L ampiran - 1
A. Kerangka Kerja Logis (KKL) A.1 Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Isu Strategis Tujuan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Penaganan air limbah yang belum tertata dan kerintegrasi dengan RTRW. Membuat master plan tentang air limbah di kabupaten tulang bawang barat di tahun 2017 Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017 Tersedianya Master Plan sistem air limbah domestik akhir tahun 2017 Perencanaan menyeluruh air limbah skala Kabupaten. Rencana Induk dan Pra Studi Kelayakkan Bidang PLP Penyusunan Master Plan Air Limbah Skala Kabupaten Belum Terkelolanya Air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat Ditemui air limbah domestik belum terkelola di kabupaten tulang bawang barat. Untuk meningkatkan air limbah domestik sekala kabupaten dari 73,87% menjadi 100%. Terkelolanya limbah air limbah sekala kabupaten dari 73,87% menjadi 100% Terkelolanya lumpur tinja dari 0 m3 per bulan menjadi 200 m3 per bulan atau rata-rata: 16 m3/hari pada Membangun IPLT (Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja) skala kabupaten sesuai standart Pelayanan Minimum. Infastruktur Air Limbah dengan Sistem Terpusat Skala Kabupaten IPLT Rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pengurasan tanki septik secara berkala Ditemui masyarakat yang tidak pernah menguras tangki septik secara berkala. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap sarana jamban keluarga dengan tangki septik yang aman pada akhir Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga dengan tangki septik yang aman pada akhir Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga dengan tangki septik yang aman dari 68,87% menjadi 87,60% atau meningkat 18,37% (12,441 KK) pada akhir Meningkatkan Kesadaran Masyarakat untuk melakukan pengurasan tanki septik secara berkala Sanitasi Masyarakat (SANIMAS) IPAL Komunal - berbasis Masyarakat (> 10 SR) L ampiran - 2
Permasalahan Isu Strategis Tujuan Belum adanya peraturan daerah yang mendukung air limbah domestik Penaganan air limbah belum menjadi prioritas dalam perencanaan di daerah. Membuat peraturan daerah tentang air limbah di kabupaten tulang bawang barat di tahun 2017 Mendapatkan dukungan peraturan daerah tentang limbah dan penyelenggaran air limbah tahun 2017 Dapat mendorong air menjadi prioritas perencanaan di daerah akhir tahun 2017 Melakukan koordinasi dan konsolidasi antar lembaga pemerintah dan DPR dalam merumuskan untuk menerbitkan Perda air limbah. Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (1.1). Penyusunan Peraturan Pengelolaan Air Limbah (1.2). Penyusunan Peraturan Pengelolaan B3 (1.3). Penyusunan Peraturan Ijin Pembuangan Limbah Masih ditemui masyarakat yang BAB sembarangan Masih ditemui masyarakat yang BAB sembarangan Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk tidak BABS pada akhir Peningkatan kesadaran masyarakat kabupaten sebesar 100% atau 259.675 jiwa untuk tidak BABS pada akhir tahun 2019 Berkurangnya praktek buang air besar sembarangan (BABs) dari 7,40% menjadi 0% pada Memberikan bantuan stimulan jamban dan MCK serta penyuluhan untuk tidak BABS pada masyarakat yang belum memiliki jamban & MCK Sanitasi Masyarakat (SANIMAS Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum & Air Limbah MCK, Septiktank Komunal < 10 SR (Berbasis Masyarakat) MCK++ dibangun oleh pemerintah, diserahkan dan dikelola oleh KSM Pihak swasta kurang berpartisipasi didalam air limbah Phak swasta kurang peduli terhadap sanitasi di kabupaten tulang bawang barat. Membuka kerja sama dengan pihak swasta didalam Air Limbah Meningkatkan kerja sama dengan pihak swasta didalam Air Limbah Meningkatnya keterlibatan pihak swasta dari 0% menjadi 10% yang ada dikota metro di Membuka kerja sama dan penjaringan minat pihak swasta dalam air limbah. Kerjasama (1). Workshop Akses Sumber Pendanaan Sanitasi dari sumber Non- Pemerintah di Kab./Kota L ampiran - 3
Permasalahan Isu Strategis Tujuan (2). Koordinasi Pemerintah Kab./Kota, Masyarakat dan Sumber Pendanaan Non- Pemerintah untuk pendanaan Sanitasi di Kab./Kota (3). Pembentukan Lembaga Peduli Sanitasi ditingkat Kab./Kota (4). Lomba Sanitasi Lingkungan ditingkat Kab./Kota L ampiran - 4
