BAB V PENUTUP. nikah di Pengadilan Agama Wates, maka dapat dikemukakan kesimpulan. 1. Alasan permohonan itsbat nikah di Pengadilan Agama Wates yaitu
|
|
- Johan Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dalam pembahasan pelaksanaan itsbat nikah di Pengadilan Agama Wates, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Alasan permohonan itsbat nikah di Pengadilan Agama Wates yaitu dikarenakan yaitu hilangnya akta nikah yang disebabkan karena adanya bencana alam seperti tanah longsor dan kebakaran. Selain itu untuk mengesahkan status anak atau untuk membuat akta kelahiran, dan untuk mengurus pembagian warisan. Hal ini dikarenakan perkawinan terjadi pada saat sebelum berlakunya Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang dimungkinkan perkawinan belum dicatatkan atau telah dicatatkan namun akta nikah hilang. Alasan ini cukup banyak terjadi di Pengadilan Agama Wates, bahkan hampir semua permohonan itsbat nikah bertujuan untuk mengesahkan status anak dan untuk mengurus pembagian warisan. 2. Pelaksanaan itsbat nikah di Pengadilan Agama Wates dilakukan melalui tahap-tahap pengajuan permohonan, penerimaan perkara, pemeriksaan perkara dalam persidangan, kesimpulan, dan keputusan hakim. Dalam hal ini, keputusan hakim didasarkan pada pertimbangan hukum yang melihat maksud serta tujuan permohonan, lengkapnya persyaratan yang disertai dengan keterangan saksi dan bukti-bukti 107
2 108 yang kuat, Undang-Undang yang berlaku, Kompilasi Hukum Islam, dan ilmu fiqh. Akibat hukum yang timbul adalah perkawinan yang diajukan pengesahan tersebut menjadi sah dan dapat dimintakan pencatatan dan akta nikah pada Kantor Urusan Agama (KUA). B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dalam pembahasan pelaksanaan itsbat nikah di Pengadilan Agama Wates maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Untuk Pihak Pengadilan Agama Pihak Pengadilan Agama harus berhati-hati dalam memeriksa dan memutus permohonan pengesahan nikah/itsbat nikah. Dalam pemeriksaan perkara juga harus didasarkan pada Buku Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Agama yang diterbitkan oleh Mahkama Agung Republik Indonesia agar tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku. Kemudian di dalam memberikan penetapan atau putusan juga harus melalui pertimbangan yang didasarkan pada bukti-bukti yang kuat dan keterangan saksi yang membenarkan telah dilakukannya perkawinan yang diajukan penetapannya kepada Pengadilan Agama Wates. 2. Untuk Pegawai Pencatat Nikah/KUA Pegawai Pencatat Nikah atau KUA hendaknya lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dikarenakan Pegawai Pencatat Nikah atau KUA merupakan pengesah sekaligus pencatat
3 109 perkawinan yang dituangkan dalam bentuk akta nikah. Akta nikah merupakan bukti otentik adanya perkawinan, maka KUA juga harus mempunyai duplikat akta nikah dan dijaga dengan baik agar tidak hilang. 3. Untuk Masyarakat Melihat dari pentingnya akta nikah maka masyarakat harus lebih berhati-hati dalam menyimpan akta nikah tersebut agar tidak hilang. Selain itu, masyarakat diharapkan bisa sadar akan pentingnya penncatatan perkawinan khususnya untuk kepentingan anak. Dengan hal itu maka tidak lagi dijumpai masalah-masalah yang menyangkut status keabsahan anak yang mengakibatkan tidak terpenuhinya hak dan kewajiban dari anak tersebut.
