MUTU PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI KLINIK TERPADU POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA INTISARI

dokumen-dokumen yang mirip
MUTU PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAAN PASIEN DI KLINIK TERPADU POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan tempat pemenuhan kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG (Analisis Tingkat Kepuasan Masyarakat)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN TERHADAP KELUHAN DAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

Tabel 4.16 Sikap jujur terhadap konsumen PT. Cahaya Medika Healthcare Bandung Tabel 4.17 Keamanan dari jasa yang diberikan PT.

BAB IV HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Puskesmas Tegalrejo. 2 orang tenaga medis, 3 orang tenaga paramedik, Higienie

HUBUNGAN MUTU ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta, Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk dalam kriteria inklusi pada penelitian ini, 15 responden untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

*Syafrianti Yatim, ,**Dr. Teti Sutriyati, M. Si, Apt***Madania, S.Farm, M.Sc., Apt. Program Studi Si, Jurusan Farmasi, FIKK, UNG

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rumah sakit menghadapi suatu masalah global akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas atau mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak pendapat tentang mutu, pendapat yang dikemukakan agaknya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RUANG KELAS III RSUD ULIN BANJARMASIN INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan, baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT KEPDA PASIEN DI RS AISYIYAH BOJONEGORO. Abstrak

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

JURNAL PERMATA INDONESIA Halaman Volume 8, Nomor 2, November 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kep. Menkes RI No. 983/Menkes/SK/XI/1992, rumah sakit merupakan salah. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Kepada Yth. Pasien RSUD Wirosaban di Yogyakarta

Promotif, Vol.3 No.1 Okt 2013 Hal 19-26

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

Promotif, Vol.1 No.2 Apr 2012 Hal ANALISIS HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUMAH BERSALIN NISA KOTA PALU

Kata kunci : Orientasi Pasien Baru, Kepuasan Pasien.

: Dimensi Kualitas, Kepuasan Pasien, Askes Sosial, Pelayanan Rawat Jalan, Rumah Sakit

KUESIONER PENELITIAN

Kuesioner Untuk Penelitian Kepuasan Pasien di RSUD Ngimbang Lamongan. Saya adalah mahasiswa Universitas Wijaya Putra Surabaya, Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya serta meminimalkan kesalahan yang membuat pasien kecewa.

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien sebagai pengguna jasa merupakan salah satu indikator dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Muhammadiyah Yogyakarta sudah sesuai dengan undang-undang nomor 25 tahun 2009?

PENGARUH WAKTU TUNGGU PETUGAS PELAYANAN REKAM MEDIS TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PENDAFTARAN RAWAT JALAN DI RSUD. DR. R. M. DJOELHAM BINJAI TAHUN 2015

masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak.

LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT TINGKAT IV SLAMET RIYADI SURAKARTA

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS JONGAYA KOTA MAKASSAR

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kualitas layanan puskesmas di Yogyakarta. 2. Kualitas bangunan puskesmas di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan peluang bagi rumah sakit itu sendiri (Luck, 2000 dalam

Penilaian Kualitas Pelayanan Kesehatan Pasien Berdasarkan KEPMENPAN No.25 Tahun 2004 (Studi Kasus Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Cilegon)

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i. KATA PENGANTAR.ii. Daftar Isi...iv. Daftar Gambar...xi. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah...

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

SURVEY KEPUASAN PASIEN RS PREMIER BINTARO 2016

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN

KUESIONER ANALISIS AUDIT KINERJA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

Transkripsi:

