PJHOSIIDIINIG', LOKAKARYA NIASIONIAl V INJQ,VASI' TEKNIOLOGI DAN CLUSTER' PIONEER] MEN,UJIU DME BERBASIIS JARAK P'AGiAR 4 MalalngJ.

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNOLOGI PANEN BUAH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KETIGA

Analisis Ekonomi Penggunaan Minyak Biji Kapas (MBK) untuk Bahan Bakar Nabati

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

BEBERAPA SIFAT PENTING UNTUK PERBAIKAN VARIETAS UNGGUL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.

TEKNIK SELEKSI DAN SORTASI BIJI UNTUK BIBIT JARAK PAGAR YANG BERKUAUTAS

UJI PENGARUH SUHU PEMANASAN BIJI KEMIRI DENGAN MENGGUNAKAN OIL PRESS TIPE ULIR TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK YANG DIHASILKAN

SIFAT KIMIA KREKER YANG DIBERI PERLAKUAN SUBSTITUSI TEPUNG DAGING SAPI DAN PERUBAHAN BILANGAN TBA KREKER SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI WIEKE FAUZIAH

Keragaman Pertumbuhan dan Hasil Populasi Tanaman Jarak Pagar IP-3A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN TRANSPIRASI DENGAN HASIL DAN RENDEMEN MINYAK BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) CHARLES YULIUS BORA

PENGARUH KEMASAKAN BUAH TERHADAP MUTU BENIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

PENDAHULUAN Latar Belakang

SIFAT KIMIA TEPUNG DAGING SAPI YANG DIBUAT DENGAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA DAN SIFAT MIKROBIOLOGISNYA SELAMA PENYIMPANAN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KEDUA

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar

KEMIRI SUNAN. (Aleurites trisperma BLANCO) Kemiri sunan (Aleurites trisperma Blanco) atau kemiri China atau jarak Bandung (Sumedang)

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

DISAIN PROSES DUA TAHAP ESTERIFIKASI-TRANSESTERIFIKASI (ESTRANS) PADA PEMBUATAN METIL ESTER (BIODIESEL) DARI MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas.

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP SERANGAN SERANGGA DAN SIFAT FISIK RANSUM BROILER STARTER BERBENTUK CRUMBLE

PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN PERIODE YANG BERBEDA

Muhammad Sayuthi Laboratorium Hama Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

PERUBAHAN FISIOLOGI DAN KANDUNGAN KLOROFIL SELAMA PEMASAKAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN VIABILITAS BENIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.

II. TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

UJI MASA SIMPAN KUALITAS MINYAK HASIL EKSTRAKSI BIJI BUAH BINTARO (Cerbera manghas L) SEBAGAI BAHAN BAKU BIODIESEL

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

DISAIN PROSES DUA TAHAP ESTERIFIKASI-TRANSESTERIFIKASI (ESTRANS) PADA PEMBUATAN METIL ESTER (BIODIESEL) DARI MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas.

METODE PENYIMPANAN BENIH MERBAU (Intsia bijuga O. Ktze) Method of Seeds Storage of Merbau (Intsia bijuga O. Ktze) ABSTRACT PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan Yij : µ + τi + pj + εij ; i : 1,2,3.,8 ; j : 1,2,3

PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

Skrining Provenan Jarak Pagar Terpilih di Beberapa Agroekosistem

Kajian Penanganan Bahan dan Metode Pengeringan terhadap Mutu Biji dan Minyak Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

PEMBUATAN BIODIESEL DARI ASAM LEMAK JENUH MINYAK BIJI KARET

PENGARUH PEMANGKASAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

KINERJA EKSTRAKSI BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN PROSES PELARUTAN (SOLVENT EXTRACTION)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

BAB IV HASIL. Pertumbuhan. Perlakuan A (0%) B (5%) C (10%) D (15%) E (20%) gurame. Pertambahan

INOVASI TEKNOLOGI JARAK PAGAR MENDUKUNG PROGRAM DESA MANDIRI ENERGI

TEKNOLOGI PASCAPANEN BAWANG MERAH LITBANG PASCAPANEN ACEH Oleh: Nurbaiti

PENENTUAN SAAT PANEN BENIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) BERDASARKAN TINGKAT KEMASAKAN BUAH

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN 2,4-D DAN BAP TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) Oleh Nurul Mufidah H

OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN POLEN TERHADAP KEBERHASILAN PERSILANGAN JAGUNG SRIKANDI PUTIH DAN SRIKANDI KUNING

