KEBIJAKAN ALOKASI DAN PELAKSANAAN DAK KESEHATAN TA 2016 DAN PENGALOKASIAN DAK TA 2017

dokumen-dokumen yang mirip
POKOK-POKOK PERUBAHAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN UMUM DANA ALOKASI KHUSUS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEBIJAKAN ALOKASI DAN PENYALURAN DAK TAHUN 2016

KEBIJAKAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2016

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TAHUN ANGGARAN 2018 SOSIALISASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PLANNING DAK JAKARTA, APRIL 2017

BADAN KEUANGAN DAERAH PROVINSIS SUMATERA BARAT PELAPORAN DAN REALISASI DARI DANA TRANSFER TA 2016

Press Briefing. Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (PMK Nomor 50/PMK.07/2017)

EVALUASI KEBIJAKAN PENYALURAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK TAHUN 2016

BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BUKU SAKU: RAPAT KOORDINASI SINKRONISASI DAN HARMONISASI RENCANA KEGIATAN PER BIDANG DAK FISIK TINGKAT PROVINSI

KEBIJAKAN UMUM DAN ALOKASI DAK TA 2014

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

RENCANA DAN KEBIJAKAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAN PENYALURAN DANA ALOKASI KHUSUS FISIK & NONFISIK 2018

KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA TRANSFER KHUSUS TAHUN 2018

KEBIJAKAN DAK FISIK TAHUN 2018

PERHITUNGAN ALOKASI DAN KEBIJAKAN PENYALURAN DAK TA 2014, SERTA ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

KEBIJAKAN UMUM DANA ALOKASI KHUSUS DALAM MENDUKUNG DAK BIDANG KESEHATAN

KEBIJAKAN DAK TAHUN 2018

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN ALOKASI DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2015

Kebijakan Pengalokasian, Penyaluran dan Pelaporan Dana Keistimewaan DIY

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH DAN TRANSFER KE DAERAH

KESIAPAN PENYALURAN TAHAP I DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 2018 PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN 2014

PELAPORAN DATA REALISASI PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN YANG BERSUMBER DARI DANA TRANSFER

Kasubdit Pengembangan Kapasitas Keuangan Daerah, Direktorat Otda Bappenas

TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DI LINGKUNGAN KEMDIKBUD. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH DAN TRANSFER KE DAERAH

2016, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahu

Kebijakan Dana Perimbangan: Evaluasi 2016 dan Pelaksanaan 2017

2016, No Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016 (L

SINERGI PENGELOLAAN APBN YANG LEBIH BERKUALITAS DISAMPAIKAN OLEH DIRJEN ANGGARAN BUDGET DAY 22 NOVEMBER 2017

TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH. Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

2015, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemb

Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam APBN ISBN:

KEBIJAKAN DAK BIDANG KESEHATAN 2010

TATA CARA PENGANGGARAN, PENGALOKASIAN, PENYALURAN, PENGGUNAAN, MONITORING DAN EVALUASI DANA DESA

Catatan : Kebijakan Transfer ke Daerah Dalam rangka RAPBNP Tahun 2011 Kebijakan belanja daerah atau transfer ke daerah dalam APBN 2011

2 PERENCANAAN 3 PENGANGGARAN 4 PROGRES 5 PERMASALAHAN 2

RAPAT KOORDINASI BIRO ANALISA ANGARAN DAN PELAKSANAAN APBN 19 MARET /19/2014 Biro Analisa APBN 1

OUTLINE POKOK-POKOK KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TA Musyawarah Nasional V APEKSI 2016 Kota Jambi, 27 Juli

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGUSULAN KEGIATAN DAK TAHUN 2018 PEMBANGUNAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Negara Republik Indon

2016, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5767); Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PENYALURAN D

KEYNOTE SPEECH Sosialisasi dan Pelatihan Aplikasi e-planning DAK Fisik

KEBIJAKAN PENGELOLAAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

huruf b dan Ayat (7) huruf f Undang-Undang Nomor 14 menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang

-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Laporan Monitoring dan Evaluasi Pembiayaan Daerah Tahun 2014 SILPA yang berasal dari Transfer Bersifat Earmarked (Dana Alokasi Khusus)

Simulasi dan Pelatihan Teknis Penggunaan Aplikasi

KEBIJAKAN PENGANGGARAN DANA PERIMBANGAN DALAM APBD 2017 DAN ARAH PERUBAHANNYA

DANA PERIMBANGAN DAN PINJAMAN DAERAH

KEBIJAKAN BOS TA 2015 DAN MEKANISME PENYALURAN BOS 2015

Setyanta Nugraha Kepala Biro Analisa APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2017

