MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR 04/PER/MWA UPI/2015

dokumen-dokumen yang mirip
MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENJARINGAN, PERTIMBANGAN DAN PENGANGKATAN DEKAN DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PERATURAN REKTOR INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG NOMOR : 0135/IT7/KP/2015 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

SENAT UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PERATURAN SENAT POLITEKNIK NEGERI MADIUN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMILIHAN DIREKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SENAT INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2015

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 65 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS NOMOR: 1/P-TATIB-PD/UNIDHA/XI/2016 TENTANG

U niversitas Sumatera Utara MAJELIS WALI AMANAT

4. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor'17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, -1- DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN. Bismillahirrahmanirrahim

PERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR: 01/SA/FIB/II/2017 TAHUN 2017

TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENETAPAN SERTA PENGANGKATAN DIREKTUR DAN WAKIL DIREKTUR SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 614/P/SK/HT/2012 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DIREKTUR DAN PENGANGKATAN WAKIL DIREKTUR SEKOLAH VOKASI

PP No. 30 tahun 2014 tentang Tentang Pengangkatan Statuta UNAIR 3 Rektor UNAIR Periode Peraturan Rektor

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN SENAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PERATURAN SENAT UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 17 TAHUN 2013

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 08/MWA-IPB/2002 T E N T A N G TATA CARA PEMILIHAN DAN PENGANGKATAN PIMPINAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2010

PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 114/P/SK/HT/2004 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DAN PENETAPAN DEKAN SERTA PENGANGKATAN WAKIL DEKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN SENAT INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR NOMOR : 2728/IT5.4.1/OT/2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENETAPAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEBAGAI BADAN HUKUM MILIK NEGARA

PENGURUS YAYASAN SLAMET RIJADI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 001/P/I1-MWA/2014 TENTANG

PERATURAN PENGURUS YAYASAN UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN (UNISKA) MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARY BANJARMASIN NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PENGURUS YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG

BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

PENGUMUMAN No. 0037/PL1.R5/OT/2018 PENDAFTARAN CALON DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG MASA BAKTI

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 090.SK/US-BU/P.1/II/2014 tentang ; Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Dekan REKTOR UNIVERSITAS SILIWANGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NQMOR /UN40/HK/2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN PEMERINTAH UNIVERSITAS PERTAHANAN INDONESIA

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 13/MWA-IPB/2003 T E N T A N G

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

II. TATA TERTIB PELAKSANAAN PENJARINGAN BAKAL CALON DIREKTUR, PENYARINGAN CALON, DAN PEMILIHAN CALON DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

TEKNIS PELAKSANAAN PEMILIHAN DEKAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS PERIODE

TATA CARA DAN JADWAL PELAKSANAAN PEMILIHAN DIREKTUR POLITEKNIK NEGERI BALI PERIODE

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 17/MWA-IPB/2003 T E N T A N G ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TATA CARA PEMILIHAN CALON DIREKTUR

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT NOMOR : 070/UN8/KP/2013

UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN NOTARIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN PEMERINTAH UNIVERSITAS PERTAHANAN INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGUSULAN CALON ANGGOTA KONSIL MASING-MASING TENAGA KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151 TAHUN 2000 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

TATA CARA PENJARINGAN, PEMBERIAN PERTIMBANGAN, DAN PENGANGKATAN PEMBANTU DEKAN DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG

K E P U T U S A N. DEKAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR Nomor : 26/H36.5/TU/2015 T E N T A N G

PEMILIHAN DEKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN PADA TINGKAT FAKULTAS/SEKOLAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNIVERSITAS AIRLANGGA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN SENAT AKADEMIK INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Nomor : 91/SA-IPB /SP/2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

RISALAH RAPAT KOMISI KELEMBAGAAN (K II) SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

M E M U T U S K A N :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Majelis Kehormatan Notaris