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

PENETAPAN KADAR AIR PADA BERBAGAI METODE PENGHANCURAN BENIH JARAK PAGAR. Abstract Ratri Kusumastuti, SP PBT Pertama BBPPTP Surabaya

RINGKASAN. : Ir. Anita S. Tjakradidjaja, MRur.Sc. : Prof. Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi potong merupakan sumber utama sapi bakalan bagi usaha

PENGARUH PELAPISAN CHITOSAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS BENIH DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH FREKUENSI PENYIRAMAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN RIMPANG JAHE SEBAGAI KATALISATOR

BAHAN DAN METODE. Metode Percobaan Penelitian ini terdiri atas dua percobaan yaitu pengamatan tingkat keberhasilan reproduksi dan sistem perkawinan.

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu - 19 o c

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

UJI SUHU UAP PADA ALAT PENYULING MINYAK ATSIRI CENGKEH TIPE UAP LANGSUNG SKRIPSI

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

UJI ALAT PENGEPRES MINYAK (OIL PRESS) PADA BEBERAPA KOMODITI

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

STUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI

III. METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh: AchmadArianto Putra

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas tanaman ditentukan oleh interaksi antara lingkungan dan

TEKNOLOGI PEMBUATAN PUREE MANGGA Oleh: Masnun, BPP Jambi BAB. I. PENDAHULUAN

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Optimasi Proses Pembuatan Bubuk (Tepung) Kedelai

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

Transkripsi:

~""H'N'

PJHOSIIDIINIG', LOKAKARYA NIASIONIAl V INJQ,VASI' TEKNIOLOGI DAN CLUSTER' PIONEER] MEN,UJIU DME BERBASIIS JARAK P'AGiAR 4 MalalngJ. Niolvemlber 2009 Penyunting: Rully Dyab Purwati Deciyanto Soetopo Titiek Yulianti Djumali Budi Hariyono Nur Asbani Joko Hartono Supriyadi Tirtosuprobo BALAI PENELITIAN TANAMAN TEMBAKAU DAN SERAT TUNGGAL MANDIRI Publishing Malang, 2010

LOKAKARYA NASIONAL V movasi TEKNOLOGI DAN CLUSTER PIONEER MENUJU DME BERBASIS JARAKPAGAR Prosiding Lokakarya Nasional V Inovasi Teknologi dan Cluster Pioneer Menuju DME Berbasis Jarak Pagar xv, 302 him., bib!., ills.: 29 em ISBN: 978-602-8878-12-8 1. Judul 1. Jarak Pagar 2. Inovasi 3. Cluster Pioneer 4. DME 5. Prosiding 6. Lokakarya 633.853.55 Copyright 2010 Diterbitkan oleh: TUNGGAL MANDIRI Publishing Anggota lkapi No. I20!JTI JI. Taman Kebun Raya A-I No.9 Pakis - Malang 65154 Tel.lFax. (0341)795261/2991813 Email: tunggalmandiri.cv@gmail.com Redaksi Pelaksana: Erna Nurdjajati, Esti Sunaryuni, Agustina D.P. Utami, Syaiful Bahri Alamat Redaksi: BALAI PENELITIAN TANAMAN TEMBAKAU DAN SERAT JI. Raya Karangploso, Kotak Pos 199, Tel.lFax. (0341)491447/485121 Email: balittas@litbang.deptan.go.id Website: htpp://www.balittas.litbang.deptan.go.id Malang