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Pagu dan Realisasi APBN dan Dana Transfer Tahun 2015 dan Alokasi APBN TA 2016 di Provinsi Kalimantan Tengah

PELAKSANAAN e-planning (DISKUSI ONLINE)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Konsep Program Hibah Air Minum Perdesaan Sumber Dana APBN Murni TA 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DANA ALOKASI KHUSUS FISIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.07/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA PENYESUAIAN

2011, No.70 2 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5167); 3. Keputusan Presiden Nomor 56/P Tahun 2010; 4. Peraturan Menteri Ke

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.07/2016 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PER

KEBIJAKAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENAJAMAN RKPD 2018 UNTUK MENDUKUNG PRIORITAS NASIONAL DALAM RKP 2018

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DAK FISIK TA 2019

KEBIJAKAN HIBAH DAERAH

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

PENJELASAN TEKNIS SUBSTANTIF RAKORTEK K/L DENGAN PEMDA DALAM PENYUSUNAN RKP 2018 DAN TATA KELOLA PEMBAHASAN

ARAH KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DALAM RANCANGAN RKP 2017

2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran

POKOK POKOK HASIL PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT PENYELESAIANNYA

2016, No Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Angga

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah

RUMUSAN RAPAT REGIONAL DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016 Yogyakarta, Juni 2015

Dana Alokasi Khusus Bidang Energi Skala Kecil TA. 2017

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN ARAH KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH (SIKD)

PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN

POKOK-POKOK PERUBAHAN DAN KESIAPAN PENYALURAN TAHAP I DANA DESA TAHUN 2018 PROVINSI KEPULAUAN RIAU

SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH

ARAH KEBIJAKAN PENDANAAN PENCAPAIAN SASARAN AIR MINUM

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KONDISI PENGELOLAAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG PENETAPAN ALOKASI DAN PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2006

BUPATI TOJO UNA-UNA. Tempat. SURAT EDARAN Nomor : 900/672/BPKAD TENTANG. Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD Tahun Angggaran 2017

NoMoR so5/ Sui /91. Jakarta, l?-2-1-o16. Yth. 1. Gubernur 2. BupatiA/t/alikota di- Seluruh lndonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan KATA PENGANTAR

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1 KEBIJAKAN ALOKASI DAN PELAKSANAAN DAK KESEHATAN TA 2016 DAN PENGALOKASIAN DAK TA 2017 Hotel Bidakara Jakarta, 5 April 2016 Disampaikan oleh: DIREKTUR DANA PERIMBANGAN DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN

2 OUTLINE KEBIJAKAN ALOKASI DAK TA 2016 RENCANA REALOKASI DAK KESEHATAN TA 2016 PENYALURAN DAN PELAPORAN DAK TA 2016 OPTIMALISASI DAN PENGGUNAAN SISA DAK RENCANA PENGALOKASIAN DAK TA 2017

3 ALOKASI, RENCANA REALOKASI, DAN PENYALURAN DAK TA 2016

4 Kebijakan DAK TA 2016 1. Mendukung implementasi Nawacita: Ketiga: membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI; Kelima: meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; Keenam: meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; Ketujuh: kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor domestik. 2. Mendukung percepatan pembangunan infrastruktur publik daerah; 3. Mendukung pemenuhan anggaran pendidikan (20%) dan kesehatan (5%) dengan tetap menjaga lingkungan hidup dan kehutanan; 4. Mengakomodasi usulan kebutuhan dan prioritas daerah dalam mendukung pencapaian prioritas nasional (Proposal Based); 5. Memperkuat kebijakan afirmasi untuk mempercepat pembangunan daerah perbatasan, tertinggal, dan pesisir/kepulauan; 6. Mempercepat pengalihan anggaran belanja K/L (dekonsentrasi dan tugas pembantuan) yang sudah menjadi urusan daerah ke DAK; 7. Merealokasi dana transfer lainnya (BOS, TPG, TAMSIL, dan P2D2) ke dalam DAK non fisik; 8. Menyesuaikan kewajiban penyediaan dana pendamping DAK sesuai dengan kemampuan fiskal daerah.