4 110 DAFTAR PUSTAKA A Mukti Arto. (2011). Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama. Yogyakarta : Pustaka pelajar. Abdul Gani Abdullah. (1994). Pengantar Kompilasi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Gema Insani Press. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi 4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Dokumen Mahkamah Agung. (2008). Buku Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Agama. Jakarta: Mahkamah Agung Republik Indonesia. Dokumen Pengadilan Agama Wates.(2013). Grafik Perkara Masuk di Pengadilan Agama Wates. ( Diakses pada tanggal 29 Juli (2013). Job Description Pengadilan Agama Wates. Yogyakarta: Pengadilan Agama Wates..(2013). Laporan Tahunan 2012 Pengadilan Agama Wates. ( pa-wates.net). Diakses pada tanggal 30 Oktober (2013). Penetapan Perkara Nomor 0005/Pdt.P/2011/PA.Wt..(2013). Penetapan Perkara Nomor 0023/Pdt.P/2013/PA.Wt..(2013). Penetapan Perkara Nomor 0036/Pdt.P/2013/PA.Wt..(2013). Profil Pengadilan Agama Wates. ( pa-wates.net). Diakses pada tanggal 30 Oktober (2013). Prosedur Berperkara di Pengadilan Agama Wates. ( pa-wates.net). Diakses pada tanggal 20 November (2013). Putusan Perkara Nomor 0462/Pdt.G/2011/PA.Wt..(2013). Putusan Perkara Nomor 0038/Pdt.G/2012/PA.Wt..(2013). Putusan Perkara Nomor 0049/Pdt.G/2012/PA.Wt.
5 111.(2013). Putusan Perkara Nomor 0506/Pdt.G/2012/PA.Wt..(2013). Putusan Perkara Nomor 0314/Pdt.G/2013/PA.Wt..(2013). Struktur Organisasi Pengadilan Agama Wates. ( pa-wates.net). Diakses pada tanggal 30 Oktober (2013). Surat Permohonan Itsbat Nikah Tertanggal 28 Juni (2013). Syarat Pendaftaran Perkara di Pengadilan Agama Wates. ( pa-wates.net). Diakses pada tanggal 20 November (2013). Visi dan Misi Pengadilan Agama Wates. ( pawates.net). Diakses pada tanggal 30 Oktober (2013). Wilayah Yurisdiksi Pengadilan Agama Wates. ( pa-wates.net). Diakses pada tanggal 30 Oktober Instruksi Presiden Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam JPNN. (2013). 349 Pasangan Nikah Massal di Monas. ( Massal-di-Monas-). Diakses pada tanggal 25 Juni KBRN. (2013). 154 Pasutri di Surabaya Ikut Nikah Massal. ( Nikah-). Diakses pada tanggal 15 Juni Libertus Jehani. (2008). Perkawinan, Apa Resiko Hukumnya?. Jakarta: Forum Sahabat. M. Yahya Harahap. (2008). Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan. Jakarta: Sinar Grafika Mohamad Idris Ramulyo. (1995). Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara Peradilan Agama dan Zakat. Jakarta: Sinar Grafika. Lexy J. Moleong. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. PEKKA. (2012). Panduan Pengajuan Itsbat Nikah. Jakarta: Pekka. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawianan.
6 112 Rachmadi Usman. (2006). Aspek-Aspek Hukum Perorangan dan Kekeluargaan di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. Sanapiah Faisal. (2010). Format-Format Penelitian Sosial: Dasar-Dasar dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soedharyo Soimin. (2004). Hukum Orang dan Keluarga. Jakarta: Sinar Grafika. Soemiyati. (2007). Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan (Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan). Yogyakarta: Liberty. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta..(2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tim KPAI. (2013). Perkawinan Tidak Dicatatkan Dampaknya bagi Anak. ( Diakses pada tanggal 20 Juni Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Pertama Atas Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Wikipedia Bahasa Indonesia. (2013). Pernikahan dalam Islam. ( Diakses pada tanggal 25 Juni Zainuddin Ali. (2007). Hukum Perdata Islam Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
BAB V PENUTUP. oleh peneliti, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: permohonan dispensasi perkawinan di bawah umur terdiri dari duduk
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan oleh peneliti, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pertimbangan hakim Pengadilan Agama Wates dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia secara bersih dan terhormat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan sangat penting untuk dilakukan yaitu untuk memperoleh keturunan dalam kehidupan manusia baik perorangan maupun kelompok, dengan jalan perkawinan yang
Lebih terperinciPELAKSANAAN ITSBAT NIKAH DI PENGADILAN AGAMA WATES RINGKASAN SKRIPSI
PELAKSANAAN ITSBAT NIKAH DI PENGADILAN AGAMA WATES RINGKASAN SKRIPSI Oleh: Ika Yuni Astuti NIM. 09401241023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN HUKUM FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Pada tahun 2015 Mahkamah Agung telah mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pelayanan Terpadu Sidang Keliling Pengadilan Negeri dan Pengadilan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. 1. Pendapat hakim Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu mengenai hubungan
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pendapat hakim Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu mengenai hubungan keperdataan antara anak dengan orang tua dari perkawinan di bawah tangan menurut UU No.1 tahun 1974
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1
