BAB I PENDAHULUAN. Program Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal

BAB I PENDAHULUAN. menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tolak ukur suatu pemerintahan yang berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara formal dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat menuntut setiap negara untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. dihindarkan keberadaannya dalam menyediakan komponen-komponen. input pendidikan. Proses pembelajaran yang bermutu terjadi jika

BAB I PENDAHULUAN. BBM tersebut, Pemerintah merealokasikan sebagian besar anggarannya ke empat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Bertaraf Internasional sejak tahun pelajaran 2008/2009 (4 tahun)

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan merupakan rangkaian kegiatan dari programprogram

tidak termasuk pada model penelitian ini (pengaruh faktor lain). yaitu pengaruh signifikan oleh unsur kegiatan pengendalian (X 6 ) sebesar

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan

B ab I P endahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terkandung informasi yang dapat memberikan bahan pertimbangan bagi para

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, agar kelak nantinya berguna bagi dirinya dan masyarakat umumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

DAYA DUKUNG DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SD NEGERI WONOTINGAL 04 KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, pemerintah

7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mamesah dalam Halim (2007), keuangan daerah daoat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun. Sekolah) yang menyediakan bantuan bagi Sekolah dengan tujuan

MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM WAJIB BELAJAR DI KOTA SALATIGA TAHUN 2011/2012. Donald Samuel Slamet Santosa

1 BAB I PENDAHULUAN. memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. Studi tentang..., Aris Roosnila Dewi, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. efisian sehingga tujuan organisasi dapat tercapai (Mardiasmo, 2002 :45).

BAB 1 PENDAHULUAN. No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara. Pemerintah Pusat dan Daerah yang menyebabkan perubahan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan investasi dan memegang peranan penting dalam. upaya meningkatkan sumber daya manusia. Melalui peningkatan dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan jasa publik dan layanan sipil (Ndraha, 2005). Lusa

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikeluarkannya Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

SKRIPSI. Oleh : SANDRA DODY TRISNA B

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan hak setiap warga negara (UUD 1945 Pasal 29)

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja telah menjadi kata kunci yang banyak dibicarakan diberbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu pekerjaan atau perencanaan. Mentri dalam Negeri

BAB VII KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN KETERBATASAN. (SPIP) dalam pemungutan retribusi parkir di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit

BAB I PENDAHULUAN. untuk berupaya menjadi yang terbaik dan terdepan. Salah satunya adalah PT

BAB I PENDAHULUAN. harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi,

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dari kegiatan operasi perusahaan, baik mengenai organisasinya maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

BAB V P E N U T U P. 5.1 Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

=================================================================== PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan kesempatan untuk menyelenggarakan otonomi. daerah dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. dana pemerintah yang seharusnya untuk rakyat menjadi disalah gunakan.

BAB I PENDAHULUAN. Isu tentang sistem pengendalian internal pemerintahan (SPIP) mendapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting bagi bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

REVIEW KAITAN PROGRAM WAJARDIKDAS 9 TAHUN DENGAN BEBERAPA ISU PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. dasar sekaligus kekayaan suatu bangsa, sedangkan sumber-sumber modal dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bahwa organisasi tersebut efektif. Sumber daya manusia

KONFLIK DESENTRALISASI DI BIDANG PENDIDIKAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN DANA BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH BIAYA OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI INDONESIA.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah; 3. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola. penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang

LAPORAN EKSEKUTIF KONTRIBUSI PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PENGELOLAAN DAN PENGUATAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD), 2010

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak

BAB I PENDAHULUAN. mudah pula kemajuan suatu bangsa tersebut tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah, keberhasilannya diukur

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi tersebut yaitu dengan diselenggarakannya otonomi daerah.