5 PERUBAHAN DAK DALAM POSTUR TRANSFER KE DAERAH & DANA DESA 2015 2016 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA I. TRANSFER KE DAERAH I. TRANSFER KE DAERAH A. Dana perimbangan A. Dana perimbangan 1. Dana Bagi Hasil 1. Dana Transfer Umum (General Purpose Grant) 2. Dana Alokasi Umum a. Dana Bagi Hasil 3. Dana Alokasi Khusus b. Dana Alokasi Umum B. Dana Otonomi Khusus 2. Dana Transfer Khusus (Specific Purpose Grant) C. Dana Keistimewaan Yogyakarta a. Dana Alokasi Khusus Fisik D. Dana Transfer Lainnya b. Dana Alokasi Khusus Nonfisik B. Dana Insentif Daerah II. DANA DESA II. DANA DESA C. Dana Otsus dan Dana Keistimewaan DIY

6 DAK FISIK TA 2016 DAK FISIK TA. 2016 DAK REGULER (Prov./Kab./Kota) DAK INFRASTRUKTUR PUBLIK (Kab./Kota) DAK AFIRMASI (Kab./Kota Tertinggal, Perbatasan & Kepulauan) 1. Pendidikan 2. Kesehatan & KB 3. Inf. Perkim, Air Minum & Sanitasi 4. Kedaulatan Pangan 5. Eenergi Skala Kecil 6. Kelautan & Perikanan 7. Sarpras Pemda 8. LH & Kehutanan 9. Transportasi 10. Sarpras Perdagangan & Industri 1. Transportasi 2. Kedaulatan Pangan 3. Perkim, Air Minum dan Sanitasi 4. Kelautan dan Perikanan 1. Air Minum dan Sanitasi 2. Inf. Irigasi 3. Transportasi (Inf. Jalan & Tranportasi Perdesaan)

DAK FISIK BIDANG KESEHATAN DAN KB Sasaran: 1. Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan rujukan serta pelayanan kefarmasian; 2. Meningkatnya sarana dan prasrana pelayanan dan penerangan KB. Ruang Lingkup Kegiatan Subbidang Pelayanan Kesehatan Dasar: a. Pembangunan puskesmas baru/rehabilitasi sedang dan berat bangunan puskesmas/peningkatan dan pengembangan puskesmas; b. Penyediaan alat kesehatan/penunjang di puskesmas; c. Penyediaan puskesmas keliling perairan/roda 4 dan ambulans. Subbidang Pelayanan Kesehatan Rujukan: a. Pembangunan RS baru dan pemenuhan sarana dan prasarana serta peralatan untuk ruang operasi dan ruang intensive; b. Peningkatan tempat tidur kelas III RS; c. Pembangunan/renovasi dan pemenuhan peralatan Unit Transfusi Darah (UTD) di RS dan pembangunan/pengadaan peralatan Bank Darah RS; d. Pemenuhan sarana dan prasarana Instalasi Sterilisasi Sentral RS/IPAL RS/Pengolahan Limbah Padat RS. Subbidang Pelayanan Kefarmasian a. Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan di kabupaten/kota untuk puskesmas; b. Pembangunan baru/rehabilitasi dan/atau pengadaan sarana pendukung instalasi farmasi (IF) di provinsi dan kabupaten/kota. Subbidang Keluarga Berencana a. Pemenuhan sarana dan prasarana pelayanan KB di Klinik KB (pelayanan KB statis) dan pelayanan KB Keliling (pelayanan KB mobile); b. Pemenuhan sarana dan prasarana penyuluhan dan penggerakan KB; c. Pemenuhan dukungan operasional lini lapangan dan distribusi alokon. 7

DAK Non Fisik TA 2016 DAK non fisik dialokasikan untuk mendanai kegiatan yang bersifat non fisik berupa, antara lain: belanja operasional pendidikan dan kesehatan; tunjangan profesi dan tambahan penghasilan guru PNSD; dan peningkatan kualitas pengelolaan DAK di bidang infrastruktur. 1 2 3 4 5 6 7 Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Dialokasikan untuk SD/SDLB, SMP/SMPLB, dan SMA/SMK dan digunakan untuk biaya personalia bagi satuan pendidikan dasar dan kegiatan lain sesuai Juknis Mendikbud. Tunjangan Profesi Guru PNSD Diberikan kepada Guru PNSD yang telah memiliki sertifikat pendidik dan besarannya setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok per bulan selama 12 bulan. Tambahan Penghasilan Guru PNSD Diberikan kepada Guru PNSD yang belum mendapatkan TPG PNSD dan besarannya Rp250.000 per bulan selama 12 bulan. Bantuan Operasional Kesehatan dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOK dan BOKB) Dialokasikan untuk membantu meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan bidang kesehatan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, dan malnutrisi. Dana BOK dialokasikan dalam APBN untuk meningkatkan keikutsertaan KB, melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata. Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi (P2D2) Dialokasikan sebagai insentif kepada provinsi, kabupaten, dan kota daerah percontohan P2D2 berdasarkan hasil verifikasi keluaran sesuai dengan perjanjian pinjaman antara Pemerintah RI dgn Bank Dunia Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (BOP PAUD) Dialokasikan untuk penyelenggara PAUD dan digunakan untuk mendanai kegiatan operasional penyelenggaraan pendidikan sesuai petunjuk teknis Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Ketenagakerjaan (P2UKM dan Naker). Dialokasikan untuk meningkatkan kapasitas koperasi dan UKM dan meningkatkan kualitas Tenaga Kerja melalui pelatihan ketenagakerjaan 8

