Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
Makalah By UNKNOWN. March 26. Edit Ms Word by Zahrotun Nisa PTIK_

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1

Seri Pengabdian Masyarakat 2015 ISSN: Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 4 No. 3, September 2015 Halaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bellanita Maryadi, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM). Ketersediaan pangan yang cukup belum dapat digunakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan pengarahan harusnya dimulai sejak anak usia prasekolah. Perkembangan yang penting pada anak prasekolah terdiri dari

penting dalam menentukan arah serta mutu pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Kemampuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan anak akan asuh, asih,

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS PENGGUNAAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF DENGAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP UKURAN JURNAL. Oleh

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

JURNAL HUBUNGAN PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN KEMAMPUAN MENGUNGKAPKAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI. Oleh DWI MARLIAWITA ( )

: RIZKA RATNA NURVITASARI

Pengaruh Permainan Edukatif Terhadap Perkembangan Pada Anak Di PAUD Cinta Bunda Desa Baran Sukoharjo

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pikir yang sudah mulai dapat menyerap pengalaman-pengalaman melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan perkembangannya (Hariweni, 2003). Anak usia di bawah lima tahun (Balita) merupakan masa terbentuknya

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 4 SAMPAI 5 TAHUN DI PAUD KASIH BUNDA PONTIANAK

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF DENGAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PADA IBU-IBU DESA PEPE KELURAHAN LANGENHARJO

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

DIFFERENCE LEVEL ON TODDLER DEVELOPMENT AGED 3-4 YEARS Early Childhood Education (ECD) AND NON-ECD IN PUCANGSEWU VILAGE, PACITAN, EAST JAVA

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

Kata kunci : Pola Asuh Orang Tua, Kecerdasan Emosional. *Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo


BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

PENGARUH KEGIATAN MELUKIS BERMEDIA KAPAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK

HUBUNGAN STIMULASI DINI SENSORIS DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 2-3 TAHUN DI PAUD A LESTARI SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan otak diusia balita akan berdampak pada usia dewasanya nanti,

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH MEDIA PERMAINAN ULAR TANGGA MODIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN ANAK KELOMPOK B

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

LAGU ANAK-ANAK BERPENGARUH TERHADAP KECERDASAN LINGUISTIK ANAK PAUD KELOMPOK B

PENGARUH BERMAIN PERAN TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI PADA ANAK DI TK KHUSNUL KHOTIMAH SEMARANG

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

Bab 5. Simpulan, Diskusi dan Saran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

EARLY CHILDHOOD EDUCATION PAPERS ( BELIA)

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

Fery Budianto * )., ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B

HUBUNGAN PERSEPSI ORANG TUA PADA PROGRAM PARENTING EDUCATION DENGAN PENGASUHAN ANAK USIA DINI DI UPTD SKB CERME KABUPATEN GRESIK.

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN UMUM DAN SAINS JURNAL. Oleh RATNA HANDAYANI FIKRI ( )

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan golden age yaitu usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH ANTARA SISWA BARU DAN SISWA LAMA DI SATUAN PAUD SEJENIS (SPS) CUT NYAK DIEN KRETEK, BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa awal kanak-kanak merupakan masa yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh PUJI HAYATI ( )

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah individu yang unik dan memerlukan perhatian khusus untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia dini adalah usia yang sangat penting bagi perkembangan anak,

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI DUSUN GUHA BABAKAN DESA HANDAPHERANG KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2017

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN TUGAS PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN) DI TK INSAN CENDEKIA TULANGAN SIDOARJO TAHUN 2016 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak pra sekolah yaitu anak dengan usia 4-6 tahun yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya yang dalam perkembangannya akan mengalami suatu perubahan.