A.2 Kerangka Kerja Logis Permasalahan Belum adanya dukungan Peraturan daerah terkait persampahan. Belum Optimalnya Pelayanan di kabupaten tulang bawang barat Isu Strategis Tujuan Penaganan persampahan belum menjadi prioritas dalam perencanaan di daerah. Ditemui banyak timbulan sampah yang belum tertangani. Membuat peraturan daerah tentang persampahan di kabupaten tulang bawang barat di tahun 2017 Meningkatkan sampah menjadi 70% dari sumber sampai di TPA hingga. Mendapatkan dukungan Peraturan daerah dalam Sampah di kabupaten tulang bawang barat pada akhir tahun 2017.. Untuk Meningkatkan layanan persampahan sesuai dengan UU persampahan dan SPM pada akhir Tersedianya regulasi persampahan yang sesuai dengan UU persampahan pada akhir tahun 2017 1) Meningkatnya cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari 28,2% menjadi 60% pada wilayah CBD dan 5% menjadi 10% pada daerah pedesaan pada akhir. 2) Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam persampahan sebesar 70% dari jumlah penduduk atau 47.408 jiwa pada Tersedianya Perda dan Perencanaan menyeluruh skala Kabupaten 1) Optimalisasi Layanan pengeloaan persampahan dari sumber hingga di TPA Sampah. 2) Melakukan upaya Pengurangan sampah dari sumbernya dari 5% menjadi 10% untuk wlayah perkotaan tahun 2019. Pengembangan Kinerja Pengelolaan Pengembangan Kinerja Pengelolaan Penyusunan Perda Pengelolaan (1). Pengadaan Gerobak Sampah (2). Pengadaan Gerobak Sampah bermotor (3). Pengadaan Mobil Pick Up Sampah (4). Pembuatan Rumah Kompos (5). Pengadaan Tong Sampah (6). Pengadaan Kontainer Sampah (7). Biaya Operasi dan Pemeliharaan Gerobak Sampah (8). Biaya Operasi dan Pemeliharaan Gerobak Sampah bermotor (9). Biaya Operasi dan Pemeliharaan Mobil Pick Up Sampah L ampiran - 5
Permasalahan Isu Strategis Tujuan Infrastruktur Tempat Pengolahan Sampah Terpadu 3R 1. TPS 3R - Berbasis Masyarakat (melayani minimum 200 KK, kap. Pengolahan min. 3 m3/hari dan dikelola KSM) 2. TPS 3R - Berbasis Kelembagaan (dibangun oleh pemerintah diserahkan kpd masyarakat dan dikelola oleh KSM) Pengembangan Kinerja Pengelolaan 1. TPS Biasa - Berbasis Kelembagaan 2. Pengadaan Dump Truck 3. Operasi dan Pemeliharan Dump Truck 4. Pengadaan Compactor Truck 5. Operasi dan Pemeliharaan Compactor Truck L ampiran - 6
Permasalahan Isu Strategis Tujuan 5. Operasi dan Pemeliharaan Compactor Truck 6. Pengadaan Amroll Truck 7. Operasi dan Pemeliharaan Amroll Truck Rehabilitasi dan peningkatan TPA (1). Pengadaan Fasilitas Operasional TPA (Alat Berat) (2). Operasi dan Pemeliharaan TPA dan fasilitasnya (3). Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan TPA/Unit Kerja TPA (4). Pelatihan Pengelolaan TPA (5). Penyuluhan dan Bimbingan kepada masyarakat disekitar TPA (6). Penyusunan Perda Pengelolaan TPA (7). Operasi dan Pemeliharaan TPA Regional dan Fasilitasnya. L ampiran - 7
Permasalahan Isu Strategis Tujuan (8). Pemantauan dan Evaluasi TPA/TPA Regional pada kondisi/tahap Operasi Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan Penaganan persampahan yang belum tertata dan kerintegrasi dengan RTRW. Membuat master plan tentang persampahan di kabupaten tulang bawang barat di tahun 2017 Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017 Tersedianya Master Plan sistem akhir tahun 2017 Perencanaan menyeluruh skala Kabupaten. Rencana Induk dan Pra Studi Kelayakkan Bidang PLP Penyusunan Master Plan Skala Kabupaten Pihak swasta kurang berpartisipasi didalam Sampah Masih banyak pihak swasta yang belum terlibat dalam sampah. Meningkatkan kerja sama dengan pihak swasta didalam Sampah Meningkatnya kerja sama dengan pihak swasta didalam Sampah Meningkatnya keterlibatan pihak swasta dari 0% menjadi 10% yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Barat di Membuka kerja sama dan penjaringan minat pihak swasta dalam sampah. Kerjasama Fasilitasi Kerjasama dengan Dunia Usaha/Lembaga bidang persampahan L ampiran - 8
A.3 Kerangka Kerja Logis Drainase Permasalahan Isu Strategis Tujuan Terganggunya aktivitas masyarakat akibat genagan air di wilayah Permukiman penduduk Masih ditemui genagan air di beberapa wilayah rawan banjir. Mengurangi genangan air di wilayah rawan banjir. Berkurangnya luas genangan dari sebesar 35 Ha menjadi 17 Ha pada Meningkatnya prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik dari 82,77% menjadi 90% atau 8500 Km pada akhir Optimalisasi dan pembangunan infrastruktur saluran drainase Primer, skunder, tersier. / Peningkatan Infrastruktur Drainase Perkotaan Rehabilitasi/ Peningkatan/ sarana Drainase Primer Rehabilitasi/ Peningkatan/ sarana Drainase Skunder Penataan/ Peningkatan Infrastruktur Permukiman Kawasan Kumuh 1). Saluran Drainase Tersier/Lingkungan (2). Pemeliharaan Saluran Drainase Tersier/Lingkungan L ampiran - 9
L ampiran - 10