Yeni Fitkarida. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

Susi Susanti a116 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Program Studi Ilmu Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. kematangan seksual. Perubahan-perubahan ini terjadi pada masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB I PENDAHULUAN. Remaja atau adolescence (Inggris), berasal dari bahasa latin adolescere

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa, bukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah adalah periode yang dimulai dari usia 6-12 tahun atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Aspek biopsikososial higiene...irmatri Ariyani, FKM UI, 2009

Dalam sebuah siklus kehidupan, masa puber merupakan salah satu masa. yang tidak mudah untuk dilalui oleh individu. Masa puber dianggap sebagai masa

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila *

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN TINGKAT KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE

: Knowledge, Sources of information by peers, Attitude, Readiness, Menarche

BAB I PENDAHULUAN. timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

ELSA PERNANDA UTARI NIM I

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN. masa keserasian bersekolah. Umur anak sekolah dasar adalah antara 6-12 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. tumpuan harapan yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai

KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK USIA SEKOLAH

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

Lampiran 1 Kuestioner Sikap Ibu terhadap Pendidikan Seks KUESTIONER SIKAP IBU TERHADAP PENDIDIKAN SEKS PADA PRAREMAJA USIA TAHUN

Kata Kunci : Pengetahuan,Kesehatan Reproduksi, Perilaku, Personal Hygiene

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI TUNAGRAHITA DI SLB N 2 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional

Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Siswi SDN Tegal Gede 01 Dalam Rangka Menghadapi Menarche

tentang kesiapan remaja putri dari aspek pemahaman terhadap menarche, mengetahui tentang kesiapan remaja putri dari aspek penghayatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit

PENGARUH KOMUNIKASI IBU TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SDN 53 KUBU RAYA TAHUN 2014.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA TENTANG PENDIDIKAN REPRODUKSI DINI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KESIAPAN ANAK

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa-masa yang akan dilalui dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWI SD TENTANG MENSTRUASI SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN DI SDN SAMPANGAN 01 SEMARANG

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

SURAT PERSETUJUAN PENELITIAN

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN ANAK DALAM MENGHADAPI MENARCHE

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

DAN LINGKUNGAN PERGAULAN DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

173 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI MENARCHE TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN SISWI SMP KELAS VII MENJELANG MENARCHE DI SMP NEGERI 1 SEMARAPURA.

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. penduduk muda yaitu umur tahun. Menurut Badan Pusat Statistik DIY

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. itu, orang menyebutnya juga sebagai masa yang paling rawan. Keindahan dan

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

Transkripsi:

PERBEDAAN TINGKAT KESIAPAN REMAJA PUTRI USIA 10-12 TAHUN DALAM MENGHADAPI MENARCHE SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI SD NEGERI 1 SUCEN KECAMATAN GEMAWANG KABUPATEN TEMANGGUNG Yeni Fitkarida Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran yenifitkarida@gmail.com ABSTRAK Kesiapan dalam menghadapi menarche akan menjadikan remaja putri dapat mengontrol emosinya ketika mengalami menarche. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kesiapan remaja putri usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan di SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung. Sampel diambil dengan tekhnik sampling quota sampling didapatkan sebanyak 30 responden. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kesiapan remaja putri menggunakan uji wilcoxon. Sebagian besar tingkat kesiapan remaja putri sebelum diberikan pendidikan kesehatan dalam kategori tidak siap sebanyak 20 responden (66,7%). Setelah diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar tingkat kesiapan remaja putri dalam kategori siap sebanyak 29 responden (96,7%). Disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kesiapan remaja putri usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan di SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung yang ditunjukkan dengan p-value (0,000) < α (0,05). Kata Kunci : Readiness, Menarche, Health Education PENDAHULUAN Masa remaja adalah merupakan masa peralihan secara fisik, psikis maupun sosial dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sebanyak 237,6 juta jiwa, dan 63,4 juta jiwa diantaranya adalah remaja. Menurut SDKI-R tahun 2007, pengetahuan remaja umur 15-24 tahun tentang kesehatan reproduksi masih rendah. Hanya 29 persen wanita dan 32 persen pria memberi jawaban yang benar bahwa seorang perempuan mempunyai kesempatan besar menjadi hamil pada pertengahan siklus periode haid (BKKBN, 2011). Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami periode menstruasi atau haid dalam perjalanan hidupnya, yaitu pengeluaran darah yang terjadi secara periodik melalui

vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Keluarnya darah tersebut disebabkan karena sel telur tidak dibuahi sehingga terjadi peluruhan lapisan dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah (Mochtar, 1989). Menstruasi adalah tahap pertama pertanda kedewasaan (pubertas) pada anak perempuan, itu salah satu tanda fisik bahwa seorang gadis berubah menjadi seorang wanita. Menstruasi awal sebagai kejadian yang penting dalam kehidupan seorang wanita, tapi hal ini tidak berarti ia telah matang secara seksual dalam memproduksi sel telur yang subur (Gunarsa, 2008). Anak-anak sekarang mengalami tekanan emosional dan sosial lebih dari anak-anak 30 tahun yang lalu (Pery & Potter, 2005). Hal ini diperkirakan terjadi karena pengaruh globalisasi dan videovideo porno yang banyak beredar sehingga mengakibatkan menarche terjadi lebih dini, yaitu pada usia kurang dari atau sama dengan 10 tahun (Manuaba, 2003). Pestein (1987) menunjukkan bahwa anak yang matang atau mengalami menstruasi lebih awal mempunyai rasa cemas, lebih suka marah, sering konflik dengan orang tua, dan mempunyai harga diri yang lebih rendah daripada anak yang masuk pubertas lebih akhir. Data Pestein menyarankan supaya anak-anak yang matang lebih awal membutuhkan lebih banyak bantuan untuk mengerti perubahan pubertasnya (Djiwandono, 2002). Dalam menarche kesiapan sangat penting bagi remaja putri. Kesiapan ini akan menjadikan remaja putri lebih dapat mengontrol emosinya ketika mengalami menarche. Terlebih lagi remaja putri yang siap dengan datangnya menarche akan memperhatikan personal hygienenya. Menurut Nurngaeni (2003) kesiapan dapat dilihat dari beberapa komponen, diantaranya adalah dilihat dari kemampuan (skill) menghadapi menstruasi. Dalam menjaga kebersihan (mengganti pembalut, membersihkan kelamin). Kesiapan juga dilihat dari segi sosial atau kemampuan menyesuaikan diri, subjek sadar dengan harus rajin ibadah, patuh kepada orang tua dan mandiri dan harus hati-hati dalam bergaul. Berbeda dengan remaja putri yang tidak siap dengan menarche yang akan dialaminya akan acuh tak acuh karena merasa jijik dengan menarche yang dialaminya, sehingga mengakibatkan infeksi alat reproduksi. Infeksi ini mempunyai dampak seumur hidup, seperti kemandulan yang konsekuensinya adalah menurunnya kualitas hidup individu yang bersangkutan. Ketidaksiapan tersebut dapat mengakibatkan adanya reaksi negatif yang ditunjukkan oleh remaja putri ketika menghadapi menarche yang ditandai dengan cemas, takut, dan sering mengeluh dengan menstruasinya. Tetapi jika anak