Memperhatikan : Hasil Sidang Pleno Senat Akademik IPB, tanggal 23 Desember MEMUTUSKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dosen yang memenuhi syarat melakukan pendaftaran bakal calon rektor dengan cara sebagai berikut :

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 07/MWA-IPB/2014 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN INTERNAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG

Transkripsi:

MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Telp./Fax. (022) 2011514, 2013651 Laman : hhtp://www.upi.edu E-mail : mwa@upi.edu PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA NOMOR 04/PER/MWA UPI/2015 TENTANG PENJARINGAN CALON REKTOR DAN PEMILIHAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Menimbang: Mengingat: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (1) huruf e, huruf f, dan huruf g, Pasal 40 ayat (1) huruf h dan ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas Pendidikan Indonesia, dan Pasal 31 ayat (7) huruf e dan huruf f, dan ayat (9), ayat (10), ayat (11), dan ayat (12) Peraturan Majelis Wali Amanat Universitas Pendidikan Indonesia Nomor 01/PER/MWA UPI/2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas Pendidikan Indonesia, perlu menetapkan Peraturan Majelis Wali Amanat tentang Penjaringan Calon Rektor dan Pemilihan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia; 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2013 tentang Bentuk dan Mekanisme Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5438); 1

7. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas Pendidikan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5509); 9. Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Nomor 04/MPK.A4/KP/2015 tentang Pengangkatan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Pendidikan Indonesia Periode 2015-2020; 10. Peraturan Majelis Wali Amanat Nomor 001/PER/MWA UPI/2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2014 tentang Statuta Universitas Pendidikan Indonesia; 11. Ketetapan Majelis Wali Amanat Nomor 021/TAP/MWAUPI/2010 tentang Penetapan Rencana Strategis Universitas Pendidikan Indonesia 2011-2015; MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT TENTANG PENJARINGAN CALON REKTOR DAN PEMILIHAN REKTOR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Majelis Wali Amanat ini yang dimaksud dengan: 1. Universitas Pendidikan Indonesia yang selanjutnya disebut UPI adalah perguruan tinggi negeri badan hukum. 2. Statuta UPI adalah peraturan dasar pengelolaan UPI yang digunakan sebagai landasan penyusunan peraturan dan prosedur operasional di UPI. 3. Majelis Wali Amanat yang selanjutnya disingkat MWA adalah organ UPI yang menyusun dan menetapkan kebijakan umum UPI. 4. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan tinggi. 5. Rektor adalah organ UPI yang memimpin penyelenggaraan dan pengelolaan UPI. 6. Senat Akademik yang selanjutnya disingkat SA adalah organ UPI yang merumuskan, menyusun, menetapkan kebijakan, memberi pertimbangan, dan melakukan pengawasan di bidang akademik. 7. Panitia adalah panitia penjaringan calon rektor dan pemilihan rektor yang diangkat oleh MWA. 8. Penjaringan calon rektor meliputi kegiatan pengumuman penerimaan calon rektor, pendaftaran bakal calon rektor, penetapan bakal calon rektor, dan pemilihan calon rektor dari bakal calon rektor. 9. Pemilihan rektor adalah pemilihan dari calon rektor menjadi rektor UPI. 10. Bakal calon rektor adalah orang yang mendaftarkan diri sebagai calon rektor UPI dan telah memenuhi persyaratan utama, persyaratan khusus, dan persyaratan administratif. 11. Calon rektor adalah bakal calon rektor yang dipilih oleh SA. 12. Rektor terpilih adalah calon rektor yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan rektor oleh MWA. 2

