BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan harga saham di Indonesia relatif mengalami fluktuasi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 60 saham terbesar di pasar regular. 2) selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Gumanti, 2011:9) Investasi adalah penggunaan modal

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dari 45 saham dengan likuiditas (liquid) tinggi yang diseleksi melalui beberapa

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

PENILAIAN SAHAM. Nilai nominal Nilai nominal adalah nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum. Nilai yang tercantum dalam lembar saham.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Priatinah dan Kusuma (2012) Pasar modal merupakan tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya suatu perusahaan tergantung pada kinerja keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. cara, salah satunya dengan melihat perkembangan perdagangan sekuritas

BAB I PENDAHULUAN. industri ini akan memiliki prospek yang baik. Dengan pertimbangan ini, saham di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dan menawarkan sahamnya di masyarakat/publik (go public). Perusahan

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian ini sebagai faktor internal perusahaan yaitu Return on Asset (ROA), Debt

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal. sebagai pemilik modal (investor) kepada perusahaan yang listed di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan dari kenaikan harga saham atau pembayaran sejumlah dividen oleh

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. maju (developed countries) yang dikenal sebagai emerging market (Morgan Stanley,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

I. PENDAHULUAN. Istilah penawaran umum atau sering juga disebut dengan go public semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. emiten dan tempat terjadinya kegiatan investasi. Secara konsep, investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin bertahan dan lebih maju perlu mengembangkan strategi

BAB 1 PENDAHULUAN. standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan. menentukan struktur dan strategi keuangannya.

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

Dasar-Dasar. Proses Valuasi. Top-down Analysis: 3 Pokok Analisis. 1. Perekonomian. Fiscal Policy. (Kebijakan Fiskal)

tingkat laba bersih sebelum bunga atau pajak.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. (Common stock) merupakan salah satu jenis efek yang banyak diperdagangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa mendatang. Para investor dapat membeli saham, obligasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank merupakan jantung perekonomian di suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap munculnya peluang peluang diberbagai bidang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pada era sekarang ini para pemilik modal dapat memilih berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kegiatan menggunakan dana (fungsi investasi) dan kegiatan mencari sumber

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar keuangan terbagi menjadi dua jenis segmen pasar yang berbeda yaitu pasar uang dan pasar modal dimana pasar uang merupakan pasar untuk efek utang jangka pendek yang sangat likuid sedangkan pasar modal merupakan pasar untuk utang jangka menengah dan jangka panjang (Brigham dan Houston, 2013). Pasar modal merupakan salah satu sarana investasi baik itu berupa investasi dalam negeri maupun investasi dalam bentuk portfolio investment yang masuk dari Investor luar negeri. Saat ini, batas-batas negara seakan menjadi tidak ada (Friedman, 2006) dan kebijakan liberalisasi pasar yang dilakukan negara negara telah memperlancar meningkatnya aliran keuangan dunia. Kondisi tersebut terjadi pula pada pasar modal Indonesia, dengan kategori negara berkembang (emerging markets) menjadi tujuan investasi bagi investor negara maju (developed markets) karena memiliki risiko yang lebih tinggi namun juga memberikan premi yang lebih tinggi pula atau risk premium dibandingkan negara maju (Salomons dan Grootveld, 2003). Dalam melakukan investasinya, investor akan sangat mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi sehingga beberapa hal yang menjadi pertimbangan diantaranya risiko negara (country risk), risiko sektor industri dan risiko perusahaan akan terus dipantau agar investasi yang dilakukan tetap terjaga baik dari sisi risikonya maupun dari sisi tingkat return yang diharapkan. Setiap investasi memiliki tujuan untuk mendapatkan tingkat pengembalian (return) yang akan diterima di masa depan. Investasi pada saham walaupun dianggap memiliki return yang tinggi namun juga memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis investasi lainnya seperti obligasi dan sertifikat deposito. Investor saham pada akhirnya akan memperkirakan berapa tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dan deviasi dari investasi yang dilakukan karena semakin tinggi risiko investasi maka semakin tinggi pula return yang diharapkan investor. Calon investor dan analis pasar modal dengan memperkirakan nilai saham sebuah perusahaan (firm value), mereka akan melakukan investasinya ketika mereka percaya bahwa saham perusahaan tersebut undervalued dan percaya bahwa nilai sebenarnya dari harga saham tersebut seharusnya lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasar saat ini. Kebalikan dari hal tersebut mereka akan melakukan penjualan ketika menilai saham yang dimilikinya overvalued (Gitman, 2005). Dalam mengantisipasi risiko dan menjaga tingkat pengembalian yang diharapkan, investor harus terus memantau kinerja perusahaan dimana investor menanamkan investasinya. Upaya analisis saham berangkat dari dua dasar analisis yaitu secara eksternal dan secara internal, secara 1