Prosiding Lokakarya Nasional V lnovasi Teknologi dan Cluster Pioneer Menliju DME Berbasis Jarak Pagar DAFTARISI I. KATA PENGANTAR. II. DAFTAR lsi. III. LAPORAN KETUA PANITIA. N. SAMBUTAN DAN KEYNOTE SPEECH. INOVASI TEKNOLOGI DAN CLUSTER PIONEER MENUJU DESA MANDIR! ENERGI BERBASIS JARAK PAGAR Badan Litbang Pertanian. V. RUMUSAN. VI. MAKALAH UTAMA 1. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN JARAK PAGAR SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF BBN M. Ratna Ariati, Dadan Kusdiana, dan Pranawaningtyas Dewi. 2. EVALUASI IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN JARAK PAGAR MENDUKUNG KONSEP DME Direktorat Jenderal Perkebunan-Departemen Pertanian, Jakarta. 3. KEMAJUAN TEKNOLOGI DAN KONSEP PENGEMBANGAN CLUSTER PIONEER DME BERBASIS JARAK PAGAR YANG BERKELANJUTAN Deciyanto Soetopo, Djumali, Hadi Sudarmo, dan Nur Asbani. 4. POSITION PAPER JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) BAGAIMANA PENGEMBANGANNYA Hasnam VII. MAKALAH PENUNJANG Kelompok Plasma Nutfall, Pemuliaan Tanaman, Perbenillan, dan Bioteknologi 1. KERAGAAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DI KEBUN PERCOBAAN PAKUWON, SUKABUMI, JAWA BARAT SELAMA PERIODE 2007-2009 Rr. Sri Hartati dan Sudarsono ~. 2. POTENSI HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) EKOTIPE LOMBOK BARAT YANG DITANAM DAR! BIJI DAN SETEK SELAMA TIGA TAHUN PERTAMA Bambang Budi Santoso. 3. KERAGAAN FENOTIPE Fl HASIL PERSILANGAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Hadi Sudarmo dan M. Machfud 4. PEMULIAAN MUTASI UNTUK PEMBUATAN VARIETAS UNGGUL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Ita Dwimahyani. 5. IDENTIFIKASI MORFOLOGI TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) AKSESI JAWADI KEBUN INDUK PAKUWON Samanhudi, Ahmad Yunus, Parjanto, dan Sri Saparni. 6. KARAKTERISASI MORFOLOGI PLASMA NUTFAH TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Sri Yulaikah dan RuBy Dyah Purwati Hal. 1I1 v IX XI XIV 1-6 7-11 12-21 22-24 27-35 36-43 44-49 50-59 60-70 71-79 V

Daftar lsi 7. SKRINING DAYA HASIL GENOTIPE TERPILIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Moch. Machfud dan Hadi Sudarmo. 8. PERUBAHAN FISIOLOGI DAN KLOROFIL SELAMA PROSES PEMASAKAN BUAH SERTA HUBUNGANNYA DENGAN VIABILITAS BENIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Hasanuddin, Endang Mumiati, dan Eny Widajati. 9. PERBANYAKAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) MELALUI KULTUR IN- VITRO Rully Dyah Purwati Kelompok Agronomi 1. RESPON TIGA POPULASI KOMPOSIT-2 (IP-2) JARAK PAGAR TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL, DAN KANDUNGAN MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Moch. Romli dan Budi Hariyono. 2. PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) YANG DIfNOKULASI BEBERAPA DOSIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA BERBAGAI TINGKAT CEKAMAN KEKERINGAN Dedeh Saodah W., Anne Nuraini, Cucu Suherman. 3. RESPON TANAMAN JARAK PAGAR AKIBAT PEMBERIAN PUPUK N DAN P 01 DATARAN RENDAH Santi Rosniawaty, Dedeh Saodah, Intan Ratna Dewi, dan Mira Ariyanti. 4. PENGARUH WAKTU DAN JENIS PEMUPUKAN NPK TABLET TERHADAP BEBERAPA SIFAT KIMIA TYPIC HAPLUSTULTS DAN PERTUMBUHAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Rija-Sudirja, Siti Maryam, Santi Rosniawaty, dan Syah Aditya Nugraha. 5. KESESUAIAN TANAMAN SELA PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) YANG DIREHABILITASI Sri Mulyaningsih dan Budi Hariyono. 6. KUANTITAS KARBOHIDRAT UNTUK PEMBENTUKAN JARINGAN ORGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Djumali. 7. EVALUASI PRODUKTIVITAS JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN Lestari. 8. KERAGAAN PRODUKSI BIJI JARAK PAGAR IP-l UMUR TIGA TAHUN PADA BERBAGAI KETERSEDIAAN AIR TANAH Prima Diarini Riajaya dan Fitriningdyah Tri Kadarwati. Kelompok Hama dan Penyakit 1. SERANGAN TUNGAU DAUN PADA BEBERAPA "IMPROVED POPULATION" DAN AKSESI JARAK PAGAR DI CIKARANG Elna Karmawati dan Widi Rumini. 2. HAMA SERTA MUSUH ALAMI PADA TANAMAN JARAK PAGAR IP-1P, IP-2P, DAN IP-3P DI KEBUN INDUK JARAK PAGAR (KIJP) PAKUWON Widi Rumini dan Elna Karmawati. 3. POLA SEBARAN PENYAKIT LAYU BAKTERI (Ralstonia solanacearum) PADA TANAMANJARAKPAGAR Titiek Yulianti dan Nurul Hidayah 80-85 86-91 92-101 105-112 113-123 124-128 129-136 137-140 141-146 147-150 151-157 161-165 166-171 172-176 VI

