PENULISAN ARGUMENTATIF Oleh Ashadi Siregar

dokumen-dokumen yang mirip
Berpikir & Menulis Ilmiah

CONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH

Pengertian Tulisan Ilmiah

Bab 1 Konsep Karya Ilmiah [

RINGKASAN. Meringkas karya ilmiah yang sudah ada dengan menggunakan bahasa pengarang asli.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Intelektual dan Penulisan Karya Ilmiah

MATERI KARYA TULIS ILMIAH

TEKNIK PENULISAN TULISAN & METODE ILMIAH YULYANA AURDIN, ST., M.ENG

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

METODOLOGI PENULISAN ILMIAH

Bahasa Indonesia UMB. Penulisan Karya Ilmiah. Kundari, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi

ABDUL JAMIL, S.KOM., MM TATA TULIS KARYA ILMIAH TAHUN AKADEMIK 2016/

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

CARA PRAKTIS PENULISAN KARYA ILMIAH 1 Oleh : Dr. Farida Hanum, M.Si 2

1. Pendekatan rasional, merumuskan pendekatan berdasarkan kajian data yang diperoleh dari berbagai rujukan (literatur) data sekunder

Pengantar Penulisan Ilmiah U M M I K A L S U M

RAMBU-RAMBU PENULISAN MAKALAH

BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

PENELITIAN KUANTITATIF Langkah demi langkah

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAHAN AJAR TEORI-TEORI MEDIA ASHADI SIREGAR PROGRAM STUDI KAJIAN BUDAYA DAN MEDIA SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional, guru seni harus memiliki kemampuan menulis ilmiah (academic writing)

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

FILSAFAT ILMU OLEH SYIHABUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Panduan Tesis Program Magister Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia

Kompetensi dasar: Memahami kontribusi karya ilmiah

TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

Sifat dan Bentuk Karangan

BAHASA INDONESIA TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJAEMEN

Peraturan Menpan No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Publikasi ilmiah. Unsur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

PETA PERMASALAHAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DI INDONESIA

BAHASA TATA TULIS ILMIAH

ARTIKEL ILMIAH BERBASIS PENELITIAN. Dwi Harsono

KARYA TULIS ILMIAH 1

F. Kisi-Kisi Soal Ujian Nasional SMALB. 40. BAHASA INDONESIA SMALB B (Tunarungu)

Karya Tulis Ilmiah (Penelitian Tindakan Kelas) 1

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

PROPOSAL PENELITIAN PENGEMBANGAN

LANGKAH-LANGKAH PENULISAN KARYA ILMIAH

Mengapa perlu menulis karya ilmiah?

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif.

STRATEGI PUBLISITAS BAGI KORPORASI. Oleh Ashadi Siregar

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

HAK PUBLIK MEMPEROLEH INFORMASI DAN KEBEBASAN PERS Oleh Ashadi Siregar

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II RAGAM DAN LARAS BAHASA

KARYA ILMIAH FIRDAUS SOLIHIN NOOR IFADA

Menulis Artikel Ilmiah

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

PEMBUKTIAN, PENALARAN, DAN KOMUNIKASI MATEMATIK. OLEH: DADANG JUANDI JurDikMat FPMIPA UPI 2008

BAHASA INDONESIA PENULISAN KARYA ILMIAH. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

TANTANGAN RRI MENGHADAPI ERA MASYARAKAT INFORMASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

PEDOMAN PENYELENGGARAAN KARYA AKHIR PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulisan. Dalam suatu tulisan pengarang memaparkan suatu ide atau

Program Beasiswa Power, Welfare and Democracy (Semester Genap T.A. 2013/2014)

PROPOSAL PENELITIAN. Diajukan untuk penyusunan skripsi di Jurusan Pedagogik pada Program Studi PGSD. oleh

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

KODE ETIK, PELAKSANAAN DAN EFEKTIFITAS PENGAWASANNYA

ANALISIS KARYA TULIS (SKRIPSI) TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PERIODE 2008/2009 dan 2009/2010

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan produktif yang sangat diperlukan khususnya di bidang pendidikan. Dengan. memaparkan, bahkan mempengaruhi orang lain.

SILABUS PEMBELAJARAN

KETERBACAAN Kunci Sukses Membaca Kritis

BAHASA INDONESIA UMB. Ragam Bahasa. Dra. Hj. Winarmi. M.Pd. Modul ke: Fakultas Ekonomi. Program Studi Manajemen.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

MAKALAH RAGAM BAHASA INDONESIA

Ringkasan Materi Bahasa Indonesia

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1 Oleh: Sudrajat, M. Pd. 2

BAB I PENDAHULUAN MAKALAH BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH Latar Belakang Masalah

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB II KAJIAN TEORITIS

JENIS TULISAN. Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Menulis Karya Ilmiah Remaja 1

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan suatu situasi/keadaan secara sistematis, faktual, dan cermat.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