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK PDHI BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

ISSN Vol 5, November 2014

HUBUNGAN METODE BERMAIN PERAN MIKRO DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK JURNAL. Oleh FEBRI LIANTI ( )

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR, RIWAYAT PEMBERIAN AIR SUSU IBU DAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA 3-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

HUBUNGAN ANTARA LATIHAN SENAM IRAMA DENGAN KEMAMPUAN GERAKAN TERKOORDINASI ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh Anisa Ayu Lestari ( )

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DENGAN PERKEMBANGANANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK HURUF TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP ORANG TUA DALAM MELAKUKAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TKK SANG TIMUR MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

HUBUNGAN KEDUDUKAN ANAK DALAM KELUARGA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-4 TAHUN DI TK-PAUD KECAMATAN SUMBANG PURWOKERTO SKRIPSI

PINTAR BANANA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI KUALITAS BALITA DI RW 04 DAN RW 05 DESA ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 1

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

Transkripsi:

Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang The Correlation between Early Childhood Education with Cognitive Development of Pre School Aged Children in Tinjomoyo Village Banyumanik Subdistrict Semarang City Rista Apriana Pembimbing: Ns. Ana Subariyati, S. Kep Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ABSTRACT The golden age of child development happens at pre school age in which 80% of the cognitive development is reached at this time. The child cognitive development must be stimulated in order to optimize the development. An effective early childhood education is very useful to build child cognitive development structure. The purpose of this research was to know the correlation between early childhood education with cognitive development of the pre school aged children in Tinjomoyo village, Banyumanik subdistrict Semarang city. The method of this research was quantitative with cross sectional approach done to 54 respondents in April 2009 in Tinjomoyo village, Banyumanik subdistrict Semarang city. The correlation between early childhood education with cognitive development of preschool aged children was analyzed by chi square correlational test. The result of this research showed that there was a significant correlation between early childhood education with cognitive development of pre school aged children with p value=0.000. The early childhood education determines cognitive development of pre school aged children. So that, it is important for parents to know about the important role of the early childhood education for their child development. Keywords : early childhood education, cognitive development, pre school aged children Bibliography : 22 (1999 2009) ABSTRAK Masa emas (golden age) perkembangan anak terjadi pada usia prasekolah dimana 80% perkembangan kognitif telah dicapai pada masa ini. Perkembangan kognitif anak harus mendapat stimulasi agar dapat berkembang optimal. PAUD yang efektif sangat bermanfaat untuk membangun struktur perkembangan kognitif anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Pendidikan

Anak Usia Dini dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang. Metode Penelitian ini adalah Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan terhadap 54 responden pada periode April 2009 di kelurahan Tinjomoyo kecamatan Banyumanik Semarang. Hubungan Pendidikan Anak usia Dini (PAUD) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah dianalisis dengan menggunakan chi square corelation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Pendidikan anak Usia Dini (PAUD) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah (p value=0,000). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menentukan perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Penting bagi orang tua mengetahui pentingnya peranan PAUD bagi perkembangan anak. Kata Kunci : Pendidikan Anak Usia Dini, Perkembangan Kognitif, Anak usia prasekolah Daftar Pustaka :22 buah (1999 2009) PENDAHULUAN Sejak lahir sampai usia 3 tahun anak memiliki kepekaan sensoris dan daya pikir yang sudah mulai dapat menyerap pengalaman pengalaman melalui sensorinya; usia satu setengah tahun sampai kira kira 3 tahun mulai memiliki kepekaan bahasa dan sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya (berbicara, bercakap cakap) (Theo & Martin, 2004). Hasil hasil studi dibidang neurologi mengetengahkan antara lain bahwa perkembangan kognitif anak telah mencapai 50% ketika anak berusia 4 tahun, 80% ketika anak berusia 8 tahun, dan genap 100% ketika anak berusia 18 tahun (Osborn, White, dan Bloom). Studi tersebut makin menguatkan pendapat para ahli sebelumnya, tentang keberadaan masa peka atau masa emas (golden age) pada anak anak usia dini. Masa emas perkembangan anak yang hanya datang sekali seumur hidup tidak boleh disia siakan. Hal itu yang memicu makin mantapnya anggapan bahwa sesungguhnya pendidikan yang dimulai setelah usia SD tidaklah

