BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan terbagi menjadi dua tipe yaitu pedagang besar dan pedagang kecil.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Namun seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini, masyarakat Indonesia sudah mulai terpengaruh dan mengadaptasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kota Surabaya saat ini banyak dipenuhi dengan bangunan-bangunan

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang ditawarkan oleh pihak pemasar kepada

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB 4 Marketing Mix Strategy

BAB I PENDAHULUAN Sejarah PT Carrefour di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bisnis retail (perdagangan eceran) di Indonesia pada akhirakhir

BAB I PENDAHULUAN. beredar memenuhi pasar, mengakibatkan perusahaan berlomba-lomba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era perkembangan zaman seperti ini telah terjadi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Loyalitas pelanggan merupakan bagian penting bagi suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengandalkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dalam melamar pekerjaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP CITRA TOKO (STUDI PADA KONSUMEN TOSERBA LARIS PURWOREJO)

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN DITINJAU DARI FAKTOR PSIKOGRAFIS KONSUMEN MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA TOKO LISARI POSO. Holmes Rolandy Kapuy *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnisnya menunjukan perkembangan yang cukup pesat, namun tidak

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan keberadaan industri dagang khususnya pada sektor ritel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang lain (Kotler dan Amstrong, 2008:5). Dalam definisi manajerial, banyak

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengusaha baru yang masuk ke bisnis ritel, baik dalam skala kecil

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan pelanggan atau ketidakpuasan UKDW

PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Batasan Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel, bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. ruko (rumah toko) sehingga diseluruh pelosok Surabaya tidak menutup

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

Struktur Dasar Bisnis Ritel

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jumlah ritel di Indonesia tahun sebesar 16% dari toko menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. demikian kegiatan pemasaran harus direncanakan terlebih dahulu sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan, harga,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. buka-tutup, mati-hidup dan terus bergulir tanpa henti dengan berbagai macam

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Info Bisnis, Maret 2007:30 ( 8/10/2009).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada. bab IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

ANALISIS PELAKSANAAN BAURAN ECERAN PADA 3 SECOND CLOTHING BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. para pelaku usaha ritel modern telah memberi warna tersendiri bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan barang dagangan (merchandising), penetapan harga, pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. minimarket Indomaret, Alfamart, dan toko-toko tidak berjejaring lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. adanya pertumbuhan dan kemajuan ekonomi. Seiring dengan majunya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin meningkat dan beragam seiring dengan perkembangan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisnis modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru seperti

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas mengenai teori-teori yang mendukung dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kotler (2009 ; 215) : Eceran (retailing)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bertahan dan memenangkan persaingan di dalam bisnis ritel. bisnis yang melakukan penambahan nilai terhadap produk-produk dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagian besar konsumen Indonesia memiliki karakter unplanned.

BAB I PENDAHULUAN. butik, serta menjamurnya bisnis eceran yang bermunculan di berbagai kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan terbagi menjadi dua tipe yaitu pedagang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan melayani kebutuhan konsumen secara memuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, terjadi pula pergeseran tata kehidupan masyarakat secara menyeluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Amir (2011) kepuasan konsumen didefinisikan sejauh mana manfaat sebuah

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kiat-kiat alternatif (strategi) dalam menyiasati pasar. Salah satu strategi yang dapat

Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini

BAB I PENDAHULUAN. tersaingi atau bahkan tergeser oleh adanya bisnis eceran modern atau biasa disebut

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

BAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. dalam memilih tempat untuk berbelanja, sedangkan bagi perusahaan retail

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mudah, fasilitas, dan pelayanan yang memadai. menjadi ancaman bagi peritel lokal yang sebelumnya sudah menguasai pasar.

I. PENDAHULUAN. Aktivitas bisnis ritel adalah aktivitas dimana produsen menjual produk secara

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

Pengaruh Keragaman Produk dan Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen (Studi Kasus pada Indomaret Bangsalsari Kabupaten Jember Tahun 2012) ARTIKEL

I. PENDAHULUAN. menawarkan produknya kepada konsumen. Pasar ini terdiri dari sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. batik. Batik Indonesia dibuat di banyak daerah di Indonesia dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kuesioner Penelitian. Pengaruh Bauran Eceran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Butik Batik Tasik di Bandung