tersebut sudah diberikan penjelasan atau informasi sebelumnya tentang menarche yang akan dialaminya ia akan dapat berpikir positif tentang menarche. Seseorang yang siap menghadapi menarche dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya perolehan informasi yang cukup, reaksi positif dan dukungan orang tua, penjelasan saudara yang sudah menstruasi, informasi sebelum menstruasi, dan sikap sebelum menarche terhadap menstruasi. Cara koping individu terhadap perubahan di masa pubertas bergantung pada beberapa faktor, meliputi pengalaman pada masa kanak-kanak, adanya model peran, kelompok teman sebaya mereka, dan sampai titik tertentu, pemahaman mereka tentang anatomi dan fisiologi. Misalnya, menstruasi pertama dapat menakutkan jika anak perempuan belum pernah mendiskusikan tentang menstruasi, baik dengan ibunya (yang mungkin merasa bahwa hal itu terlalu memalukan untuk dibicarakan) maupun di sekolah karena topik tersebut bukan merupakan bagian dari kurikulum. Padahal menurut para pakar, penting hukumnya untuk membicarakan pubertas pada anak, bahkan sebelum mereka mengalaminya (Henderson, 2005). Salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan remaja dalam menghadapi menarche adalah pemberian pendidikan kesehatan. Memberikan pendidikan kesehatan kepada anak remaja awal sangatlah penting. Upaya ini sangatlah potensial dilakukan karena selama ini masih jarang orang tua memberikan pendidikan seks di usia anak pada awal remaja. Mendidik anak-anak tentang perubahan-perubahan seksual merupakan subyek yang sangat pribadi. Beberapa orang tua memulai hal ini secara dini, yang lainnya menunggu sampai pubertas dan beberapa orang tua membiarkan sekolah mendidik anak atau sesungguhnya, membiarkan anak menemukan sendiri (Lewer, 1996). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di SD N 1 Sucen Kabupaten Temanggung dengan cara wawancara tidak terstruktur kepada 5 siswi, diperoleh 1 orang yang sudah menarche dan 4 orang belum mengalami menarche. Empat orang siswa yang belum menarche mengatakan belum tahu bagaimana itu menstruasi. Mereka mengatakan bagaimana nanti yang harus mereka lakukan jika terjadi menstruasi. Mereka juga tidak mengetahui efek-efek yang nantinya akan timbul saat menstruasi. Sedangkan siswa yang sudah mengalami menarche mengatakan bahwa pada saat menarche dia menangis serta takut untuk mengadu kepada ibunya. Ketika ia melaporkan kepada sang ibu, ibunya hanya mengatakan itu tandanya ia sudah beranjak remaja atau dewasa tanpa penjelasan lain yang berkaitan dengan kematangan reproduksi anaknya. Kelima siswi tersebut

mengatakan mereka belum pernah diajari pelajaran tentang menstruasi di sekolahnya. Siswi yang sudah mengalami menstruasi mengatakan ia sangat kerepotan dengan datangnya menstruasi tersebut. Datangnya menstruasi tersebut ia menjadi merasa jijik dan malas untuk melakukan berbagai macam kegiatan karena merasa tidak nyaman. Ketidak nyamanan tersebut dikarenakan oleh sakit pada perutnya serta takut jika tembus, sehingga kemanakemana harus membawa pembalut. Kesiapan dalam Menghadapi Menarche Kesiapan menurut kamus psikologi adalah Tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktikkkan sesuatu (Chaplin, 2011). Menurut Yusuf (2002) ada tiga aspek mengenai kesiapan, yaitu : 1. Aspek Pemahaman, yaitu kondisi dimana seseorang mengerti dan mengetahui kejadian yang dialaminya bisa dijadikan sebagai salah satu jaminan bahwa dia akan merasa siap menghadapi hal-hal yang terjadi. 2. Aspek Penghayatan, yaitu sebuah kondisi psikologis dimana seseorang siap secara alami bahwa segala hal yang terjadi secara alami akan menimpa hampir semua orang adalah sesuatu yang wajar, normal, dan tidak perlu dikhawatirkan. 3. Aspek Kesediaan, yaitu suatu kondisi psikologis dimana seseorang sanggup atau rela untuk berbuat sesuatu sehingga dapat mengalami secara langsung segala hal yang seharusnya dialami sebagai salah satu proses kehidupan. Menurut Hurlock (2004) seseorang yang telah siap untuk menerima sesuatu dari luar mempunyai tanda-tanda sebagai berikut: a. Mempunyai keyakinan akan kemampuan untuk menghadapi kehidupan. b. Menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia sederajat dengan orang lain. c. Individu tidak merasa malu. d. Berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya. e. Individu lebih suka mengikuti standarnya sendiri daripada bersikap nyaman terhadap tekanan sosial. f. Tidak menyalahkan diri sendiri atas keterbatasan yang dimilikinya atau mengingkari kelebihannya. g. Individu yang menerima dirinya tidak menyangkal impuls dan emosi atau merasa bersalah atas impulas tersebut. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perbedaan tingkat kesiapan menarche pada remaja putri usia