13. Forum terbuka penyajian kertas kerja adalah forum yang diselenggarakan oleh panitia dengan mengundang tenaga pendidik, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan masyarakat. 14. Kertas kerja adalah makalah posisi yang berisi gagasan dan pemikiran bakal calon rektor dan calon rektor mengenai program kerja dan strategi untuk mencapai visi dan misi UPI. Pasal 2 (1) Penjaringan calon rektor dan pemilihan rektor UPI didasarkan pada prinsip meritokrasi dengan mengedepankan asas kompetitif, terbuka, jujur, dan adil. (2) Jadwal penjaringan calon rektor dan pemilihan rektor ditetapkan oleh MWA. (3) Penjaringan bakal calon rektor dilakukan oleh panitia secara terbuka, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar UPI. (4) Penetapan bakal calon rektor dilakukan oleh MWA dalam rapat pimpinan MWA. (5) Pemilihan calon rektor dilakukan oleh SA dari bakal calon rektor sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang calon rektor untuk diajukan ke MWA. (6) Pemilihan rektor dilakukan oleh MWA dalam suatu sidang pleno MWA. BAB II PERSYARATAN BAKAL CALON REKTOR Pasal 3 Setiap bakal calon rektor harus memenuhi persyaratan utama sebagai berikut: a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. belum berusia 60 (enam puluh) tahun pada saat dilantik menjadi Rektor sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan; c. berkewarganegaraan Indonesia; d. sehat jasmani dan rohani untuk menjalankan tugas sebagai Rektor; e. berpendidikan doktor; f. mampu melaksanakan perbuatan hukum; g. memiliki integritas, komitmen, dan kemampuan memimpin yang tinggi; h. memiliki wawasan kebangsaan; i. memiliki jejaring nasional dan internasional; j. memiliki jiwa kewirausahaan; k. memiliki wawasan yang luas mengenai pendidikan tinggi; l. tidak pernah dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap; dan m. tidak pernah melanggar norma dan etika akademik. Pasal 4 (1) Setiap bakal calon rektor harus memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut: a. tidak pernah mengkhianati Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. tidak pernah melakukan perbuatan tercela; c. memiliki komitmen dan kesanggupan untuk mewujudkan visi UPI (pelopor dan unggul); d. memiliki komitmen dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; e. memiliki pemahaman yang utuh tentang Statuta UPI dan Peraturan MWA; f. memiliki kemampuan manajerial yang handal; g. memahami aspek hukum penyelenggaraan dan pengelolaan perguruan tinggi; h. memiliki pengalaman memimpin unit pelaksana akademik sekurang-kurangnya setingkat Departemen dan/atau Program Studi; i. memiliki kemampuan mengembangkan jejaring nasional dan/atau internasional; j. memiliki kemampuan berbahasa Inggris; dan k. menyatakan bersedia menjadi Calon Rektor UPI. 3