BAB I PENDAHULUAN Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. alasan-alasan perceraian di luar Undang-undang yang dijadikan
Lebih terperinciEKSEPSI KOMPETENSI RELATIF DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PERADILAN AGAMA. Drs. H. Masrum M Noor, M.H EKSEPSI
1 EKSEPSI KOMPETENSI RELATIF DALAM PERKARA PERCERAIAN DI PERADILAN AGAMA Drs. H. Masrum M Noor, M.H I EKSEPSI Eksepsi (Indonesia) atau exceptie (Belanda) atau exception (Inggris) dalam istilah hukum acara
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. melalui mediasi dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : penyelesaian sengketa di pengadilan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam menyelesaikan sengketa melalui mediasi dilakukan dengan berbagai cara,
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. pengadilan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa. tentang Perkawinan. Dari keempat putusan tersebut, Undang-Undang
80 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian dan menganalisis keempat putusan pengadilan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa 1. Hakim dalam pertimbangan hukumnya tentang kewajiban dan
Lebih terperinciKecamatan yang bersangkutan.
1 PENCABUTAN PERKARA CERAI GUGAT PADA TINGKAT BANDING (Makalah Diskusi IKAHI Cabang PTA Pontianak) =========================================================== 1. Pengantar. Pencabutan perkara banding dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradilan Agama adalah salah satu dari peradilan Negara Indonesia yang sah, yang bersifat peradilan khusus, berwenang dalam jenis perkara perdata Islam tertentu,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku
DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku Al-Qur an dan Terjemahannya, Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir Al-Qur an, Asy-Syifa, Semarang, 1992. A. Rahman I Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-hukum Allah (Syariah),
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dibahas lebih rinci sebagai berikut:
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Mengenai Perkawinan Tinjauan mengenai perkawinan akan dibahas tentang pengertian perkawinan, hukum perkawinan, syarat sah perkawinan, pencatatan perkawinan, larangan perkawinan,
Lebih terperinciBAB IV MUTAH DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA. A. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Menggunakan atau Tidak
BAB IV ANALISIS YURIDIS HAK EX OFFICIO HAKIM TENTANG NAFKAH MUTAH DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA A. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Menggunakan atau Tidak Menggunakan Hak Ex Officio
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 786/PDT.G/2010/PA.MLG PERIHAL KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DAN IS BAT NIKAH
66 BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 786/PDT.G/2010/PA.MLG PERIHAL KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DAN IS BAT NIKAH A. Analisis terhadap Pertimbangan Hakim Dalam putusan
Lebih terperinciC. Wawancara dengan tokoh masyarakat 1. Bagaimana Anda memahami nikah sirri di desa ini? 3. Apa saja faktor-faktor terjadinya nikah sirri?
PEDOMAN WAWANCARA A. Wawancara dengan pelaku nikah sirri 2. Faktor apa yang mendorong Anda untuk melakukan nikah sirri? 3. Apa yang Anda rasakan setelah menikah sirri? 4. Bagaimana kehidupan rumah tangga
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI NOMOR:83/Pdt.P/2012/PA.Bkt
BAB IV ANALISIS HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI NOMOR:83/Pdt.P/2012/PA.Bkt A. Analisis Hukum Acara Peradilan Agama terhadap Pertimbangan Majelis Hakim tentang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HAKIM PENGADILAN AGAMA. MALANG NOMOR 0038/Pdt.P/2014/PA.Mlg
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR 0038/Pdt.P/2014/PA.Mlg A. Analisis Pertimbangan dan Dasar Hukum Majelis Hakim Pengadilan Agama Malang Mengabulkan Permohonan Itsbat
Lebih terperinciPERAN JURU SITA DALAM UPAYA MENGHADIRKAN TERGUGAT KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA BANGIL KABUPATEN PASURUAN SKRIPSI. Oleh: MUHAMMAD AIS SETIAWAN
PERAN JURU SITA DALAM UPAYA MENGHADIRKAN TERGUGAT KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA BANGIL KABUPATEN PASURUAN SKRIPSI Oleh: MUHAMMAD AIS SETIAWAN NIM 09210028 JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis kasus dan penetapan Pengadilan Agama Klas IA Bengkulu
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis kasus dan penetapan Pengadilan Agama Klas IA Bengkulu Nomor 0003/Pdt.P/2011/PA.Bn tentang kedudukan wali adhal dalam perkawinan, maka dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin
BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agama harus dikukuhkan oleh Peradilan Umum. Ketentuan ini membuat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum diberlakukan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam pasal 63 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejalagejala, fakta-fakta,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Al Barry, Zakariya Ahmad. Hukum Anak-anak Dalam Islam. Penerjemah. Chadijah Nasution. Jakarta: Bulan Bintang, 1977.