MUTU PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI KLINIK TERPADU POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Wiwik Setyaningsih 1, Rita Benya Adriani 2, E Prihatini 3 INTISARI Latar belakang : Keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima pelayanan. Kepuasan penerima pelayanan dicapai apabila penerima pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan. Selain pelanggan juga mengharapkan adanya pelayanan yang bermutu. Tujuan Penelitian : secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan pasien di klinik terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : memperoleh gambaran mengenai mutu dan pelaksanaan pelayanan di klinik terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta, memperoleh gambaran pelayanan fasilitas dan pelayanan petugas di klinik terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta Metode : jenis penelitian adalah analitik obsevasional. Dengan pendekatan croos sectional. Subyek penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung di klinik terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta sebanyak 91 responden yang diambil secara purposive sampling. Untuk mengetahui hubungan antara mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien di klinik terpadu Poltekkes Surakarta menggunakan uji korelasi Spearmen Rank Hasil Penelitian : Responden yang menyatakan mutu pelayanan sangat baik 60,44% cukup baik 38,46% dan kurang baik 1,10%. Responden yang menyatakan sangat puas terhadap pelayanan petugas 39,56%, cukup puas 58,24%, kurang puas 2,20%. Responden yang sangat puas terhadap pelayanan fasilitas 41,76%, cukup puas 57,14% dan kurang puas 1,10%. Hasil analisis korelasi rank spearman diperoleh nilai r s 0,064 dengan nilai signifikansi 0,544 > 0,05 sehingga dinyatakan tidak ada hubungan antara mutu dan pelayanan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan petugas di Klinik Terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta. Hasil analisis korelasi rank spearman diperoleh nilai r s sebesar 0,304 dengan nilai signifikansi 0,033 < 0,05 sehingga dinyatakan ada hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan terhadap fasilitas di Klinik Terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta. Kata Kunci : Mutu pelayanan, Kepuasan PENDAHULUAN Pelayanan kesehatan terdiri atas pelayanan berobat jalan dan pelayanan rawat inap. Pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem yang komponennya saling berhubungan, berkaitan dan saling mempengaruhi dalam mencapai suatu tujuan termasuk pelayanan keperawatan untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat (Dep Kes RI, 1985). Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada

pasien tidak terlepas dari pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan memegang peranan penting dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima pelayanan. Kepuasan penerima pelayanan dicapai apabila penerima pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan maka pelanggan juga mengharapkan adanya pelayanan yang bermutu, karena dengan pelayanan yang bermutu maka pelanggan akan merasa puas. Menurut Azwar (1994) bahwa yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai kode etik dan standar pelayanan professional yang telah ditetapkan. Kepuasan pasien dapat mencerminkan baik intervensi yang dirasakan pasien selama kunjungan pengobatan dan atau hubungan antara intervensi yang mereka inginkan/terima pasien (Brody dkk, 1989). Mutu pelayanan bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan adalah terkait pada dimensi ketanggapan petugas dalam memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran dalam berkomunikasi antara petugas dengan pasien, keprihatinan serta keramahtamahan petugas dalam melayani pasien dan atau kesembuhan penyakit yang sedang diderita oleh pasien (Azwar,1994). Politeknik Kesehatan Surakarta dalam menjalankan tugasnya didasarkan atas peraturan Pemerintah No 890 tahun 2007 tentang Struktur organisasi tata kerja Poltekkes. Sesuai tugas dan fungsinya maka sebagai lembaga pendidikan setingkat Diploma III Politeknik Kesehatan Surakarta berkewajiban mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satu bentuk wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut adalah didirikannya klinik terpadu di Politeknik Kesehatan Surakarta. Klinik terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta berdiri atas dasar SK perpanjangan No449/080/BP/P.1/2008 tanggal 25 Maret 2008. Pelayanan yang diberikan diklinik terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta diantaranya adalah pelayanan Kesehatan ibu dan anak, pelayanan pengobatan dan pelayanan fisioterapi. Ukuran keberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerima pelayanan. Kepuasan penerima pelayanan dicapai apabila penerima pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan. Hal ini membuat pemerintah melalui keputusan MENPAN No 63 Tahun 2004 yang mengamanatkan bahwa agar setiap penyelenggara pelayanan secara berkala melakukan survei indeks kepuasan masyarakat (Ratminto dan Winarsih,2005) Kepuasan pasien perlu diupayakan karena merupakan hal penting yang akan mempengaruhi pemasaran Rumah Sakit. Pengukuran kepuasan pasien relatif mudah dikerjakan dan diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan Rumah Sakit dalam segi kepuasan pasien (Sabarguna,2004) Munculnya berbagai bentuk persaingan dalam memberikan pelayanan di masyarakat baik yang diberikan oleh lembaga pemerintah maupun swasta, dan banyaknya instansi lain penyelenggara pelayanan di masyarakat merupakan beban