Prosiding Lokakarya Nasional V lnovasi Teknologi dan Cluster Pioneer Menuju DME Berbasis Jarak Pagar 4. KERAGAAN SERANGAN KUTU PUTIH Planococcus minor Maskell (HEMIPTERA: COCCOIDEA) DAN MUSUH ALAMINYA DI PERTANAMAN JARAK PAGAR Widi Rumini. 5. SEBARAN Selenothrips rubrocinctus GIARD PADA DAUN JARAK PAGAR Nur Asbani dan Dwi Suheriyanto. 6. ARTROPODA TANAH YANG TERDAPAT PADA TANAMAN JARAK PAGAR DI KEBUN PERCOBAAN KARANGPLOSO, MALANG Heri Prabowo. 7. SEBARAN Selenothrips rubrocinctus Giard DAN Rhipiphorothrips cruentatus Hood PADA JARAK PAGAR DI BEBERAPA DAERAH Nur Asbani. 8. STUDI MINYAK DARI DUA AKSESI JARAK PAGAR SEBAGAI BIOINSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN LARVA Achaeajanata L. Tukimin S.W. dan Deciyanto Soetopo. 9. PROSPEK PENGEMBANGAN BIOPESTISIDA JARAK PAGAR I Ketut Ardana dan Elna Karmawati. 10. KEMANJURAN AKARISIDA DAN BEBERAPA JENIS INSEKTISIDA KIMIA TERHADAP HAMA JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Dwi Adi Sunarto, Subiyakto, dan Teguh Iman. 11. TOKSISITAS EKSTRAK DAUN OLEANDER (Nerium oleander L.) TERHADAP Selenothrips rubrocinctus Giard. Heri Prabowo. 12. PERANAN BAHAN PENUTUP LUKA PANGKASAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT LAYU BAKTERI Nurul Hidayah dan Titiek Yulianti. Kelompok Pascapanen dan Sosial Ekonomi I. KINERJA KOMPOR PERTANIAN TIPE BERTEKANAN MENGGUNAKAN MINYAK JARAK PAGAR DIBANDINGKAN MINYAK NABATI LAIN Bambang Prastowo, Srimulato, Abi D. Hastono, Martin K., dan Dibyo Pranowo 2. KARAKTERISTIK MUTU BIJI JARAK PAGAR SELAMA PENUNDAAN PENGERINGAN Kardiyono dan Usman Ahmad. 3. PERUBAHAN BAHAN KERING, KADAR LEMAK, DAN KADAR FITAT BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR YANG DIFERMENTASI Elizabeth Wina dan Joni Munarso. 4. EFISIENSI ANALISA KADAR MINYAK BIJI JARAK PAGAR METODE EKSTRAKSI PETROLEUM ETER DENGAN MENGGUNAKAN SAMPEL GANDA (SG) PADA SOXHLETCONTINUOUS EXTRACTIONAPPARATUS (SCEA) Joko Hartono. 5. OPTIMALISASI PROSES PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KULIT BUAH JARAK PAGAR Budi Hariyono. 6. REKAYASA KOMPOR BERBAHAN BAKAR BIJI JARAK PAGAR Soebandi dan Abi Dwi Hastono. 7. RANCANG BANGUN KOMPOR DENGAN SUMBER ENERGI BIJI JARAK PAGAR GUNA MEWUJUDKAN DESA MANDIRI ENERGI DI DESA POLOKARTO SUKOHARJO Dewi Ratna Nurhayati dan Musabikah. 177-181 182-184 185-191 192-196 197-201 202-207 208-216 217-221 222-225 229-235 241-246 247-251 252-261 262-266 267-270 Vll

Daftar lsi 8. PENGGUNAAN INPUTPADA REHABILITASI JARAK PAGARDENGAN SISTEM SAMBUNGSAMPING' Supriyadi-Tirtosuprobo. 9. PRODUKSI DAN PENERIMAAN USAHA TANI TIGA POPULASI KOMPOSIT-2 (IP-2) JARAK PAGAR PADA ELEVASI IDEAL Teger Basuki dan Moch. Romli. 10. ANALISIS USAHA TANI TANAMAN SELA DI ANTARA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Supriyadi-Tirtosuprobo dan Sri Mulyaningsih. IX LAMPIRAN 1. JADWAL ACARA. 2. DAFTAR HADIR. 3. SUSUNAN PANITIA. 271-277 278-281 282-289 293-296 297-300 301-302 Vlll