DAFTAR PUSTAKA 1. Buku Al Barry, Zakariya Ahmad. Hukum Anak-anak Dalam Islam. Penerjemah Chadijah Nasution. Jakarta: Bulan Bintang, 1977. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Lebih terperinciBAB IV. Agama yang telah disajikan pada bab sebelumnya. Berdasarkan hasil. 1. Menurut Hukum Islam, Pengertian Itsbat Nikah ini berasal dari bahasa
80 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Melalui penelitian di lapangan dan kepustakaan telah diperoleh data dan informasi yang menggambarkan praktek penetapan Itsbat Nikah di Pengadilan Agama yang telah disajikan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 1989 TERHADAP PENENTUAN PATOKAN ASAS PERSONALITAS KEISLAMAN DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA
77 BAB IV ANALISIS UNDANG-UNDANG NO. 7 TAHUN 1989 TERHADAP PENENTUAN PATOKAN ASAS PERSONALITAS KEISLAMAN DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA A. Dasar Penentuan Patokan Asas Personalitas Keislaman di Pengadilan
Lebih terperinciPENDAFTARAN ITSBAT NIKAH DI KJRI CHICAGO
KONSULAT JENDERAL REPUBLIK INDONESIA CHICAGO PENDAFTARAN ITSBAT NIKAH DI KJRI CHICAGO ------------------------------ APAKAH PERNIKAHAN ANDA SAH MENURUT HUKUM POSITIF INDONESIA? Pernikahan yang sah adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari perumusan masalah hingga penulisan laporan akhir penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian (yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat,
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode memegang peran penting dalam mencapai suatu tujuan, termasuk juga metode dalam suatu penelitian. Metode penelitian yang dimaksud adalah cara-cara melaksanakan
Lebih terperinciBAB IV. Analisis Terhadap Dalil Hukum Hakim dalam Penetapan Permohonan Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Nganjuk Tahun 2015
BAB IV Analisis Terhadap Dalil Hukum Hakim dalam Penetapan Permohonan Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Nganjuk Tahun 2015 A. Pertimbangan Dalil Hukum Hakim dalam Memberikan dispensasi Nikah di Pengadilan
Lebih terperinciBAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan
58 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM PENGADILAN AGAMA SIDOARJO DALAM MEMUTUSKAN PERCERAIAN PASANGAN YANG MENIKAH DUA KALI DI KUA DAN KANTOR CATATAN SIPIL NOMOR: 2655/PDT.G/2012/PA.SDA
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi nikah dibawah umur di Pengadilan Agama Bantul
BAB IV PEMBAHASAN Dasar pertimbangan hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi nikah dibawah umur di Pengadilan Agama Bantul Dalam Pasal 7 ayat (1) UUP disebutkan bahwa perkawinan hanya dapat diberikan
Lebih terperinciPANDUAN PERMOHONAN PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN BAGI NON MUSLIM DI PENGADILAN NEGERI
PERMOHONAN PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN PERMOHONAN PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN A KATA-KATA YANG DIGUNAKAN DI PENGADILAN Pemohon : Orang yang mengajukan permohonan penetapan pengesahan perkawinan.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. A.Rahman I.Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah), Raja. Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku A.Rahman I.Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah), Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Abd. Shomad, Hukum Islam : Penormaan Prinsip Syariah dalam Hukum Indonesia,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Ali, Achmad. Menguak Tabir Hukum. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Ali, Achmad. Menguak Tabir Hukum. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. Ali, Zainuddin. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2006. Amiruddin dan H. Zainal Asikin. Pengantar
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Asmawi, Mohammad. Nikah (dalam Perbincangan dan Perbedaan). Yogyakarta:
141 DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Asmawi, Mohammad. Nikah (dalam Perbincangan dan Perbedaan). Yogyakarta: Darussalam, 2004. Ali, Mohammad Daud. Asas-Asas Hukum Islam. Jakarta: Rajawali, 1990. Bisri, Cik Hasan.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Usaha yang dilakukan keluarga MRA dan keluarga AL dalam membina. Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya adalah dengan memenuhi
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Usaha yang dilakukan keluarga MRA dan keluarga AL dalam membina keluarga
Lebih terperinciTATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum
1 TATA CARA PEMANGGILAN Oleh : Dr. Hj. Djazimah Muqoddas, SH.,M.Hum I. Pendahuluan. Pelayanan optimal, transparan dan efektif kepada masyarakat pencari keadilan adalah salah satu tujuan Pengadilan, dalam
Lebih terperinciBAB IV. Agama Surabaya Tentang Pembatalan Putusan Pengadilan Agama Tuban. itu juga termasuk di dalamnya surat-surat berharga dan intelektual.