DAK NON FISIK BIDANG KESEHATAN Kebijakan alokasi DAK Non Fisik secara umum Dialokasikan untuk mendanai kegiatan yang bersifat non fisik berupa, antara lain: belanja operasional pendidikan dan kesehatan; tunjangan profesi dan tambahan penghasilan guru PNSD; dan peningkatan kualitas pengelolaan DAK di bidang infrastruktur. Bantuan Operasional Kesehatan dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOK dan BOKB) Dialokasikan untuk membantu meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan bidang kesehatan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, dan malnutrisi. Dana BOK dialokasikan dalam APBN untuk meningkatkan keikutsertaan KB, melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata. 9

Alokasi (Rp Triliun) PERKEMBANGAN ALOKASI DAK FISIK TA 2003-2016 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Provinsi 0,14-0,02 0,01-0,76 1,35 0,83 1,31 1,33 1,83 1,90 3,90 7,21 Kab/Kota 2,13 2,84 3,99 11,5 17,0 20,4 23,4 20,3 23,9 24,7 29,8 31,1 54,9 78,2 Total 2,27 2,84 4,01 11,5 17,0 21,2 24,8 21,1 25,2 26,1 31,7 33,0 58,8 85,5 10

Postur Dana Alokasi Khusus TA 2015 dan TA 2016 URAIAN 2015 2016 Selisih APBN 2016 - RAPBN APBNP R-APBN APBN Jumlah % Triliun Rupiah Dana Alokasi Khusus (DAK) 161,57 215,26 208,93-6,33-2,94 1. DAK Fisik / DAK* 58,82 91,78 85,45-6,33-6,89 a. DAK Reguler dan Tambahan P3K2 & UD 56,00 57,57 55,09-2,48-4,30 b. DAK Infrastruktur Publik Daerah - 31,39 27,54-3,85-12,27 c. DAK Afirmasi 2,82 2,82 2,82 - - 2. DAK Non Fisik / Dana Transfer Lainnya** 102,75 123,48 123,48 - a. Tunjangan Profesi Guru PNSD 70,25 71,02 71,02 - - b. Bantuan Operasional Sekolah 31,30 43,92 43,92 - - c. Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD 1,10 1,02 1,02 - - d. Dana Proyek Pemerintah Daerah dan Desentralisasi 0,10 0,40 0,40 - - e. Bantuan Operasional Kesehatan dan KB (BOK & BOKB) - 4,57 4,57 - - f. Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD - 2,28 2,28 - - g. Peningkatan Kapasitas Kop., UKM dan Ketenagakerjaan - 0,26 0,26 - - * Terjadi perubahan nomenklatur dimana TA. 2015 disebut sebagai Dana Alokasi Khusus (DAK) sedangkan TA. 2016 menjadi DAK Fisik ** Terjadi perubahan nomenklatur dimana TA. 2015 disebut sebagai Dana Transfer Lainnya dan termasuk Dana Insentif Daerah (DID) sedangkan TA. 2016 menjadi DAK Non Fisik dan tidak termasuk DID 11

PAGU DAK BIDANG KESEHATAN TA 2016 (dalam jutaan rupiah) SUB BIDANG PAGU ALOKASI Pelayanan Dasar 6.460.280,55 Rujukan 4.563.484,24 Farmasi 3.641.996,22 Sarpras Penunjang Kesehatan 1.104.147,00 TOTAL PAGU ALOKASI 15.769.908,00 SUB BIDANG PAGU ALOKASI Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) 2,500,000.00 Akreditasi Rumah Sakit 92,174.61 Akreditasi Puskesmas 109,127.07 Jaminan Persalinan 1,650,000.00 TOTAL PAGU ALOKASI 4,351,301.68

