PROSEDUR DAN MEKANISME PELAPORAN KEUANGAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PKH KEPEMUDAAN

dokumen-dokumen yang mirip
Catatan: - Untuk Point 1, 3, 4 dan 5 dalam hal Wajib Pajak tidak mempunyai NPWP, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 20% (Dua puluh persen).

Subjek Pajak PPh Pasal 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-70/ PJ. / 2007 TANGGAL : 9 April 2007

Landasan Hukum: Pasal 23 UU PPh PMK No. 244/ PMK.03/ 2008

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Pajak Menurut Para Ahli

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23. Jenis Penghasilan. Jumlah Penghasilan Bruto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum ada beberapa pengertian pajak yang dikemukakan oleh para

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB IV PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 23

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

MINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26

Modul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 BAB IV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,S.H. (Waluyo, 2000 : 2), pajak

IBNU KHAYATH FARISANU 1 / 9 STIE

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR OBYEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN TARIF PKP = (PB BP) PTKP. 2. Uang Pensiun Bulanan yang Diterima Pensiunan Pasal 17 UU PPh.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pajak merupakan kewajiban rakyat untuk memberikan sebagian harta

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Secara Umum

244/PMK.03/2008 JENIS JASA LAIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 23 AYAT (1) HURUF C ANGKA 2 UNDANG-

2.1 Definisi Pajak. Landasan Teori. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-170/PJ/2002 TANGGAL : 28 Maret 2002

Jurnal Akuntansi Indonesia Vol. 12, No. 1, Februari 2016, Hal

PPh pasal 23 dan Contoh Soalnya (1)

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF EFEKTIF DALAM PEMUNGUTAN PPh PASAL 23 ATAS JASA LAIN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pajak pada mulanya merupakan suatu upeti (pemberian secara Cuma-Cuma).

PERKIRAAN PENGHASILAN NETO ATAS SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN HARTA

UU No 7 Tahun 1983 PMK 184/PMK.03/2007 Perd Pe irj r e j n e No .PER 31/PJ 31/P /2009 Diubah dengan PER 57/PJ/2009. Perd Pe irj r e j n e No

KEWAJIBAN PERPAJAKAN ATAS PENGGUNAAN DANA HIBAH PENELITIAN KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA TAHUN 2018


DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 27/PJ.

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DANA BOS (BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH)

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh wajib

Perpajakan Bagi Koperasi

NO. JENIS PENGHASILAN PERKIRAAN PENGHASILAN NETO

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

PANITIA SUMPAH PEMUDA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

BAB IV KETENTUAN LAINNYA

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-176/PJ/2000 TANGGAL : 26 JUNI 2000

PENYULUHAN. Aspek Perpajakan Dalam Pengelolaan Dana Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Bansos Peningkatan Kapasitas Tempat Uji Kompetensi

Regulasi Pemotongan dan Pemungutan PPh Pasal 23. dan Risiko Apabila Lupa Memotong PPh Ps 23. Atas Pembayaran Jasa Yang Anda Gunakan

PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23. Disampaikan oleh : Amanda Oktariyani,SE.,M.Si,Ak

Tinjauan Atas Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT. Indonesia Power UBP Saguling

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Panduan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

4Dra.Riiyati UNIVERSITAS INDONESIA. , ip YerItas, Pro itas, 9ustItia. Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi atas pemotongan, penyetoran, dan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 110/PMK.05/2010 TENTANG PEMBERIAN DAN TATA CARA PEMBAYARAN UANG MAKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) kehidupan masyarakat khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menyerahkan sebagian kekayaan Negara karena suatu keadilan,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 274/PMK.04/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 110/PMK.05/2010 TENTANG PEMBERIAN DAN TATA CARA PEMBAYARAN UANG MAKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

Aspek Perpajakan Dalam Penggunaan Dana APBN/APBD. Bagi Bendahara

BAB IV. Kesimpulan dan Saran. Pembangunan Daerah Kota Bandung adalah sebagai berikut: KPA (Kuasa Pengguna Anggaran); menyerahkannya pada BUD;

2015, No MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! KEUANGAN NO MOR 16/PMK.03/2011 TENTANG T

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro (2002:1)

2016, No b. bahwa dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelesaian pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangu

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

Bansos Peningkatan Kapasitas Lembaga Sertifikasi Kompetensi

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENCAIRAN DANA CADANGAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

DAFTAR WAWANCARA. 1. Pertanyaan : Apa sajakah yang termasuk kedalam objek PPh pasal 23 di PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta?

