RUANG LINGKUP EKSEKUSI PERDATA TEORI DAN PRAKTEK DI PENGADILAN AGAMA

dokumen-dokumen yang mirip
E K S E K U S I (P E R D A T A)

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

EKSEKUSI PUTUSAN YANG BERKEKUATAN HUKUM TETAP

EKSEKUSI TANAH TERHADAP PUTUSAN SERTA MERTA Muhammad Ilyas,SH,MH Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar

EKSEKUSI PUTUSAN PERKARA PERDATA

K E J U R U S I T A A N Oleh: Drs. H. MASRUM M NOOR, M.H (Hakim Tinggi PTA Banten)

E K S E K U S I Bagian II Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya

oleh: Dr.H.M. Arsyad Mawardi, S.H.,M.Hum (Hakim Tinggi PTA Makassar) {mosimage}a. PENDAHULUAN

E K S E K U S I Bagian I Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya

PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN PIHAK KETIGA /DERDEN VERZET

KEJURUSITAAN PENGADILAN

BAB II SUMBER HUKUM EKSEKUSI. mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) yang dijalankan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan. Kehakiman mengatur mengenai badan-badan peradilan penyelenggara

FORMULIR ADMINISTRASI KEPANITERAAN PENGADILAN AGAMA

hal 0 dari 11 halaman

SEKITAR PENYITAAN. (Oleh : H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

PENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG MEDIASI DALAM PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA Oleh : H. Sarwohadi, SH, MH (Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

A. Pelaksaan Sita Jaminan Terhadap Benda Milik Debitur. yang berada ditangan tergugat meliputi :

KESIMPULAN. saja Kesimpulan dapat membantu hakim dalam menjatuhkan Putusan

Nomor SK W23-A5/ /OT.01.3/ I /2017 Nomor SOP. SOP EKSEKUSI RIIL, PENGOSONGAN DAN PEMBONGKARAN Dasar Hukum : Kualifikasi Pelaksana :

FINAL BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA. Nomor Perkara : Pemohon : JUMLAH KETERANGAN NOMOR TANGGAL URAIAN

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

DERDEN VERZET (Oleh : Drs. H. M. Yamin Awie, SH. MH. 1 )

SEKITAR EKSEKUSI DAN LELANG 1

KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA MELAKSANAKAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN ( PADA BANK SYARIAH) 1. Oleh : Drs.H Insyafli, M.HI

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DI PENGADILAN AGAMA

III. PUTUSAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 5 TAHUN 1975 TENTANG SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG)

STANDAR PELAYANAN KEPANITERAAN PERDATA PENGADILAN

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Pajak jo Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008; MEMUTUSKAN

BAB 2 EKSEKUSI. cet.2, ed. revisi, (Jakarta: Djambatan, 2002), hal. 276

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL/ STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP)

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 9 ARBITRASE (2)

ELIZA FITRIA

PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA

BAB III EKSEKUSI NAFKAH IDDAH DAN MUT AH. A. Prosedur dan Biaya Eksekusi di Pengadilan Agama Pekalongan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :

TEMUAN BEBERAPA MASALAH HUKUM ACARA DALAM PRAKTEK PERADILAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

PEMERIKSAAN GUGATAN SEDERHANA (SMALL CLAIM COURT)

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DALAM UU.NO.4 TAHUN 1996 TENTANG HAK TANGGUNGAN ATAS TANAH BESERTA BENDA- BENDA YANG BERKAITAN DENGAN TANAH

SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram )

PERLAWANAN TERHADAP EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DAN PENGOSONGAN OBJEK LELANG OLEH : H. DJAFNI DJAMAL, SH., MH. HAKIM AGUNG REPUBLIK INDONESIA

ADHAPER J U R N A L H U K U M A C A R A P E R D A T A ISSN Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2015

P U T U S A N. Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N :

KETUA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BENGKULU

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN DAPAT DITERIMANYA CONSERVATOIR BESLAG SEBAGAI PELAKSANAAN EKSEKUSI RIIL ATAS SENGKETA TANAH

NOMOR: 226/Pdt.G/2010/PTA.Bdg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Oleh Ariwisdha Nita Sahara NIM : E BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STANDAR.OPERASIONAL.PROSEDUR (SOP) KEPANITERAAN PERDATA NO. URAIAN KEGIATAN WAKTU PENYELESAIAN KETERANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Didalam Hukum Acara Perdata terdapat dua perkara, yakni perkara

PROSES ACARA EKSEKUSI PERDATA

PENGADILAN AGAMA SINJAI Jl. Jenderal Sudirman No. 5, Telp. (0482) 21054, Fax SINJAI 92651