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan terbagi menjadi dua tipe yaitu pedagang besar dan pedagang kecil. Pedagang besar (Wholeseller) adalah Kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa kepada orang-orang yang membelinya untuk dijual kembali atau untuk penggunaan bisnis (Kotler,Keller,2007:185). Contohnya antara lain: Mitra grosir, Lottemart, Carefour dan tokotoko kelontong yang menjual secara grosir. Pedagang kecil atau Eceran (Retailing) adalah Kegiatan yang tercakup dalam penjualan barang atau jasa langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi dan non-bisnis (Kotler,Keller,2007:164). Contohnya: Alfamart,Indomart dan Peritel lain yang langsung pada end user atau konsumen akhir. Dalam perdagangan besar produk yang dijual beraneka ragam, membutuhkan modal yang cukup besar serta relasi yang cukup banyak. Pedagang besar ini juga biasa disebut dengan perdagangan secara grosir yang tidak menjual barang dagangannya dalam jumlah kecil tapi dihadapkan pada jumlah yang besar atau tidak diecer. Seperti yang kita ketahui Barang dagangan yang biasanya dijual oleh pedagang besar dapat berupa makanan, sembako, pakaian, elektronik, obat-obatan, aksesoris, alat-alat rumah tangga, kain, dan masih banyak lagi. Pedagang besar juga dapat memilih kelompok sasaran berdasarkan ukuran pelanggan (hanya pengecer besar), berdasarkan jenis pelanggan (hanya toko makanan sehari-hari), kebutuhan akan layanan (para pelanggan yang membutuhkan kredit) atau faktor-faktor lainnya (Rodhiah s Blog 09/10/2011). Persaingan dan tantangan bagi pedagang besar adalah bisnis waralaba. Supermarket dan minimarket waralaba banyak menjamur diberbagai kota kecil dan kota-kota besar di Indonesia dari yang menjual secara grosir maupun ritel (eceran), Ketatnya persaingan pedagang besar dan pedagang kecil, pasar tradisional dan pada pasar modern menjadi suatu 1

2 bumerang yang sangat besar pengaruhnya pada kebudayaan ekonomi diberbagai faktor usaha. Apalagi sekarang ini pasar pedagang besar/kecil modern hadir dengan penampilan yang lebih baik, bersih, bentuk bangunannya bagus atau menarik, nyaman, pelayanan yang baik, harga terkendali, buka 24jam non stop, bahkan ada yang menkombinasikannya dengan hiburan dan pusat pembelanjaan fasionable serta foodcourt, dan sederet tawaran menarik lainnya. Hal ini tentu saja menjadi ancaman besar bagi para pedagang besar/kecil tradisional yang penampilannya hanya sebatas bangunan toko yang terbatas ruang gerak usahanya, dan dipasar tradisional yang kita tahu dan kita lihat adalah pasar yang kumuh,becek, bejubel, kotor, harga yang sering dmainkan seenaknya dan lain sebagainya (artikel google: mempertahankan pasar tradisional 2011). Sering kali kebanyakan dari pedagang besar tidak memperhatikan atau sadar akan promosi, tapi sebagian dari pedagang besar memberikan beberapa promosi yang terdiri dari pemberian sample pada produk baru atau inovasi produk baru, potongan harga diberikan pada pembeli yang membeli item produk dalam jumlah yang besar, memberikan tunjangan hari raya (THR) pada pelanggan yang setia menjelang hari Lebaran bagi yang merayakannya. walaupun promosi tersebut terbilang sangat sederhana tapi bagi mereka (pedagang besar) tentunya dapat memberikan keuntungan yang lebih baik bahkan sering kali dapat menambah pelanggan baru dari promosi mouth of mouth pelanggan yang puas akan promosi ini. Pergudangan merupakan hal penting bagi para pedagang besar dalam menyimpan persediaan barang yang beranekaragam, dikarenakan untuk mengurangi resiko kehabisan barang pada saat dibutuhkan karena sering kali pembelian yang dilakukan oleh konsumen adalah pembelian yang tidak direncanakan (impulsive buying) akibat adanya pengaruh bauran pemasaran dari perusahaan (skripsi Anitasari). Menurut (Ma ruf 2005:65), pembelian tidak direncanakan terjadi karena impulsif semata, impulsif karena diingatkan ketika melihat barangnya, impulsif karena timbul kebutuhan (suggestion impulse), dan impulsif yang

