BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 mengenai penatausahaan keuangan daerah Peraturan Menteri Dalam Negeri (PERMENDAGRI) Nomor 13 tahun 2006 adalah pedoman pengelolaan keuangan daerah yaitu merupakan pengganti dari Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 29 tahun 2002, PERMENDAGRI Nomor 13 mengatur tentang penatausahaan yang meliputi serangkaian prosedur, mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan data, penggolongan data, dan peringkasan atas transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pelaksanaan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Untuk menyelenggarakan penatausahaan pemerintah daerah, kepala daerah menetapkan sistem penatausahaan pemerintah daerah dengan mengacu pada peraturan daerah tentang pokok pokok pengelolaan keuangan daerah, disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian intern an standar akuntansi pemerintahan. Dalam sistem akuntansi pemerintahan ditetapkan entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintah daerah. Sistem akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilaksanakan oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD). Sisitem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar terdiri dari empat prosedur akuntansi yaitu prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, selain kas dan aset. 6
1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas Prosedur akuntansi penerimaan kas meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atas kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD dan/atau SKPKD. a. Fungsi terkait: Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsiakuntansi pada SKPKD. b. Dokumen yang digunakan. Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dan/atau SKPKD terdiri atas: 1) Surat ketetapan pajak daerah, digunakan untuk menetapkan pajak daerah atas wajib pajak yang dibuat oleh PPKD. 2) Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), digunakan untuk menetapkan retribusi daerah atas wajib retribusi yang dibuat oleh pengguna anggaran. 3) Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP), digunakan untuk mencatat setiap penerimaan pembayaran dari pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan. 4) Surat Tanda Setoran (STS), digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan pada SKPD.
5) Bukti Transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah. 6) Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkan adanya transfer uang masuk ke rekening kas. 7) Buku jurnal penerimaan kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan denagn penerimaan kas. 8) Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk memosting semua transaksi atas kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja dan pembiayaan. 9) Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu. c. Laporan yang dihasilkan 1) Laporan yang dihasilkan dalam prosdur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) 2) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntasi pengeluaran kas pada SKPKD terdiri atas: Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Neraca laporan Arus kas Catatan atas Laporan keuangan (CALK) d. Uraian prosedur 1) Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. 2) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas melakukan pencatatan ke dalam jornal penerimaan kas, disertai rekening lawan asal penerimaan kas tersebut. 3) Bukti bukti transaksi penerimaan kas mencakup antara lain: Surat Tanda Bukti Pembayaran (STBP) Surat Tanda Setoran (STS) Bukti transfer Nota kredit Bukti penerimaan lainnya. 4) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik atau berkala melakukan posting ke buku besar. 5) Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar dan berlaku sebagai kontrol. 6) Pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas, buku besar, dan buku besar pembantu dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau
fungsi akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku. 7) Pada akhir periode, fungsi akuntansi pada PPK-SKPKD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD menyusun laporan keuangan. 2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas Prosedur akuntansi pengeluaran kas meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada SKPD dan/atau SKPKD. a. Fungsi terkait Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. b. Dokumen yang digunakan Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dan/atau SKPKD terdiri atas: 1) Surat Penyediaan Dana (SPD), merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang yang menunjukkan tersediannya dana untuk diserap/ direalisasi. 2) Surat Perintah Membayar (SPM), merupakan dokumen yang dibuat oleh pengguna anggaran untuk mengajukan Surat Perintah pencairan dana
(SP2D) yang akan diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) atau Kuasa BUD. 3) Kuitansi pembayaran dan bukti pembayaran lainnya, merupakan dokumen sebagai tanda bukti pembayaran. 4) SP2D merupakan dokumen yang diterbitkan oleh BUD atau Kuasa BUD untuk mencairkan uang pada bank yang telah ditunjuk. 5) Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah. 6) Nota debit bank, merupakan dokumen, atas bukti dari bank yang menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah. 7) Buku jurnal pengeluaran kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas. 8) Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk memosting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas, dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan. 9) Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu. c. Laporan yang dihasilkan 1) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD terdiri atas:
Laporan Realisasi anggaran (LRA) Neraca Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) 2) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPKD terdiri atas : Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca Laporan arus kas Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) d. Uraian prosedur Adapun uraian prosedurnya adalah : 1) Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. 2) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas melakukan pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas, disertai rekening lawan asal pengeluaran kas tersebut. 3) Bukti transaksi penerimaan kas mencakup antara lain: SP2D Bukti transfer Nota Kredit Bukti penerimaan lainnya 4) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik atau berkala melakukan posting ke buku besar.
5) Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar dan berlaku sebagai kontrol. 6) Pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas, buku besar,da buku besar pembantu dilaksanakn oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok dab fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku. 7) Pada akhir periode, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD menyusun laporan keuangan. 3. Prosedur Akuntansi Selain Kas Prosedur akuntansi selain kas adalah meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan /atau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjwaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan transaksi dan/atau kejadian keuangan selain kas pada SKPD dan/atau SKPD. Menurut Permendagri No.13 tahun 2006 dan perubahannya No.59 Tahun 2007, Prosedur akuntansi selain kas meliputi transaksi dan/atau kejadian yang berupa: a. Pengesahan pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran dana yang merupakan pengesahan atas pengeluaran/belanja melalui mekanisme uang persediaan/ganti uang/ tambahan.
b. Koreksi kesalahan pencatatan yang merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal yang telah diposting ke buku besar. c. Penerimaan hibah selain kas yang merupakan penerimaan sumber ekonomi non kas yang bukan merupakan pelaksanaan APBD, tetapi mengandung konsekuensi ekonomi bagi pemda. d. Pembelian secara kredit yang merupakan transaksi pembelian aset tetap yang pembayarannya dilakukan di masa yang akan datang. e. Retur pembelian kredit yang merupakan pengembalian aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan pemindahtanganan aset tetap kepada pihal ketiga karena suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas. f. Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan perolehan aset tetap akibat adanya tukar menukar (rulslaag) dengan pihak ketiga. a. Fungsi terkait Fungsi terkait dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. b. Dokumen yang digunakan Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dan/atau SKPKD terdiri atas : Berita acara penerimaan barang Surat keputusan penghapusan barang Surat keputusan mutasi barang
Berita acara pemusnahan barang Berita acara serah terima barang Berita acara penilaian Bukti memorial Buku jurnal umum Buku besar Buku besar pembantu c. Laporan yang dihasilkan 1) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD terdiri atas : Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) 2) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPKD terdiri atas : Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca Laboran Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) d. Uraian Prosedur Adapun uraian prosedurnya adalah:
1) Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD. 2) Transaksi dan / atau kejadian selain kas antara lain sebagai berikut Pengesahan pertangungjawaban (SPJ) pengeluaran dana. Koreksi kesalahan pencatatan Penerimaan hibah/donasi selain kas Pembelian secara kredit Retur pembelian kredit Pelepasan hak atas aset/barang milik daerah tanpa konsekuen kas. Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas. 3) Bukti transaksi dan/atau kejadian selain kas antara lain: Berita acara penerimaan barang Surat keputusan penghapusan barng Surat pengiriman barang Surat keputusan mutasi barang Berita acara pemusnahan barang Berita acara serah terima barang Berita acara penilaian barang 4) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian melakukan pencatatn bukti memorial.
5) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti memorial mencatat ke dalam buku jurnal umum. 6) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik melakukan posting ke buku besar. 7) Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar dan kontrol. 8) Pencatatan ke dalam buku jurnal umum dan buku besar pembantu dilaksanakna oleh fungsi akuntansi pada SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. 4. Prosedur Akuntansi Aset Prosedur akuntansi aset meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai dari pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, sehingga pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan, pemindahtanganan, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset yamg dikuasai/digunakan SKPD dan/atau SKPKD. Prosedur akuntansi digunakan sebagai alat pengendali dalam pengelolaan aset yang digunakan / dikuasaiskpd dan/atau SKPKD. a. Fungsi terkait Fungsi terkait yang dalam prosedur akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
b. Dokumen yang digunakan 1) Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset pada SKPD terdiri atas : Berita acara penerimaan barang Berita acara serah terima barang Berita acara penyelesaian pekerjaan Bukti memorial, merupakan dokumen yang memuat informasi mengenai jenis/ nama aset tetap, kode rekening, klasifikasi, aset tetap, nilai aset tetap, dan tanggal transaksi dan/atau kejadian sebagai dasar pencatatan ke dalam buku jurnal umum. Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi dan/atau kejadian yang berhubungan dengan aset. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPDuntuk memosting semua transaksi dan/atau kejadian dari buku jurnal umum ke buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaaan. Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk mencatat
semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu. 2) Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset pada SKPKD terdiri atas: Berita acara penerimaan barang Surat keputusan penghapusan barang Surat keputusan mutasi barang (antar SKPD) Berita acara pemusnahan barang Berita acara serah terima barang Berita acara penilaian Berita acara penyelesaian pekerjaan Bukti memorial, merupakan dokumen yang memuat informasi mengenai jenis/ nama aset tetap, kode rekening, klasifikasi, aset tetap, nilai aset tetap, dan tanggal transaksi dan/atau kejadian sebagai dasar pencatatan ke dalam buku jurnal umum. Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi dan/atau kejadian yang berhubungan denagn aset. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPDuntuk memosting semua transaksi dan/atau kejadian dari buku jurnal umum ke buku
besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaaan Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu. c. Laporan yang dihasilkan 1) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD terdiri atas : Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) 2) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPKD terdiri atas : Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Neraca Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) d. Uraian prosedur 1) Prosedur akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan olehfungsi akuntansi pada PPK-SKPD serta pejabat, pengurus,dan
penyimpanan barang, sdeangkan pada SKPKD dilaksanakan olehfungsi akuntansi pada SKPKD 2) Bukti transaksi dan / atau kejadian akuntansi terdiri atas : Berita acara penerimaan barang Surat keputusan penghapusan barang Surat pengiriman barang Surat keputusan mutasi barang Berita acara pemusnahan barang Berita acara serah terima barang Berita acara penilaian Berita acara penyelesaian pekerjaan 3) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian melakukan pencatatan ke bukti memorial. 4) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti memorial mencatat ke dalam buku jurnal umum. 5) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik melakukan posting ke buku besar. 6) Setiap akhir periode, semua buku besar di tutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan SKPD dan/atau SKPKD.
B. Penatausahaan Barang dan Jasa Langsung Penatausahaan barang dan jasa termasuk dalam bentuk belanja, dimana belanja menurut PERMENDAGRI No.13 Tahun 2006 ada 2 jenis yaitu : Belanja tidak langsung dan, Belanja langsung. Belanja tidak langsung yaitu merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, Kelompok belanja tidak langsung sebagaimana dimaksud yang terdiri dari: 1. Belanja pegawai; 2. Bunga; 3. Subsidi; 4. Hibah; 5. Bantuan sosial; 6. Belanja bagi hasil; 7. Bantuan keuangan; dan 8. Belanja tidak terduga Belanja Langsung yaitu merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan sebagaimana dimaksud yaitu: 1. Belanja pegawai; 2. Belanja barang dan jasa; dan 3. Belanja modal.
Yang dimaksud belanja barang dan jasa langsung menurut Peraturan menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006 yaitu Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah. Pembelian/pengadaan barang dan/atau pemakaian jasa sebagaimana dimaksud mencakup belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/penggandaan, sewa rumah/gedung/gudang/parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai. Sedangkan penatausahaan barang dan jasa langsung merupakan bagian tugas dari pada bendahara pengeluaran, berikut dalam skema dibawah ini digambarkan penatausahaan bendahara pengeluaran Gambar Penatausahaan Bendahara Pengeluaran Sumber : Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006.
Berdasarkan gambar diatas penatausahaan barang dan jasa langsung termasuk dari proses SPP-LS (Surat Permintaan Pembayaran langsung), LS (Langsung) yaitu uang yang dibayarkan langsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak atau berdasar surat perintah kerja, dimana SPP-LS terdiri atas: 1. SPP LS belanja pegawai : a. Pembayaran gaji induk, gaji susulan, kekurangan gaji, gaji terusan, uang duka wafat, dengan lampiran sesuai peruntukannnya. b. Pembayaran lembur c. Pembayaran honor / vakasi 2. SPP LS non belanja pegawai (belanja barang) : a. Pembayaran pengadaan barang dan jasa. b. Pembayaran biaya langganan daya dan jasa c. Pembayaran belanja perjalanan dinas. Dalam pembayaran pengadaan barang dan jasa harus dilampirkan hal berikut : 1. Kontrak / SPK yang mencantumkan nomor rekening rekanan, 2. Surat pernyataan KPA mengenai penetapan rekanan. 3. Berita acara penyelesaiaan pekerjaan 4. Berita acara serah terima pekerjaan 5. Berita acara pembayaran 6. Kuitansi yang disetujui KPA 7. Faktur pajak dan SSP ditandatangani wajib pajak 8. Jaminan Bank/ Lembaga keuangan non Bank 9. Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari puhak lain.