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak ketiga dalam suatu perkara perdata. Derden verzet merupakan

P U T U S A N NOMOR 74/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ABSTRAK Latar belakang

BAB IV. tunduk dan patuh pada putusan yang dijatuhkan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

PROSEDUR EKSEKUSI EKSEKUSI GROSSE AKTA

2. Grosse adalah salinan pertama dan akta otentik. Salinan pertama ini diberikan kepada kreditur.

P U T U S A N. Nomor : 07/Pdt.G/2010/MS-Aceh BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SEKITAR PENYITAAN. Oleh A. Agus Bahauddin

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

BERACARA DALAM PERKARA PERDATA Sapto Budoyo*

PANJAR BIAYA PERKARA PADA PENGADILAN AGAMA MAKASSAR

BAGAN ALUR PROSEDUR PERKARA PERDATA PENDAFTAAN KASASI

PROSEDUR EKSEKUSI EKSEKUSI GROSSE AKTA

Makalah Rakernas MA

PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

TINJAUAN MATA KULIAH...

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

PENGADILAN AGAMA KEBUMEN Jl. Indrakila No.42 Kebumen Telp/ Fax (0287) Standard Operating Procedures EKSEKUSI DI PENGADILAN AGAMA KEBUMEN

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

EKSEKUSI PUTUSAN PEMBAGIAN RUMAH HARTA BERSAMA DI ATAS TANAH MILIK TERGUGAT 1. Oleh Drs. H. SARMIN, M.H. 2

BERPIKIR MENURUT HUKUM TERHADAP PRINSIP NON EKSEKUTABEL JIKA OBYEK EKSEKUSI TELAH BERPINDAH TANGAN Oleh: H. Syamsul Anwar.*

PENGADILAN NEGERI SUKABUMI Jalan. Bhayangkara No. 105 Telp. ( 0266 ) S U K A B U M I Website : pn-sukabumikota.go.

CARA PENYELESAIAN ACARA VERSTEK DAN PENYELESAIAN VERZET

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

MEMUTUSKAN. Menetapkan

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Nomor : W13-A17/4967/KU.03.2/SK/X/2016 TENTANG

EKSEKUSI RIEL PUTUSAN HAKIM TERHADAP BENDA TIDAK BERGERAK

SURAT KESEPAKATAN PERDAMAIAN TERINTEGRASI DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

P U T U S A N Nomor 0560/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

V. STANDARD OPERATING PROCEDURES ( SOP ) KEPANITERAAN PERDATA

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Gugat

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab3 EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PARATE EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA Jenis Tindakan Eksekutorial Dalam Praktek

P U T U S A N Nomor : 18/PDT.G/2013/PN.BJ. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Sekitar Kejurusitaan

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Transkripsi:

RUANG LINGKUP EKSEKUSI PERDATA TEORI DAN PRAKTEK DI PENGADILAN AGAMA OLEH DRS.H.SUHADAK,SH,MH MAKALAH DISAMPAIKAN PADA PELAKSANAAN BIMTEK CALON PANITERA PENGGANTI PENGADILAN TINGGI AGAMA MATARAM TANGGAL 2 S/D 4 PEBRUARI 2016 MATARAM 2016 1

Ruang Lingkup E K S E K U S I P E R D A T A Oleh : DRS. H. SUHADAK,SH.,MH. Ketua Pengadilan Agama Denpasar (Makalah BIMTEK Calon Panitera Pengganti PTA Mataram) Tanggal 2-4 Februari 2016 A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN EKSEKUSI Eksekusi adalah melaksanakan secara paksa (upaya hukum paksa) putusan Pengadilan dengan bantuan kekuatan umum. B. AZAS-AZAS EKSEKUSI 1. Menjalankan putusan yang berkekuatan hukum tetap. Pengecualian terhadap azas ini, diantaranya adalah : a. Pelaksanaan putusan lebih dulu (uitvoerbaar bij voorraad, Pasal 180 ayat (1) HI R). b. Pelaksanaan putusan provisi (Pasal 180 ayat (1) HI R). c. Akta Perdamaian. Berdasarkan Akta Perdamaian, Undang- Undang menempatkan Akta perdamaian yang dibuat dipersidangan tak ubahnya seperti putusan yang b.h.t. (Pasal 130 HIR). d. Eksekusi terhadap Grosse Akta (Pasal 224 HIR). 2. Putusan tidak dijalankan secara suka rela. Putusan tidak dijalankan atau dipatuhi oleh pihak yang kalah baik sebagian ataupun seluruhnya. 2