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. seorang manajer yang sangat berperan penting yang harus memiliki kinerja yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Politik, akan tetapi dibidang keuangan negara juga terjadi, akan tetapi reformasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN EFEKTIVITAS SEKOLAH

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB VII PENUTUP. pengendalian intern, harus dilaksanakan kelima unsur dari SPIP yaitu lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Motivasi merupakan masalah yang sangat penting dalam setiap

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Program Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) adalah program pemerintah karena telah menaikkan harga BBM pada Bulan Maret Tahun 2005. Dalam program tersebut pemerintah mengalokasikan sebagian besar anggarannya ke empat program besar, yaitu program pendidikan, kesehatan, infrastruktur perdesaan, dan Bantuan Langsung Tunai (BLT). Salah satu program di bidang pendidikan yang mendapat alokasi anggaran cukup besar adalah Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Melalui program ini, pemerintah pusat memberikan dana ke sekolah-sekolah setingkat SD dan SMP yang bersedia memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam persyaratan peserta program. Sekolah yang dicakup dalam program ini adalah SD/MI/SDLB/salafiyah setingkat SD dan SMP/MTS/SMPLB/salafiyah setingkat SMP, baik negeri maupun swasta. Program ini mulai dilaksanakan pada bulan Juli 2005 bersamaan dengan awal tahun ajaran (TA) 2005/2006. Program ini relatif baru dikembangkan, sehingga dalam pelaksanaannya dimungkinkan timbulnya berbagai masalah seperti efisiensi dalam penyaluran dan penggunaan dana, efektivitas sekolah penerima dan pengelolaan keuangan dari dana BOS tersebut. Sejauh ini control pengawasan dari pihak yang terkait dan masyarakat belum terlaksana secara maksimal. Disamping itu juga, pemahaman yang masih kurang atas pentingnya pertanggungjawaban 1

2 penggunaan dana BOS, pelaporan dan efektifitasnya dikarenakan komunikasi (sosialisasi) program dinilai masih belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Jumlah dana BOS yang diberikan ke sekolah dihitung berdasarkan jumlah murid di masing-masing sekolah. Oleh karena itu semakin besar jumlah murid pada satu sekolah, maka semakin besar dana yang diterima oleh sekolah yang bersangkutan. Sebaliknya semakin kecil jumlah muridnya, maka semakin sedikit dana yang diterima oleh sekolah. Alokasi dana dan sasaran siswa pada masing-masing jenjang sekolah penerima dana BOS untuk tahun 2005 2006 dapat dilihat pada tabel 1.1. berikut : Tabel 1.1. ALOKASI SASARAN BOS TAHUN 2005-2006 Program Sasaran Satuan Biaya Total Biaya Siswa (Rp) (Rp) BOS (Juli Desember 2005) SD/MI/SDLB Salafiyah setara SD SMP/MTs/SMPLB Salafiyah setara SMP BOS (Januari Desember 2006) SD/MI/SDLB Salafiyah setara SD SMP/MTs/SMPLB Salafiyah setara SMP Sumber: Depdiknas dan Depag 28.779.709 108.177 10.625.816 114.433 29.314.092 118.438 10.335.199 153.428 117.500 117.500 162.250 162.250 235.000 235.000 324.500 324.500 3.381.615.807.500 12.710.797.500 1.724.038.646.000 18.566.754.250 6.888.811.620.000 27.832.930.000 3.353.772.075.500 49.787.386.000 Program BOS mempunyai tujuan untuk memberikan bantuan kepada sekolah dalam rangka membebaskan iuran siswa, tetapi sekolah tetap dapat mempertahankan mutu pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Program BOS dilakukan secara