eksternal seorang investor perlu melakukan analisis kondisi perekonomian dan politik suatu negara tempat bursa efek dari perusahaan tersebut dicatatkan. Kondisi perekonomian suatu negara yang kondusif yang tercermin pada kondisi variable makro diantaranya tingkat pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB), tingkat kurs mata uang, tingkat suku bunga, tingkat Indeks Kepercayaan Konsumen dan tingkat inflasi akan mendukung kinerja indeks harga saham gabungan. Sektor perbankan juga merupakan salah satu sektor yang sangat rentan terhadap perubahan perekonomian dimana kondisi inflasi yang meningkat dan perlambatan ekonomi akan mengakibatkan bank sentral harus menstabilkan tingkat inflasi dengan meningkatkan suku bunga acuan atau untuk Indonesia lebih dikenal dengan istilah Bank Indonesia Rate (BI rate). Perlambatan ekonomi tersebut secara perlahan akan memperlambat pertumbuhan kredit perbankan sedangkan peningkatan suku bunga acuan tersebut akan berdampak perbankan untuk menyesuaikan suku bunga simpanannya sehingga akan meningkatkan pula biaya dana (cost of fund) secara keseluruhan. Imbas dari perlambatan pertumbuhan kredit dan meningkatnya biaya dana untuk jangka panjang dapat menurunkan laba bersih perbankan jika sektor perbankan tidak dapat menjaga kualitas kredit dan efisiensi biaya operasionalnya dengan meningkatkan value kepada nasabahnya atau membentuk comparable value at a lower cost (Porter, 2006) yang pada akhirnya dapat menurunkan rasio profitabilitas dan valuasi perbankan secara keseluruhan. Salah satu upaya untuk menganalisa secara internal yaitu menghitung return yang tinggi dan tingkat risikonya dengan melakukan analisis fundamental. Pada analisis fundamental dilakukan analisis historikal atas kinerja keuangan yang akan mencerminkan kinerja perusahaan baik dari sisi operasional dan efektifitasnya dalam rangka mencapai tingkat pertumbuhan aset dan laba yang ditargetkan. Rasio yang digunakan untuk menganalisis kinerja suatu perusahaan terbagi menjadi beberapa jenis yaitu diantaranya : rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leveraging dan rasio valuasi. Rasio profitabilitas adalah salah satu kunci informasi yang harus dianalisa ketika investor akan mempertimbangkan untuk melakukan investasi pada satu perusahaan, hal tersebut dikarenakan pendapatan yang tinggi tetap tidak langsung dapat dinikmati oleh investor dalam bentuk dividen namun harus melalui suatu proses termasuk pengurangan dari beban atau biaya. Secara umum pendapatan yang tinggi menunjukkan kinerja yang baik, namun perlu juga dibandingkan dengan rata rata perusahaan sejenis atau kompetitornya. Rasio profitabilitas yang akan dibahas lebih lanjut pada tesis ini yaitu meliputi Return On Assets (ROA) dan juga Return On Equity (ROE). 2