3. Putusan mengandung amar comdemnatoir. Ciri indikator yang menentukan suatu putusan bersifat comdemnatoir, yaitu dalam amar atau diktum putusan terdapat perintah yang menghukum pihak yang kalah, yang dirumuskan dalamkalimat : Menghukum atau memerintahkan menyerahkan suatu barang Menghukum atau memerintahkan pengosongan sebidang tanah atau rumah. Menghukum atau memerintahkan melakukan suatu perbuatan tertentu. Menghukum atau memerintahkan penghentian suatu perbuatan atau keadaan. Menghukum atau memerintahkan pembayaran sejumlah uang. 4. Eksekusi atas perintah dan dibawah pimpinan Ketua Pengadilan (Pasal 195 ayat (1) HIR). Ketua Pengadilan Agama memerintahkan dan memimpin jalannya eksekusi. Kewenangan memerintahkan dan memimpin eksekusi yang ada pada Ketua Pengadilan Agama adalah secara ex officio. Perintah eksekusi dikeluarkan Ketua Pengadilan Agama berbentuk Surat Penetapan (beschikking) Yang diperintahkan menjalankan eksekusi ialah panitera atau juru sita Pengadilan Agama. 3

C. MACAM EKSEKUSI MENURUT SIFATNYA : 1. Eksekusi Riil a. Penyerahan barang b. Pengosongan c. Pembongkaran d. Melakukan suatu perbuatan. 2. Pembayaran sejumlah uang. Perbedaan eksekusi riil dengan eksekusi pembayaran sejumlah uang : A. Eksekusi Riil Sumber hukum yang dipersengketakan lebih kompleks Eksekusi riil hanya mungkin terjadi berdasar putusan pengadilan: Yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap atau Yang bersifat dijalankan lebih dulu (uitvoerbaar bij voorraad) yang berbentuk provisi atau yang berbentuk akta perdamaian disidang pengadilan. B. Eksekusi Pembayaran Sejumlah Uang Sumber hukum yang dipersengketakan terbatas Eksekusi pembayaran sejumlah uang tidak hanya didasar atas putusan pengadilan, tetapi dapat juga didasarkan atas bentuk akta tertentu yang oleh undang-undang disamakan nilainya dengan putusan yang memperoleh kekuatan hukum yang tetap : 4

rosse akta pengakuan hutang; g 5

ertifikat Hak Tanggungan dan S 6

aminan fidusia. J D.TATA CARA PELAKSANAAN EKSEKUSI. 1. EKSEKUSI RIIL TERHADAP PUTUSAN YANG TELAH BHT, PUTUSAN PROVISI, AKTA PERDAMAIAN PENGADILAN. 1. Adanya permohonan dari Pemohon (Pihak yang menang) dalam hal putusan telah berkekuatan 7 hukum tetap baik putusan tingkat Pengadilan Negeri yang diterima oleh kedua belah pihak yang

berperkara, putusan perdamaian, putusan verstek yang terhadapnya tidak diajukan verzet atau banding, putusan Pengadilan Tinggi yang diterima oleh kedua belah pihak dan tidak dimohonkan kasasi dan putusan Mahkamah Agung dalam hal Kasasi 2. Selanjutnya Ketua Pengadilan negeri mengeluarkan Penetapan aanmaning/teguran terhadap pihak yang kalah untuk melaksanakan isi putusan yang berkekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 8 (delapan) hari setelah pihak yang kalah dipanggil untuk ditegur (8 hari adalah batas maksimum (Pasal 196 HI R atau Pasal 207 RBG)). dibuat berita acara aanmaning. 3. Apabila pihak yang kalah setelah ditegur tidak mau menjalankan putusan, Ketua pengadilan Negeri mengeluarkan penetapan perintah eksekusi sesuai amar dalam putusan, dimana perintah menjalanan eksekusi ditujukan kepada Panitera atau Jurusita dan dalam pelaksanaannya apabila diperlukan dapat meminta bantuan kekuatan umum. Dibuat berita acara pelaksanaan isi putusan. 2. EKSEKUSI RIIL TERHADAP PUTUSAN SERTA SERTA (UITVOERBAAR BIJ VOORRAAD) 1. Adanya permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama dari pihak yang menang dalam hal salah satu amar putusan dinyatakan serta merta (uitvoerbaar bij voorraad), dimana putusan/perkara tersebut belum berkekuatan hukum tetap. 2. Selanjutnya apabila putusan/perkara masih dalam upaya hukum banding, maka sebelum putusan tersebut dijalankan, dimohonkan terlebih dahulu izin kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama, apabila putusan/perkara masih dalam upaya hukum Kasasi, maka izin 8