3 block grant yang di transfer secara langsung ke sekolah-sekolah. Penggunaannya diserahkan kepada Kepala Sekolah bersinergi dengan Komite Sekolah, yang secara rinci dituangkan ke dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Besarnya dana yang dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk Program BOS, dirasa perlu untuk mempelajari pelaksanaan program di lapangan. Banyak pihak yang terlibat langsung dalam perencanaan dan persiapan. Program BOS mengakui bahwa program yang sangat besar ini dipersiapkan dalam waktu yang sangat singkat. Oleh karenanya, pemantauan secara mendalam terhadap permasalahan dan kendala yang dihadapi selama satu semester pertama pelaksanaan program akan sangat diperlukan bagi penyempurnaan program di masa mendatang. Banyak sekali kasus yang terjadi di sekolah-sekolah, tentang penyimpangan atau penyelewengan baik dalam hal penerimaan maupun dalam hal penggunaan dana BOS serta pengelolaan keuangan dana BOS, seperti misalnya dana BOS yang diterima di sekolah langsung ke rekening Kepala Sekolah, bukan pada rekening Sekolah, penggunaan dana BOS kurang sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dari Direktorat Manajemen Dikdasmen Depdiknas, demikian juga pengelolaan keuangan dana BOS tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengucuran dana BOS masih membutuhkan pengawasan. Untuk pengawasan tersebut, pemerintah daerah masih membutuhkan dukungan pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional. Hal itu terungkap dalam sosialisasi

4 mengenai kebijakan pendidikan gratis pendidikan dasar tahun 2009 kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi oleh Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo, (Kompas;Selasa 20 Januari 2009). Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan, batasan pendidikan gratis mengikuti peraturan pemerintah tentang pendanaan pendidikan yang terdiri dari biaya investasi, operasional, dan personal. Pemerintah menyediakan dana untuk biaya investasi lahan, sarana, dan prasarana pendidikan dasar yang diselenggarakan pemerintah. Biaya satuan BOS termasuk BOS Buku per siswa per tahun mulai Januari 2009 naik. Untuk SD di kota diberikan Rp400.000,00, SD di kabupaten Rp397.000,00, SMP di kota Rp575.000,00, dan SMP di kabupaten Rp570.000,00. "Belum semua biaya ditanggung pemerintah. Bahkan, buku pelajaran juga belum sepenuhnya tercakup dalam biaya operasional sekolah, ujarnya." Pemerintah daerah wajib memenuhi kekurangan biaya operasional dari APBD apabila BOS dari Depdiknas belum mencukupi. Dia menambahkan, masih ada biaya yang sulit dicakup oleh BOS seperti ekstrakurikuler atau darmawisata dan berada di wilayah abu-abu. Untuk itu, Bambang berharap pemerintah melalui peraturan daerah dapat menegaskan kembali pos-pos komponen tersebut sehingga menjadi lebih jelas. Namun dalam pelaksanaannya, kebijakan BOS sering terjadi penyimpangan anggaran dikarenakan minimnya alokasi untuk dana BOS dan juga lemahnya SDM khususnya aparat sekolah (Kepala Sekolah) selaku penanggung jawab dana BOS di sekolah dalam melaksanakan kewajiban terutama yang menyangkut pengelolaan keuangan dana BOS tersebut. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud untuk untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu bagaimana pengaruh motivasi kerja, budaya

5 organisasi dan kepemimpinan terhadap komitmen Kepala Sekolah dalam pengelolaan keuangan dana BOS. Menyinggung soal kinerja pegawai dalam suatu organisasi, maka banyak faktor yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi pegawai, di antaranya adalah faktor motivasi kerja, budaya organisasi dan kepemimpinan. Motivasi kerja merupakan dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan upaya-upaya tertentu dalam melaksanakan tugas. Dengan adanya dorongan yang kuat dari dalam individu, maka individu akan berusaha secara maksimal untuk melaksanakan tugastugasnya. Dampak lebih lanjut dari berbagai upaya maksimal yang dilakukan pegawai adalah keberhasilan dalam melaksanakan berbagai tugas. Keberhasilan ini akan memberikan kebanggaan dan dapat mendatangkan berbagai penghargaan baik finansial maupun non finansial dari perusahaan. Hasil-hasil seperti itulah yang akhirnya mendorong tumbuhnya komitmen organisasi pegawai. Meskipun disadari dan juga telah dijelaskan secara teoritis oleh para ahli bahwa komitmen organisasi itu adalah penting untuk peningkatan kinerja organisasi, namun dalam kenyataan umum komitmen organisasi karyawan dalam setiap organisasi atau perusahaan belum optimal. Hal ini dapat dipahami, karena kepuasan atau ketidakpuasan dalam bekerja merupakan hal yang bersifat individual. Kondisi ini dikarenakan setiap individu memiliki tingkat komitmen organisasi yang berbeda-beda sesuai dengan persepsi masing-masing terhadap pekerjaannya. Dengan suatu kondisi tertentu seorang karyawan mungkin sudah puas, namun belum tentu bagi karyawan lainnya.