Rencana Perubahan Alokasi DAK Fisik Bidang Kesehatan TA 2016 1. Kelebihan Alokasi Subbidang Farmasi Pada 30 Daerah Direalokasikan Kepada 10 Daerah Untuk Mendanai Pembangunan 10 Rs Pratama Yang Menjadi Prioritas Nasional. Dalam rangka mendukung pembangunan Rumah Sakit Pratama pada 10 daerah kab./kota yang merupakan prioritas nasional, diperlukan dana sebesar Rp318,50 miliar. Sementara itu dalam alokasi DAK TA 2016 untuk Kesehatan sub bidang Farmasi, terdapat beberapa daerah yang mendapatkan alokasi yang lebih besar dari kebutuhannya. Guna mengoptimalkan anggaran DAK dan menjaga keseimbangan alokasi DAK bidang kesehatan TA 2016 dan TA 2017, maka terhadap daerah-daerah (30 daerah) yang alokasi DAK kesehatan subbidang farmasi lebih besar dari kebutuhannya, akan dilakukan pengurangan alokasi, dan hasil pengurangan tsb direalokasi kepada 10 daerah untuk pembangunan 10 RS Pratama (subbidang pelayanan rujukan). 2. Kelebihan pagu alokasi pada subbidang pelayanan dasar, atau subbidang pelayanan rujukan, atau subbidang farmasi, yang terjadi pada 126 daerah, akan direalokasi antar subbidang tanpa merubah total pagu alokasi bidang Kesehatan pada masing-masing daerah. 3. Perubahan alokasi antar subbidang antar daerah dan antar subbidang dalam daerah yang sama tsb akan dituangkan dalam APBNP TA 2016. 13

Penyaluran DAK TA 2016 Penyaluran DAK Fisik Per Bidang 30% Paling cepat Februari Paling lambat 31 Juli Triwulan I Triwulan II 25% Setelah daerah menyampaikan laporan realisasi triwulan I (minimal terserap 75%) 25% Setelah daerah menyampaikan laporan realisasi triwuan II (minimal terserap 75%) Triwulan III Triwulan IV 20% Setelah daerah menyampaikan laporan realisasi triwulan ((I (minimal terserap 90%) Penyaluran DAK Non Fisik per Jenis 25% Bulan pertama setiap triwulan Triwulan II 25% Bulan pertama setiap triwulan 25% Bulan pertama setiap triwulan Triwulan IV 25% Bulan pertama setiap triwulan Triwulan I Triwulan III

SYARAT PENYALURAN DAK FISIK TRIWULAN I Paling cepat pada bulan Februari, setelah Kepala Daerah menyampaikan dokumen: Perda APBD tahun berjalan; Laporan realisasi penyerapan dan capaian output DAK tahun sebelumnya Laporan disampaikan paling lambat minggu ke-3 Maret TRIWULAN II Setelah Kepala Daerah menyampaikan laporan realisasi penyerapan dan capaian output DAK Fisik triwulan I tahun anggaran berjalan Realisasi penyerapan DAK triwulan I minimal 75%. Laporan disampaikan paling lambat minggu ke-2 Juni TRIWULAN III Setelah Kepala Daerah menyampaikan laporan realisasi penyerapan dan capaian output DAK Fisik sd. triwulan II tahun anggaran berjalan. Realisasi penyerapan DAK triwulan II + sisa triwulan I minimal 75%. Laporan disampaikan paling lambat minggu ke-2 September. TRIWULAN IV Setelah Kepala Daerah menyampaikan laporan realisasi penyerapan dan capaian output DAK Fisik sd. triwulan III tahun anggaran berjalan. Realisasi penyerapan DAK triwulan III + sisa triwulan I dan triwulan II minimal 90%. Laporan disampaikan paling lambat 7 hari kerja sebelum akhir Desember. 15 15

Perbedaan Penyaluran DAK Fisik TA 2015 dan TA 2016 TAHUN 2015 TAHUN 2016 1. Penyaluran tidak per bidang (gelondongan dari pagu alokasi per daerah) 2. Penyaluran per triwulan prosentase dari total pagu alokasi DAK per daerah 3. Persyaratan : laporan realisasi tidak harus menunjukkan penyerapan tertentu 1. Penyaluran per bidang 2. Penyaluran per triwulan prosentase dari total pagu alokasi DAK per bidang per daerah 3. Persyaratan : laporan realisasi triwulan I dan triwulan II harus menunjukkan penyerapan dana minimal 75% 4. Laporan yang dipersyaratkan untuk dasar penyaluran hanya laporan realisasi penyerapan dana. 5. Laporan realisasi DAK sebagai syarat penyaluran disampaikan langsung daerah dlm bentuk hardcopy asli 6. Kepala daerah harus menyampaikan surat pernyataan penyediaan Dana Pendamping minimal10% 7. Penyampaian laporan realisasi per triwulan tidak dibatasi waktunya. 4. Laporan yang dipersyaratkan untuk dasar penyaluran mencakup realisasi penyerapan dana dan realisasi capaian output dari kegiatan fisik. 5. Laporan realisasi DAK sebagai syarat penyaluran disampaikan langsung oleh daerah dalam bentuk softcopy melalui system aplikasi dan hardcopy asli. 6. Tidak perlu surat pernyataan dana pendamping 7. Penyampaian laporan realisasi per triwulanan dibatasi waktunya. 16