untuk pelaksanaan putusannya dimohonkan terlebih dahulu kepada Ketua Mahkamah Agung. 3. Setelah izin keluar, maka proses eksekusi mengikuti proses seperti yang telah dibahas diatas. 4. Dalam pelaksanaan eksekusi putusan serta merta ada syarat yang harus dipenuhi yaitu adanya pemberian jaminan yang nilainya sama dengan nilai barang/obyek eksekusi sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pihak lain apabila ternyata dikemudian hari dijatuhkan putusan yang membatalkan putusan pengadilan sebelumnya (SEMA NO. 3 Tahun 2000 Jo. SEMA No. 4 Tahun 2001) 3. EKSEKUSI PEMBAYARAN SEJUMLAH UANG TERHADAP PUTUSAN YANG TELAH BHT, PUTUSAN PROVISI, AKTA PERDAMAIAN PENGADILAN. 1. Proses pelaksanaan isi putusan pembayaran sejumlah uang mengikuti sebagaimana point D.1. punt 1 s/d 2. 2. Selanjutnya setelah pihak yang kalah diaanmaning dan tidak juga melaksanakan isi putusan, maka Ketua Pengadilan mengeluarkan penetapan perintah untuk lelang eksekusi, dimana perintah ditujukan kepada Panitera atau Jurusita dan dalam pelaksanaannya dibantu oleh KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang). 3. Sebelum mengeluarkan penetapan Perintah Lelang eksekusi, Ketua Pengadilan Agama berdasarkan permohopnan Pemohon terlebih dahulu menyita eksekusi obyek yang akan dilelang (Pasal 197 ayat (1) HI R), apabila dalam putusan telah ada sita atau CB, maka CB secara otomatis menjadi Sita eksekusi. 4. selanjutnya dalam proses dan tata cara lelang mengikuti aturan yang 9

diatur oleh Peraturan menteri Keuangan (Permenkeu) N0.93/PMK.06/2010. 4. EKSEKUSI TERHADAP GROSSE AKTAPENGAKUAN HUTANG 1. Kreditur pemegang grosse atas pengakuan hutang yang berkepala Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dapat langsung memohon eksekusi kepada Ketua Pengadilan Agama yang bersangkutan dalah hal debitur ingkar janji. 2. Berdasarkan permohonan dari kreditur dalam hal debitur ingkar janji Ketua Pengadilan Negeri Bandung mengeluarkan Penetapan aanmaning/teguran agar dalam jangka waktu 8 (delapan) hari setelah ditegur debitur/termohon Eksekusi memenuhi kewajibannya kepada kreditur/pemohon Eksekusi (8 hari adalah batas maksimum (Pasal 196 HI R atau Pasal 207 RBG). dibuat berita acara aanmaning. 3. Selanjutnya proses eksekusi mengikuti point D.3 punt 2 s/d 4. 4. Eksekusi berdasarkan grosse akta pengakuan hutang hanya dapat dilaksanakan, apabila debitur sewaktu ditegur membenarkan jumlah hutangnya. 5. Apabila debitur membantahjumlah hutang tersebut dan besarnya hutang menjadi tidak fixed, maka eksekusi tidak bisa dilanjutkan. Kreditur, yaitu bank untuk dapat mengajukan tagihannya harus melalui suatu gugatan. 5. EKSEKUSI TERHADAP HAK TANGGUNGAN 1. Eksekusi Hak Tanggungan dilaksanakan seperti eksekusi pembayaran sejumlah uang terhadap putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum yang tetap. 2. Eksekusi dimulai dengan teguran dan berakhir dengan pelelangan yang dibebani Hak Tanggungan. 10

3. Setelah dilakukan pelelangan terhadap objek yang dibebani Hak Tanggungan dan uang hasil lelang diserahkan kepada Kreditur, maka Hak Tanggungan yang membebani obyek tersebut akan diroya dan diserahkan kepada pembeli lelang secara bersih dan bebas dari semua beban. 4. Apabila Debitur/Terlelang tidak mau menyerahkan obyek yang telah dilelang, maka berlaku ketantuan yang terdapat dalam Pasal 200 ayat (1) HIR. 5. Selanjutnya berdasarkan Pasal 200 ayat (1) HIR, pembeli lelang dapat memohon kepada Ketua Pengadilan Agama untuk melaksanakan eksekusi pengosongan terhadap obyek lelang yang telah dibelinya dari penghunian debitur/termohon Eksekusi atau siapapun yang mendapat hak dari padanya serta barang-barang yang ada didalamnya. 6. sebagai tindak lanjut dari permohonan tersebut, selanjutnya diproses eksekusi sebagaimana eksekusi riil terhadap Putusan BHT. 6. EKSEKUSI TERHADAP JAMINAN FIDUSIA 1. Mengenai Fidusia diatur dalam Undang-undang No. 42 tahun 1999. 2. Prosedur dan tata cara eksekusi dilakukan seperti dalam eksekusi Hak Tanggungan. Bahwa, selain eksekusi terhadap Putusan Pengadilan ada juga eksekusi terhadap putusan diluar pengadilan misalnya yaitu Putusan P4D, P4P serta putusan Arbitrase. 11