BAB I. PENDAHULUAN BAB. II PANDUAN CRITICAL BOOK REVIEW / REPORT

TOPIK dan JUDUL Biasanya penulisan artikel ilmiah diangkat dari hasil penelitian lapangan dengan topik menarik untuk dibahas dan dianalisis. Topik art

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK. Kelas XI Semester 1. Meita Sandra Santhi Apriyanto Dwi Santoso Ika Yuliana Putri

2014/05/31 06:19 WIB - Kategori : Warta Penyuluhan, Artikel Penyuluhan AYO MENULIS DENGAN HATI

KOMUNIKASI DAN BERFIKIR KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

PENILAIAN PEMBELAJARAN MELALUI RUBRIK

Transkripsi:

PENULISAN ARGUMENTATIF Oleh Ashadi Siregar 1. Penulisan, sebagaimana halnya dalam berkomunikasi, menggunakan bahan baku informasi yang diproses dari dua dimensi, yaitu fakta dan fiksi. Fakta adalah realitas yang dilihat atau didefinisikan (defining) secara spesifik, sedang fiksi adalah proses alam pikiran yang diformulasikan. Karenanya dibedakan bahan bersifat faktual yang diperoleh dari realitas obyektif bersifat empiris, dan materi fiksional yang diwujudkan dari dunia subyektif bersifat imajinatif. Selain itu dapat pula berupa paduan antara fakta dan fiksi, sebagai faksi. Materi faksional dapat berupa bahan faktual yang dikemas dalam bentuk drama, dengan dramatisasi yang merupakan proses fiksi, atau fiksi yang ditempatkan dalam latar faktual. Kesemuanya menuntut epistemologi (azas ontologi dan metodologi) dalam proses obyektifikasi dan subyektifikasi. Begitu pula setelah menjadi informasi, masing-masing memiliki format dan sifat yang khas. 2. Pembicaraan disini ditujukan untuk penulisan bahan baku faktual. Setiap penulisan bermula dari gagasan (idea). Gagasan dikembangkan melalui tema dan topik. Seharihari kedua istilah ini sering baku-ganti penggunaan, walau keduanya berbeda. Tema (focus of interest) berada dalam alam pikiran penulis, yaitu gagasan yang dispesifikasi untuk ditempatkan dalam topik (locus of interest) tertentu. Tema dapat diformulasikan untuk keperluan teknis, tetapi dalam prakteknya tema bersifat implisit dari keseluruhan teks informasi. Sedang menyangkut bahan untuk suatu topik, secara teknis adalah konsep/teori dan realitas (kalau sudah menjadi informasi yang diproses secara metodologis: data). Tema bersifat abstrak sebagai aspek intelektual (preferensi, referensi dan penalaran/logika) penulis, sementara topik bersifat kongkrit sebagai aspek materil yang diambil dari jagat (realm) alam, sosial dan humaniora. Disampaikan pada Academic Writing, PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI ILMU POLITIK DAN HAK ASASI MANUSIA DAN DEMOKRASI DI ASIA TENGGARA, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 2 9 Februari 2009

3. Gagasan diwujudkan dengan bahasa sesuai dengan perangkat media yang akan digunakan. Dengan kata lain, pengwujudan suatu gagasan didukung oleh kapasitas berbahasa. Sebagaimana dalam kegiatan bermedia, bahasa diwujudkan dalam format verbal dan non-verbal, atau format visual dan non-visual. Pada kesempatan ini, bahasa dipandang hal yang sudah tidak masalah lagi dalam penulisan. Disini hanya dibahas masalah alur berpikir pengembangan gagasan dalam penulisan argumentatif. Setiap tulisan memiliki format tulisan dan sifat penulisan yang khas, sesuai dengan tujuan (purpose) dari tulisan. Sedang tujuan penulisan ditentukan oleh penerima sesuai dengan standar format dan materil. Secara sederhana, standar formal berkaitan dengan bagaimana suatu informasi diwujudkan, sedang standar materil adalah apa yang menjadi informasi. 2