Ukuran Return On Assets (ROA) dipilih karena menunjukkan kemampuan return perusahaan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya sedangkan Return On Equity (ROE) mengukur tingkat return yang diperoleh pemilik perusahaan atas ekuitas yang disertakannya pada perusahaan. Rasio valuasi (nilai pasar) lebih sering digunakan untuk menunjukkan atraktif atau tidaknya suatu saham, dengan ide dasar yaitu dengan menggunakan rasio tersebut investor dapat membandingkan mahal atau murahnya harga saham. Semakin murahnya harga saham suatu perusahaan maka semakin menarik pula bagi investor untuk berinvestasi pada saham tersebut. Rasio valuasi yang akan dibahas lebih lanjut pada tesis ini yaitu meliputi Price To Earning (PER) dan juga Price To Book Value (PBV). Price To Earnings Ratio (PER) menunjukkan harga pasar persaham dibagi laba bersih persaham selama setahun. Bahwa pasar bersedia membayar untuk harga saham tertentu untuk laba yang diperoleh perusahaan, artinya semakin tinggi Price To Earnings Ratio (PER) maka pasar telah bereaksi dalam menilai harga saham yang pantas atas laba yang diperoleh. Namun pada level tertentu, tingginya Price To Earnings Ratio (PER) juga dapat menunjukkan suatu saham bisa jadi telah overpriced. Price To Book Value (PBV) merupakan rasio yang membandingkan harga saham perusahaan dengan nilai buku perusahaan tersebut dimana nilai buku merupakan ekuitas dibagi rata-rata jumlah saham yang beredar. Perbedaan antara Price To Earnings Ratio (PER) dan Price To Book Value (PBV) yaitu jika Price To Earning Ratio (PER) berfokus pada laba bersih yang dihasilkan sedangkan Price To Book Value (PBV) fokusnya pada nilai ekuitas suatu perusahaan. Semakin tinggi Price To Book Value (PBV)-nya maka semakin mahal harga sahamnya. Tujuan dari analisis rasio tersebut pada akhirnya akan memperkirakan harga saham di masa depan dengan memperhitungkan nilai-nilai fundamental yang akan mempengaruhi perubahan harga saham di masa depan. Adapun data tentang dinamika pergerakan rasio-rasio keuangan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai 2014, secara umum dapat ditampilkan pada tabel berikut ini : 3

Tabel 1.1 ROE 2010-2014 1Q10 2Q10 3Q10 4Q10 1Q11 2Q11 3Q11 4Q11 Bank Central Asia 30.9% 31.6% 32.3% 33.3% 26.2% 30.8% 32.6% 33.5% Bank Negara Indonesia 25.4% 24.3% 25.1% 24.7% 16.9% 19.0% 18.9% 20.1% Bank Rakyat Indonesia 33.6% 33.4% 34.3% 43.8% 37.7% 39.1% 39.9% 42.5% Bank Mandiri 30.1% 30.7% 32.6% 33.1% 36.7% 29.3% 27.9% 25.6% Bank Tabungan Pensiunan Nasional 30.3% 34.3% 37.0% 36.4% 25.9% 27.5% 29.6% 31.8% Bank Bukopin 17.0% 18.0% 17.3% 19.0% 17.3% 18.9% 16.8% 20.1% Bank Danamon 16.8% 17.2% 19.0% 18.5% 17.6% 17.1% 18.3% 17.2% ROE 2010-2014 1Q12 2Q12 3Q12 4Q12 1Q13 2Q13 3Q13 4Q13 Bank Central Asia 22.1% 29.0% 29.2% 30.4% 21.7% 24.6% 26.6% 28.2% Bank Negara Indonesia 18.4% 19.7% 19.7% 20.0% 20.1% 21.8% 21.8% 22.5% Bank Rakyat Indonesia 36.3% 36.9% 36.9% 38.7% 32.6% 33.1% 33.2% 34.1% Bank Mandiri 23.5% 25.2% 25.8% 27.2% 24.3% 25.6% 26.6% 27.3% Bank Tabungan Pensiunan Nasional 31.3% 31.8% 32.4% 32.6% 29.7% 29.9% 29.8% 26.2% Bank Bukopin 17.2% 19.6% 19.5% 19.5% 18.3% 20.6% 20.2% 19.1% Bank Danamon 14.6% 16.3% 16.1% 16.2% 14.4% 14.3% 14.5% 14.5% ROE 2010-2014 1Q14 2Q14 3Q14 4Q14 Bank Central Asia 22.3% 24.6% 25.4% 25.5% Bank Negara Indonesia 22.6% 22.6% 22.7% 23.6% Bank Rakyat Indonesia 31.0% 31.0% 31.7% 31.2% Bank Mandiri 24.6% 24.5% 25.2% 25.8% Bank Tabungan Pensiunan Nasional 20.3% 20.5% 19.0% 18.4% Bank Bukopin 17.3% 18.2% 16.1% 12.5% Bank Danamon 11.4% 9.8% 9.3% 8.6% Keterangan : dalam persentase 4