Putus an P4D dan P4P diatur dan dilaksanakan oleh Peradilan hubungan I ndustrial. 12

Putus an Arbitrase nasional baik yang adhoc maupun yang institusional yang tidak dilaksanakan secara sukarela oleh Termohon, dapat diajukan pelaksanaan putusannya ke Pengadilan Agama dimana Termohon berdomisili. 13

Putus an Abitrase Internasional dapat dilaksanakan di Indonesia setelah memperoleh eksekuatur dari Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. 14

DAFTAR PUSTAKA M. Yahya Harahap, SH., Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, PT. Gramedia, Jakarta, 1989. Mahkamah Agung, R.I. Praktek Kejurusitaan Pengadilan, 2002. Mahkamah Agung R.I., Pedoman Pelaksanaan Tugas Adimistrasi Pengadilan Dalam Empat Lingkungan Peradilan, Buku II Edisi 2007, 2009. Prof. Dr. Mariam Darus Badrulzaman, SH., Serial Hukum Perdata Buku II Kompilasi Hukum Jaminan, Sekolah Tinggi Graha I lmu Hukum Graha Kirana Medan Bekerjasama Dengan CV. Mandar Maju, 2004. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan UU No 7/89 Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua UU 7/8 Peraturan menteri Keuangan (Permenkeu) N0.93/PMK.06/2010. Undangundang No. 42 tahun 1999, Tentang Jaminan Fiducia. SEMA NO. 3 Tahun 2000 SEMA No. Tahun 2001 15

Contoh Berita Acara Sita Eksekusi BERI TA ACARA SITA EKSEKUSI NO. / Pdt.G/20../PA Pada hari ini :.., tanggal :..20., Saya : Jurusita/Jurusita Pengganti pada Pengadilan Agama...atas perintah Ketua Pengadilan Agama tersebut dalam surat penetapannya tertanggal......20... dalam perkara antara :...sebagai Penggugat, lawan :...sebagai Tergugat, untuk melakukan sita eksekusi atas barang-barang milik tergugat, maka saya dengan disertai 2 (dua) orang saksi yang telah dewasa dan dapat dipercaya : 1...bertempat tinggal...pekerjaan... 2... bertempat tinggal...pekerjaan... telah datang ketempat tinggal tergugat dan disana bertemu dan berbicara dengan ia sendiri. Setelah kepadanya diberitahukan tentang maksud kedatangan saya dengan memperlihatkan surat penetapan tersebut diatas, yaitu untuk melakukan sita eksekusi atas barang-barangmilik tergugat guna melaksanakan putusan Pengadilan Agama... tanggal,... 20...,No.../Pts. Pdt.G/20.../PA..., dalam perkara antara kedua belah pihak tersebut, dengan putusan mana tergugat dihukum untuk membayar kepada Penggugat uang sebesar Rp..., maka saya dengan disaksikan oleh kedua orang saksi ters ebut melakukan sita atas barang-barang milik tergugat yaitu :............ Sebagai penyimpan barang-barang sita terebut diatas telah ditunjuk tergugat dengan diberitahukan kepadanya, bahwa barang-barang itu 16

harus dijaga dengan baik, tidak boleh dipindahkan dan dihilangkan dari tangannya, seperti dengan penjualan dan sebagainya. Pula kepada Kepala Desa...yaitu,...telah saya beritahukan mengenai sita barang-barang itu dengan maksud supaya hal ini diumumkan ditempat itu, sehingga diketahui oleh orang banyak. selanjutnya saya telah meninggalkan dan menyerahkan pula kepada pihak penggugat dan Tergugat masing-masing sehelai salinan berita acara penyitaan ini. Demikianlah berita acara penyitaan ini dibuat dan ditandatangani oleh saya, Jurusita/Jurusita Pengganti, saksi-saksi, Tergugat dan Kepala Desa tersebut. Saksi-saksi Jurusita/Jurusita Pengganti 1...... 2... Penyimpan barang sitaan Tegugat,... Kepala Desa.... 17