(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h bagi bakal Calon Rektor dari luar perguruan tinggi, memiliki pengalaman menduduki jabatan di pemerintahan sekurang-kurangnya menduduki jabatan struktural eselon II/a, di BUMN sekurang-kurangnya menduduki jabatan Direktur, atau di BUMD menduduki jabatan Direktur Utama. Pasal 5 Setiap bakal calon rektor harus memenuhi persyaratan administratif sebagai berikut: a. fotokopi kartu tanda penduduk yang masih berlaku; b. surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari dokter rumah sakit pemerintah; c. fotokopi ijazah doktor yang telah dilegalisasi oleh pejabat berwenang; d. fotokopi surat keputusan sebagai pimpinan unit pelaksana akademik sekurang-kurangnya setingkat Departemen dan/atau Program Studi, dan bagi calon dari luar perguruan tinggi, fotokopi surat keputusan sebagai pejabat struktural di pemerintahan, BUMN atau BUMD; e. daftar riwayat hidup, yang dibuat di atas kertas bermaterai; f. surat pernyataan kesediaan menjadi rektor UPI, yang dibuat di atas kertas bermaterai; g. pasfoto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 4 buah; h. uraian singkat tentang rasional pencalonan menjadi rektor UPI; dan i. kertas kerja yang ditulis dalam bahasa Indonesia. BAB III PANITIA PENJARINGAN DAN PEMILIHAN REKTOR Pasal 6 (1) Dalam pelaksanaan penjaringan calon rektor dan pemilihan rektor, MWA dapat mengangkat panitia. (2) Panitia terdiri atas unsur anggota MWA, anggota SA, unsur pimpinan universitas dan/atau unsur dewan guru besar dan unit pelaksana akademik UPI. (3) Panitia terdiri atas seorang ketua, seorang sekretaris, dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang anggota. (4) Ketua panitia berasal dari unsur MWA. (5) Panitia dibantu oleh beberapa orang tenaga sekretariat sesuai kebutuhan. (6) Masa kerja panitia berakhir setelah pemilihan rektor. Pasal 7 (1) Panitia bertugas: a. menyusun rencana kerja pelaksanaan penjaringan calon rektor dan pemilihan rektor; b. mengumumkan secara terbuka kepada publik kriteria dan persyaratan calon rektor serta prosedur pendaftaran bakal calon rektor; c. membuka dan menerima pendaftaran bakal calon rektor; d. menyelenggarakan forum terbuka penyajian kertas kerja bakal calon rektor dengan mengundang tenaga pendidik, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan masyarakat; e. menunjuk moderator dan notulis penyajian kertas kerja dalam forum terbuka; f. membantu MWA dalam penetapan bakal calon rektor dan pemilihan rektor oleh MWA, jika diminta; g. membantu SA dalam pemilihan calon rektor, jika diminta; h. menyampaikan berbagai informasi tentang penjaringan calon rektor dan pemilihan rektor kepada masyarakat sesuai dengan peraturan yang berlaku; dan i. menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan penjaringan calon rektor dan pemilihan rektor kepada MWA. (2) Selain tugas-tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) panitia juga secara aktif bertugas menjaring bakal calon rektor baik bagi bakal calon rektor yang ada di dalam lingkungan UPI maupun di luar UPI. 4

BAB IV PENJARINGAN CALON REKTOR Bagian Pertama Tahapan Penjaringan Bakal Calon Rektor Pasal 8 (1) Panitia mengumumkan kriteria dan persyaratan bakal calon rektor, prosedur, jadwal, dan tempat pendaftaran bakal calon rektor secara terbuka melalui media massa dan media lainnya. (2) Panitia memiliki kewenangan untuk menentukan media massa yang digunakan untuk mengumumkan kriteria dan persyaratan bakal calon rektor. (3) Pengumuman kriteria dan persyaratan bakal calon rektor dalam media-media sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diupayakan dilakukan pada waktu bersamaan (serentak) sesuai dengan jadwal yang ditetapkan panitia. Pasal 9 (1) Bakal calon rektor atau kuasanya dapat mengambil formulir pendaftaran dan kelengkapan persyaratan lainnya secara langsung di sekretariat panitia atau mengunduh dari halaman web (website) yang ditentukan panitia. (2) Bakal calon rektor menyerahkan formulir pendaftaran dan kelengkapan persyaratan pendaftaran lain yang sudah diisi secara langsung oleh yang bersangkutan ke sekretariat panitia sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. (3) Bakal calon rektor harus melengkapi semua persyaratan yang telah ditetapkan. Pasal 10 (1) Panitia melakukan pemeriksaan kelengkapan persyaratan. (2) Pemeriksaan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas mencakup pemeriksaan kelengkapan administratif, kesesuaian dengan persyaratan utama dan persyaratan khusus. Bagian Kedua Pengesahan Bakal Calon Rektor Pasal 11 (1) Panitia menyusun daftar sementara bakal calon rektor yang memenuhi persyaratan berdasarkan urutan abjad. (2) Daftar sementara bakal calon diserahkan oleh panitia kepada pimpinan MWA untuk ditetapkan sebagai daftar tetap bakal calon rektor. (3) Bakal calon rektor yang tercantum dalam daftar tetap bakal calon rektor adalah bakal calon rektor yang sah dan dapat mengikuti tahapan-tahapan selanjutnya. (4) Panitia mengumumkan daftar tetap bakal calon rektor. Bagian Ketiga Penyajian Kertas Kerja Paragraf 1 Tahap Penyajian Kertas Kerja Pasal 12 (1) Setiap bakal calon rektor yang tercantum dalam daftar tetap bakal calon rektor harus menyajikan kertas kerja pada forum terbuka dan di dalam sidang pleno SA. (2) Forum terbuka dilaksanakan pada waktu dan di tempat yang ditentukan panitia.. 5