benar. Pendidikan harus sudah dimulai sejak usia dini supaya tidak terlambat. Sehingga penting bagi anak untuk mendapatkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (martini, 2006). Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) justru belum banyak mendapat perhatian. Saat ini, pendidikan usia dini baru diperoleh oleh sebagian kecil anak di Indonesia. Hasil pendataan Depdiknas pada tahun 2002, baru 28 persen dari 26,1 juta anak usia 0 6 tahun yang mendapat pendidikan usia dini. Sebagian besar di antara mereka, yakni 2,6 juta, mendapatkan pendidikan dengan jalan masuk ke Sekolah Dasar pada usia lebih awal. Sebanyak 2,5 juta anak mendapat pendidikan di Bina Keluarga Balita (BKB), 2,1 juta anak bersekolah di TK atau Raidhatul Atfhal, dan sekitar 100.000 anak di kelompok bermain (play group). Rasio jumlah lembaga pendidikan dan anak usia dini diperkirakan 1:8. Data tersebut memperlihatkan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) belum cukup mendapatkan perhatian padahal kapasitas perkembangan kognitif anak sudah dapat terbentuk pada usia dini jauh dibawah usia sekolah (Enung, 2006) Hal tersebut merupakan suatu masalah yang perlu mendapatkan perhatian dimana masih banyak pihak yang belum mengetahui pentingnya pendidikan anak usia bagi perkembangan kognitif anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan keikutsertaan anak usia prasekolah dalam program PAUD dan

perkembangan kognitif anak usia prasekolah serta untuk mengetahui hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah.manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan masukan bagi pendidik PAUD untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga metode yang digunakan sesuai dengan tahap perkembangan anak, memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengikutsertakan anak dalam program PAUD untuk merangsang perkembangan kognitif anak serta memberikan informasi bagi perawat untuk dapat mengaplikasikan ilmu keperawatan pada komunitas PAUD. BAHAN DAN CARA KERJA Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan pendekatan Cross sectional. Penelitian ini dilakukan di RW 06 kelurahan tinjomoyo kecamatan banyumanik. Total Jumlah anak yang berusia 3 4 tahun adalah 115 anak. penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengujian tes IQ pada 54 anak. Pengumpulan data untuk tiap variabel menggunakan tes IQ dan lembar pertanyaan yang berisi 4 pertanyaan kareketristik responden. Tes IQ berisi 27 pertanyaan yang disertai dengan gambar. Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel penelitian dengan menggunakan uji Chi Square dimana dengan membandingkan p value dengan tingkat kesalahan (alpha ) yang digunakan yaitu 5 % atau 0,05. HASIL PENELITIAN Responden yang mempunyai usia 3,5 4 tahun yaitu sebanyak 29 anak (53,7%). Responden yang mempunyai usia 3 3,5 tahun sebanyak 25 anak (46,3

%). Sebanyak 27 anak (50 %) mempunyai jenis kelamin laki laki dan 27 anak (50 %) mempunyai jenis kelamin perempuan. Sebagian besar responden berasal dari suku jawa yaitu 49 anak (90,7%), 3 responden (5,6%) berasal dari suku sunda dan sisanya 2 responden (3,7%) berasal dari suku bangsa lainnya. Hasil penelitian keikutsertaan PAUD menunujukkan sebanyak sebanyak 25 responden (46,3%) tidak mengikuti PAUD dan sebanyak 29 responden (53,7%) mengikuti PAUD Hasil dari penelitian tes IQ menunujukkan sebanyak 6 responden (11,1%) mempunyai IQ low normal, sebanyak 32 responden (59,3%) mempunyai IQ everage, sebanyak 13 responden (24,1%) mempunyai IQ high everage, dan 3 responden (5,6%) mempunyai IQ superior. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden yang memiliki IQ superior mengikuti program PAUD dan semua responden yang memiliki IQ diatas rata rata( high everage) mengikuti program PAUD. Sebanyak 13 responden (40,6%) dari 32 responden yang memiliki IQ rata rata (everage) mengikuti program PAUD dan 19 responden lainnya (59,4%) tidak mengikuti program PAUD. Semua responden yang memiliki IQ dibawah rata rata (low normal) tidak mengikuti PAUD. Uji analisa secara statistik hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kesalahan (alpha) 0,05, diperoleh hasil yang signifikan (p=0,000) yang berarti p value< 0,05, maka dapat disimpulkan Ho ditolak sehingga ada hubungan antara Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah.