4. Format tulisan dan sifat penulisan ditentukan oleh konvensi yang ada di antara penulis dengan penerima. Dengan begitu penulis harus menyesuaikan diri dengan standar yang ditentukan oleh pihak penerima. Hanya puisi yang bebas dari kaidah ini (karenanya dikenal istilah licentia poetica ). Penerima dari suatu tulisan misalnya dosen pengampu mata pelajaran, forum seminar, universitas, instansi atau manajemen orgnisasi, dan masyarakat luas. Setiap penerima ini menuntut format tulisan dan sifat penulisan yang khas. 5. Format tulisan dikaitkan dengan tujuannya terdiri dua golongan: non akademik dan akademik. Ada standar formal untuk setiap tulisan. Tulisan non-akademik seperti laporan administratif atau manajemen, laporan jurnalisme, dan ilmiah populer. Laporan administratif dengan berpatokan kepada kepentingan pragmatis dari instansi atau korporasi. Laporan jurnalisme memiliki kaidah secara teknis maupun substansial. Format tulisan ilmiah populer biasanya mengikuti standar yang berlaku di lingkungan media umum. Tulisan akademik, dikenal ragam format karya untuk ujian kesarjanaan dalam berbagai level (skripsi, tesis dan disertasi), buku teks bidang ilmu, laporan penelitian, dan makalah untuk seminar dan artikel untuk jurnal ilmiah. Setiap format ini biasanya sudah ditentukan oleh otoritas masing-masing penerima, seperti untuk karya ujian kesarjanaan maupun laporan penelitian oleh universitas. Untuk makalah seminar ada konvensi yang sudah disepakati oleh akademisi, atau artikel ilmiah mengikuti ketentuan format yang ditetapkan pengelola jurnal ilmiah. Begitu pula buku teks sudah ada format baku yang menjadi acuan akademisi. Terdapat varian perbedaan teknis dari berbagai format, tetapi secara umum merujuk pada konvensi yang sama. Setiap varian ini biasanya ada pedoman baku pada setiap institusi. 3

6. Sifat penulisan dapat dibedakan: deskriptif dan argumentatif. Kedua macam penulisan ini mengikuti standar materil dari pihak penerima. Standar materil ini akan menyentuh aspek kebenaran yaitu materi konsep yang benar, materi realitas (data) yang benar, dan analisis yang benar (untuk penulisan argumentatif). 7. Penulisan deskriptif bertujuan untuk menyampaikan sesuatu hal (topik) untuk menjadi pengetahuan penerima. Untuk itu kaidah kebenaran ontologis menjadi dasar dalam penulisan mencakup konsep yang benar dan realitas yang benar. Dengan begitu penerima akan mendapatkan pengetahuan yang benar. Sedang dalam penulisan argumentatif pada dasarnya penulis membuktikan sesuatu hal. Dalam pembuktian ini 4

prinsip kosep dan realitas yang benar harus terpenuhi, di tambah lagi dengan analisis yang benar. Dengan begitu penulisan argumentatif selain memberikan pengetahuan yang benar bagi penerima, tetapi juga mengajak penerima agar menerima suatu kebenaran analisis dan konklusi. 8. Penulisan argumentatif dapat dilihat dari tesis. Istilah tesis disini perlu dibedakan dari format karya tulisan untuk ujian kesarjanaan. Tesis adalah formulasi maksud dari seorang penulis, untuk membuktikan suatu tema dengan topik tertentu. Dari tema dapat diketahui apa yang dipikirkan oleh penulis secara spesifik, sedang dengan tesis dapat diketahui apa yang ingin dilihat atau diambil dari suatu topik baik berupa konsep/teori maupun realitas. Dengan hubungan antara tema dengan topik ini dilakukan suatu proses pembuktian. 9. Argumentasi adalah pembuktian suatu tema dengan menggunakan bahan-bahan yang berasal dari topik yang relevan. Untuk itu meliputi tahapan berupa kategorisasi, dari kategori dilakukan perbandingan atau sintesis, dan akhirnya dilakukan generalisasi 5

atau konklusi. Perbandingan pada dasarnya merupakan proses penalaran (berpikir logis). 10. Kategori adalah bagian-bagian dari topik. Mengingat topik dapat berupa konsep/teori dan realitas, maka sintesis dilakukan atas bagian-bagian tersebut. Perbandingan dilakukan dengan 3 cara, pertama: menunjukkan kesamaan atau analogi, kedua: melihat hubungan sebab-akibat, dan ketiga: menunjukkan pertentangan antar bagian yang digunakan untuk membuktikan tema. 11. Perbandingan dapat berlangsung antara bagian topik bersifat konseptual dengan konsep lainnya, atau realitas dengan realitas, atau konsep dengan realitas. Dari setiap perbandingan ini harus ada konklusi baik implisit atau tersirat (dalam pemahaman penerima) atau pun eksplisit yaitu diformulasikan dalam suatu pernyataan oleh penulis. 6

12. Sebagai penutup, proses penulisan argumentatif dimulai dari proses berpikir dari suatu tema, untuk menetapkan tesis dalam menghadapi topik. Tesis dapat berada dalam pemikiran penulis, biasanya untuk artikel pendek untuk media umum, penulis tidak perlu merumuskan secara tertulis. Begitu juga untuk makalah seminar sebab tesis yang akan dikupasnya sudah ditetapkan oleh penyelenggara seminar. Tetapi kalau tahapnya masih mau melamar untuk ikut seminar, tesis dari makalah yang ingin dieksposisikan biasanya harus dirumuskan secara tertulis sebagai bagian aplikasi kesertaan. Proses penulisan pada dasarnya pemilihan bahan yang berasal dari topik untuk dapat disintesiskan, sehingga tujuan penulisan yaitu pembuktian kebenaran suatu tema yang dirancang awal itu dapat sampai pada tahap konklusi. 7