Paragraf 2 Penyerahan Kertas Kerja Pasal 13 (1) Bakal calon rektor menyerahkan kertas kerja kepada panitia yang meliputi: a. 5 (lima) eksemplar dalam bentuk hasil cetakan (hard copy); b. file (soft copy) dengan format dokumen standar (Microsoft Word); dan c. peraga penyajian, diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum waktu penyajian. (2) Penyerahan kertas kerja dapat dilakukan oleh bakal calon rektor atau kuasanya yang ditugaskan untuk mewakilinya. (3) Penyerahan kertas kerja dilakukan secara langsung ke sekretariat panitia. (4) Bakal calon rektor yang tidak menyerahkan kertas kerja sampai dengan batas waktu yang ditentukan panitia dianggap mengundurkan diri. Paragraf 3 Penyajian Kertas Kerja dalam Forum Terbuka Pasal 14 (1) Panitia melaksanakan forum terbuka sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. (2) Panitia mengundang tenaga pendidik dan tenaga kependidikan melalui pimpinan unit kerja terkait untuk hadir sebagai audiensi. (3) Undangan kepada mahasiswa diserahkan kepada pimpinan organisasi kemahasiswaan tingkat universitas untuk hadir sebagai audiensi. (4) Undangan kepada masyarakat dilakukan melalui pengumuman di media massa dan/atau melalui halaman web (website) atau media lainnya yang ditentukan panitia untuk hadir sebagai audiensi. (5) Undangan untuk menyajikan kertas kerja dikirimkan kepada bakal calon rektor selambatlambatnya 3 (tiga) hari sebelum waktu pelaksanaan penyajian kertas kerja. (6) Panitia menyusun urutan penyajian kertas kerja bakal calon rektor berdasarkan urutan abjad nama bakal calon rektor. (7) Penyajian kertas kerja bakal calon rektor di forum terbuka dipimpin seorang moderator dan dibantu seorang notulis. (8) Bakal calon rektor yang tidak hadir dalam penyajian kertas kerja pada forum terbuka dinyatakan mengundurkan diri. Paragraf 4 Tata Tertib dan Etika Penyajian Kertas Kerja dalam Forum Terbuka Pasal 15 (1) Setiap bakal calon rektor harus hadir paling lambat 10 menit sebelum acara dimulai di ruang tunggu tempat penyajian kertas kerja. (2) Setiap bakal calon rektor menyajikan kertas kerjanya paling lama 20 menit. (3) Setiap bakal calon rektor tidak diperkenankan saling menyerang atau menjatuhkan bakal calon rektor lainnya karena perbedaan visi dan misi, namun harus menumbuhkan budaya akademik sesuai asas kebebasan akademik dan mimbar akademik, serta mengembangkan semangat kekeluargaan berdasarkan nilai-nilai yang dianut UPI yaitu keimanan dan ketakwaan; kebenaran hakiki; ilmiah, edukatif, dan religius; hak asasi manusia; demokrasi; dan silih asih, silih asah, silih asuh.. (4) Penyajian kertas kerja setiap bakal calon rektor tidak bersifat menghasut publik, namun harus menumbuhkan kesadaran dan partisipasi sivitas akademika dalam melaksanakan pembangunan bagi kemajuan UPI. 6