berat bagi Politeknik Kesehatan Surakarta untuk dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan di klinik terpadu tersebut. Dari uraian tersebut diatas maka peneliti ingin mengetahui bagaimanakah mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien di klinik terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta. CARA DAN BAHAN PENELITIAN Jenis penelitian adalah deskriptif dengan metode kuantitatif. Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan mutu pelayanan dan tingkat kepuasan pasien di klinik terpadu politeknik Kesehatan Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi prospektif yaitu menganalisis hubungan antara kepuasan pasien dengan pelaksanaan pelayanan yang diberikan. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang berkunjung di klinik terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta pada bulan September sampai dengan oktober. Dalam penelitian ini diperoleh sampel sebagai responden sejumlah 91 orang. Analisa data dilakukan dengan cara data yang telah dikumpulkan disusun dalam tabulasi dan dilakukan pengujian. Analisis univariat untuk mengetahui skor rata rata tingkat kepuasan, data kuantitaf dianalisis dengan analisis univariat dan disajikan dalam bentuk tabel. Dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan pasien di klinik terpadu Poltekkes Surakarta menggunakan uji korelasi Spearmen Rank HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat a. Data responden berdasarkan jenis kelamin Tabel.1. Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Laki-laki 30 33,0 Perempuan 61 67,0 91 100 Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa responden laki-laki sebanyak 30 orang (33%) sedangkan responden perempuan sebanyak 61 orang (67%). b. Data responden berdasarkan Umur Tabel.2. Umur responden Umur Responden < 20 tahun 25 27,4 21 30 tahun 35 38,5 > 30 tahun 31 34,1 91 100

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa responden yang berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 25 orang (27,4%), responden yang berusia antara 21-30 tahun sebanyak 35 orang (38,5%) dan responden yang berusia lebih dari 30 Tahun sebanyak 31 orang (34,1%). c. Data responden berdasarkan pendidikan Tabel.3.Pendidikan responden Pendidikan Sederajat SD/SLTP 34 37,3 Sederajat SLTA 38 41,8 Sederajat DI 2 2,2 Sederajat DII 11 12,1 Sederajat DIV/S1 6 6,6 Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai sederajat SD/SLTP 34 orang (37.3%), responden berpendidikan SLTA 38 orang (41.8%), responden dengan pendidikan sederajat dengan DI 2 orang (2.2%), responden dengan pendidikan sederajat DII 11 orang (12.1%) dan responden dengan pendidikan sederajat DIV/SI sebanyak 6 orang (6.6%). d. Data responden berdasarkan pekerjaan Tabel 4. Pekerjaan Responden Pekerjaan Responden PNS/PTT 5 5,5 Non PNS 86 94,5 Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa responden yang bekerja sebagai PNS/PTT sebanyak 5 orang (5.5%) dan responden yang non PNS sebanyak 86 orang (94.5%).