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

RENCANA ANGGARAN BIAYA DESA KECAMATAN. TAHUN ANGGARAN... HARGA SATUAN (Rp.)

PEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN PAJAK ATAS PENGGUNAAN DANA DESA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

2 Mengingat Tata Cara Penghitungan dan Pemberian Imbalan Bunga; : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 226/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Penghitungan dan

PETUNJUK TEKNIS PEMBAYARAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH MELALUI MEKANISME TRANSFER KE DAERAH

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro (Mardiasmo, 2013: 1) adalah

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG


AZAS UMUM PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH; KEUANGAN DAERAH; PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN PENATAUSAHAAN PENGELUARAN

- 1 - KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

PPh Pasal 22 dan 23. Dwi Martani Slide by: Jayu Pramudya dan Nia Paramita Departemen Akuntansi FEUI

FAKTUR PAJAK. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013

Bantuan Penguatan Pendidikan Keluarga, dan Bantuan Penyelenggaraan PendidikanKeluarga dan Peningkatan Ekosistem 2016

BAB III Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 23

Transkripsi:

PROSEDUR DAN MEKANISME PELAPORAN KEUANGAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PKH KEPEMUDAAN Oleh: Eko Budi Hartono, SE.MM Hotel Mega Anggrek - Jakarta, 17 19 Oktober 2009 1

LATAR BELAKANG 1. JUMLAH PENGANGGURAN AKHIR TAHUN 2008 MENCAPAI 9,39 JUTA BERARTI 8,43 % DARI JUMLAH TOTAL ANGKATAN KERJA; 2. TAHUN 2009 DIPERKIRAKAN NAIK MENJADI 21 JUTA SEIRING DENGAN TERJADINYA KRISIS GLOBAL; 3. MENGANTISIPASI ADANYA KRISIS SOSIAL AKIBAT PENGANGGURAN PEMUDA ; 4. PERLU ADANYA UPAYA-UPAYA UNTUK MENANGGULANGI PENGANGGURAN BESERTA DAMPAK YANG DITIMBULKAN YAITU: PROGRAM KEWIRAUSAHAAN PEMUDA MELALUI LEMBAGA KEPEMUDAAN SEBAGAI SALAH SATU PROGRAM PKH. 2

TUJUAN PENYALURAN B.G 1. MEMBERDAYAKAN LEMBAGA KEPEMUDAAN UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PENGENTASAN PENGANGGURAN DAN KEMISIKINAN; 2. MEMBERDAYAKAN PEMUDA USIA PRODUKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN, KETERAMPILAN DAN SIKAP MENTAL SESUAI PELUANG PASAR YANG ADA MAUPUN USAHA MANDIRI. 3

DASAR HUKUM PENGELOLAAN KEUANGAN DANA BANTUAN a. Undang-undang nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara; b. Undang-undang nomor 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara c. Peraturan pemerintah, Keppres dan/atau Permenkeu tentang pelaksanaan anggaran; dan d. Permendiknas No. 7 Yahun 2009 tentang Pemberian Bantuan Kepada Lembaga PNFI; e. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran. 4

SASARAN a. LEMBAGA PENYELENGGARA PROGRAM: 1. OKP, LSM / Yayasan dibidang Kepemudaan; 2. Sentra Pemberdayaan / Kewirausahaan Pemuda b. LEMBAGA PENGEMBANG MODEL PENDIDIKAN KEPEMUDAAN: 1. P2PNFI 2. BPPNFI 3. BPKB Propinsi atau nama lain yang sejenis 5

Persyaratan Lembaga Penerima DB/BG a. Berbadan Hukum, Memiliki akte notaris AD/ART dan SK Kepengurusan; b. Memiliki nomor rekening bank, NPWP atas nama lembaga/bukan rekening/npwp Pribadi; c. Memiliki jaringan kerja yang relevan dengan keterampilan yang diajarkan; d. Sanggup melaksanakan proses pembelajaran yang dibuktikan dengan surat pernyataan kesanggupan; e. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran; f. Memiliki peserta 50-75 orang untuk lembaga tingkat Nasional, 25 50 untuk lembaga tingkat Propinsi, 15 25 orang untuk lembaga tingkat Kabupaten 6