10-12 tahun di SD N 1 Sucen Kabupaten Temanggung sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode pra aksperimen dengan one group pretestposttest design. Sampel pada penelitian ini yaitu 30 responden dengan karakteristik usia 10-12 tahun yang belum mengalami menarche dan dipilih menggunakan tekhnik total sampling. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Berikut akan disajikan hasil penelitian perbedaan tingkat kesiapan menarche pada remaja putri usia 10-12 tahun di SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. 1. Kesiapan Remaja Putri Usia 10-12 Tahun dalam Menghadapi Menarche Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan. Tabel 5.1 Frekuensi Distribusi Berdasarkan Kesiapan Remaja Putri Usia 10-12 Tahun Sebelum Diberikan Pendidikan Kesehatan di SDN 1 Sucen Kesiapan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche Tidak Siap Siap Kec. Gemawang Kab. Temanggung, 2014 Frekuensi 20 10 Persentase (%) 66,7 33,3 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa kesiapan remaja putri usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche di SDN 1 Sucen Kec. Gemawang Kab. Temanggung sebelum diberikan pendidikan kesehatan, sebagian besar dalam kategori tidak siap, yaitu sejumlah 20 siswi (66,7%). Kesiapan disini diartikan sebagai suatu keadaan remaja putri untuk mempersiapkan dirinya dalam menghadapi datangnya menarche, baik secara fisik, psikologis, maupun spiritual. Para remaja putri yang belum mengalami menarche sebaiknya selalu berpikiran baik terhadap datangnya menarche yang merupakan siklus alamiah dan normal sebagai seorang wanita. Menurut Santrock (2003) menarche merupakan indeks kedewasaan bagi seorang wanita. Masing-masing responden menanggapi datangnya menarche berbeda-beda, ada yang

menanggapinya dengan tanggapan yang positif dan ada juga yang menanggapi dengan tanggapan yang negatif. Menurut Henderson (2005) cara koping individu terhadap perubahan di masa pubertas bergantung pada beberapa faktor, meliputi pengalaman pada masa kanak-kanak, adanya model peran, kelompok teman sebaya mereka, dan sampai titik tertentu, pemahaman mereka tentang anatomi dan fisiologi. Misalnya, menstruasi pertama dapat menakutkan jika anak perempuan belum pernah mendiskusikan tentang menstruasi, baik dengan ibunya (yang mungkin merasa bahwa hal itu terlalu memalukan untuk dibicarakan) maupun di sekolah, karena topik tersebut bukan merupakan bagian dari kurikulum. Ketidaksiapan pada responden dikarenakan responden belum diberi penjelasan atau informasi tentang menstruasi khususnya baik di forum formal maupun informal. Hal ini ditunjukkan dimana responden masih bertanya-tanya tentang pernyataan yang ada dalam kuesioner saat pretest. Setelah kuesioner dikumpulkan kepada peneliti, kemudian peneliti mencoba menggali apa yang diketahui responden tentang menstruasi dan hanya lima orang responden yang menjawab pengertian menstruasi akan tetapi belum tepat dan mereka masih tampak malu-malu untuk menjawabnya dikarenakan anggapan mereka yang menganggap menstruasi adalah hal yang memalukan dan mengakibatkan mereka tidak percaya diri. Perempuan yang tidak siap menghadapi menarche mengindikasikan perasaan yang negatif terhadap menstruasi daripada mereka yang lebih siap menghadapi dimulainya siklus menstruasi (Santrock, 2003). Oleh karena itu saat usia 10-13 tahun ketika mulai terlihat perkembangan karakteristik seks sekunder perlu diberi informasi tentang perubahan tubuh untuk mengurangi rasa takut. Informasi ini diberikan kepada remaja, sebelum terjadi perkembangan pubertas (Hamid, 2008). Ketika peneliti menanyakan apa yang dimaksud dengan menstruasi mereka menjawab menstruasi adalah darah yang keluar dari janin. Sedangkan menurut Proverawati (2009), bahwa menstruasi adalah