e. Mutu Pelayanan Tabel.5. Mutu pelayanan Tingkat Mutu Pelayanan Sangat bermutu 55 60,44 Cukup bermutu 35 38,46 Kurang Bermutu 1 1,10 Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan mutu pelayanan klinik terpadu sangat bermutu sebanyak 55 orang (60,44%), responden yang menyatakan cukup bermutu sebanyak 35 orang (38,46%) dan responden yang menyatakan kurang bermutu sebanyak 1 orang (1,10%) f. Kepuasaan terhadap pelayanan petugas Tabel.6. kepuasan terhadap pelayan petugas Tingkat Kepuasan Sangat Puas 36 39,56 Cukup Puas 53 58,24 Kurang Puas 2 2,20 Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa responden yang sangat puas terhadap pelayanan petugas sebanyak 36 orang (39,56%), responden yang cukup puas terhadap pelayanan petugas sebanyak 53 orang (58,24%) dan responden yang kurang puas sebanyak 2 orang (2,20%) g. Kepuasan terhadap fasilitas Tabel.7.Kepuasan terhadap fasilitas Tingkat Kepuasan Sangat Puas 38 41,76 Cukup Puas 52 57,14 Kurang Puas 1 1,10 Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa responden yang sangat puas terhadap fasilitas sebanyak 38 orang (41,76%), responden yang cukup puas terhadap pelayanan fasilitas sebanyak 52 orang (57,14%) dan responden yang kurang puas sebanyak 1 orang (1,10%).

2. Analisis Bivariat a. Hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan petugas Dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi rank spearman yang digunakan untuk mengetahui hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan pasien di klinik terpadu Poltekes Surakarta. Hasil analisis menggunakan korelasi rank spearman diperoleh nilai r s 0,064 dengan nilai signifikansi 0,544 > 0,05 sehingga dinyatakan tidak ada hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan petugas di Klinik Terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta. b. Hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan terhadap fasilitas mutu pelayanan Hasil analisis menggunakan korelasi rank spearman diperoleh nilai rs sebesar 0,304 dengan nilai signifikansi 0,033 < 0,05 sehingga dinyatakan ada hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan fasilitas di Klinik Terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta. Pembahasan Hasil analisis hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan terhadap pelayanan petugas diperoleh nilai signifikansi (sig2-tailed) 0,544 > 0,05 sehingga dinyatakan tidak ada hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan petugas di Klinik Terpadu Poltekkes Surakarta. Hal ini dimungkinkan responden sebagaian besar sudah merasa puas pada pelayanan yang diberikan oleh petugas di klinik terpadu (sesuai hasil tabel 5). Hasil ini bisa diartikan bahwa pelayanan petugas di klinik terpadu Poltekkes Surakarta sudah bagus/bermutu namun pelayanan petugas tetap harus harus ditingkatkan lagi terutama dalam hal jam buka pelayanan klinik dan kesigapan petugas dalam melayani pasien. Hal ini juga sesuai dengan tarif / biaya yang dikeluarkan oleh pasien di klinik terpadu tersebut. Disamping itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden mengusulkan supaya menambah jenis pelayanan yang ada di klinik terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta diantaranya, pelayanan oleh dokter gigi, pelayanan oleh dokter anak dan pelayanan oleh dokter spesialis. Hasil analisis mutu pelayanan terhadap kepuasan denga pelayanan fasilitas menunjukan bahwa ada hubungan antara mutu pelayanan pasien dengan kepuasan dengan kepuasan pelayanan fasilitas dimana diperoleh nilai signifikansi (sig2- tailed) 0,033 > 0,05 sehingga dinyatakan ada hubungan antara mutu pelayanan pasien dengan kepuasan terhadap pelayanan fasilitas di Klinik Terpadu Poltekkes Surakarta Dari hasil kuesioner mengenai tingkat kepuasan terhadap pelayanan petugas dapat diketahui bahwa responden yang sangat puas terhadap pelayan petugas sebanyak 36 orang (39,56%), responden yang cukup puas terhadap pelayanan petugas sebanyak 53 orang (58,24%) dan responden yang kurang puas sebanyak 2 orang (2,20%). Hal ini menandakan bahwa mayoritas responden berada pada tingkatan cukup puas. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Lupiyoadi (2001) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan dalam hal ini termasuk fasilitas