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO.162/PDT.G/2009/PTA.SBY TENTANG PEMBATALAN PUTUSAN PA TUBAN NO.1254/PDT.G/2008/PA.TBN DALAM PERKARA PERPINDAHAN HARTA BERSAMA MENJADI HARTA ASAL A. Analisis
Lebih terperinciA. Proses Mediasi dalam Pembatalan Pekawinan di Pengadilan Agama Lamongan (Studi Kasus Putusan Nomor 1087/Pdt.G/2012/Pa.Lmg)
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN MEDIASI DALAM PERKARA PEMBATALAN PERKAWINAN DI PENGADILAN AGAMA LAMONGAN Perkara Nomor: 1087/Pdt.G/2012/PA. Lmg A. Proses Mediasi dalam Pembatalan Pekawinan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. kewajiban memberikan nafkah pemeliharaan anak tersebut. nafkah anak sebesar Rp setiap bulan.
70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan-pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini, dasar hukum yang digunakan oleh majelis hakim untuk
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 82 A. Kesimpulan 82 B. Saran. 86 DAFTAR PUSTAKA 88
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah.. 4 C. Tujuan Penelitian. 4 D. Manfaat Penelitian.. 5 E. Metode Penelitian...
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TIDAK DITERIMANYA KUMULASI GUGATAN PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KABUPATEN KEDIRI
BAB IV ANALISIS TIDAK DITERIMANYA KUMULASI GUGATAN PERKARA PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KABUPATEN KEDIRI A. Dasar Hukum Hakim Pengadilan Agama Kabupaten Kediri Tidak Menerima Kumulasi Gugatan Perkara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencatatan perkawinan sangat penting dalam kehidupan berumah tangga, terutama bagi kaum perempuan. Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk melindungi hak-hak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dari lembaga yang bersangkutan yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini adalah selama 2 (dua) bulan setelah penyelenggaraan seminar proposal dan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : Memberikan Kredit Dengan Jaminan Fidusia. tahun 1999 tentang jaminan fidusia.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengamanan Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Fidusia di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. UKC Temanggung, sebagaimana
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Salah satu pertimbangan hakim dalam memberikan izin suami beristeri lebih
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Salah satu pertimbangan hakim dalam memberikan izin suami beristeri lebih dari seorang adalah persetujuan isteri atau isteri-isteri, karena persetujuan Isteri merupakan suatu
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA., 2011, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Refika Aditama, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdurrasyid, Prijatna 2002, Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian sengketa (Suatu Pengantar), Fikahati Aneska, Adjie, Habib, 2009, Hukum Notaris Indonesia (Tafsir Tematik Terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Agustus 2013 sampai dengan bulan November kenyataan sosial dengan jalan mendiskripsikan sejumlah variable yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah di Pengadilan Agama Wates Kabupaten Kulon Progo yang beralamat di Jalan Raya Wates-Purworejo KM. 2.6 Wates, Kabupaten Kulon
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian Alokasi waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini terhitung dari awal perumusan masalah hingga penulisan laporan
Lebih terperinciBAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7
BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENGAKUAN SEBAGAI UPAYA PEMBUKTIAN DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NO. 0758/PDT.G/2013 TENTANG PERKARA CERAI TALAK A. Analisis Yuridis Terhadap Pengakuan Sebagai
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI HASIL PENELITIAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMAGRESIK NOMOR: 0085/ PDT.P/ 2012/ PA. G.S TENTANG PENETAPAN AHLI WARIS
BAB III DESKRIPSI HASIL PENELITIAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMAGRESIK NOMOR: 0085/ PDT.P/ 2012/ PA. G.S TENTANG PENETAPAN AHLI WARIS A. Gambaran Umum Pengadilan AgamaGresik Gedung Pengadilan AgamaGresik sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu Tuhan menciptakan manusia saling berpasang-pasangan, agar manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial dimana manusia itu saling bergantung antara manusia yang satu dengan manusia lainnya, oleh karena itu Tuhan menciptakan manusia
Lebih terperinciBAB IV KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA TERHADAP PERWAKAFAN. A. Kewenangan Pengadilan Agama dalam hal sengketa wakaf.