perdarahan periodik dan siklik dari uterus disertai pengelupasan (deskuamasi) endometrium. Banyak responden yang termasuk dalam kategori tidak siap sebelum diberikan pendidikan kesehatan dapat dilihat pada hasil kuesioner saat pretest. Sebanyak enam responden yang menjawab tidak pada pernyataan rasa percaya diri saya akan hilang saat menstruasi datang. Sebanyak 23 responden menjawab tidak pada pernyataan saya akan menanyakan tentang menstruasi kepada ibu saya. Menurut Wong (2008) anak yang mendekati pubertas perlu memahami dan mengetahui proses maturasi sehingga akan menyebabkan kesiapan dalam menghadapi perubahan saat masuk masa pubertas. Sebanyak 13 orang menjawab ya pada pernyataan saya takut menghadapi menstruasi. Responden yang sudah siap tentunya tidak merasa takut jika mengalami menstruasi. Menurut Suryani (2010) usia 10-12 tahun akan mengalami perubahan secara paksaan bentuk seksualitas yang belum mencapai taraf kematangan (masak-dini). Tingkat maturasi yang belum mencapai kematangan menyebabkan anak belum bisa merubah anggapan negatifnya tentang menstruasi. Kemudian sebanyak lima belas responden yang menjawab ya pada pernyataan saya menganggap menstruasi adalah hal yang memalukan. Sedangkan salah satu tanda-tanda kesiapan menurut Hurlock (2004) adalah individu tidak merasa malu. Mereka merasa malu karena menarche merupakan hal yang baru yang harus mereka rasakan dan teman-teman mereka juga belum mengalami menarche. Informasi yang tidak cukup membuat mereka tidak mengetahui bahwa menarche akan datang diusia mereka. Hal ini yang membuat mereka tidak memiliki persiapan yang matang dalam menghadapi perubahan-perubahan ini. Banyak faktor yang menyebabkan responden tidak siap yaitu diantaranya adalah tingkat kematangan anak, dimana semakin muda usia gadis maka semakin ia belum siap menerima peristiwa haid (Suryani, 2010). Dukungan dari keluarga juga berperan penting untuk mengikis rasa malu dan rasa tidak percaya diri yang mulai timbul. Mereka merasa

keluarga saja tidak membantu mereka mengenal perubahan saat menginjak usia remaja sehingga mereka beranggapan hal tersebut bukan hal yang wajar di usia mereka. Menurut Suryani (2010) hal lain yang dapat mempengaruhi kesiapan responden adalah adanya informasi yang salah kemudian responden mengembangkan menjadi satu reaksi fantasi yang tidak riil, maka proses menstruasi itu kemudian dikaitkan dengan bahaya-bahaya tertentu. Juga dihubungkan dengan kotoran dan hal-hal yang menjijikkan. Hal ini dapat dilihat ada 27 orang dari responden yang menganggap menstruasi adalah hal yang kotor. 2. Kesiapan Remaja Putri Usia 10-12 Tahun dalam Menghadapi Menarche Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kesiapan Remaja Putri Usia 10-12 Tahun Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan di SDN 1 Sucen, Kec. Gemawang Kab. Temanggung, 2014 Kesiapan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche Tidak Siap Siap Frekuensi % 1 29 3,3 96,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan Tabel 5.3, dapat diketahui bahwa sesudah diberikan pendidikan kesehatan, remaja putri usia 10-12 tahun di SDN 1 Sucen Kec. Gemawang Kab. Temanggung, sebagian besar dalam kategori siap dalam menghadapi menarche, yaitu sejumlah 29 siswi (96,7%). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sudarma (2008) bahwa pendidikan kesehatan memiliki peranan penting dalam mendukung angka partisipasi kesehatan masyarakat dalam mendukung akselerasi kualitas kesehatan masyarakat. Secara umum pendidikan kesehatan bertujuan untuk perubahan perilaku individu dan budaya masyarakat sehingga mampu menunjukkan perilaku dan budaya yang sehat. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang menjadi tidak siap dalam menghadapi menarche. Responden yang belum siap tersebut dikarenakan belum