6 Dalam organisasi, kepemimpinan memegang peranan sentral dan menjadi agen perubahan. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Maxwell bahwa segala hal bangkit dan jatuh karena kepemimpinan. Pernyataan ini memberikan sebuah makna bahwa kepemimpinan adalah elemen yang menjadi kunci kesuksesan organisasi. Seorang pemimpin dituntut mampu mempengaruhi anggota organisasi dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam konteks organisasi, seorang pemimpin menjadi tumpuan terwujudnya segala tujuan yang telah ditetapkan bersama. Terciptanya kinerja yang unggul pada pegawai merupakan salah satu tujuan yang ingin diwujudkan organisasi, sehingga organisasi dapat bersaing dan dapat tumbuh dengan maksimal. Oleh karena itu, tercapai tidaknya tujuan tersebut tergantung pada pemimpinnya. Apabila pemimpin mampu menjalankan segala fungsi kepemimpinannya dengan baik, maka tujuan akan dapat diwujudkan, namun kecil kemungkinan akan terciptanya kinerja pegawai yang unggul, jika pimpinan tidak dapat memerankan fungsi kepemimpinannya dengan baik. Seperti telah disinggung di atas, seorang pemimpinan di antaranya harus mampu memerintah dengan efektif, melakukan segala yang dikehendaki jika diyakini dapat memajukan organisasi, berorientasi pada tugas, berorientasi pada peningkatan jabatan, dan fokus pada peningkatan keahlian dengan cara belajar dari kesalahan.

7 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan masalah penelitian difocuskan pada unsur lingkungan pengendalian dari Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) sebagai pengendalian yang bersifat lunak (soft control) pada sub unsur integritas dan nilai etika yang dilihat dari budaya organisasi, kebijakan Sumber Daya Manusia yang difokuskan pada motivasi dan kepemimpinan Kepala Sekolah dalam hubungannya dengan pengelolaan keuangan dana BOS, yaitu sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja, budaya organisasi dan kepemimpinan secara parsial terhadap komitmen kepala sekolah pada pengelolaan keuangan dana BOS di Kabupaten Tangerang? 2. Apakah terdapat pengaruh motivasi kerja, budaya organisasi dan kepemimpinan secara simultan terhadap komitmen kepala sekolah pada pengelolaan keuangan dana BOS di Kabupaten Tangerang? 3. Variabel apakah yang paling dominan mempengaruhi komitmen kepala sekolah pada pengelolaan keuangan dana BOS di Kabupaten Tangerang? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan di atas maka, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, budaya organisasi dan kepemimpinan secara parsial terhadap komitmen kepala sekolah pada pengelolaan keuangan dana BOS di Kabupaten Tangerang.

8 2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, budaya organisasi dan kepemimpinan secara simultan terhadap komitmen kepala sekolah pada pengelolaan keuangan dana BOS di Kabupaten Tangerang. 3. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan mempengaruhi komitmen kepala sekolah pada pengelolaan keuangan dana BOS di Kabupaten Tangerang. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pengetahuan yang jelas dari segi praktis maupun dari segi teoritis. 1. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini akan mencoba mengetahui sejauh mana pengendalian atas pengelolaan keuangan dana BOS pada sekolah (SD dan SMP) penerima dana BOS dan pengaruh lingkungan pengendalian terutama motivasi kerja, budaya organisasi, dan kepemimpinan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap komitmen Kepala Sekolah dalam pengelolaan keuangan dana BOS. 2. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan kelak dapat menambah dan melengkapi khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan khususnya berhubungan dengan adanya pengendalian terutama pengelolaan keuangan dana BOS di Kabupaten Tangerang.