Bagan/Alur Penyaluran Dana Bantuan 1 2 3 4 Penyusunan Proposal Pengajuan Proposal Pembentukan Tim Penilai Penerimaan proposal 12 Penerimaan Laporan Pelaksanaan program 13 Monev 5b Lembaga/ Orsosmas 5a Penilaian proposal 5 Rekening Lbg Penerima B.G 11 Rekomendasi Tim Penilai 6 Penerbitan SP2D Penerbitan SPP/SPM Penerbitan AKS/SPK Penetapan Lbg Penerima B.G 10 9 8 7 7

Keterangan Gambar 1. Lembaga menyusun proposal sesuai dg program dan format yang telah ditentukan 2. Lembaga menyampaikan proposal kepada Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan (Maret s.d Juni); 3. Direktur Binsus membentuk tim penilai proposal, yang bertugas mengkaji /menilai kelayakan proposal, baik dari segi substansi maupun adminitrasi; 8

Lanjutan 4. Direktorat Binsus menerima proposal dari lembaga/calon penerima dana bantuan (block grand); 5. Berdasarkan proposal yang diterima, di verifikasi oleh tim penilai dari segi substansi maupun administrasi; a. Proposal yang kurang lengkap dikembalikan kepada lembaga untuk disempurnakan; b. Proposal yang telah disempurnakan dikirim kembali kepada tim penilai. 9

Lanjutan 6. Proposal yang sudah lengkap dan dinilai layak untuk diberikan dana bantuan, tim penilai membuat usulan kepada Direktur Binsus untuk di tetapkan sebagai lembaga penerima dana bantuan (block grand); 7. Penetapan lembaga penerima dana bantuan (block grand) dengan menerbitkan Surat Keputusan Direktur Binsus; 8. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Binsus, maka dilakukan akad kerja sama/surat perintah kerja kepada lembaga yang telah ditetapkan; 10

Lanjutan 9. Pencairan dana bantuan (block grand) dilakukan dengan mengajukan SPP dan SPM kepada KPPN; 10.Penerbitan SP2D oleh KPPN berdasarkan SPP dan SPM yang diterima; 11.Berdasarkan SP2D, Bank Tunggal mentransfer dana ke Rekening lembaga penerima dana bantuan (block grand); 12.Setelah mencairkan dana dan melaksanakan program PNF, lembaga penerima mengirimkan laporan kepada Direktur Binsus, tembusan Deputi Bidang Pengembangan Kepemimpinan Pemuda Menegpora, 2 minggu setelah program selesai dilaksanakan; 13.Lembaga Intern & Ektern melakukan Pengendalian dan Monev. 11

1 PENYUSUNAN DAN MENGAJUKAN PROPOSAL 4 PELAPORAN MEKANISME PENGELOLAAN DB/BG DARI SISI LEMBAGA/ORSOSMAS 2 PENCAIRAN DANA BANTUAN PERTANGGUNGJAWABAN DB/BG 3 12

1. Proses Penyusunan dan Pengajuan Proposal a. Lembaga penyelenggara program kewirausahaan pemuda menyusun proposal (5 W + 1 H); b. Proposal setelah ditandatangani ketua lembaga dan mendapat rekomendasi dinas yang menangani kepemudaan (maret s.d Juli) diajukan kepada: 1. Ditbinsus/P2PNFI/BPPNFI untuk lembaga tingkat pusat dengan tembusan Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda; 2. Dinas Pendidikan Propinsi untuk lembaga tingkat Propinsi dengan tembusan Dinas Propinsi yang menangani kepemudaan. 13

Persyaratan Lembaga Penerima DB/BG a. Berbadan Hukum, Memiliki akte notaris AD/ART dan SK Kepengurusan; b. Memiliki nomor rekening bank, NPWP atas nama lembaga/bukan rekening/npwp Pribadi; c. Memiliki jaringan kerja yang relevan dengan keterampilan yang diajarkan; d. Sanggup melaksanakan proses pembelajaran yang dibuktikan dengan surat pernyataan kesanggupan; e. Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran; f. Memiliki peserta 50-75 orang untuk lembaga tingkat Nasional, 25 50 untuk lembaga tingkat Propinsi, 15 25 orang untuk lembaga tingkat Kabupaten 14