mempunyai pengalaman dengan menstruasi, dan dia juga merupakan anak pertama sehingga belum ada kakak yang bisa dimintai penjelasan tentang menstruasi yang nanti akan dialaminya. Sehingga menjadikan menstruasi sebagai tugas baru yang tidak menyenangkan. Ia menganggap menstruasi sebagai penghambat aktivitasnya karena merasa dibatasi kebebasannya. Menurut Suryani (2010) sering muncul pula anggapan yang keliru yaitu anggapan yang sesuai dengan teori cloaca yang menyatakan segala sesuatu yang keluar dari rongga tubuh itu adalah kotor, najis, menjijikkan serta merupakan tanda noda dan tidak suci. Atas dasar pandangan yang keliru ini timbul kemudian rasa malu, rasa diri tidak bersih atau tidak suci, merasa diri kotor bernoda, dan diliputi emosi-emosi negatif lainnya. Sedangkan sebagian besar dari responden termasuk dalam kategori siap karena setelah diberikan pendidikan kesehatan mereka akan menambah wawasan mereka dan sedikit pengalaman mereka tentang menstruasi. Mereka memiliki banyak pemahaman tentang hal-hal yang berkaita dengan menstruasi seperti hal apa saja yang sebaiknya dilakukan atau dipersiapkan menjelang menstruasi. Dengan informasi yang sudah didapat ini jika mereka mengalami menstruasi tiba-tiba mereka tidak akan terkejut dan tidak merasa bingung akan hal-hal apa saja yang seharusnya dilakukan. Dilihat dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan dapat merubah anggapan negatif responden tentang menstruasi menjadi anggapan yang positif. 3. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kesiapan menarche pada remaja putri usia 10-12 tahun di SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan. Untuk menguji perbedaan ini digunakan uji wilcoxon. Hasil analisis kemaknaan dengan uji wilcoxon disajikan berikut ini. Tabel 5.3 Perbedaan Tingkat Kesiapan Menarche Sebelum dan Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan pada Remaja Putri Usia 10-12 Tahun di SD N 1 Sucen Kec.

Variabel Tingkat Kesiapan Remaja Putri dalam Menghadapi Menarche Gemawang Temanggung, 2014 Perlakuan Sebelum Setelah N 10 10 Z Kab. p- value -4,359 0,000 Berdasarkan Tabel 5.3, dapat diketahui bahwa dari uji Wilcoxon diperoleh nilai Z hitung sebesar -4,359 dengan p-value 0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 < α (0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kesiapan remaja putri dalam menghadpai menarche sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan di SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung. Hasil yang sama juga didapat pada penelitian yang dilakukan oleh Widiawati (2010) yang berjudul Pengaruh Penyebaran Informasi Terhadap Sikap dan Perilaku Pegawai, yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh antara penyebaran informasi dengan sikap dan perilaku pegawai. Selain itu didukung oleh penelitian Anggraini (2009) yang berjudul Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Menstruasi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Kecemasan Menghadapi Menarche Pada Siswi Kelas IV dan V SD Negeri Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta, dengan hasil terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang menstruasi terhadap tingkat pengetahuan menstruasi dan kecemasan menghadapi menarche pada siswi kelas IV dan V SD Negeri Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta. Responden yang mengalami ketidaksiapan sebanyak 1 responden (3,3%) setelah diberikan pendidikan kesehatan masih termasuk kedalam kategori tidak siap dikarenakan responden belum mempunyai banyak pengalaman seperti keluarga/orang terdekat yang sudah mengalami menstruasi. Sehingga responden masih merasakan ketakutan dan malu. Perubahan tingkat kesiapan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan. Dimana tujuan pendidikan kesehatan adalah terjadinya perubahan sikap dan tingkah laku individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat dalam

