BAB V PENUTUP. melalui mediasi dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : penyelesaian sengketa di pengadilan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keperdataan. Dalam hubungan keperdataan antara pihak yang sedang berperkara

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian ini dapat diambil dua kesimpulan yaitu. 1. Pelaksanaan peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 tentang

dengan hukum atau yang tidak dapat dilaksanakan atau yang memuat iktidak tidak baik (Pasal 17 ayat 3).

Oleh Helios Tri Buana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia sebagai makhluk sosial tidak

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat di Jalan Kapas No.10 Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. diri manusia itu sendiri sehingga menyebabkan terjadinya benturan-benturan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini

DAFTAR KEPUSTAKAAN Buku :

BAB IV. A. Analisa terhadap Prosedur Mediasi di Pengadilan Agama Bangkalan. cepat dan murah dibandingkan dengan proses litigasi, bila didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk

BAB II PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA INDONESIA

BAB III PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN SYSTEM COURT CONNECTED MEDIATION DI INDONESIA. memfasilitasi, berusaha dengan sungguh-sungguh membantu para pihak

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016. TAHAPAN DAN PROSES MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA DI PENGADILAN 1 Oleh: Agung Akbar Lamsu 2

PENERAPAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NO. 01 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN NEGERI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Bouman, mengungkapkan bahwa manusia baru menjadi manusia. adanya suatu kepentingan (Nurnaningsih Amriani, 2012: 11).

Ditulis oleh Administrator Jumat, 05 Oktober :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 05 Oktober :47

I. PENDAHULUAN. dalam masyarakat diselesaikan secara musyawarah mufakat. Peradilan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. setelah melakukan musyawarah dengan para shahabatnya. pikiran, gagasan ataupun ide, termasuk saran-saran yang diajukan dalam

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Nomor : 02 Tahun 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MEDIASI DAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR 1 TAHUN 2016

A. Proses Mediasi dalam Pembatalan Pekawinan di Pengadilan Agama Lamongan (Studi Kasus Putusan Nomor 1087/Pdt.G/2012/Pa.Lmg)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2003 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 DENGAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2016 PADA PROSES MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA TUBAN

Pengertian Mediasi. Latar Belakang Mediasi. Dasar hukum pelaksanaan Mediasi di Pengadilan adalah Peraturan Mahkamah Agung RI No.

BAB V PENUTUP. oleh peneliti, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur terdiri dari duduk

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN Tentang

BAB I PENDAHULUAN. paling baik untuk memperjuangkan kepentingan para pihak. Pengadilan

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

MEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. saling membutuhkan satu sama lainnya. Dengan adanya suatu hubungan timbal

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Implementasi PERMA No.1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi

BAB I PENDAHULUAN. serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Kegiatan usaha

Lex Administratum, Vol. V/No. 3/Mei/2017

Dalam melaksanakan tugasnya, Kelompok Kerja telah melakukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan proses penyusunan revisi PERMA tersebut.

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?

BAB I PENDAHULUAN. membuat manusia mampu menjalani kehidupannya. Contoh kecil yaitu manusia tidak bisa

ABSTRAK HENDRY RAUF, NIM KONSEP HUKUM MEDIASI DAN PENERAPAN HAKIM TERHADAP PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI GORONTALO.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MEDIASI. Kata mediasi berasal dari bahasa inggris mediation yang artinya

PRESPEKTIF SMALL CLAIM COURT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS DI INDONESIA

Oleh : YUDI PRASETYO

BAB I PENDAHULUAN. mediasi dalam berbagai literatur ilmiah melalui riset dan studi akademik.