PEMBAHASAN Dari 54 responden yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 27 anak (50% ) dan yang berjenis kelamin laki laki sebanyak 27 anak (50%). Laki laki dan perempuan menunjukkan pola skor yang berbeda pada pengukuran intelegensi konvensional oleh karena itu ada anggapan dari para ahli bahwa masalah perbedaan jenis kelamin harus dipertimbangkan dalam melakukan interpretasi tes IQ. Secara umum perempuan cenderung menunjukkan skor yang lebih tinggi dari pada laki laki dalam hal: pengucapan kata atau fonologis, informasi semantik dalam ingatan jangka panjang, komprehensi, gerakan motorik halus, dan kecepatan persepsi. Laki laki cenderung menunjukkan skor lebih tinggi dari pada perempuan dalam hal: transformasi visual, gerakan motorik yang terarah pada sasaran tertentu, spasial dan fluid reasoning (Raden, 1999). Hasil penelitian tentang umur responden didapatkan bahwa sebanyak 25 responden (46,3%) memiliki umur 3 3,5 tahun dan sebanyak 29 responden (53,7%) memiliki umur 3,5 4 tahun. Perkembangan tingkat kognitif atau taraf intelegensi seseorang sangat pesat pada usia prasekolah dan mulai menetap pada akhir masa remaja. Taraf intelegensi tidak mengalami penurunan, hanya penerapannya saja yang berbeda hal ini dikarenakan pada usia diatas 65 tahun kemampuan alat indera mengalami penurunan (Raden, 1999). Hasil penelitian suku bangsa menunjukkan bahwa sebanyak 49 responden (90,7%) dari jawa, sebanyak 3 responden (5,6%) dari sunda, dan sebanyak 2 responden (3,7%) dari suku lainnya. Kelompok budaya yang berbeda menunjukkan profil intelegensi atau kecerdasan yang berbeda pula. Beberapa butir pertanyaan