Tabel 1.2 ROA 2010-2014 1Q10 2Q10 3Q10 4Q10 1Q11 2Q11 3Q11 4Q11 Bank Central Asia 3.4% 3.5% 3.5% 3.5% 3.1% 3.6% 3.8% 3.8% Bank Negara Indonesia 2.5% 2.3% 2.6% 2.5% 2.8% 3.1% 3.0% 2.9% Bank Rakyat Indonesia 3.7% 3.5% 3.7% 4.6% 4.4% 4.4% 4.7% 4.9% Bank Mandiri 2.9% 2.9% 3.1% 3.5% 4.7% 3.9% 3.7% 3.4% Bank Tabungan Pensiunan Nasional 3.7% 3.9% 3.9% 4.0% 4.1% 4.3% 4.4% 4.4% Bank Bukopin 1.6% 1.6% 1.5% 1.6% 1.7% 1.8% 1.7% 1.9% Bank Danamon 3.5% 4.1% 3.6% 3.3% 2.6% 3.3% 3.6% 3.5% ROA 2010-2014 1Q12 2Q12 3Q12 4Q12 1Q13 2Q13 3Q13 4Q13 Bank Central Asia 2.7% 3.5% 3.4% 3.6% 3.0% 3.4% 3.7% 3.8% Bank Negara Indonesia 2.8% 2.8% 2.8% 2.9% 3.3% 3.4% 3.3% 3.4% Bank Rakyat Indonesia 5.1% 4.9% 4.9% 5.2% 4.8% 4.6% 4.7% 5.0% Bank Mandiri 3.3% 3.4% 3.5% 3.6% 3.5% 3.5% 3.5% 3.7% Bank Tabungan Pensiunan Nasional 4.6% 4.7% 4.7% 4.7% 4.8% 4.8% 4.8% 4.5% Bank Bukopin 1.8% 1.9% 1.9% 1.8% 1.6% 1.9% 1.9% 1.8% Bank Danamon 2.5% 3.8% 3.7% 3.7% 3.6% 3.5% 3.5% 3.4% ROA 2010-2014 1Q14 2Q14 3Q14 4Q14 Bank Central Asia 3.5% 3.8% 3.9% 3.9% Bank Negara Indonesia 3.3% 3.3% 3.3% 3.5% Bank Rakyat Indonesia 5.0% 4.9% 4.8% 4.7% Bank Mandiri 3.6% 3.5% 3.5% 3.6% Bank Tabungan Pensiunan Nasional 3.9% 3.9% 3.7% 3.6% Bank Bukopin 1.9% 1.9% 1.7% 1.3% Bank Danamon 2.6% 2.2% 2.1% 1.9% Keterangan : dalam persentase 5

Tabel 1.3 PBV 2010-2014 1Q10 2Q10 3Q10 4Q10 1Q11 2Q11 3Q11 4Q11 Bank Central Asia 4.55 4.86 5.09 4.63 4.75 5.08 4.77 4.69 Bank Negara Indonesia 1.73 1.80 2.63 2.18 2.18 2.12 1.94 1.87 Bank Rakyat Indonesia 3.36 3.76 3.77 3.53 3.52 3.88 3.21 3.34 Bank Mandiri 3.04 3.43 3.83 3.24 2.76 2.97 2.46 2.51 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 3.39 3.26 4.35 3.55 3.16 3.83 3.64 3.43 Bank Bukopin 0.95 1.55 1.64 1.38 1.37 1.38 1.09 1.05 Bank Danamon 2.57 2.67 2.73 2.58 3.01 2.66 1.77 1.53 PBV 2010-2014 1Q12 2Q12 3Q12 4Q12 1Q13 2Q13 3Q13 4Q13 Bank Central Asia 4.45 3.95 3.96 4.32 4.97 4.28 4.03 3.70 Bank Negara Indonesia 1.90 1.81 1.77 1.59 2.08 1.82 1.66 1.54 Bank Rakyat Indonesia 3.14 2.84 3.07 2.64 3.34 2.79 2.43 2.25 Bank Mandiri 2.41 2.50 2.68 2.47 2.88 2.64 2.22 2.06 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 3.39 3.50 4.26 3.96 3.73 2.72 2.43 2.53 Bank Bukopin 1.15 1.10 1.07 0.99 1.38 1.10 0.94 0.91 Bank Danamon 1.71 2.14 2.15 1.88 2.08 1.90 1.25 1.15 PBV 2010-2014 1Q14 2Q14 3Q14 4Q14 Bank Central Asia 3.84 3.85 4.31 4.15 Bank Negara Indonesia 1.81 1.60 1.78 1.86 Bank Rakyat Indonesia 2.99 2.99 2.81 2.94 Bank Mandiri 2.48 2.42 2.37 2.40 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 2.35 2.22 2.31 1.91 Bank Bukopin 0.88 0.86 0.97 1.00 Bank Danamon 1.29 1.25 1.16 1.31 Keterangan : dalam satuan kali (x) 6