BAB V PENUTUP. 1. Kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor saat ini mudah diperoleh dengan cara

ELIZA FITRIA

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

EKSISTENSI DAN KEKUATAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA DI PENGADILAN 1 Oleh : Wiska W. R Rahantoknam 2

PENERAPAN PERMA NO. 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN (DALAM PRAKTIK DI PENGADILAN NEGERI BANDUNG) Oleh: Efa Laela Fakhriah BAB I

BAB IV ANALISIS KRITERIA HAKIM MEDIATOR DALAM UPAYA EFEKTIFISASI MEDIASI PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KAJEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikodratkan oleh sang pencipta menjadi makhluk sosial yang

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perusahaan, antara perusahaan dengan negara, antara negara satu dengan. lokal, nasional maupun internasional.

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. terhadap pokok persoalan yang dikaji dalam karya ini, yaitu: 1. Pertimbangan hukum penerimaan dan pengabulan permohonan

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN PERDAMAIAN DALAM PENYELESAIAN PERKARA PERDATA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini kebutuhan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengadilan Agama Kabupaten Kepanjen. untuk perkara perceraian di Pengadilan Agama Kabupaten Malang.

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Analisis data diatas telah jelas menguraikan mengenai jawaban dari

PELAKSANAAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DALAM MENYELESAIKAN PERKARA PERDATA

BAB III IMPLEMENTASI PERMA NO.1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DALAM PERKARA PERCERAIAN (STUDI DI PENGADILAN AGAMA KOTA SEMARANG)

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Penyelesaian Sengketa (APS) atau Alternative Dispute Resolution (ADR). 3 Salah satu

BAB V PENUTUP. 1. Prosedur mediasi di Pengadilan Agama Rantau sudah dilakukan sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. Metode secara etimologi diartikan sebagai jalan atau caramelakukan atau

BAB I PENDAHULUAN. perselisihan antar warga cara penyelesaiannya melalui perdamaian lewat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perbedaan-perbedaan yang dapat menimbulkan suatu. dirugikan haknya dapat mengajukan gugatan. Pihak ini disebut penggugat.

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG MEDIASI DAN PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN. A. Latar Belakang Lahirnya Prosedur Mediasi di Pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. kepada Hakim menjatuhkan putusan tanpa hadirnya Tergugat. Putusan verstek

BAB I PENDAHULUAN. dan keadilan, Sehingga secara teoritis masih diandalkan sebagai badan yang

BAB V PENUTUP. Dari uraian bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan. 1. Tata cara di Pengadilan Agama Purwodadi dalam melaksanakan mediasi

DAFTAR PUSTAKA., 2011, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Refika Aditama, Bandung.

BAB II MEKANISME PERMOHONAN PENYELESAIAN DAN PENGAMBILAN PUTUSAN SENGKETA KONSUMEN. A. Tata Cara Permohonan Penyelesaian Sengketa Konsumen

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

PANDANGAN HAKIM TENTANG PUTUSAN DAMAI ATAS UPAYA HUKUM VERZET

EFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) DI D.K.I. JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem hukum Indonesia lembaga kepailitan bukan merupakan hal

KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN HASIL MEDIASI. (Studi di Pengadilan Agama Kabupaten Malang) SKRIPSI. Oleh: Lailatul Qomariyah NIM

Mahkamah Agung yang berfungsi untuk melaksanakan kekuasaan. wewenang yang dimiliki Pengadilan Agama yaitu memeriksa, mengadili,

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. Oleh : Gunarto, SH, SE, Akt,MHum

PENYELESAIAN SENGKETA ALTERNATIF MELALUI MEDIASI. Oleh : Prof. Rehngena Purba, SH., MS.

BAB I PENDAHULUAN. bernegara, agar tercipta kehidupan yang aman, tertib, dan adil.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan masyarakat karena diproses secara hukum dengan menggunakan

BAB V PENUTUP. nikah di Pengadilan Agama Wates, maka dapat dikemukakan kesimpulan. 1. Alasan permohonan itsbat nikah di Pengadilan Agama Wates yaitu

BAB IV MEDIASI DALAM PERKARA CERAI GUGAT DIPENGADILAN AGAMA SEMARANG TAHUN 2012

PERAN DAN FUNGSI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN PERKARA PERDATA. Oleh : Karmuji, S.Sy., M.Sy. 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. tidak memungkinkan lagi untuk mewujudkan perdamaian, maka hukum Islam