BAB IV KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA TERHADAP PERWAKAFAN A. Kewenangan Pengadilan Agama dalam hal sengketa wakaf. Di dalam hukum Islam, seseorang yang akan berwakaf tidaklah rumit dalam melakukannya. Prosedur
Lebih terperinciRIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN
PENGADILAN AGAMA LAMONGAN RIVIU DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA LAMONGAN TAHUN 2010-2014 KATA PENGANTAR Sehubungan dengan usaha penguatan akuntabilitas kinerja sebagaimana diatur dalam Intruksi
Lebih terperinciDAFTAR KEPUSTAKAAN. A. Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan. Masyarakat Indonesia,Yogyakarta: Kanisius, 1990.
DAFTAR KEPUSTAKAAN 1. Buku A. Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia,Yogyakarta: Kanisius, 1990. A. Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata pada Pengadilan Agama,
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT
BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT A. Dasar Hukum Hakim dalam Penerapan Pencabutan Cerai Gugat Pengadilan
Lebih terperinciMAKALAH : PEMBAHASAN :
MAKALAH : JUDUL DISAMPAIKAN PADA : TATA CARA PEMANGGILAN PARA PIHAK : FORUM DISKUSI HAKIM TINGGI MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH DI MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH PADA HARI/ TANGGAL : SELASA, 10 JANUARI 2012 O L E H
Lebih terperinciBAB IV. A. Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Agama Sidoarjo Nomor: 2800/Pdt.G/2011/PA.Sda. Tentang Penentuan Ahli Waris Pangganti.
44 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBATALAN PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SIDOARJO NOMOR: 2800/Pdt.G/2011/PA.Sda. OLEH PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA NOMOR: 34/Pdt.G/2013/PTA.Sby. A. Analisis Yuridis Putusan
Lebih terperinciQad}a> yang mempunyai beberapa pengertian, yakni al-fara>g yang berarti putus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peradilan Agama, merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia. Dalam klasifikasinya, Peradilan Agama merupakan satu dari tiga peradilan khusus yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara untuk menegakkan hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradilan adalah kekuasaan negara dalam menerima, memeriksa, mengadili, memutuskan dan menyelesaikan perkara untuk menegakkan hukum dan keadilan. 1 Kekuasaan
Lebih terperinciMEWACANAKAN WALI ADHAL SEBAGAI PERKARA CONTENTIOUS
MEWACANAKAN WALI ADHAL SEBAGAI PERKARA CONTENTIOUS Oleh: Achmad Cholil, S.Ag (Hakim Pengadilan Agama Maninjau) PENDAHULUAN Perkara Wali Adhol menempati peringkat ke-8 dalam urutan perkara yang diterima
Lebih terperinciDASAR PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MALANG DALAM MENETAPKAN GUGATAN REKONVENSI MENGENAI HARTA GONO GINI DAN HADHANAH
DASAR PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MALANG DALAM MENETAPKAN GUGATAN REKONVENSI MENGENAI HARTA GONO GINI DAN HADHANAH BAB I PENDAHULUAN Perceraian itu sesungguhnya dibenci tanpa adanya hajat. Akan
Lebih terperinciRUMUSAN HASIL RAPAT PLENO KAMAR AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 03 S/D 05 MEI
RUMUSAN HASIL RAPAT PLENO KAMAR AGAMA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 03 S/D 05 MEI 2012 NO MASALAH JAWABAN 1. Putusan Pengadilan Agama tidak menerima gugatan Penggugat karena bukan termasuk
Lebih terperinciKAJIAN YURIDIS PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MUNGKID NOMOR PERKARA 0019/Pdt.P/2012/PA. Mkd TENTANG ITSBAT NIKAH DALAM MENENTUKAN SAHNYA STATUS PERKAWINAN
KAJIAN YURIDIS PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MUNGKID NOMOR PERKARA 0019/Pdt.P/2012/PA. Mkd TENTANG ITSBAT NIKAH DALAM MENENTUKAN SAHNYA STATUS PERKAWINAN Mochammad Didik Hartono 1 Mulyadi 2 Abstrak Perkawinan
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor 0560/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor 0560/Pdt.G/2012/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Bengkulu yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperincidalam Sistem Hukum Islam, menjelaskan bahwa perkawinan adalah persekutuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan mah}ram serta menimbulkan hak dan kewajiban antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau sesuatu yang bisa dipahami, maka dengan demikian itu terjadilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang saling terikat satu sama lain. Dua pihak subyek hukum, biasanya dua orang, apabila mempunyai kemauan atau kesanggupan yang
