BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 mengenai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah sistem menimbulkan gambaran mental tentang komputer dan program.

1. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006

-169- BAB VI AKUNTANSI DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap lembaga pemerintahan tentunya tidak terlepas dengan adanya Belanja

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

Akuntansi Satuan Kerja

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA BUPATI BARITO UTARA,

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 8 TAHUN 2013

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

SISTEM AKUNTANSI PPKD

Program Aplikasi SIMDA (Sistim Informasi Manajemen Daerah)

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. bagaimana pencatatan yang diterapkan pada pemerintahan serta di berikan

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 13 AKUNTANSI KEWAJIBAN

BAB III PEMBAHASAN TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 07 AKUNTANSI BELANJA

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintahan

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI MALUKU TENGGARA

Akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

Sesuai dengan Peraturan Meteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 7, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dapat diterangkan sebagai berikut:

BAB XIII SISTEM AKUNTANSI KEWAJIBAN

SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH AKUNTANSI

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

SISTEM AKUNTANSIPPKD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

IMPLEMENTASI AKUNTANSI KEUANGAN DESA

PROSEDUR AKUNTANSI PEMDA

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH (sumber : Kemendagri) tedi -- last 09/16

AZAS UMUM PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH; KEUANGAN DAERAH; PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN PENATAUSAHAAN PENGELUARAN

II. PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN KAS

TENTANG SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

tedi last 02/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi Jurnal

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SEKRETARIAT DAERAH SURAT EDARAN NOMOR : 900 / 925 / V/KEU TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2013

AKNTANSI DANA DI PEMERINTAH

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi

BAB V PEMBAHASAN SISTEM DAN PROSES AKUNTANSI PADA BENDAHARA PENGELUARAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam teori entitas yang dikemukakan oleh Paton (Suwardjono, 2005),

Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Graha Karya Muara Bulian. Jurusan Akuntansi

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DAERAH YANG TIDAK MELALUI RKUD

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

Pengeluaran Daerah Melalui Bendahara PPKD

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

Pengeluaran Daerah Daerah Melalui Bendahara Penerimaan PPKD

Walikota Tasikmalaya

AKUNTANSI DI SKPKD. II.1 Dokumen Sumber yang Digunakan

SISTEM AKUNTANSI PPKD

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 02 AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA. potensi jasa dalam periode pelaporan yang. pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

SISTEM AKUNTANSI SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

MODUL SISTEM DAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD)

MODUL AKUNTANSI DAN PELAPORAN PENERIMAAN DAN PENGELUARAN DAERAH YANG TIDAK MELALUI REKENING KAS UMUM DAERAH (RKUD)

TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG

AKUNTANSI PEMBIAYAAN DAN TRANSAKSI NONKAS BAGI PEMERINTAH DAERAH

Disamping membuat SPP Bendahara Pengeluaran juga membuat register untuk SPP yang diajukan, SPM dan SP2D yang sudah diterima oleh bendahara.

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

RALAT MODUL Halaman 16 Modul 3 BAB I (Kebijakan Akuntansi Pendapatan) huruf B angka 4 huruf a angka 1) huruf d), tertulis: Jurnal LO atau Neraca

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG

F. Pertanggungjawaban Fungsional

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH

PERENCANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jumlah Anggaran PENDAPATAN - LRA , PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LRA Pendapatan Retribusi Daerah - LRA

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

( CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2016 )

AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BELANJA BAGI PEMERINTAH DAERAH. Makalah ini dipresentasikan di: Biro Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta 2 Juli 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemerintah menurut Siregar dalam buku yang berjudul Akuntansi

Q A N UN KABUPATEN ACEH TENGGARA NOMOR 02 TAHUN 2013

Prosedur Pengajuan Anggaran Pemerintah Kota Depok. Nama : Rini Rosmiati NPM : Pembimbing : Dr. Misdiyono