2. Pencairan dana bantuan a. Dana bantuan yang sudah diterima diberitahukan kepada lembaga pemberi bantuan (Direktur Binsus/Kepala P2PNFI/BPPNFI/Dinas Pendidikan Propinsi) secara tertulis dengan tembusan Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Menegpora/Dinas yang menangani kepemudaan; b. Lembaga membelanjakan dana bantuan sesuai dengan peruntukan dan ketentuan yang telah ditetapkan dengan memeperhatikan prinsip- prinsip pengelolaan keuangan negara yang efefktif, efisien, transparant dan akuntabel, (10% dana manajemen, 40% dana pelatihan, 50% dana pemandirian usaha/modal); 15

3. Pertanggungjawaban DB/BG a. Mengadministrasikan / menata usahakan dokumen keuangan sebagaimana ketentuan yang berlaku; b. Mendokumentasikan pertanggungjawaban keuangan dana bantuan sebagaimana mestinya sebagai bahan laporan, evaluasi dan pemeriksaan jika diperlukan. 16

a. Mengadministrasikan/menatausahakan dokumen keuangan Mengesahkan dokumen pembayaran sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan; Melengkapi dokumen pembayaran dengan bukti pembayaran dan kelengkapan pendukung lainya seperti: Kuitansi, Faktur Pembelian, Faktur Pajak dan SSP jika menurut ketentuan harus dikenakan pajak, dll; Membukukan semua penerimaan dan pengeluaran dana bantuan kedalam buku kas; Menyusun surat pertanggungjawaban keuangan secara sistimatis, simple, mudah dipahami dan dapat mendukung pertanggungjawaban keuangan 17

Lanjutan Lembaga penerima bantuan (BG) berkewajiban mengembalikan dana bantuan yang telah dibelanjakan, jika ditemukan penggunaannya tidak relevan dengan rencana yang telah disetujui Direktur Binsus; Lembaga penerima bantuan (BG) berkewajiban mengembalikan sisa dana bantuan yang tidak digunakan pada akhir kegiatan dengan menyetorkan kerekening kas negara melalui bank setempat; 18

b. Mendokumentasikan pertanggung jawaban keuangan DB/BG Menyusun semua bukti penerimaan dan pengeluaran dana bantuan dalam bentuk pertanggungjawaban keuangan sebagai bahan evaluasi, laporan dan pemeriksaan; Melengkapi pertanggungjawaban keuangan dengan dokumen foto-foto, foto, notulen rapat, surat-surat keputusan lembaga maupun keputusan instansi pemberi dana bantuan serta dokumen pendukung lainnya. 19

4. Pelaporan a. Untuk pengendalian mutu, pencitraan publik dan akuntabilitas, lembaga penyelenggara program wajib menyusun dan menyampaikan laporan secara tertulis kepada: - Direktur Binsus, tingkat Pusat; - Kepala P2PNFI/BPPNFI, tingkat regional; - Kepala Dinas Pendidikan propinsi, tingkat propinsi b. Waktu pelaporan 2 minggu setelah akhir program; c. Bentuk laporan: sistimatika dan isi sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan. 20

Lanjutan pelaporan d. Lain-lain pelaporan Lembaga penerima bantuan (BG) sewaktu-waktu dapat diperiksa oleh auditor internal dan/atau ekternal (Itjen, BPK); Indikator keberhasilan program: - Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan keahlian bagi pemuda binaan untuk membentuk usaha mandiri atau bekerja; - Terbentuknya kelompok usaha mandiri. 21

TABEL DAN TARIF PAJAK YANG WAJIB DIPUNGUT DARI PEMBAYARAN ABPN No Subyek Pajak 1 Honorarium (bersifat final berlaku bagi golongan III dan IV) 2 Honoraium, Jasa, keg (bersifat final) WP LN 3 Pengadaan barang/jasa bernilai di atas Rp. 1.000.000,- 4 Jasa Pembersihan (Cleaning Service) Obyek Pajak PPh, Ps. 21 PPh, Ps. 26 PPN; dan PPh, Ps. 22 PPN; dan PPh, Ps. 23 Tarif dan Dasar Perhitungan 15 % dari jumlah pembayaran 20 % dari jumlah pembayaran 10 % dari DPP 1,5 % dari DPP 10 % dari DPP 2 % dari DPP 22