UPAYA PENGADILAN NEGERI YOGYAKARTA DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA MELALUI MEDIASI SKRIPSI

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan dan analisa mengenai penerapan alternatif

1. Contoh Akta Perdamaian/Putusan Perdamaian :

PENEGAKAN HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KETENAGAKERJAAN MELALUI PERADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. Yati Nurhayati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana menerapkan sistem penyelesaian sengketa yang sederhana,

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan dengan

PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN PIHAK KETIGA /DERDEN VERZET

BAB I PENDAHULUAN. keadaan yang menunjukan hal yang luar biasa. 1 Apabila sebagai contoh

BAB I PENDAHULUAN. lain sebagainya. Dari pengertian diatas jika kita melihat di lapangan maka

BAB I PENDAHULUAN. * Dosen Pembimbing I ** Dosen Pembimbing II *** Penulis. A. Latar Belakang

MEDIASI SEBAGAI ALTERATIF PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR PENGADILAN. 1 Oleh: Dr. Sulaiman, S.H.,M.Hum. 2

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam menyelesaikan sengketa melalui mediasi dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : a. Menghimbau, menyarankan serta mendorong para pihak yang bersengketa (Penggugat dan Tergugat) untuk menempuh jalan perdamaian yang dapat ditempuh melalui mediasi dalam proses penyelesaian sengketa di pengadilan. b. Melaksanakan kaukus, yaitu pertemuan antara mediator dengan salah satu pihak tanpa dihadiri oleh pihak lainnya. Kaukus ini dapat dilakukan untuk menggali permasalahan yang belum terungkap antara para pihak dan dianggap penting guna tercapainya kesepakatan. c. Mengadakan pendekatan/hubungan personal dan kerjasama dalam tataran dinas dengan instansi lain baik pemerintah maupun swasta, yang berkaitan dengan pokok sengketa. Kerjasama tersebut dalam hal berupa bantuan dari instansi lain untuk menjadi narasumber dalam pelaksanaan mediasi, karena dalam menghadapi perkara yang kompleks, tekadang mediator memerlukan bantuan agar dapat melaksanakan mediasi dengan optimal dan dapat menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Instansi-instansi tersebut antara lain Badan Penyelesaian Sengketa

Konsumen (BPSK) serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Keseluruhan upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam menyelesaikan sengketa melalui mediasi tersebut pada dasarnya sudah dilaksanakan dengan baik, hanya saja kurang optimal, mengingat pihak pengadilan/hakim mediator tidak dapat memaksakan kepada para pihak untuk selalu mendukung proses mediasi, khususnya memaksa para pihak prinsipal yakni Penggugat maupun Tergugat untuk menghadiri pertemuanpertemuan mediasi. 2. Dalam mengupayakan penyelesaian sengketa melalui mediasi, Pengadilan Negeri Yogyakarta banyak menghadapi berbagai macam kendala, dan kendala-kendala yang acapkali ditemui dalam pelaksanaan mediasi yaitu : a. Kurangnya iktikad baik para pihak untuk melaksanakan mediasi b. Tidak adanya mekanisme atau peraturan yang tegas yang dapat memaksa para pihak baik Penggugat atau Tergugat untuk menghadiri pertemuan mediasi pada waktu yang telah ditentukan c. Peran kuasa hukum, pengacara atau advokat yang tidak selalu mendukung pelaksanaan mediasi dalam upaya penyelesaian sengketa secara musyawarah 3. Mediasi yang dilaksanakan di Pengadilan Negeri Yogyakarta tidak selalu dapat menghasilkan kesepakatan perdamaian (mencapai titik temu) antara kedua belah pihak yang bersengketa.