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdurrah{man. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo, 1995.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrah{man. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo, 1995. Afandi, Ali. Hukum Waris, Hukum Keluarga, Hukum Pembuktian Menurut Kitab Undang- Undang Hukum Perdata
Lebih terperinciPENETAPAN Nomor : 117/Pdt.P/2010/PA.Sub.
PENETAPAN Nomor : 117/Pdt.P/2010/PA.Sub. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sumbawa Besar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tindakan, dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk katakata. memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penulisan ini, penulis menggunakan jenis pendekatan penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian ini dapat diambil dua kesimpulan yaitu. 1. Pelaksanaan peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 tentang
BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari hasil penelitian ini dapat diambil dua kesimpulan yaitu 1. Pelaksanaan peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 tentang mediasi di Pengadilan Agama Kota Barabai Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sebagai berikut.
BAB III METODE PENELITIAN Untuk menghasilkan karya ilmiah yang baik, peneliti menganggap perlu menggunakan pendekatan yang tepat dan sistematis dalam pengolahan data. Penelitian ini menggunakan metode
Lebih terperinciRINGKASAN Bagi umat Islam yang mentaati dan melaksanakan ketentuan pembagian warisan sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah swt.
RINGKASAN Bagi umat Islam yang mentaati dan melaksanakan ketentuan pembagian warisan sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah swt. Niscaya mereka akan masuk surga untuk selama-lamanya. Sebaliknya, bagi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KUMULASI GUGATAN. Secara istilah, kumulasi adalah penyatuan; timbunan; dan akumulasi
13 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KUMULASI GUGATAN A. Pengertian Kumulasi Gugatan Secara istilah, kumulasi adalah penyatuan; timbunan; dan akumulasi adalah pengumpulan; penimbunan; penghimpunan. 1 Kumulasi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Peranan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Prosedur mediasi di Pengadilan Agama Rantau sudah dilakukan sesuai
BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Prosedur mediasi di Pengadilan Agama Rantau sudah dilakukan sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung nomor 1 tahun 2008 baik dari segi tahapan pra mediasi hingga tahapan proses
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. telahdisajikan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Bahwa perkembangan tradisi Dandang Rebutan Penclok an dalam
65 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan analisisnya sebagaimana telahdisajikan pada Bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Bahwa perkembangan tradisi
Lebih terperinciDOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN
DOKUMEN RENCANA STRATEGIS PENGADILAN AGAMA KAB. MALANG TAHUN 2015-2019 PENGADILAN AGAMA KABUPATEN MALANG Jl. Panji No. 202 Kepanjen Malang Telp (0341) 397200 Faks. (0341) 395786 email. Pa.kab.malang@gmail.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JURUSITA / JURUSITA PENGGANTI. pejabat pengandilan yang di tugaskan melakukan penggilan-panggilan dan
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG JURUSITA / JURUSITA PENGGANTI A. Pengertian Jurusita / Jurusita Pengganti Jurusita (deurwaarder : dalam bahasa Belanda) adalah seorang pejabat pengandilan yang di tugaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sahnya perkawinan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isbat nikah merupakan proses penetapan pernikahan dua orang suami isteri, tujuan dari isbat nikah adalah untuk mendapatkan akta nikah sebagai bukti sahnya perkawinan
Lebih terperinciProsiding Ilmu Hukum ISSN: X
Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Pelaksanaan dan Akibat Hukum dari Itsbat Nikah Ditinjau dari Kompilasi Hukum Islam dan UU No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan (Study Kasus Penetapan Nomor : 0098/pdt.p/2015/PA.Badg)
Lebih terperinciPENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN (ITSBAT NIKAH) BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI LUAR NEGERI. Drs. H. Masrum M Noor, MH.