SYARAT PENYALURAN DAK NON FISIK (BOK DAN BOKB) Pola, Waktu, dan Besaran Penyaluran TW I : 25% paling cepat Januari TW II : 25% paling cepat April Syarat Laporan realisasi TW IV paling lambat minggu ke-3 Januari Laporan realisasi TW I paling lambat minggu ke-3 April TW II : 25% paling cepat Juli TW IV : 25% paling cepat Oktober Laporan realisasi TW II paling lambat minggu ke-3 Juli Laporan realisasi TW III paling lambat minggu ke-3 Oktober 17

18 OPTIMALISASI DAN PENGGUNAAN SISA DAK FISIK Adalah Dana DAK yang sudah tersalurkan ke RKUD namun tidak habis digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran Pagu DAK Output Kegiatan Belum Tercapai Diperhitungkan dalam DAK FisikTahun berikutnya Penyaluran/ Pemindahbukuan RKUN ke RKUD Sisa DAK Dianggarkan pada tahun berikutnya Pelaksanaan Kegiatan di Daerah Tidak Habis sampai dengan TA berakhir Output Kegiatan Telah Tercapai Dapat digabung dengan Sisa DAK Bidang lainnya Membiayai Bidang tertentu yang ditentukan oleh Pemda Menggunakan Juknis TA berjalan

RENCANA PENGALOKASIAN DAK TA 2017 19

BIDANG/SUBBIDANG DAK FISIK SESUAI KEWENANGAN DAERAH 20 NO BIDANG DAK SUBBIDANG DAK ALOKASI 2016 ALOKASI 2017 a. Pendidikan SD/SDLB Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota 1 PENDIDIKAN b. Pendidikan SMP/SMPLB Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota c. Pendidikan SMA Kabupaten/Kota Provinsi d. Pendidikan SMK Kabupaten/Kota Provinsi a. Pelayanan Kesehatan Dasar Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota 2 KESEHATAN dan KELUARGA BERENCANA b. Pelayanan Kesehatan Rujukan c. Pelayanan Kesehatan Kefarmasian a. Provinsi b. Kabupaten/Kota a. Provinsi b. Kabupaten/Kota a. Provinsi b. Kabupaten/Kota a. Provinsi b. Kabupaten/Kota 3 INFRASTRUKTUR PERUMAHAN, PERMUKIMAN, AIR MINUM DAN SANITASI d. Keluarga Berancana Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota a. Infrastruktur Perumahan dan Pemukiman Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota b. Infrastruktur Air Minum Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota c. Infrastruktur Sanitasi Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota 4 KEDAULATAN PANGAN a. Infrastruktur Irigasi b. Pertanian a. Provinsi b. Kabupaten/Kota a. Provinsi b. Kabupaten/Kota a. Provinsi b. Kabupaten/Kota a. Provinsi b. Kabupaten/Kota 5 ENERGI SKALA KECIL - Provinsi Provinsi 6 KELAUTAN DAN PERIKANAN - a. Provinsi b. Kabupaten/Kota a. Provinsi b. Kabupaten/Kota

21 PENGALOKASIAN DAK TA 2017 Kriteria Penilaian Usulan/Proposal DAK Pengusulan Penilaian Pembahasan & Penetapan Alokasi Sesuai Prioritas Nasional Sesuai Menu Kegiatan masing2 Bidang/ Subbidang Usulan Pendanaan yang wajar Koordinasi sinkronisasi kegiatan dengan pemerintah provinsi Penyusunan Rencana Kegiatan oleh SKPD Bappeda/Biro Keuangan/BPKAD (Rekap/Konsolida si Usulan) Penilaian oleh Tim Pusat atas Hasil Verifikasi untuk penentuan daerah penerima Hasil Verifikasi berupa Konsolidasi Usulan, Priroritas Alokasi & Data Teknis Penyampaian ke DPR RI Pembahasan Alokasi DAK Dukungan Data Teknis Penyiapan Proposal oleh SKPD Verifikasi oleh K/L Teknis atas Usulan/Proposal Penetapan Alokasi DAK Penyampaian Proposal oleh Kepala Daerah Verifikasi 1. Kemenkeu oleh K/L 2. Teknis Bappenas atas Usulan/Proposal 3. K/L Teknis