pelayanan kesehatan. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan yang bermutu kepada para pelanggannya akan berakibat pada pencapaian pangsa pasar yang tinggi, serta meningkatkan profit perusahaan tersebut. Konsekuensi atas pendekatan kualitas pelayanan suatu produk jasa memiliki esensi penting bagi strategi perusahaan untuk mempertahankan diri dan mencapai kesuksesan dalam menghadapi persaingan. Pelayanan merupakan alat utama bagi perusahaan guna memenangkan persaingan dengan perusahaan jasa lain, dengan semakin baik pelayanan maka konsumen atau pelanggan pasti berusaha untuk menggunakan jasa dari perusahaan. Dari hasil tingkat kepuasan pasien di Klinik terpadu Poltekes Surakarta dapat diketahui bahwa responden yang sangat puas terhadap fasilitas sebanyak 38 orang (41,76%), responden yang cukup puas terhadap pelayanan fasilitas sebanyak 52 orang (57,14%) dan responden yang kurang puas sebanyak 1 orang (1,10%). Hasil tersebut berarti bahwa mayoritas responden berada pada kisaran cukup puas, yang berarti masih perlu ditingkatkan lagi fasilitas dari Klinik terpadu untuk mencapai tingkat puas dari responden. Dalam rangka meningkatkan kepuasan terhadap fasilitas maka salah satu hal yang dilakukan adalah dengan memberikan pelayanan prima (service excellence) kepada pasien. Tjiptono (2005) menyatakan bahwa perwujudan kualitas pelayanan yang didambakan oleh setiap konsumen atau pelanggan adalah:1) adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan kualitas pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan yang kadangkala dibuat-buat. 2)memperoleh pelayanan yang wajar tanpa gerutu sindiran maupun ungkapan kata yang lain yang nadanya mengarah pada permintaan sesuatu dengan alasan untuk dinas atau kesejahteraan, 3) mendapat perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib dan tidak dipandang bulu dan 4) pelayanan yang jujur dan terus terang. Pemberian kualitas pelayan membutuhkan interaksi yang baik antara petugas atau pemberi pelayanan dengan pelanggan. Apabila pemberi layanan memberikan pelayanan dengan cara dan hasil yang baik, maka itu akan menimbulkan kesan yang baik pula. Unsur-unsur pokok dalam memberikan kualitas pelayanan yang memuaskan adalah sebagai berikut : 1. Kecepatan : kecepatan dalam memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pengguna jasa atau pasien, 2. Ketepatan : ketepatan waktu yang digunakan untuk melayani pasien apakah sudah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, 3. Keramahan : keramahan dari para pemberi pelayanan yaitu para pegawai kepada semua pengguna jasa atau pasien, 4. Kenyamanan : adalah para pemberi pelayan yaitu para pegawai dapat memberikan rasa nyaman kepada para pengunjung yaitu para pasien. (Tjiptono, 2005) Keempat komponen tersebut merupakan satu kesatuan pelayanan yang terintegrasi maksudnya pelayanan atau jasa menjadi tidak bagus atau tidak memuaskan lagi bila ada komponen yang kurang. Untuk mencapai tingkat pelayanan yang optimal, setiap karyawan harus memiliki ketrampilan tertentu, diantaranya berpenampilan baik dan rapi, bersikap ramah, memperlihatkan gairah kerja dan sikap selalu siap untuk melayani, tenang dalam bekerja, tidak tinggi hati karena merasa dibutuhkan, menguasai pekerjaannya baik tugas yang berkaitan