(5) Penyajian kertas kerja setiap bakal calon rektor tidak bersifat menyerang kehormatan pimpinan dan kelembagaan, namun harus menjunjung tinggi kehormatan dan martabat serta nama baik pimpinan dan kelembagaan UPI. (6) Setiap bakal calon rektor harus menjawab/menanggapi setiap pertanyaan dari para peserta yang ditujukan kepadanya secara singkat, tepat, dan padat. (7) Setiap bakal calon rektor harus menjawab setiap pertanyaan dalam bahasa Inggris jika ditanya dalam bahasa Inggris. (8) Setiap bakal calon rektor tidak diperkenankan mengeluarkan kata-kata kasar/keji/caci maki atau yang tidak sesuai dengan tata kesopanan selama melakukan dengar pendapat dalam Forum Terbuka. Pasal 16 (1) Moderator harus hadir di ruang tunggu tempat penyajian paling lambat 15 menit sebelum acara dimulai. (2) Moderator bertugas mengatur waktu, arah pembicaraan, dan lalu lintas tanya jawab yang dilakukan selama kegiatan penyajian kertas kerja berlangsung. (3) Moderator harus membacakan daftar riwayat hidup singkat masing-masing bakal calon rektor sesuai dengan format yang disediakan panitia. (4) Moderator berhak memperingatkan bakal calon rektor mengenai penggunaan waktu. (5) Moderator berhak menghentikan jalannya penyajian kertas kerja apabila situasi dan kondisinya tidak kondusif. (5) Moderator hanya membuka 2 (dua) sesi bertanya, dan setiap sesi memberikan kesempatan paling banyak kepada 6 (enam) orang penanya. (6) Moderator berhak mengatur waktu yang digunakan untuk dialog setelah semua pertanyaan disampaikan oleh para peserta. (7) Moderator berhak menegur peserta (audiensi) dan penyaji yang melanggar tata tertib penyajian kertas kerja, dan mengganggu acara atau membuat kericuhan, serta melaporkannya kepada panitia dan pihak keamanan. (8) Moderator bersama dengan notulis mencatat hal-hal penting yang terjadi selama penyajian kertas kerja berlangsung. Pasal 17 (1) Audiensi harus berpakaian rapi dan sopan. (2) Audiensi harus mengikuti acara penyajian kertas kerja dengan tertib dan tidak diperkenankan mondar-mandir serta membuat keributan yang dapat mengganggu jalannya acara. (3) Audiensi hanya diberikan 1 (satu) kali kesempatan bertanya kepada setiap bakal calon rektor. (4) Audiensi dapat mengajukan pertanyaan kepada masing-masing bakal calon rektor dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. (5) Audiensi tidak diperkenankan mengeluarkan kata-kata keji/kasar/caci maki kepada setiap bakal calon rektor, moderator, panitia, dan pihak lain selama acara penyajian kertas kerja berlangsung. (6) Audiensi mengajukan pertanyaan hanya melalui moderator. Pasal 18 (1) Notulis bertugas mencatat semua pertanyaan dan jawaban yang muncul selama acara penyajian kertas kerja berlangsung. (2) Notulis bersama-sama dengan moderator bertugas merangkum semua pembicaraan selama acara penyajian kertas kerja ini berlangsung dan melaporkannya kepada panitia. (3) Pihak panitia yang bertugas dalam kegiatan ini berfungsi untuk mengendalikan, mengamati, dan memfasilitasi jalannya acara penyajian kertas kerja. (4) Pihak panitia berhak mengambil tindakan yang diperlukan, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam penyajian kertas kerja. 7