SINKRONISASI KEGIATAN DAK PER BIDANG/SUBBIDANG DALAM PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH RPJP Nasional Pedoman Pedoman Renstra KL RPJM Nasional Pedoman Dijabar kan Diacu Renja - KL RKP Pedoman Pedoman RKA-KL RAPBN Rincian APBN APBN Pemerintah Pusat Diacu Diperhatikan Usulan DAK* RPJP Daerah Pedoman Pedoman RPJM Daerah Renstra SKPD Dijabark an Pedoman RKP Daerah Diacu Renja - SKPD Pedoman Pedoman RAPBD RKA - SKPD APBD Rincian APBD Pemerintah Daerah *Usulan DAK (Proposal Based) sesuai RPJMD dan RKPD yang diselaraskan dengan RPJMN dan RKP Nasional 22

TAHAPAN PENGUSULAN PROPOSAL 1. SKPD menyusun usulan DAK per bidang/subbidang yang mencakup : a. Kondisi fisik sasaran kegiatan; b. Rincian kegiatan, ; c. Target output; d. Lokasi kegiatan. 2. Kegiatan yang diusulkan merupakan bagian rencana kegiatan yang telah tertuang dalam RKPD dan tidak didanai dari belanja murni APBD. 3. Usulan DAK per bidang/subbidang dibahas antara SKPD, Bappeda, dan Biro Keuangan/BPAKD/DPKAD, untuk menentukan prioritas bidang/subbidang, lokus kegiatan, kebutuhan dana, dan sinkronisasi dengan kegiatan yang didanai dari belanja murni APBD. 4. Berdasarkan hasil pembahasan, SKPD menyusun proposal DAK per bidang/subbidang dengan menggunakan template dan aplikasi yang ditentukan (e-proposal). 5. SKPD menyampaikan proposal per bidang/subbidang kepada Bappeda, 6. Bappeda menyusun rekapitulasi proposal seluruh bidang/subbidang. 7. Proposal per bidang/subbidang dan rekapitulasi proposal seluruh bidang ditetapkan oleh kepala daerah. 8. Proposal per bidang/subbidang yang telah ditetapkan kepala daerah disampaikan kepada K/L teknis, dan rekapitulasi proposal seluruh bidang disampaikan kepada DJPK dan Bappenas.

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov 24 Des TIME FRAME TAHAPAN PENGUSULAN, PENILAIAN DAN PEMBAHASAN PROPOSAL DAK Tahapan Kegiatan Proses di Daerah Penyusunan usulan DAK per bidang/sub bidang oleh SKPD Pembahasan usulan di tingkat pemda oleh SKPD dan Bappeda sinkronisasi rencana kegiatan DAK oleh kab/kota dengan kegiatan DAK yang diusulkan oleh provinsi dan/atau kegiatan yang akan didanai dari APBD murni Provinsi Penyusunan rekapitulasi proposal hasil pembahasan oleh Bappeda Penetapan proposal oleh kepala daerah Penyampaian proposal oleh pemda kepada K/L teknis dan Kemenkeu Proses di Pemerintah Pusat Pembahasan Pagu dan alokasi DAK 2017 per jenis dan per bidang/sub bidang DAK per daerah dengan Bappenas dan K/L Penyusunan Pagu DAK 2017 per jenis dan per bidang/sub bidang DAK Verifikasi dan Penilaian Proposal DAK di K/L Penyiapan data tingkat penyerapan tahun sebelumnya dan data pendukung lainnya Pembahasan hasil verifikasi, penilaian proposal DAK & alokasi minimal DAK per bidang/sub bidang Pembicaraan Pendahuluan dengan DPR dalam rangka NK dan RAPBN 2017 Pembahasan & penetapan alokasi DAK per Daerah dengan DPR dalam rapat Panja TKDD Penyusunan Perpres Rincian APBN 2017

Terima Kasih Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Gedung Radius Prawiro, Jalan Dr Wahidin No. 1 Jakarta Pusat 10710 Telp./Fax. 021 3509445 www.djpk.kemenkeu.go.id

TAHAPAN PRA PROPOSAL Perumusan prioritas nasional DAK (roadmap) yang mencakup : Fokus bidang/subbidang dan lingkup DAK Fisik; Prioritas bidang/subbidang dan prioritas lokus; Target output per bidang/subbidang; Kegiatan dan output DAK Fisik didukung dengan output DAK Non Fisik; Target outcome per bidang/subbidang dikaitkan dengan MTEF. Penyusunan template dan system aplikasi serta manual proposal DAK. Penyusunan RPMK mengenai tatacara penyusunan, penyampaian, penilaian, dan penetapan alokasi DAK. Sosialisasi/workshop penyusunan dan penyampaian DAK. Penyusunan pedoman verifikasi dan assesment proposal DAK. FGD dengan K/L, Bappenas, dan DJPK tentang tata cara verifikasi dan assessment proposal DAK 26