Makalah Oral: Karak/eris/ik MII/u Biji Jarak Pagar Selama Penundanan Pengeringan KARAKTERISTIK MUTU BIJI JARAK PAGAR SELAMA PENUNDAAN PENGERINGAN Kardiyono I) dan Usman Ahmad 2) 1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten, Tangerang 2) Institut Pertanian Bogor, Bogor ABSTRAK Pemanenan buah jarak pagar (rotasi panen) dilakukan setiap waktu tertentu sesuai dengan keragaman tingkat kematangan buah dan ketersediaan tenaga kelja. Penanganan pascapanen jarak pagar perlu mendapatkan perhatian khusus tcrkait sifat karal-.tcristik biji jarak pagar yang mudah mengalami kerusakan. Salah satu perubahan parameter mutu biji perlu dikendalillil dalam penanganan pascapanen adalah asam lemak bebas (ALB). Nilai ALB yang rendah dapat membantu proses pengolahan biodiesel menjadi sederhana (transesterifikasi) sehingga biaya pengolahan lebih ekonomis. Penelitian ini bertlljllan mempelajari perllbahan sifat fisik dan kimia akibat penundaan pengeringan setelah panen. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Institut Pertanian Bogor. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial terdiri dari 2 faktor dengan ulangan 3 kali. Faktor pertama berupa bentuk bahan saat penundaan pengeringan yaitu bentuk buah dan bij i. Sedangkan faktor kedua berupa lama waktu penundaan pengcringan terdiri dari 0, I, 2, dan 3 hari. Parameter yang diamati adalah wama, Kadar air, Kadar minyak, rendemen, aktivitas enzim lipase, asam lemak bebas, bilangan iod, dan total plate count (TPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu biji jarak pagar relatif stabil selama penundaan pengeringan. Penundaan proses pengeringan dalam bentuk buah tidak berpengaruh terhadap kondisi kimiawi dan mikrobiologi pada biji. Secara fisik kulit buah telah berubah warnanya menjadi cokelat/kehitaman dan ditumbuhi oleh kapang dan tekstur lunak sehingga secara mekanis pengupasan kulit menjadi lebih sulit. Berbeda dengan penundaan pengeringan dalam bentuk biji dalam kurun waktu 2 dan 3 hari telah teljadi perubahan mutu fisik, kimiawi, dan mikrobiologi. Nilai ALB pada penundaan pengeringan tersebut masih kurang dari 1% sehingga dapat dilakukan pengolahan dalam satu tahap (transesterifikasi). Kata kunci: Jarak pagar, pascapanen, penurunan mutu, biodiesel CHARACTERISTICS OF PHYSIC NUT SEED QUALITY DURING DRYING PROCESS ABSTRACT Physic nut harvesting is conducted in a celtain period and depend on its maturity and labour supply. The postharvest handling must be careful, because of physic nut seed can be damage easily. One of seed quality parameter must be controlled in postharvest handling is free fatty acid (FFA). The low FFA level need a more simple transesterification so that the processing will be cheaper. The aim of the research was to study physical and chemical changes on a delaying of drying process period after harvesting. The activity was conducted in the Laboratory of Agricultural Product Processing Technology, Bogor Agricultural University. Two factorial of complete randomized design with three replications was used. The first factor was kind of materials i.e. fruit and seed, while the second was delaying of drying process period i.e. 0, I, 2, and 3 days. Parameters observed were colour, water content, oil content, rendement, lipase activity, free fatty acid, iod number, and total plate count (TPC). The results showed that seed quality was relatively stable during delaying of drying process. The delaying of drying process on fruit did not influence seed physical and chemical conditions. Its husk or shell became brown or black, fungi covered, and soft so that unhusking process was difficult. The delaying on seed for 2-3 days changed physical, chemical, and biological quality. FFA was less than 1% so that it could be processed in one step (transesterification). Keywords: physic nut, postharvest, quality, biodiesel 236