3 direncanakan. Keputusan membeli dibuat di toko pada saat melihat-lihat barang/produk yang tersedia. Konsumen yang berbelanja ke pedagang besar selain dari daerah juga biasanya dari luar daerah/kota yang juga berdagang sebagai peritel yang menjual barangnya kembali pada konsumen akhir ( end user ), dan peritel (eceran) berbelanja ke pedagang besar dalam jumlah yang tidak terlalu besar (medium quantity/grosir). Pedagang besar ini juga memiki strategi penjualan yang berbeda-beda. Salah satu strateginya adalah menjual barang dagangannya secara grosir dengan harga yang rendah. Sistem penjualannya tidak hanya dalam skala volume perkarton/perdus saja, namun juga menyediakan penjualannya dengan cara memacahkan jumlah yang besar (grosir) menjadi lebih kecil (semi grosir) dalam skala volume pak/perlusin. Disamping itu pedagang besar harus memiliki modal berjalan setiap harinya untuk berjaga-jaga apabila ada penagihan mendadak dan pembayaran secara tunai oleh pihak produsen/distributor, dan selain dari itu adalah untuk mempermudah transaksi jasa pertukaran uang kembalian antara penjual dan pembeli. Sekarang ini terdapat beberapa urutan outlet penjualan barang dagangan yang dapat diklasifikasikan urutannya dari yang terbesar hingga terkecil seperti : Hypermart, pedagang grosir besar, supermarket, toko besar, pedagang grosir kecil, minimarket, toko kecil, warung dan kaki lima. Apabila kita membuka usaha dari salah satu urutan tersebut, ambilah sebagai contoh pedagang grosir besar (kelontong). Prinsip dari seorang pedagang adalah memanfaatkan secara maksimal seluruh potensi pendapatan yang ada. Ditengah maraknya persaingan bisnis sebagai pedagang besar, toko rawing merupakan toko terbesar dalam katagori pedagang (grosir). Berdasarkan data survey yang telah kami kumpulkan yang termasuk sebagai pedagang besar diantaranya, toko dalam urutan ke 1 : toko akong, ke-2 : toko rawing, ke-3 : toko acong, ke-4 : toko atiw dan ke-5 : toko

4 Hj.deden. Toko rawing termasuk dalam urutan ke-2 pedagang besar dikota cianjur dilihat dari penghargaan yang diberikan suatu perusahaan berupa peringkat platinum. Peringkat toko terbesar didasarkan pada gold, platinum, dan silver. Hal tersebut dapat dilihat dari seberapa banyak toko-toko mengambil pengambilan barang yang dibeli pada perusahaan tertentu. Produk/barang yang ditawarkan oleh toko rawing adalah seperti obat-obatan, mie, rokok, kopi, bumbu penyedap, pealatan mandi, susu kental manis, dan masih banyak lagi jenis kebutuhan lainnya yang beraneka ragam. Toko rawing ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan pesaingnya yaitu harga yang lebih murah dan berbeda-beda ditiap waktunya tergantung kondisi pasarnya sedang ramai atau sepi pengunjung. Dalam usaha perdagangan ini pula yang harus diperhatikan adalah bauran pemasarannya yang terdiri dari jalur tempat/lokasi distribusi (place), harga (price) yang relatif lebih murah dari pada pesaing, keanekaragaman produk (product), promosi (promotion), layanan yang ramah terhadap pelanggan, Karena hal ini dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang mereka konsumsi. Dengan adanya faktor-faktor diatas yang dapat mempengaruhi pedagang besar maka saya melakukan penelitian Pengaruh fungsi pedagang besar terhadap keputusan pembelian konsumen ditoko grosir Rawing. 1.2 Identifikasi Masalah Terdapat beberapa masalah penelitian dari latar belakang diatas yang dapat didefinisikan sebagai berikut : a) Bagaimana tanggapan pelanggan terhadap fungsi pedagang besar yang telah disediakan/dijalankan oleh toko Rawing? b) Bagaimana tanggapan keputusan pembelian konsumen terhadap penjualan ditoko grosir Rawing?

5 c) Bagaimana pengaruh fungsi pedagang besar terhadap keputusan pembelian konsumen ditoko grosir Rawing? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari peneliatian ini antaralain adalah : a) Untuk mengetahui tanggapan pelanggan terhadap fungsi pedagang besar yang disediakan/dijalankan oleh toko rawing. b) Untuk mengetahui tanggapan keputusan pembelian terhadap penjualan ditoko grosir Rawing. c) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fungsi pedagang besar terhadap keputusan pembelian konsumen ditoko grosir Rawing. 1.4 Manfaat Penelitian a) Bagi pihak lain Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan dapat memberikan pengalaman bagi setiap orang yang akan memulai usaha sebagai pedagang besar atau grosir dan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan guna pengembangan usahanya.. b) Bagi peneliti untuk memperluas dan memperkaya pengetahuan tentang atribut pedagang besar yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. c) Bagi perusahaan Memberikan masukan kepada toko rawing untuk meningkatkan kinerja dalam menghadapi persaingan pasar. 1.5 Kerangka Pemikiran Fungsi pedagang besar merupakan suatu sarana penunjang kegiatan pedagang besar dalam melaksanakan kegiatan perdagangan agar dapat mempengaruhi pengambilan