(5) Pihak keamanan bertugas mengamankan jalannya acara penyajian kertas kerja dan berhak mengambil tindakan pengamanan, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama berlangsungnya acara ini. Paragraf 5 Penyajian Kertas Kerja dalam Sidang Pleno SA Pasal 19 (1) Kertas kerja yang disajikan bakal calon rektor dalam sidang pleno SA adalah kertas kerja yang disajikan bakal calon rektor pada forum terbuka. (2) Bakal calon rektor yang tidak hadir dalam acara penyajian kertas kerja pada sidang pleno SA dinyatakan mengundurkan diri. (3) Setiap anggota SA berhak mengajukan pertanyaan dan klarifikasi mengenai penyajian kertas kerja kepada setiap bakal calon rektor. Bagian Kelima Masukan Kelayakan dan Pemilihan Calon Rektor Pasal 20 (1) Dalam sidang pleno SA, sebelum pemilihan calon rektor, setiap anggota SA berhak menyampaikan masukan kelayakan secara terbuka tentang bakal calon rektor. (2) Pemilihan calon rektor dilakukan melalui musyawarah untuk mufakat. (3) Apabila tidak terjadi mufakat, pemilihan dilakukan melalui pemungutan suara oleh setiap anggota SA, yang masing-masing memilih 3 (tiga) orang calon rektor. (4) Apabila terjadi perolehan suara yang sama pada urutan akhir, dilakukan pemilihan ulang untuk bakal calon rektor yang bersangkutan, sampai diperoleh 3 (tiga) orang calon rektor. (5) Jika bakal calon rektor tidak lebih dari 3 (tiga) orang, SA tetap memilih calon rektor untuk menentukan suara terbanyak masing-masing calon rektor. (6) SA menetapkan daftar calon rektor yang memperoleh suara terbanyak dengan diurutkan sesuai dengan ranking. (7) Daftar calon rektor sebagaimana dimaksud ayat (6) diserahkan kepada MWA dengan dilengkapi: a. Kertas kerja masing-masing calon rektor; dan b. Berita acara sidang pleno SA tentang masukan kelayakan dan pemilihan calon rektor. BAB V PEMILIHAN REKTOR Bagian Pertama Pemilihan Rektor dalam Sidang Pleno MWA Pasal 21 (1) Dalam hal calon rektor yang diajukan SA berjumlah 2 (dua) orang atau lebih, pemilihan rektor dilakukan dalam dua tahap: a. tahap pertama, sidang pleno khusus MWA mengundang calon rektor untuk menyampaikan penyajian kertas kerja dan setiap anggota MWA berhak untuk mengajukan pertanyaan dan/atau klarifikasi atas penyajian kertas kerja setiap calon rektor; dan b. tahap kedua, sidang pleno khusus MWA memilih 1 (satu) orang dan menetapkannya sebagai rektor terpilih. 8

(2) Sidang pleno khusus MWA untuk memilih dan menetapkan rektor dinyatakan sah jika dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota dan wajib dihadiri oleh Menteri. (3) Menteri dalam pelaksanaan Sidang Pleno Khusus MWA dapat menguasakan kepada pejabat yang ditunjuk. (4) Dalam hal ada dua orang calon rektor yang memiliki suara sama banyak dan calon rektor ketiga memiliki suara yang lebih rendah dari keduanya, maka pemilihan diulang. (5) Pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan terhadap dua orang calon rektor yang memiliki suara sama banyak. (6) Calon rektor yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai rektor terpilih. (7) Penetapan rektor terpilih dilakukan dengan Keputusan MWA. Bagian Kedua Pemberian Suara Pasal 22 (1) Pemberian suara dilakukan dalam kartu suara yang dibuat MWA. (2) Anggota dari unsur menteri diberi kartu suara sejumlah suara untuk menteri setelah mempertimbangkan pembulatan. (3) Anggota lainnya masing-masing diberi 1 (satu) kartu suara. (4) Pemberian suara dilakukan secara rahasia dengan cara setiap anggota membubuhkan tanda contreng ( ) pada salah satu nomor urut dan/atau nama calon rektor yang dipilihnya dalam kartu suara. (5) Setiap anggota MWA tidak diperkenankan membubuhkan tanda-tanda/simbol atau tulisan lain dalam kartu suara selain tanda contreng pada nama atau nomor urut calon rektor yang dipilihnya. (6) Setiap anggota memberikan suaranya secara bergiliran sesuai dengan urutan yang ditetapkan pimpinan sidang. (7) Kartu suara yang telah diisi dimasukkan ke dalam kotak suara yang telah disediakan MWA. (8) Kotak suara akan dibuka jika seluruh anggota yang hadir telah memberikan suaranya. (9) Kotak suara dibuka oleh pimpinan sidang disaksikan anggota MWA. Bagian Ketiga Suara Sah Pasal 23 (1) Jumlah kartu suara yang ada dalam kotak suara harus sama dengan jumlah seluruh suara setelah mempertimbangkan opsi pembulatan suara unsur menteri. (2) Kartu suara yang tidak dicontreng pada nomor/nama calon rektor dinyatakan sebagai suara absen. (3) Kartu suara yang dicontreng pada lebih dari satu nomor urut dan atau nama calon rektor dinyatakan sebagai suara tidak sah. (4) Pembukaan dan pembacaan kartu suara dilakukan oleh pimpinan sidang dalam Sidang Pleno Khusus MWA, dengan dihadiri tiga orang saksi dari anggota MWA. Bagian Keempat Jumlah dan Perhitungan Suara Pasal 24 (1) Jumlah suara adalah jumlah suara anggota MWA yang hadir dalam sidang pleno khusus MWA, kecuali rektor. (2) Jumlah suara (JS) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dari jumlah anggota yang hadir selain rektor. 9