PENETAPAN PENGESAHAN PERKAWINAN (ITSBAT NIKAH) BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI LUAR NEGERI Drs. H. Masrum M Noor, MH. Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat MUKADIMAH Bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menghukum orang-orang yang melanggar norma-norma dengan hukum yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan lembaga peradilan dalam suatu negara merupakan hal yang sangat strategis dan menentukan karena lembaga inilah yang bertindak untuk menyelesaikan segala
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenisnya penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam tatanan kehidupan berkeluarga, perkara yang berkaitan dengan warisan sering menimbulkan permasalahan. Dimana permasalahan tersebut sering menyebabkan sengketa
Lebih terperinciSOLUSI PENYELESAIAN PERCERAIAN YANG TIDAK DICATAT
SOLUSI PENYELESAIAN PERCERAIAN YANG TIDAK DICATAT St. Syahruni Usman Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Ambon ABSTRACT No lasting marriage last forever, until death couples. Many couples who end a
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. baik. Perlu diakui bahwa tidak semua manusia dapat tumbuh dan berkembang
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Dengan demikian, manusia dapat mencapai kemamjuan di berbagai bidang yang pada akhirnya dapat menempatkan seseorang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Analisis data diatas telah jelas menguraikan mengenai jawaban dari
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Analisis data diatas telah jelas menguraikan mengenai jawaban dari permasalahan yang terurai dalam bentuk rumusan masalah. Dari analisis tersebut maka dapat disimpulkan mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Politeknik Negeri Sriwijaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadilan Agama merupakan salah satu lingkungan peradilan yang diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang pokokpokok kekuasaan kehakiman
Lebih terperinciBAB III AKTA NIKAH DALAM LINTAS HUKUM. A. Akta Nikah dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974
BAB III AKTA NIKAH DALAM LINTAS HUKUM A. Akta Nikah dalam Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Perkawinan merupakan institusi kecil yang sangat penting dalam masyarakat. Eksistensi institusi ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, Firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzaariyat : 49, yang artinya :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu amalan sunah yang disyari atkan oleh Al- Qur anul Karim dan Sunnah Rosullulloh saw. Dalam kehidupan didunia ini, segala sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan suatu hal yang terpenting di dalam realita kehidupan umat manusia. Perkawinan dikatakan sah apabila dilaksanakan menurut hukum masingmasing agama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan dalam suatu penelitian. 1 Sedangkan menurut Winarko Surahmad,
Lebih terperinciHal. 1 dari 11 hal. Put. No. 105/Pdt.G/2014/PTA Mks.
P U T U S A N Nomor 105/Pdt.G/2014/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada
Lebih terperinciPENETAPAN. Nomor XXXX/Pdt.P/2015/PA.Ktbm
PENETAPAN Nomor XXXX/Pdt.P/2015/PA.Ktbm DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Afandi, Ali., Hukum Waris, Hukum Keluarga, Hukum Pembuktian, Jakarta, Bina Aksara, 1986.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Afandi, Ali., Hukum Waris, Hukum Keluarga, Hukum Pembuktian, Jakarta, Bina Aksara, 1986. Ahmad, Ruben, Upaya Penyelesaian Masalah Anak Yang Berkonflik dengan Hukum di Kota Palembang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh pihak ketiga dalam suatu perkara perdata. Derden verzet merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derden verzet merupakan salah satu upaya hukum luar biasa yang dilakukan oleh pihak ketiga dalam suatu perkara perdata. Derden verzet merupakan perlawanan pihak ketiga
Lebih terperinci