Prosiding Lokakarya Nasional V Inovasi Teknologi OOn Chisler Pioneer Menuju DME Berbasis Jarak Pagar PENDAHULUAN Jarak pagar (Jatropha curcas L.) memiliki keunggulan untuk dijadikan sebagai sumber energi alternatif (biodiesel) tetapi juga memiliki berbagai kelemahan. Kelemahan yang terkait pada aspek paseapanen jarak pagar antara lain tingginya keragaman tingkat kemasakan buah dan biji/minyak mudah rnengalami kerusakan (peningkatan keasaman). Keragaman kemasakan buah dalam satu tandan terjadi karena bunga jantan dan bunga betina tidak mekar seeara bersamaan melainkan bertahap dengan pola yang tidak menentu (Adikadarsih dan Joko-Hartono, 2007). Buah jarak pagar seperti halnya buah kelapa sawit setelah dipanen akan mengalami kerusakan akibat faktor enzimatis, kimiawi, dan mikrobiologi. Salah satu indikator kerusakan dari bahan biji-bijian yang mengandung minyak adalah tingkat keasaman (asam lemak bebas) (Ketaren, 1986). Sifat dan daya tahan minyak terhadap kerusakan terutama sangat tergantung dari kandungan asam lemak penyusunnya. Minyak yang mengandung asam lemak tidak jenuh eenderung mudah teroksidasi sedangkan minyak dengan asam lemak jenuh lebih mudah terhidrolisis. Menurut Sudrajat et at. (2007) minyak jarak pagar yang didominasi asam lemak tidak jenuh oleat, linoleat, dan linolenat mudah mengalami oksidasi sehingga minyak menjadi asam. Keasaman pada penyimpanan 27"C selama 5 hari terjadi peningkatan 15,52% (10,82 menjadi 12,5) sedangkan penyimpanan suhu 40 C meningkat 17,84% (12,5 menjadi 14,73). Hal tersebut berbeda dengan minyak kelapa sawit yang relatif lambat mengalami kerusakan dengan peningkatan bilangan asam 2,46% (0,406 menjadi 0,416) selama penyimpanan 5 hari. Dalam penerapan teknologi biodiesel, jika' minyak jarak memiliki tingkat keasaman kurang dari 3% dilakukan dengan satu tahap atau transesterifikasi. Sebaliknya jika lebih dari 3% maka proses pembuatannya dengan dua tahap atau dikenal dengan esterifikasi transesterifikasi (estrans). Perbedaan metode tersebut tentu saja membawa konsekuensi terhadap biaya dan waktu proses yang berbeda. Metode kedua (estrans) membutuhkan biaya yang lebih tinggi dan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode pertama. Karakteristik biji jarak pagar yang mudah mengalami kerusakan selama penyimpanan, mensyaratkan penanganan khusus. Setiap tahapan penanganan paseapanen yang tidak tepat akan memberikan kontribusi terhadap penurunan mutu biji jarak pagar, kl1ususnya peningkatan kadar keasaman. Buah jarak pagar setelah dipanen hendaknya segera dilakukan pengupasan dan pengeringan serta disimpan dengan alat dan tempat yang tepat. Sudrajat (2006) menyatakan penyimpanan bij i menggunakan karung plastik dan diletakkan bersentuhan dengan lantai gudang bisa menyebabkan peningkatan keasaman, biji berjamur, dan penurunan rendemen minyak. Tantangan dalam penanganan paseapanen jarak pagar untuk mempertahankan mutu, eukup berat karena agribisnis jarak pagar diusahakan pada areal terpenear-penear dengan skala usaha yang keeil serta tidak tersedia pengering mekanis. Penundaan pengeringan akan teljadi pada musim hujan sehingga berakibat terhadap kerusakan biji jarak pagar. BAHAN DAN METODE Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian di Institut Pertanian Bogor, dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Paseapanen, Bogor mulai bulan Juni sampai Agustus 2009. Buah jarak diperoleh dari kebun PT Panjiwaringin Kee. Malimping, Kab. Lebak, Provo Banten. Bahan yang digunakan adalah buah jarak pagar ketika dipanen berwarna kuning (masak). Bahan lain yang digunakan karung plastik, nampan, ehromameter, termometer, dan bahan kimia untuk analisis. Persiapan bahan penelitian, buah jarak pagar ditimbang sebanyak 5 kg selanjutnya dituangkan dalam karung plastik kemasan (15 kg beras). Bagian permukaan plastik dilipat sampai posisi buah jarak tidak tertutupi (tinggi 40 em). Sedangkan perlakuan biji jarak diperoleh dari buah 5 kg dikupas kemudian ditempatkan pada wadah besek (ukuran 25 x 20 x 10 em) yang bagian dasamya ditutup oleh potongan karung plastik. Ketinggian biji jarak meneapai 4 em. Pereobaan menggunakan raneangan aeak lengkap (RAL) faktorial terdiri dari 2 faktor dan diu lang sebanyak 3 kali. Faktor pertama berupa bentuk bahan 237