(3) Anggota yang mewakili unsur menteri memiliki 35% (tiga puluh lima persen) jumlah suara sedangkan anggota lainnya yang hadir, selain rektor, secara bersama-sama memiliki 65% (enam puluh lima persen) jumlah suara. (4) Jumlah suara yang mewakili unsur menteri dapat diberikan kepada 1 (satu) orang atau beberapa orang calon rektor. (5) Jumlah anggota lainnya yang hadir (JALH) dihitung berdasarkan jumlah suara (JS) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikurangi 1 (satu) anggota yang mewakili unsur menteri. (6) Jumlah suara anggota lainnya (JSAL) sebanyak 65% (enam puluh lima persen) dari jumlah suara (JS) sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (7) Jumlah suara anggota yang mewakili unsur menteri (JSM) sebanyak 35% (tiga puluh lima persen) dari dari jumlah suara (JS) sebagaimana dimaksud pada ayat (4). (8) Perhitungan suara anggota lainnya (SAL) dihitung dengan cara membagi jumlah suara anggota lainnya (JSAL) sebagaimana dimaksud pada ayat (6) oleh jumlah anggota lainnya yang hadir (JALH) sebagaimana dimaksud pada ayat (5). (9) Suara anggota yang mewakili unsur menteri (SM) dihitung dengan cara membagi jumlah suara anggota yang mewakili unsur menteri (JSM) sebagaimana dimaksud pada ayat (7) oleh suara anggota lainnya (SAL) sebagaimana dimaksud pada ayat (8). (10) Pembulatan untuk suara anggota yang mewakili unsur menteri (SM) sebagaimana dimaksud pada ayat (9), dilakukan dengan ketentuan, jika hasil perhitungan suara anggota yang mewakili unsur menteri (SM) sama dengan atau lebih besar dari setengah suara maka dihitung sama dengan satu suara, sedangkan jika kurang dari setengah suara dihitung sama dengan tidak ada suara. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Ketentuan dan/atau penjelasan teknis tentang penjaringan calon rektor dan pemilihan rektor akan diatur dalam keputusan MWA dan/atau keputusan panitia. Pasal 26 Pada saat peraturan MWA ini berlaku, peraturan tentang Pedoman Pemilihan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia sebelumnya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 27 Peraturan Majelis Wali Amanat ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Bandung pada tanggal 16 Maret 2015 MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Ketua, ttd Sekretaris, ttd Dr. (HC) KH. As ad Said Ali Prof. H. Yaya S. Kusumah, M.Sc., Ph.D. 10