Lanjutan tabel dan tarif pajak PPN; dan PPh, Ps. 23 PPh, Ps. 23 10 % dari DPP 2 % dari DPP 2 % dari jumlah pembayaran PPN; dan 10 % dari DPP 2 % PPh, Ps. 23 dari DPP 5 Jasa di Bidang Konstruksi yang mempunyai Ijin/Sertifikasi (Anggota GAPENSI) 6 Jasa Pemeliharaan bernilai Rp. 1.000.000,- 7 Jasa Pemeliharaan di atas Rp. 1.000.000,- 8 Sewa Ruang Sidang bernilai sampai dengan Rp. 1.000.000,- 9 Sewa Ruang Sidang bernilai di atas Rp. 1.000.000,- PPh, Ps. 23 PPN; dan PPh, Ps. 23 10 % dari jumlah pembayaran 10 % dari DPP 10 % dari DPP 23

Objek Pemotongan PPh Pasal 23 No Objek Tarif Dasar Penghitungan Sifat Batas waktu penyetoran Batas waktu pelaporan 1. Dividen, Bunga, Royalti, Hadiah 15% Jumlah 2. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta kecuali Sewa Tanah dan/atau Bangunan 2% Jumlah 3. Imbalan Jasa Lain 1. Jasa Penilai (appraisal) 2% Jumlah 2. Jasa Aktuaris 2% Jumlah 3. Jasa Akuntansi,pembukuan dan atestasi laporan keuangan 2% Jumlah 4. Jasa Perancanag (design) 2% Jumlah 5. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan migas,kecuali yg dilakukan BUT 6. Jasa penunjang di bidang penambangan Migas 7. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas *tidak termasuk PPN 2% Jumlah 2% Jumlah 2% Jumlah Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas 24

No PPh Pasal 23 Objek Pemotongan PPh Pasal 23 Objek 8. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara Tarif Dasar Penghitungan 2% Jumlah Sifat Batas waktu penyetoran lanjutan Batas waktu pelaporan 9. Jasa penebangan hutan 2% Jumlah 10. Jasa pengelolaan limbah 2% Jumlah 11. Jasa penyediaan tenaga kerja (outsourcing service) 2% Jumlah 12. Jasa perantara atau keagenan 2% Jumlah 13. Jasa di bidang perdagangan surat- surat berharga, kecuali yg di lakukan Bursa Efek, KSEI dan KPEI 2% Jumlah 14. Jasa kostodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yg dilakukan KSEI 2% Jumlah 15. Jasa pengisian suara (dubbing dan/atau sulih suara *tidak termasuk PPN Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas 25

Objek Pemotongan PPh Pasal PPh 23 Pasal 23 lanjutan No Objek Tarif Dasar Penghitungan Sifat Batas waktu penyetoran Batas waktu pelaporan 16. Jasa mixing film 2% Jumlah 17. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan 2% Jumlah 18. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV Kabel, selain yg dilakukan oleh Wajib Pajak yg ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikat sbg pengusaha konstruksi 2% Jumlah 19. Jasa perawatan/perbaikan /pemeliharaan mesin, peralatan, listrik telepon, air, gas, AC, dan/atau TV Kabel, alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan, selain yg dilakukan Wajib Pajak yg ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai sertifikat sbg pengusaha konstruksi 2% Jumlah 20. Jasa maklon 2% Jumlah 21. Jasa penyelidikan dan keamanan 2% Jumlah *tidak termasuk PPN Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas 26

Objek Pemotongan PPh Pasal 23 No Objek Tarif Dasar Penghitungan Sifat Batas waktu penyetoran Batas waktu pelaporan 22. Jasa penyelenggara kegiatan 2% Jumlah 23. Jasa pengepakan 2% Jumlah 24. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi 2% Jumlah 25. Jasa pembasmi hama 2% Jumlah 26. Jasa kebersihan atau cleaning service 2% Jumlah 27. Jasa katering atau tata boga 2% Jumlah *tidak termasuk PPN Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas 27