pada bagian atau departemennya maupun bagian lainnya, mampu berkomunikasi dengan baik, bisa memahami bahasa isyarat (gesture) pelanggan dan memiliki kemampuan menangani keluhan pelanggan secara professional. Dengan demikian upaya mencapai tingkat pelayanan yang optimal bukanlah pekerjaan yang mudah, akan tetapi bila hal tersebut dapat dilakukan maka perusahaan akan dapat meraih manfaat besar, terutama berupa kepuasan dan loyalitas pelanggan yang besar. Kualitas pelayanan berkait dengan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan. Pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati pelayanan yang diberikan sehingga mereka berhak untuk menentukan kualitasnya. Jadi perusahaan yang bersangkutan(klinik terpadu) hendaklah berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Pihak pemberi layanan seharusnya memahami dengan baik kebutuhan pelanggannya. Hal ini akan membuat pelayanan yang diberikan sesuai dengan apa yang diinginkan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Responden yang menyatakan mutu pelayanan sangat baik sebanyak 60,44%, responden yang menyatakan cukup baik sebanyak 38,46% dan responden yang menyatakan kurang baik sebanyak 1,10% Responden yang sangat puas terhadap pelayanan fasilitas sebanyak 41,76%, cukup puas sebanyak 57,14% dan kurang puas sebanyak,1,10% Hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan petugas. Hasil analisis menggunakan korelasi rank spearman diperoleh nilai r s 0,064 dengan nilai signifikansi 0,544 > 0,05 sehingga dinyatakan tidak ada hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan petugas di Klinik Terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta. Hubungan mutu pelayanan dengan kepuasan terhadap fasilitas mutu pelayanan. Hasil analisis menggunakan korelasi rank spearman diperoleh nilai r s sebesar 0,304 dengan nilai signifikansi 0,033 < 0,05 sehingga dinyatakan ada hubungan antara mutu pelayanan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan fasilitas di Klinik Terpadu Politeknik Kesehatan Surakarta. Saran Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan petugas tidak mempunyai hubungan terhadap mutu pelayanan, oleh karena itu dapat disarankan perlunya peningkatan pelayanan petugas misalnya kesigapan petugas dalam memberikan pelayanan pengambilan obat yang tidak terlalu lama, ketepatan dalam jam buka klinik. Dari hasil kesan pasien juga diketahui bahwa pasien meminta petugas untuk tidak terlalu banyak bicara kepada pasien. Fasilitas yang ada tetap dipertahankan dan ditingkatkan baik fasilitas yang bersifat medis maupun fasilitas yang bersifat non medis misalnya ruang tunggu ber-ac, penambahan jumlah tempat sampah diruangan, tempat parkir yang nyaman, penambahan tempat duduk bagi pasien, kebersihan ruangan, jam buka klinik sampai dengan hari sabtu dan lain sebagainya.

KEPUSTAKAAN Adi PD, 2006, Hubungan Kepuasan Pelanggan Dengan Minat Memanfaatkan Kembali Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Ketrampilan Khusus Tenaga Kesehatan Dinas Kesehatan Bali,Tesis, MMPK UGM. Azwar, A., 1994. Metedologi Penelitian Bidang Kedokteran, Cetakan III, Penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. Bart Smet, 1994, Psikologi Kesehatan, Grasindo, Jakarta Brody,D.S.,Miller,S.M.,Lerman,C.E.,Smith,D.G.,Lazaro,C.G.,Blum, M.J., 1989, The Relationship Between Patiens Satis Factions With Therir Physicians and Perseptions about intervations they desired and received, Journal Medical Care, Vol 27 No.11 hal 1027-1045 Dharmmesta, B.C., dan Handoko, 1987, Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen, Liberty, Yogyakarta. Dep Kes RI, 1994, Prosedur Perawatan Dasar, Cetakan Ke-V, Direktorat Rsu Dan Pendidikan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Dep Kes RI. Dep Kes RI, 1997, Instrument Evaluasi Penerapan Standart Asuhan Keperawatan di RS. Cetakan III, Direktorat Jenderal Pelayanan Medis Direktorat RSU dan pendidikan RI. Lupiyoadi, R., 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Salamba Empat, Jakarta. Molachele, 1993, Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rawat Inap di RSU Fatmawati, Jakarta, Tesis,UI, Jakarta. Nasir, Mohammad, 1998, Metode Penelitian, Cetakan III, Ghalia, Jakarta Soekidjo Notoatmodjo, 1993, Metedologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Sugiyono, 1999, Statistik Untuk Penelitian, Cetakan ke-ii, Alfabeta, Bandung. Sule, E, 2002, Keterkaitan Antar Kepuasan Kerja Karyawan Dan Kepuasan Pelanggan Dengan Kinerja Perusahaan, Jurnal Akutansi,2,2. Yandrizal, 200, Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Di Bapelkes Daerah Provinsi Bengkulu, Tesis, MMPK UGM