6 keputusan konsumen dan sebagai cara yang efektif dalam berjalannya usaha pedagang besar dalam menghadapi persaingan dan memuaskan pelanggan. Fungsi pedagang besar yang terdiri dari promosi dan penjualan, pembelian dan penyediaan produk yang beranekaragam, memecah-mecah jumlah yang besar, pergudangan, pengangkutan, pembiayaan, penanggung resiko, informasi pasar, jasa manajemen dan konsultasi merupakan indikator penting bagi pedagang besar dalam memajukan dan mengembangkan usaha. Karena pada akhirnya fungsi pedagang besar tersebut diharapkan dapat mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Dalam aktivitas melaksanakan kegiatan fungsi pedagang besar seperti yang dikatakan Philip Kotler, dalam penelitian skripsi ini yang menjadi tempat penelitiannya adalah Toko Grosir Rawing. Fungsi pedagang besar yang disediakan atau dilaksanakan toko rawing ini membawa peranan yang sangat penting dalam menarik minat konsumen agar mau berbelanja di toko rawing tersebut. Peranan fungsi pedagang besar yang dimiliki toko rawing adalah sebagai berikut : a) Penjualan dan Promosi 1) Toko Rawing memberikan sample produk baru kepada pelanggan 2) Toko Rawing memberikan potongan harga pada setiap pembelanjaan dalam jumlah yang besar 3) Toko Rawing memberikan tunjangan hari raya (THR) menjelang lebaran hanya kepada pelanggan yang loyal terhadap toko rawing dan yang merayakannya. b) Pembelian dan Penyediaan Produk yang Beragam Produk yang disediakan toko rawing beraneka ragam sesuai dengan kebutuhan/keinginan pelanggannya. c) Memecah-mecah jumlah yang sangat kecil

7 Penjualan ditoko rawing adalah berskala grosir, namun juga menyediakan penjualan dengan volume berkskala semi grosir (pak dan lusin). d) Pergudangan Toko Rawing memiliki gudang yang cukup besar sehingga stock atau pesediaan barang ditoko rawing banyak dan terkendali, sehingga pelanggan yang membutuhkan barang dapat cepat terpenuhi dan dapat meminimalisasi kekecewaan pelanggan. e) Pengangkutan Toko rawing menyediakan jasa pengiriman barang kepada pelanggan yang ingin diantarkan barangnya. f) Pembiayaan 1) Transaksi ditoko rawing mudah dan lancar 2) Toko rawing menyediakan alat pembayaran lewat cek,giro, dan buku hutang untuk pelanggan g) Penanggung Risiko Toko rawing memberikan jaminan terhadap produk yang rusak/cacat (BS),dan expired h) Informasi Pasar Toko rawing memberikan informasi pasar kepada setiap konsumen yang datang mengenai kenaikan harga, jumlah stock barang,dan barang baru i) Jasa Manajemen dan Konsultasi

8 Toko rawing memberikan masukan/konsultasi/sharing kepada pelanggan atau calon pelanggan yang akan baru mau memulai usaha berdagang tentang bagaimana cara meningkatkan dan menjalankan usaha retail atau usaha grosir. Didalam fungsi pedagangan besar yang dijalankan dan dilaksanakan oleh toko rawing, dinilai mampu untuk mempengaruhi dan dapat memberikan kontribusi terhadap keputusan pembelian konsumen. Disamping itu Toko Rawing mampu bersaing dengan para pesaingnya, hal ini dapat dilihat dari ramainya toko rawing yang setiap harinya dipenuhi pelanggan yang mengantri dan mobil-mobil besar guna mengangkutkan barang belanjaan konsumen dan pengiriman barang dari distributor. Suasana lingkungan dan suasana toko dapat mempengaruhi emosi pelanggan, mempengaruhi perubahan perilaku pelanggan terhadap pembelian dan evaluasi tempat maupun kondisi pasar saat berbelanja ditoko sebelumnya. Keadaan toko dapat membawa suasana hati atau lingkungan yang dapat mempengaruhi pola perilaku keputusan pembelian konsumen. Menurut Leon G. Schiffman & Leslie Lazar Kanuk (2007:5) ada tiga komponen utama dalam keputusan pembelian konsumen, yaitu : 1. Masukan Sumber informasi tentang produk yang bersangkutan dan mempengaruhi produk pilihan konsumen dalam hubungannya dengan nilai, sikap dan perilaku. Terdapat dua fator utama, yaitu : a) Masukan Pemasaran Strategi bauran pemasaran yang spesifik yang terdiri dari produk itu sendiri (termasuk kemasan, ukuran, dan garansi), iklan media massa, pemasaran langsung, penjualan pribadi dan upaya promosi lainnya, kebijakan harga, pemilihan saluran distribusi untuk memindahkan produk dari pabrik ke konsumen.