membina serta memelihara perilaku hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal (Nursalam, 2008). Pemberian pendidikan kesehatan yang diberikan kepada responden adalah sarana dalam pemberian informasi kepada individu atau kelompok tentang hal-hal yang belum diketahui oleh responden. Hal ini dapat memberi pemahaman yang lebih detail dan rinci terkait dengan menstruasi. Setelah responden banyak mengetahui tentang informasi yang mereka tidak tahu sebelumnya maka responden akan terlihat lebih siap jika akan mengalami suatu hal yang baru yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya. Menurut Suryani (2010) pengetahuan tentang kesehatan yang dimiliki seseorang amat penting peranannya dalam menentukan nilai kesehatan terhadapnya. Dengan berbagai informasi kesehatan akan menambah luas pengetahuan dan pemahamannya tentang kesehatan. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat kesiapan remaja putri SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung usia 10-12 tahun sebagian besar dalam menghadapi menarche sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu sebanyak 20 responden (66,7%) dalam kategori tidak siap. 2. Tingkat kesiapan remaja putri SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung usia 10-12 tahun sebagian besar dalam menghadapi menarche setelah diberikan pendidikan kesehatan yaitu 29 responden (96,7%) dalam kategori siap. 3. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat kesiapan remaja putri usia 10-12 tahun dalam menghadapi menarche sebelum ddan setelah diberikan pendidikan kesehatan di SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung yang ditunjukkan dengan nilai p-value 0,000 < α (0,05). B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tersebut, maka saran yang dapat penulis berikan, antara lain :

1. Bagi siswi SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung Diharapkan peran aktif siswi untuk meningkatkan pemahaman tentang menarche dalam upaya mengatasi kesiapan menghadapi menarche dengan cara menambah informasi tentang menarche melalui media elektronik seperti internet dan tidak malu untuk bertanya kepada keluarga yang sudah mengalami menarche atau menstruasi. 2. Bagi Praktik Keperawatan Praktik keperawatan agar dapat memberikan pendidikan kesehatan secara berkala untuk membantu mengatasi ketidaksiapan dalam menghadapi menarche. 3. Bagi SD N 1 Sucen Kecamatan Gemawang Temanggung Kabupaten Diharapkan melakukan kerjasama dengan petugas kesehatan dalam pemberian pendidikan kesehatan di sekolah. 4. Bagi Masyarakat Diharapkan peran serta orangtua dan keluarga dalam memberikan informasi yang dibutuhkan sesuai dengan usia anak. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, T. & Wahyuni, A. 2009. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Menstruasi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Kecemasan Menghadapi Menstruasi dan Kecemasan Menghadapi Menarche pada Siswi Kelas IV dan V SD Negeri Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran UMY. BKKBN. 2011. Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 THN : Ada Apa dengan Remaja?). Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. www.bkkbn.go.id. Diakses tanggal 20 Oktober 2013. Chaplin, J.P. 2011. Kamus Lengkap Psikologi. Rajawali Press. Djiwandono & Wuryani, S.E. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Grasindo. Gunarsa, S.D. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Gunung Mulia. Hamid, A.Y.S. 2008. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC. Henderson, C. 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC. Hurlock, E.B. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga. Lewer, H. 1996. Belajar Merawat di Bamgsal Anak = Learning to Care on The Pediatric Ward. Jakarta : EGC. Manuaba, I.B.G. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mochtar, R. 1989. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, edisi 2, Jakarta. Nurngaeni, S. 2003. Kesiapan Remaja Putri Sekolah Dasar Dalam Menghadapi Menarche Dini Studi Kualitatif Pada Siswa SD Islam Al Azhar 14 Semarang Tahun 2002. Semarang : Universitas Dipenegoro.

Nursalam & Efendi, F. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Proverawati, A. & Misaroh, S. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta : Nuha Medika. Santrock, J.W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga. Sudarma, M. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika. Suryani, E. & Widyasih, H. 2010. Psikologi Ibu dan Anak. Yogyakarta : Fitramaya. Widiawati, W. 2010. Pengaruh Penyebaran Informasi Terhadap Perubahan Sikap dan Perilaku Pegawai. Serang : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang. Wong, D.L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Edisi 6, Vol 1. Jakarta : EGC. Yusuf, A. M. 2002. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Ghalia Indonesia.