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana

draft BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 87 TAHUN 2016 TENTANG SISTIM PROSEDUR AKUNTANSI PENDAPATAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN. REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS. Jumlah. ~ 225 ~ Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 mengenai penatausahaan keuangan daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri (PERMENDAGRI) Nomor 13 tahun 2006 adalah pedoman pengelolaan keuangan daerah yaitu merupakan pengganti dari Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 29 tahun 2002, PERMENDAGRI Nomor 13 mengatur tentang penatausahaan yang meliputi serangkaian prosedur, mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan data, penggolongan data, dan peringkasan atas transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pelaksanaan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Untuk menyelenggarakan penatausahaan pemerintah daerah, kepala daerah menetapkan sistem penatausahaan pemerintah daerah dengan mengacu pada peraturan daerah tentang pokok pokok pengelolaan keuangan daerah, disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian intern an standar akuntansi pemerintahan. Dalam sistem akuntansi pemerintahan ditetapkan entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintah daerah. Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilaksanakan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD). Sisitem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar terdiri dari empat prosedur akuntansi yaitu prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, selain kas dan aset. 6

1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas Prosedur akuntansi penerimaan kas meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atas kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD dan/atau SKPKD. a. Fungsi terkait: Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsiakuntansi pada SKPKD. b. Dokumen yang digunakan. Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dan/atau SKPKD terdiri atas: 1) Surat ketetapan pajak daerah, digunakan untuk menetapkan pajak daerah atas wajib pajak yang dibuat oleh PPKD. 2) Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), digunakan untuk menetapkan retribusi daerah atas wajib retribusi yang dibuat oleh pengguna anggaran. 3) Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP), digunakan untuk mencatat setiap penerimaan pembayaran dari pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan. 4) Surat Tanda Setoran (STS), digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan pada SKPD.

5) Bukti Transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah. 6) Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkan adanya transfer uang masuk ke rekening kas. 7) Buku jurnal penerimaan kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan denagn penerimaan kas. 8) Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk memosting semua transaksi atas kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja dan pembiayaan. 9) Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu. c. Laporan yang dihasilkan 1) Laporan yang dihasilkan dalam prosdur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) 2) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntasi pengeluaran kas pada SKPKD terdiri atas: Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Neraca laporan Arus kas Catatan atas Laporan keuangan (CALK) d. Uraian prosedur 1) Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. 2) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas melakukan pencatatan ke dalam jornal penerimaan kas, disertai rekening lawan asal penerimaan kas tersebut. 3) Bukti bukti transaksi penerimaan kas mencakup antara lain: Surat Tanda Bukti Pembayaran (STBP) Surat Tanda Setoran (STS) Bukti transfer Nota kredit Bukti penerimaan lainnya. 4) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik atau berkala melakukan posting ke buku besar. 5) Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar dan berlaku sebagai kontrol. 6) Pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas, buku besar, dan buku besar pembantu dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau

fungsi akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku. 7) Pada akhir periode, fungsi akuntansi pada PPK-SKPKD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD menyusun laporan keuangan. 2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas Prosedur akuntansi pengeluaran kas meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada SKPD dan/atau SKPKD. a. Fungsi terkait Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. b. Dokumen yang digunakan Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dan/atau SKPKD terdiri atas: 1) Surat Penyediaan Dana (SPD), merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang yang menunjukkan tersediannya dana untuk diserap/ direalisasi. 2) Surat Perintah Membayar (SPM), merupakan dokumen yang dibuat oleh pengguna anggaran untuk mengajukan Surat Perintah pencairan dana

(SP2D) yang akan diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) atau Kuasa BUD. 3) Kuitansi pembayaran dan bukti pembayaran lainnya, merupakan dokumen sebagai tanda bukti pembayaran. 4) SP2D merupakan dokumen yang diterbitkan oleh BUD atau Kuasa BUD untuk mencairkan uang pada bank yang telah ditunjuk. 5) Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah. 6) Nota debit bank, merupakan dokumen, atas bukti dari bank yang menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah. 7) Buku jurnal pengeluaran kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas. 8) Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk memosting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas, dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan. 9) Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu. c. Laporan yang dihasilkan 1) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD terdiri atas:

Laporan Realisasi anggaran (LRA) Neraca Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) 2) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPKD terdiri atas : Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca Laporan arus kas Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) d. Uraian prosedur Adapun uraian prosedurnya adalah : 1) Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. 2) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas melakukan pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas, disertai rekening lawan asal pengeluaran kas tersebut. 3) Bukti transaksi penerimaan kas mencakup antara lain: SP2D Bukti transfer Nota Kredit Bukti penerimaan lainnya 4) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik atau berkala melakukan posting ke buku besar.

5) Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar dan berlaku sebagai kontrol. 6) Pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas, buku besar,da buku besar pembantu dilaksanakn oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok dab fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku. 7) Pada akhir periode, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD menyusun laporan keuangan. 3. Prosedur Akuntansi Selain Kas Prosedur akuntansi selain kas adalah meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan /atau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjwaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan transaksi dan/atau kejadian keuangan selain kas pada SKPD dan/atau SKPD. Menurut Permendagri No.13 tahun 2006 dan perubahannya No.59 Tahun 2007, Prosedur akuntansi selain kas meliputi transaksi dan/atau kejadian yang berupa: a. Pengesahan pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran dana yang merupakan pengesahan atas pengeluaran/belanja melalui mekanisme uang persediaan/ganti uang/ tambahan.

b. Koreksi kesalahan pencatatan yang merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal yang telah diposting ke buku besar. c. Penerimaan hibah selain kas yang merupakan penerimaan sumber ekonomi non kas yang bukan merupakan pelaksanaan APBD, tetapi mengandung konsekuensi ekonomi bagi pemda. d. Pembelian secara kredit yang merupakan transaksi pembelian aset tetap yang pembayarannya dilakukan di masa yang akan datang. e. Retur pembelian kredit yang merupakan pengembalian aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan pemindahtanganan aset tetap kepada pihal ketiga karena suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas. f. Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan perolehan aset tetap akibat adanya tukar menukar (rulslaag) dengan pihak ketiga. a. Fungsi terkait Fungsi terkait dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. b. Dokumen yang digunakan Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dan/atau SKPKD terdiri atas : Berita acara penerimaan barang Surat keputusan penghapusan barang Surat keputusan mutasi barang

Berita acara pemusnahan barang Berita acara serah terima barang Berita acara penilaian Bukti memorial Buku jurnal umum Buku besar Buku besar pembantu c. Laporan yang dihasilkan 1) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD terdiri atas : Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) 2) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPKD terdiri atas : Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca Laboran Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) d. Uraian Prosedur Adapun uraian prosedurnya adalah:

1) Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. 2) Transaksi dan / atau kejadian selain kas antara lain sebagai berikut Pengesahan pertangungjawaban (SPJ) pengeluaran dana. Koreksi kesalahan pencatatan Penerimaan hibah/donasi selain kas Pembelian secara kredit Retur pembelian kredit Pelepasan hak atas aset/barang milik daerah tanpa konsekuen kas. Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas. 3) Bukti transaksi dan/atau kejadian selain kas antara lain: Berita acara penerimaan barang Surat keputusan penghapusan barng Surat pengiriman barang Surat keputusan mutasi barang Berita acara pemusnahan barang Berita acara serah terima barang Berita acara penilaian barang 4) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian melakukan pencatatn bukti memorial.

5) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti memorial mencatat ke dalam buku jurnal umum. 6) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik melakukan posting ke buku besar. 7) Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar dan kontrol. 8) Pencatatan ke dalam buku jurnal umum dan buku besar pembantu dilaksanakna oleh fungsi akuntansi pada SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 4. Prosedur Akuntansi Aset Prosedur akuntansi aset meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai dari pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, sehingga pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan, pemindahtanganan, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset yamg dikuasai/digunakan SKPD dan/atau SKPKD. Prosedur akuntansi digunakan sebagai alat pengendali dalam pengelolaan aset yang digunakan / dikuasaiskpd dan/atau SKPKD. a. Fungsi terkait Fungsi terkait yang dalam prosedur akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

b. Dokumen yang digunakan 1) Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset pada SKPD terdiri atas : Berita acara penerimaan barang Berita acara serah terima barang Berita acara penyelesaian pekerjaan Bukti memorial, merupakan dokumen yang memuat informasi mengenai jenis/ nama aset tetap, kode rekening, klasifikasi, aset tetap, nilai aset tetap, dan tanggal transaksi dan/atau kejadian sebagai dasar pencatatan ke dalam buku jurnal umum. Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi dan/atau kejadian yang berhubungan dengan aset. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPDuntuk memosting semua transaksi dan/atau kejadian dari buku jurnal umum ke buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaaan. Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk mencatat

semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu. 2) Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset pada SKPKD terdiri atas: Berita acara penerimaan barang Surat keputusan penghapusan barang Surat keputusan mutasi barang (antar SKPD) Berita acara pemusnahan barang Berita acara serah terima barang Berita acara penilaian Berita acara penyelesaian pekerjaan Bukti memorial, merupakan dokumen yang memuat informasi mengenai jenis/ nama aset tetap, kode rekening, klasifikasi, aset tetap, nilai aset tetap, dan tanggal transaksi dan/atau kejadian sebagai dasar pencatatan ke dalam buku jurnal umum. Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi dan/atau kejadian yang berhubungan denagn aset. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPDuntuk memosting semua transaksi dan/atau kejadian dari buku jurnal umum ke buku

besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaaan Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu. c. Laporan yang dihasilkan 1) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD terdiri atas : Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) 2) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPKD terdiri atas : Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) d. Uraian prosedur 1) Prosedur akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan olehfungsi akuntansi pada PPK-SKPD serta pejabat, pengurus,dan

penyimpanan barang, sdeangkan pada SKPKD dilaksanakan olehfungsi akuntansi pada SKPKD 2) Bukti transaksi dan / atau kejadian akuntansi terdiri atas : Berita acara penerimaan barang Surat keputusan penghapusan barang Surat pengiriman barang Surat keputusan mutasi barang Berita acara pemusnahan barang Berita acara serah terima barang Berita acara penilaian Berita acara penyelesaian pekerjaan 3) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian melakukan pencatatan ke bukti memorial. 4) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti memorial mencatat ke dalam buku jurnal umum. 5) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik melakukan posting ke buku besar. 6) Setiap akhir periode, semua buku besar di tutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD dan/atau SKPKD.

B. Penatausahaan Barang dan Jasa Langsung Penatausahaan barang dan jasa termasuk dalam bentuk belanja, dimana belanja menurut PERMENDAGRI No.13 Tahun 2006 ada 2 jenis yaitu : Belanja tidak langsung dan, Belanja langsung. Belanja tidak langsung yaitu merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, Kelompok belanja tidak langsung sebagaimana dimaksud yang terdiri dari: 1. Belanja pegawai; 2. Bunga; 3. Subsidi; 4. Hibah; 5. Bantuan sosial; 6. Belanja bagi hasil; 7. Bantuan keuangan; dan 8. Belanja tidak terduga Belanja Langsung yaitu merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan sebagaimana dimaksud yaitu: 1. Belanja pegawai; 2. Belanja barang dan jasa; dan 3. Belanja modal.

Yang dimaksud belanja barang dan jasa langsung menurut Peraturan menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006 yaitu Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Pembelian/pengadaan barang dan/atau pemakaian jasa sebagaimana dimaksud mencakup belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/penggandaan, sewa rumah/gedung/gudang/parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai. Sedangkan penatausahaan barang dan jasa langsung merupakan bagian tugas dari pada bendahara pengeluaran, berikut dalam skema dibawah ini digambarkan penatausahaan bendahara pengeluaran Gambar Penatausahaan Bendahara Pengeluaran Sumber : Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006.

Berdasarkan gambar diatas penatausahaan barang dan jasa langsung termasuk dari proses SPP-LS (Surat Permintaan Pembayaran langsung), LS (Langsung) yaitu uang yang dibayarkan langsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak atau berdasar surat perintah kerja, dimana SPP-LS terdiri atas: 1. SPP LS belanja pegawai : a. Pembayaran gaji induk, gaji susulan, kekurangan gaji, gaji terusan, uang duka wafat, dengan lampiran sesuai peruntukannnya. b. Pembayaran lembur c. Pembayaran honor / vakasi 2. SPP LS non belanja pegawai (belanja barang) : a. Pembayaran pengadaan barang dan jasa. b. Pembayaran biaya langganan daya dan jasa c. Pembayaran belanja perjalanan dinas. Dalam pembayaran pengadaan barang dan jasa harus dilampirkan hal berikut : 1. Kontrak / SPK yang mencantumkan nomor rekening rekanan, 2. Surat pernyataan KPA mengenai penetapan rekanan. 3. Berita acara penyelesaiaan pekerjaan 4. Berita acara serah terima pekerjaan 5. Berita acara pembayaran 6. Kuitansi yang disetujui KPA 7. Faktur pajak dan SSP ditandatangani wajib pajak 8. Jaminan Bank/ Lembaga keuangan non Bank 9. Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari puhak lain.