Tabel 1.4 PER 2010-2014 1Q10 2Q10 3Q10 4Q10 1Q11 2Q11 3Q11 4Q11 Bank Central Asia 69.6 36.5 26.7 18.4 83.7 38.8 24.5 18.0 Bank Negara Indonesia 32.2 17.5 18.1 14.6 59.3 26.5 17.1 12.2 Bank Rakyat Indonesia 23.0 12.9 9.0 11.0 42.6 23.0 13.5 10.7 Bank Mandiri 55.4 30.7 23.3 14.6 42.0 26.7 16.0 12.8 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 43.4 19.7 18.1 17.8 46.3 29.3 19.1 13.8 Bank Bukopin 23.2 35.4 40.2 25.2 32.1 28.5 35.7 16.5 Bank Danamon 60.5 30.7 21.5 16.1 70.2 33.3 16.1 10.8 PER 2010-2014 1Q12 2Q12 3Q12 4Q12 1Q13 2Q13 3Q13 4Q13 Bank Central Asia 84.2 33.6 23.3 19.0 96.6 38.9 23.8 16.6 Bank Negara Indonesia 48.2 21.7 14.5 9.8 45.5 18.8 11.6 8.1 Bank Rakyat Indonesia 39.5 17.5 13.6 9.2 41.3 18.3 11.3 8.4 Bank Mandiri 47.2 23.5 17.2 12.2 54.3 25.4 14.5 10.1 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 46.8 24.8 21.0 15.4 54.1 20.5 13.0 11.8 Bank Bukopin 30.0 12.1 8.3 23.2 32.1 11.4 7.0 25.3 Bank Danamon 49.0 28.7 20.0 13.5 61.5 28.2 12.7 9.0 PER 2010-2014 1Q14 2Q14 3Q14 4Q14 Bank Central Asia 71.1 34.6 26.4 19.6 Bank Negara Indonesia 38.8 18.0 13.5 10.6 Bank Rakyat Indonesia 39.8 21.7 14.2 11.9 Bank Mandiri 44.8 23.7 16.3 12.7 Bank Tabungan Pensiunan Nasional 51.1 25.0 18.9 12.5 Bank Bukopin 22.1 10.7 9.4 9.4 Bank Danamon 47.7 26.7 17.8 16.7 Keterangan : dalam satuan kali (x) Sumber : Laporan Keuangan Publikasi diolah 7

Selanjutnya penelitian ini memfokuskan tentang faktor faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham terhadap perusahaan perbankan, oleh karenanya penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan data sekunder eksternal yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia, emiten perbankan maupun portal Bloomberg dengan judul ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PADA SAHAM PERBANKAN YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang sebagaimana tersebut diatas, maka perumusan masalah oleh penulis disimpulkan untuk dijadikan bahan kajian penelitian dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah ada pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap tingkat return saham perbankan? 2. Apakah ada pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap tingkat return saham perbankan? 3. Apakah ada pengaruh Price To Earnings Ratio (PER) terhadap tingkat return saham perbankan? 4. Apakah ada pengaruh Price To Book Value (PBV) terhadap tingkat return saham perbankan? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Peneliti bermaksud mengetahui seberapa besar pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap return saham. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yaitu untuk meneliti dan menganalisis pengaruh faktor fundamental yaitu Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Price To Earning Ratio (PER) dan Price To Book Value (PBV) terhadap tingkat return saham perbankan. 8

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Pengembangan Ilmu Dapat digunakan sebagai bahan referensi dan dijadikan dasar penelitian selanjutnya 1.4.2 Kegunaan Operasional Sebagai masukan agar perusahaan perbankan dapat meningkatkan kinerjanya agar return dan kinerja sahamnya dapat menarik bagi investor yang pada akhirnya dapat meningkatkan kapitalisasi pasar saham tersebut dan bagi Calon Investor/Existing Investor yaitu sebagai bahan dalam mengambil keputusan investasi khususnya pada saham perbankan di Bursa Efek Indonesia 9