9 b) Masukan Sosiokultural Komentar teman, pendahuluan dalam surat kabar, pemakaian oleh anggota keluarga, artikel dalam laporan konsumen atau pandangan dari konsumen yang berpengalaman yang berpartisipasi dalam diskusi melalui internet. 2. Proses Tindakan pengembalian keputusan terdiri dari 3 tahapan yaitu : a) Pengenalan masalah Sering terjadi ketika konsumen berhadapan langsung dengan sebuah masalah (problem). b) Pencarian sebelum pembelian Konsumen selalu berusaha mengingat pengalamannya dan pengetahuannya terdahulu sebelum mencari sumber informasi dari luar. Pengalaman dimasa lalu dapat dijadikan sebagai sumber informasi pribadi, semakin baik pengalaman tersebut maka semakin sedikit informasi dari luar yang dibutuhkan konsumen untuk membuat keputusan. Banyak keputusan pembelian konsumen yang didasarkan pada kombinasi dari pengalaman dimasa lalu, pemasaran dan informasi non-komersial. c) Evaluasi alternatif Konsumen mencoba memakai dua jenis informasi, yaitu: 1) Sebuah daftar (list) dari merk atau model dari apa yang konsumen rencanakan untuk membuat pilihan (kumpulan pertimbangan). 2) Kriteria apa yang akan konsumen gunakan untuk evaluasi setiap merk atau model. 3. Hasil

10 Hasil yang diperoleh dari proses keputusan pembelian konsumen memperhatikan dua hal yang berhubungan dengan perilaku setelah keputusan, yaitu : a) Perilaku Pembelian Konsumen melakukan tiga macam, yaitu : 1) Perilaku Pembelian Konsumen membeli sebuah produk atau merk untuk pertama kalinya dan dengan jumlah yang lebih sedikit daripada biasanya. 2) Pembelian Berulang Berdasarkan hasil percobaan ternyata produk tersebut lebih memuaskan daripada merk lainnya maka konsumen akan melakukan pembelian berulang. 3) Pembelian dengan komitmen jangka panjang Dalam kasus yang berhubungan dengan benda tahan lama, konsumen selalu bergerak langsung dari tahap evaluasi ke komitmen jangka panjang setelah pembelian, tanpa kesempatan untuk mencoba langsung. b) Evaluasi Pasca Pembelian Ada tiga hasil yang mungkin terjadi dari evaluasi tersebut : 1) Kinerja yang sebenarnya sesuai dengan harapan, menghasilkan perasaan yang netral. 2) Kinerja dibawah harapan, dikarenakan dengan apa yang dikenal sebagai diskonfirmasi harapan negatif yang menghasilkan ketidakpuasan. Ada empat pandangan yang mendasari pengambilan keputusan oleh konsumen yaitu : 1) Pandangan Ekonomi, dipengaruhi oleh harga suatu produk dan tingkat ekonomi konsumen.

11 2) Pandangan Pasif, dipengaruhi oleh kegunaan produk dimana konsumen bersikap pasif. 3) Pandangan Kognitif, dipengaruhi oleh informasi yang didapat atau dicari oleh konsumen mengenai produk tersebut. 4) Pandangan Emosional, dipengaruhi oleh emosi dari konsumen, suka atau tidaknya konsumen tersebut pada produk atau brand dari perusahaan yang menjual produk tersebut. 1.6 Lokasi penelitian Lokasi penilitian ini adalah Toko Rawing (orang tua saya (septiyanih)) yang bertempatkan di Ruko jalan Barisan banteng, pasar baru No.71, Cianjur. Metode yang digunakan untuk penelitian adalah dengan menyebarkan kuesioner kepada responden setiap pelanggan yang berbelanja dan berkunjung ke toko rawing.