Makalah Oral: Karakteristik Mutu Siji Jarak Pagar Selama Penundanan Pengeringan yang disimpan terdiri dari dua taraf yaitu bentuk buah dan biji. Sedangkan faktor kedua berupa lama waktu penundaan pengeringan terdiri dari empat taraf, yaitu: hari, 1 hari, 2 hari, dan 3 hari (suhu 26-28 C dan kelembapan 67-87%). Bahan yang telah disimpan selanjutnya dilakukan penjemuran hingga kadar air mencapai :s 7%. Selanjutnya dilakukan al)alisis kadar air, kadar minyak, rendemen, aktivitas enzim lipase, asam lemak bebas, bilangan iod, dan total plate count (TPC) pada biji jarak pagar tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Rendemen dan Kadar Minyak Rendemen minyak jarak pagar selama penundaan pengeringan baik dalam bentuk biji maupun buah cenderung tidak mengalami perubahan dengan nilai berkisar antara 24,16 sampai 27,25% (Gambar 1). Hal tersebut mencerminkan bahwa secara kuantitas kandungan minyak jarak tidak mengalami perubahan selama penundaan pengeringan. 0,16. Perubahan nilai ALB berkait~m dengan oksidasi dan enzimatis serta peran mikroorganisme sehingga terjadi perombakan asam lemak terutama asam lemak tidak jenuh menjadi asam lemak bebas. Secara visual biji yang disimpan atau ditunda pengeringan selama 3 hari warna biji menjadi hitam keputihan karena hifa dari kapang yang telah menyelimuti biji jarak pagar. Sedangkan penundaan dalam bentuk buah meskipun kulit buah telah rusak (warna hitam dan permukaan kulit ditumbuhi kapang) tetapi biji yang telah dikeringkan tidak banyak mengalami perubahan. Kulit ari yang menyelimuti biji diduga sebagai barier yang sangat efektif dalam menjaga kerusakan baik secara fisik maupun secara mikrobiologis. Secara fisik kulit ari diduga mempunyai kemampuan kedap air dan oksigen sehingga perubahan biji relatif stabil. Hal tersebut berbeda dengan buah sawit bahwa minyak yang terkandung terdapat di dalam buah dengan barier kulit yang cukup porous sehingga oksigen dan air mampu menembus ke dalam buah. Akibat dari air dan oksigen tersebut maka minyak sawit cenderung cepat mengalami kerusakan. 27 II 26.8 26.6 L ~ 26.4 " '" E 26.2 "0 '" 26 " '" 25.8 25.6 25.4... -... ~~ ---- ~ '\. ~ '\. "- - o Waktu Penundaan (harl) biji ---'buah Gambar I. Rendemen hasil pengepresan setelah buah/ biji mengalami penundaan pengeringan Asam Lemak Bebas Berdasarkan hasil analisis terhadap kandungan asam lemak bebas (ALB) selama penundaan pengeringan terjadi peningkatan terutama pada penundaan pengeringan dalam bentuk biji mulai hari ke-2 dengan nilai ALB 0,26 dan terus meningkat menjadi 0,417 pada hari ke-3 (Gambar 2). Sementara itu penyimpanan dalam bentuk buah relatif stabil dengan nilai ALB berkisar antara 0,14- --' D <t 0.45 F 0.40 / " 0.35 t= / 0.30./ 0.25./ 0.20./ 0.15.. - 0.10 0.05 o Waktu Penundaan (hari) -+-biji...buah Gambar 2. Perubahan nilai ALB selama penyimpanan Hasil anal isis menunjukkan bahwa antarper Iakuan bentuk bahan yang diberi perlakuan penundaan pengeringan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar ALB yang dihasilkan. Penundaan pengeringan bentuk bij i pada hari ke-2 berbeda nyata pada hari ke-l dan hari ke-3. Sedangkan penundaan pengeringan bentuk buah tidak memberi- 238