atau persoalan yang diajukan dalam pengukuran intelegensi atau kecerdasan terkait secara khusus dengan budaya tertentu sehingga jika subjek yang dievaluasi tidak terbiasa dengan budaya tersebut, maka butir pertanyaan yang diajukan kepadanya terkesan asing dan tidak dapat menjawab. Jika subjek terlalu asing dengan beberapa butir persoalan yang diajukan, hasil pengukuran dapat saja menunjukkan skor yang rendah (Raden, 1999). Sebanyak 29 responden (53,7%) mengikuti program PAUD hal ini dikerenakan banyak alasan yang mendasari orangtua mengikutsertakan anak dalam PAUD. Salah satunya adalah kesibukan orangtua dalam bekerja sehingga orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan anak akan informasi dan pembelajaran. Selain itu, alasan orangtua mengikutsertakan anak dalam PAUD antara lain : menambah kemampuan sosialisasi anak, mendapatkan sarana bermain yang lebih lengkap dan edukatif baik untuk kemampuan kognitif, motorik, ataupun pendidikan budi pekerti yang baik. Sebanyak 25 responden (46,3%) tidak mengikuti program PAUD, masih banyaknya orang tua yang tidak mengikutsertakan anaknya dalam program PAUD dikarenakan adanya anggapan bahwa anak berusia 3 tahun atau kurang masih perlu memusatkan kegiatannya di rumah dengan orangtua dan keluarga lainnya. Selain itu, anak dibawah usia 4 tahun belum dapat membedakan perilaku yang baik dan buruk. Anggapan seperti ini membuat orangtua takut membaurkan anaknya terlalu dalam dengan orang orang yang baru dikenalnya, karena takut terpengaruh dengan hal hal yang buruk. Masih banyaknya jumlah responden yang tidak mengikuti PAUD dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi orang tua untuk mengikutsertakan anaknya dalam program PAUD masih kurang. Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi orang tua untuk mengikutsertakan anaknya dalam program PAUD antara lain tingkat pengetahuan, kepribadian, sikap, cita cita, lingkungan, kemampuan ekonomi, dsb. Perkembangan Kognitif pada penelitian ini dinyatakan dengan skor IQ, dimana skor IQ ini merupakan ukuran yang menunjukkan taraf kemampuan kognitif atau taraf intelegensi seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 6 responden (11,1%) mempunyai IQ low normal, 32 responden (59,3%) mempunyai IQ everage, 13 responden (24,1%) mempunyai IQ high everage, 3 responden (5,6% ) mempunyai IQ superior. Banyak faktor yang mempengaruhi taraf perkembangan intelegensi atau kognitif seseorang adalah faktor hereditas dan faktor lingkungan. Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkkan bahwa peranan faktor hereditas terhadap perkembangan kognitif atau intelegensi seseorang terutama karena adanya rangkaian hubungan antara pertalian keluarga dengan ukuran IQ. Sebagaimana hasil penelitian dari Erlenmeyer Kimling dan Jarvik, 1963, bahwa umumnya individu yang mempuanyai hubungan keluarga cenderung mempunyai IQ relatif sama atau similar. Riset lain yang dilakukan oleh Jenks, 1972 dan Munsinger,1978 menyimpulkan bahwa IQ anak lebih similar dengan IQ orang tuanya. Selain faktor hereditas, taraf intelegensi atau kognitif seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Tingkat kognitif atau intelegensi seseorang sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan. Banyak studi maupun penelitian yang mendukung bahwa faktor

lingkungan mempengaruhi tingkat kognitif atau intelegensi seseorang. Sebagai contoh dalam penelitian Kamin,1978, anak anak angkat yang hidup dalam lingkungan yang baik mengalami peningkatan IQ sampai 5 poin, sedangkan anakanak angkat yang hidup dalam lingkungan kurang baik tidak mengalami peningkatan taraf intelegensi. Selain dipengaruhi oleh faktor hereditas dan lingkungan, tingkat kognitif atau taraf intelegensi juga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ras, budaya, dan asupan nutrisi (Monty & Fidelis, 2006). Berdasarkan analisa dengan uji statistik chi square didapatkan hasil bahwa semua responden yang memiliki IQ superior mengikuti program PAUD dan semua responden yang memiliki IQ diatas rata rata( high everage) mengikuti program PAUD. Didapatkan nilai x2 sebesar 22,95 dan p value lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0.000 sehingga hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pendidikan anak usia dini dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat para tokoh bahwa PAUD sangat efektif dalam membangun struktur kognitif anak (Martini, 2006) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 3 anak yang mengikuti program PAUD memiliki skor IQ superior dan 13 anak memiliki skor IQ diatas ratarata hal ini karena pendidikan anak usia dini membentuk dan mengembangkan jiwa eksploratif, kreatif dan kepribadian yang integral yang penting bagi pembentukan struktur kognitif atau kecerdasan (Enung, 2006). Pelaksanaan PAUD yang efektif sangat bermanfaat bagi perkembangan struktur kognitif anak, yaitu melalui pemberian kesempatan pada anak untuk memperoleh pengalaman langsung dari berbagi aktivitas pembelajaran yang

