatkan tutup ampul pada kertas atau buang di tempat khusus 9. Buka tutup jarum 10. Tekan plunger hingga habis, jangan aspirasi udara ke dalam spuit Modul SkillabA-JILID I 3

Hal-hal yang harus diperhatikan : - Alergen yang digunakan untuk test dapat menyebabkan reaksi sensitivitas atau alergi. - Yakinkan tersedianya obat antidot (epinephrine hydrochloride, bronchodilator dan antihistamin) di unit sebelum dimulai - Reaksi alergi atau sensitivitas ini dapat FATAL Pengkajian sebelum injeksi dilakukan, difokuskan pada: Program pemberian obat dari dokter Tempat penusukan terakhir, alergi dan respon Klien pada penyuntikan sebelumnya, yang tercatat pada catatan keperawatan klien Tanda-tanda pada tempat tusukan (memar, kemerahan, kerusakan kulit, nodul atau edema) Faktor yang menentukan ukuran jarum yang sesuai (umur dan ukuran tubuh klien, tempat injeksi, viskositas dan efek sisa dan obat) Hal-hal yang perlu diperhatikan : Jika obat mual atau nyeri diberikan dalam bentuk yang berbeda (oral, parenteral atau rektal), biarkan Klien memilih sebelum menyiapkan obat. Jika klien confuse, diperlukan bantuan untuk menstabilkan tempat tusukan dan mencegah kerusakan jaringan dari jarum Tempat injeksi IM Modul SkillabA-JILID I 4

Modul SkillabA-JILID I 5

PENILAIAN KETRAMPILAN INJEKSI NAMA : NIM : No Aspek yang dinilai Nilai 0 1 2 1 Cek indikasi medis 2 Cucitangan 3 Siapkan obat sesuai prinsip 5 benar* 4 Berikan salam, identifikasi klien dan panggil klien dengan namanya 5 Jelaskan prosedur dan tujuan pemberian obat pada klien/keluarga 6 Ben kesempatan klien untuk bertanya 7 Tanyakan keluhan klien dan kaji adanya alergi 8 Jaga privasi klien 9 Gunakan sarung tangan 10 Pilih tempat penusukan 11 Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman dan mudah untuk perawat melihat tempat penusukan Injeksi intradermal 12 Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan menggunakan tangan dominan, masukkan jarum tepat di bawah kulit dengan sudut 10-15 derajat* 13 Jika jarum telah masuk ke bawah kulit dan terlihat, masukkan lagi sekitar 1/8 inci 14 Cabut jarum dengan sudut yang sama saat disuntikkan Jika terdapat darah, usap dengan lembut menggunakan kapas alkohol lain. 15 Observasi kulit adanya kemerahan atau bengkak. jika test alergi, observasi adanya reaksi sistemik (misalnya sulit bernafas, berkeringat, pingsan, berkurangnya tekanan darah, mual, muntah, sianosis) 16 Kaji kembali klien dan tempat injeksi setelah 5 menit, 15 menit dan selanjutnya secara periodik 17 Buat lingkaran 1 inci di sekeliling jendalan dan instruksikan klien untuk tidak menggosok daerah itu Injeksi intramuskular 18 Bebaskan pakaian dari tempat penusukan 19 Bersihkan tempat yang akan digunakan dengan kapas alkohol 20 Buka tutup jarum 21 Regangkan kulit di tempat penusukan dengan cara: Tempatkan ibu jari dan jari telunjuk tangan non dominan di atas tempat Modul SkillabA-JILID I 6

penusukan(hati-hati jangan sampai mengenai daerah yang telah dibersihkan) hingga membentuk V 22 Regangkan ibu jari dan jari telunjuk dengan arah berlawanan, memisahkan jari sepanjang 3 inci 23 Cepat masukkan jarum dengan sudut 90 o dengan tangan yang dominan 24 Pindahkan ibu jari dan jari telunjuk jari non dominan dan kulit untuk mendukung barrel spuit, jari sebaiknya ditempatkan pada barrel sehingga saat mengaspirasi, anda dapat melihat barel dengan jelas. 25 Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit 26 Jika terdapat darah, tarik jarum keluarkan, berikan tekanan pada tempat tusukan dan ulangi langkah ke C6 hingga C14 Jika tidak ada darah, dorong plunger dengan perlahan, ajak klien berbicara* 27 Tarik jarum dengan sudut yang sarna saat penusukan 28 Usap dan bersihkan tempat penusukan dengan kapas alkohol lain (Jika kontra indikasi untuk obat, berikan penekanan yang lambat saja) Injeksi subcutan 29 Pilih tempat penusukan pada lengan atas atau abdomen. Jika kedua tempat tersebut tidak memungkinkan pilih tempat altematif lainnya (lihat gambar 3). Rotasikan tempat penusukan. 30 Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman sesuai tempat yang dipilih 31 Letakkan alas di bawah bagian tubuh yang akan dilakukan terapi intravena 32 Bersihkan tempat yang akan digunakan dengan kapas alkohol 33 Buka tutup jarum 34 Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non dominan 35 Dengan tangan yang dominan, masukkan jarum dengan sudut 45 dan untuk orang gemuk dengan sudut 90 36 Lepaskan tarikan tangan non dominan 37 Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit 38 Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan Jika ada darah: Tarik kembali jarum dari kulit Biarkan tempat penusukan selama 2 menit Observasi adanya hematoma atau memar Jika perlu berikan plester* Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah awal, pilih tempat yang baru Modul SkillabA-JILID I 7

39 Tarik jarum dengan sudut yang sama saat penusukan 40 Bersihkan tempat penusukan dengan kapas alkohol lain, tekan dengan lembut. Setelah injeksi heparin jangan di tekan 41 Jika perlu, berikan plester Intravena 42 Letakkan pasien pada posisi semi fowler atau supine jika tidak memungkinkan 43 Letakkan alas di bawah bagian tubuh yang akan di lakukan tindakan terapi intravena 44 Bebaskan lengan pasien dari baju/kemeja 45 Letakkan tourniquet 5 cm diatas tempat tusukan 46 Kencangkan tourniquet 47 Anjurkan pasien untuk mengepalkan telapak tangan dan membukanya beberapa kali, palpasi dan pastikan tekanan yang akan ditusuk. 48 Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alkohol, lalu diulangi dengan menggunakan kapas betadin. Arah melingkar dari dalam keluar lokasi tusukan. 49 Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm dibawah tempat tusukan 50 Pegang Jarum dalam posisi 30 derajat sejajar vena yang akan ditusuk, lalu tusuk perlahan dan pasti 51 Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena. 52 Lakukan aspirasi 53 Lepaskan tourniquet 54 Masukkan obat ke dalam pembuluh vena perlahan-lahan 55 Keluarkan jarum dari pembuluh vena 56 Tutup tempat tusukan dengan kasa steril yang diberi betadin 57 Cuci tangan 58 Dokumentasi TOTAL SKORE keterangan: Purwokerto,. 2005 Nilai = Total skor (.) x 100 % Penguji, 2x jumlah aitem = Modul SkillabA-JILID I 8