Hal yang menentukan berhasil tidaknya mediasi ialah tercapai atau tidaknya suatu kesepakatan antara para pihak yang bersengketa dalam mediasi. Jika para pihak dapat mencapai kesepakatan, maka kesepakatan perdamaian tersebut dapat dikukuhkan ke dalam suatu akta perdamaian oleh Ketua Majelis Hakim. Namun jika tidak tercapai kesepakatan antara para pihak, maka perkara tersebut dilanjutkan ke tahap selanjutnya oleh Ketua Majelis Hakim melalui proses litigasi. Pengadilan Negeri Yogyakarta banyak menangani berbagai jenis perkara, dan sebagian besar perkara yang dapat diselesaikan melalui mediasi ialah perkara tentang wanprestasi. Dalam perkara-perkara wanprestasi, sebagian besar para pihak dapat mencapai titik temu dan kata sepakat sehingga mediasi dinyatakan berhasil. Hasil mediasi tersebut dapat mengakomodasi kepentingan-kepentingan para pihak karena kesepakatan tersebut dibuat oleh para pihak sendiri. B. Saran Berdasarkan deskripsi serta hasil penelitian, penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Agar mediasi dapat berjalan secara efektif, pihak Pengadilan Negeri Yogyakarta perlu mencari dan menemukan cara yang tepat untuk mendorong agar para pihak yang berperkara merasa dan percaya bahwa lembaga mediasi sangat penting dalam membantu menyelesaikan perkara melalui jalan musyawarah dan kekeluargaan.

2. Keberadaan lembaga-lembaga mediasi perlu didorong untuk tetap terus berkembang dan diberdayakan agar dapat mengatasi berbagai permasalahan yang semakin kompleks dalam kehidupan di masyarakat, baik di wilayah lokal maupun nasional.

DAFTAR PUSTAKA Buku-buku : Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta:Sinar Grafika. Burhan Bungin. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. Cholid Narbuko dan Abu Achmadi. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta:PT Bumi Aksara. Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke-3). Jakarta:Balai Pustaka. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ke -4). Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. Lexy J. Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Mahkamah Agung Republik Indonesia, JICA, dan IICT. 2008. Buku Komentar Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.1 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan. Jakarta: MA RI, JICA, dan IICT. Mahkamah Agung Republik Indonesia, JICA, dan IICT. 2008. Buku Tanya Jawab Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.1 Tahuun 2008 tentang Pelaksanaan Mediasi di Pengadilan. Jakarta: MA RI, JICA, dan IICT. Nurnaningsih Amriani. 2012. Mediasi (Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan). Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. Nur Rasaid. 1996. Hukum Acara Perdata. Jakarta: Sinar Grafika. R. Soeroso. 2006. Tata Cara dan Proses Persidangan. Jakarta:Sinar Grafika. Sri Hartini. 2008. Diktat Hukum Acara Perdata Indonesia. UNY. Sudikno Mertokusumo. 2002. Hukum Acara Perdata Indonesia (Edisi keenam). Liberty:Yogyakarta. Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta.

Susanti Adi Nugroho. 2009. Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa. Jakarta: PT Telaga Ilmu Indonesia. Syahrizal Abbas. 2011. Mediasi dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional. Jakarta: Kencana. Takdir Rahmadi. 2011. Mediasi (Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat). Jakarta:PT RajaGrafindo Persada. W.J.S. Poerwadarminta. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Yahya Harahap. 2008. Hukum Acara Perdata tentang (Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan). Jakarta:Sinar Grafika. Peraturan Perundangan : Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.1 tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. Undang-Undang No.30 tahun 1999 tentang Penyelesaian Sengketa. Arbitrase dan Alternatif Undang-Undang No. 48 Tahun 1999 tentang Kekuasaan Kehakiman. Internet : Ika. (2012). Penyelesaian Sengketa dengan Mediasi di Indonesia Rendah. Diakses dari http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=5170. pada tanggal 5 Maret 2013. Statistik perkara perdata-gugatan tahun 2011, 2012, dan 2013. Diakses dari http://pn-yogyakota.go.id/pnyk/statistik-perkara/perdata/gugatan/1865- statistik-perkara-gugatan-2012.html. pada tanggal 20 Maret 2013.