sesuai. Pelaksanaan PAUD yang efektif juga bermanfaat bagi pengembangan dasar dasar pengetahuan alam atau metematika dan bahasa, baik bahasa lisan maupun membaca dan menulis. Selain itu pelaksanaan PAUD yang efektif juga dapat memotivasi anak untuk memikirkan dan mengemukakan jawaban yang benar terhadap suatu konflik. Pendidikan anak usia dini juga memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan sehingga dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya (Theo & Martin, 2004). Pada penelitian ini juga didapatkan hasil bahwa terdapat 6 anak yang tidak mengikuti program PAUD menunjukkan skor IQ dibawah rata rata hal itu karena di dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, begitu juga pada perkembangan kognitifnya, dimana diperlukan rangsangan/stimulasi yang berguna agar dapat berkembang optimal. Sehingga jika pada masa kritis, rangsangan/stimulasi tersebut tidak diberikan maka besar kemungkinan tugas tugas perkembangan kognitif tidak dapat dicapai secara optimal atau bahkan mengalami keterlambatan (Martini, 2006). KESIMPULAN Dari penelitian ini diperoleh gambaran bahwa peringkat yang paling tinggi adalah anak dengan kategori usia tiga setengah tahun sampai empat tahun. Kategori jenis kelamin, sama antara perempuan dengan laki laki. Kategori suku bangsa yang paling tinggi adalah suku jawa. Peringkat jumlah responden yang paling tinggi adalah skor IQ everage (rata rata), peringkat yang kedua adalah IQ high everage (diatas rata rata), selanjutnya adalah IQ low normal (di bawah rata

rata), dan peringkat jumlah responden yang paling rendah adalah IQ superior (cerdas). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mempunyai hubungan yang signifikan dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah di kelurahan Tinjomoyo kecamatan Banyumanik Semarang. SARAN Orang tua dan keluarga hendaknya mampu meningkatkan pemahamannya tentang pentingnya PAUD bagi perkembangan anak sehingga orang tua termotivasi untuk mengikutsertakan anak dalam program PAUD. Bagi tenaga pendidik PAUD, hendaknya terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan PAUD melalui program beasiswa atau tugas belajar bagi para guru PAUD, symposium, seminar, pelatihan, dan pengkajian buku buku baru. Bagi pemerintah hendaknya meningkatkan kebijakan kebijakannya di bidang PAUD antara lain bisa dilakukan dengan memfasilitasi implementasi PAUD dilapangan melalui stimulasi dana rintisan program dan dukungan kelembagaan, meningkatkan jumlah pengiriman berbagai acuan dan bulletin dukungan, alat permainan edukatif, workshop PAUD, pertemuan pertemuan konsultatif serta monitoring dan supervisi sampai ke pelosok pelosok daerah. Bagi kader kesehatan hendaknya dapat mengembangkan program PAUD masyarakat. Bagi perawat dapat mengimplementasikan ilmu keperawatan pada komunitas PAUD.

DAFTAR RUJUKAN Enung, F. Psikologi perkembangan : perkembangan Peserta didik. 2006. Bandung: CV Pustaka Setia. Martini, J. Perkembangan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak Kanak: pedoman bagi orang tua dan guru. 2006. Jakarta: PT Grasindo. Monty P. & Fidelis. Mendidik Kecerdasan, Pedoman Bagi Orang Tua Dan Guru Dalam Mendidik Anak Cerdas. 2003. Jakarta: Pustaka Popular Obor Raden C.P. Perkembangan Intelegensi Anak. 1999. Bandung: Angkasa. Theo, R & Martin, H. Pendidikan Anak usia dini: tuntunan psikologis dan pedagogis bagi pendidik dan orang tua. 2004. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana. ( ). pendidikan usia dini. Diakses tanggal 2 januari. Harian sore Sinar Harapan. Pendidikan usia dini harus diprioritaskan. Rabu 27 april 2005. http://www.wikipedia.com/ ( ). pendidikan usia dini. Diakses tanggal 30 desember. http//www.google.com// Webmaster, Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini, diakses tanggal 10 Januari 2009 jam 07.00, www.eldiinacenter.com.