TAHAPAN PENGUSULAN PROPOSAL SKPD menyusun usulan DAK per bidang/subbidang yang mencakup : Kondisi fisik sasaran kegiatan; Rincian kegiatan; Target output; Lokasi kegiatan. Kegiatan yang diusulkan merupakan bagian rencana kegiatan yang telah tertuang dalam RKPD, sesuai dengan RPJMD dan tidak didanai dari belanja murni APBD. Usulan DAK per bidang/subbidang dibahas antara SKPD, Bappeda, dan Biro Keuangan/BPAKD/DPKAD, untuk menentukan prioritas bidang/subbidang, lokus kegiatan, kebutuhan dana, dan sinkronisasi dengan kegiatan yang didanai dari belanja murni APBD. Bappeda dan BPKAD/DPKAD kab/kota melakukan sinkronisasi rencana kegiatan DAK yang akan diusulkan oleh kab/kota dengan kegiatan DAK yang diusulkan oleh provinsi dan/atau kegiatan yang akan didanai dari APBD murni Provinsi. Berdasarkan hasil pembahasan, SKPD menyusun proposal DAK per bidang/subbidang dengan menggunakan template dan aplikasi yang ditentukan. SKPD menyampaikan proposal per bidang/subbidang kepada Bappeda. Bappeda menyusun rekapitulasi proposal seluruh bidang/subbidang. Proposal per bidang/subbidang dan rekapitulasi proposal seluruh bidang ditetapkan oleh kepala daerah. Proposal per bidang/subbidang yang telah ditetapkan kepala daerah disampaikan kepada K/L teknis, dan rekapitulasi proposal seluruh bidang disampaikan kepada DJPK dan Bappenas. 27

TAHAPAN PENILAIAN PROPOSAL K/L Teknis melakukan tabulasi dan verifikasi data kebutuhan teknis kegiatan dalam proposal DAK per bidang/subbidang. K/L teknis menyampaikan hasil verifikasi kegiatan per bidang/subbidang DAK kepada DJPK dan Bappenas. Tim Penilai proposal dari K/L teknis, DJPK dan Bappenas melakukan penilaian bidang/subbidang DAK per daerah dengan memperhatikan : Fokus bidang/subbidang dan lingkup DAK Fisik; Target output per bidang/subbidang; Prioritas bidang/subbidang dan prioritas lokus; Sinkronisasi antara RPJMN dan RPJMD; Pagu anggaran DAK per bidang/subbidang; Tingkat penyerapan DAK tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil penilaian proposal DAK, DJPK melakukan triaterial meeting dengan K/L dan Bappenas untuk menentukan daerah penerima DAK per bidang/subbidang. Penentuan daerah penerima DAK yang telah ditetapkan dalam triaterial meeting, dibahas dalam rapat pleno DJPK, K/L Teknis dan Bappenas. DJPK menyusun kebijakan, ruang lingkup, sasaran, dan pagu alokasi DAK per bidang/subbidang dalam NK dan RAPBN. 28

TAHAPAN PEMBAHASAN DAN PENETAPAN ALOKASI DJPK melakukan perhitungan alokasi DAK per bidang/subbidang per daerah. Hasil perhitungan alokasi DAK per bidang/subbidang per daerah dibahas dalam rakor antara DJPK dengan K/L Teknis dan Bappenas. Alokasi DAK per bidang/subbidang per daerah disampaikan ke DPR dalam pembahasan Tingkat I RAPBN. DJPK, bersama Bappenas, dan K/L membahas kebijakan dan alokasi DAK dengan Banggar DPR RI. Apabila berdasarkan hasil pembahasan dengan Banggar, terjadi perubahan pagu anggaran DAK dan/atau pagu anggaran per bidang/subbidang dan perubahan prioritas lokus alokasi DAK, DJPK menyiapkan penghitungan perubahan alokasi. Perhitungan perubahan alokasi dibahas kembali dalam rakor antara DJPK dengan K/L teknis dan Bappenas. Hasil perubahan alokasi yang telah dibahas dengan K/L dan Bappenas disampaikan dan dibahas kembali dengan Banggar DPR RI. Kebijakan alokasi DAK hasil pembahasan dengan Banggar DPR RI dituangkan dalam RUU APBN untuk disampaikan dalam Sidang Paripurna pengesahan RUU APBN, sedangkan rincian alokasi DAK per bidang/subbidang per daerah dilampirkan dalam kesepakatan Panja TKDD. Berdasarkan RUU APBN yang telah disahkan dalam Sidang Paripurna DPR RI, Menteri Keuangan dan Pimpinan Banggar DPR RI menetapkan rincian alokasi DAK per bidang/subbidang per daerah, untuk menjadi lampiran resmi hasil Pembahasan Tingkat I RAPBN dan selanjutnya akan ditetapkan dalam Perpres Rincian APBN. 29