Prosiding Lokakarya Nasional V lnovasi Teknologi dan Cluster Pioneer Menuju DME Berbasis Jarak Pagar :'adar ALB selama?,=n, impanan hari ke- '0.2 co ~I 20 engaruh nyata meskipun dilakukan penundangeringan selama 3 hari. -~:: I. Kandungan pengeringan bahan ALB selama penundaan pengeringan biji dan buah Bentuk bahan penyimpanan Biji Buah 0,150 a 0,143 a 0,153 a 0,160 a 2 0,260 b 0,153 a 3 0,417 c 0,163 a.. erangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada tarafkepercayaan 95%. Bilangan Iod Penundaan pengeringan bentuk buah selama =hari relatif stabil dibandingkan dalam bentuk biji. P nundaan pengeringan bentuk biji mengalami peurunan sejalan dengan lama waktu penyimpanan. :'\ilai bilangan iod hari ke 0, I, 2, dan 3 masingmasing sebesar 55,69; 53,97; 49,32; dan 46,22 (Gambar 3). Penurunan asam lemak tidak jenuh ersebut berkaitan erat dengan enzimatis selama penundaan pengeringan. Hasil pengamatan terhadap aktivitas enzimatis selama 6 hari penundaan pengeringan menunjukkan peningkatan (Gambar -+). 1 10 i ol.. 1 ss::, ::: 0 Waktu Penundaan (hari) -+-biji...buah Gambar 3. Perubahan nilai bilangan iod selama penyimpanan Total Plate Count (TPC) Total plate count sebagai informasi untuk mengetahui jumlah populasi atau tingkatan serang- 25.00 1 ~ 20.00..ci E 15.00... 2- E 'N 10.00 c III J;i <l: 5.00 0.00 a Waktu Penundaan Gambar 4. Peningkatan aktivitas enzimatis selama penundaan pengeringan an mikrobia terhadap biji dan buah. Hasillaboratorium menunjukkan penundaan pengeringan bahan bentuk biji lebih mudah terserang mikrobia dibandingkan dengan bentuk buah (Gambar 5). Adanya lapisan kulit ari pada biji yang terdapat pada bahan bentuk buah menyebabkan mikroorganisme (cendawan) tidak dapat efektif melakukan penetrasi ke dalam biji. Dengan demikian kulit ari mempunyai kemampuan untuk mempertahankan biji dari kerusakan secara fisik, kimia, dan oleh mikroorganisme. Kulit ari memiliki sifat barier terhadap oksigen dan air sehingga mutu biji jarak pagar dalam bentuk buah relatif terkendali. Serangan cendawan pada biji-bijian dapat menyebabkan penurunan daya berkecambah, perubahan warna, bau apek, pemanasan biji-bijian, pembusukan, perubahan komposisi kimia, penguraian lemak sehingga meningkatkan kandungan asam lemak bebas dan penurunan kandungan nutrisi (Sauer et al., 1992). 70,----------------- 60 +----------------,..-- o g 50 +------------:;ri""------... x ~ 40 :9. 30 +- -...c.- _ u 0.. 20 +----~---------... 0-'-----""'-------------- o Waktu Penundaan (hari)... biji -I!l-buah GambaI' 5. Total plate count selama penundaan pengeringan 4 239

Makalah Oral: Karaklerislik Mulu Hiji Jarak Pagar Selama Penundanan Pengeringan KESIMPULAN Penllndaan pengeringan bahan dalam bentllk bllah relatif stabil terhadap perllbahan kimiawi dan mikrobiologi dibandingkan dalam bentllk biji. Penllndaan pengeringan dalam bentllk biji selama 3 hari mempllnyai nilai asam lemak bebas (ALB) masih rendah < 3% sehingga dalam pengolahan menjadi biodiesel dapat dilakllkan satll tahap (transesterifikasi). Penllndaan pengeringan da:lam bentllk bllah dalam waktll 2 hari telah merubah tekstur klilit menjadi Ilinak sehingga akan menjadi kendala dalam proses pengllpasan (sebagian klltit masih menempel dalam bij i). DAFTAR PUSTAKA Adikadarsih, S. dan Joko-Hartono. 2007. Pengaruh kemasakan buah terhadap mutu benih jarak pagar (Jatropha curcas L.). Prosiding Lokakarya Jarak Pagar-Il Status TeknoIogi Tanaman Jarak Pagar Jatropha cureas L. Pusat PeneIitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor. HaC'] 43-] 48. Ketaren, S. 1986. Pengantar teknoiogi minyak dan lemak pangan. Balai Pustaka, Jakarta. Sudrajat. 2006. Memproduksi biodiesel jarak pagar Penerbit Swadaya, Jakarta. Sudrajat, S. Dadang, W. Yeti, A. Ratri, dan Sahirman. 2007. PermasaIahan dalam teknologi pengolahan biodiesel dari minyak jarak pagar (Jatropha cu/' cas L.). Prosiding Lokakarya Jarak Pagar-II Status Teknologi Tanaman Jarak Pagar Jatropha curcas L.. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor. Hal. ]95-212. Sauer, 0.8., R.A. Meronuck, and C.M. Cristenscn I992. Microflora. Sauer D.B. Editor Storage of cereal grains and their products, 4 111 ed. Am;"ic;\Ii Association of CereaI Chemist, ]nc., Minnesota. p. 3 I3-340. DISKUSI Tidak ada pertanyaan. 240