BAB XV AKUNTANSI WESEL TAGIH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

BAB XX AKUNTANSI HUTANG JANGKA PANJANG

PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable)

BAB 3 Piutang Piutang Wesel (notes receivable)

BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP

BAB XIII REKONSILIASI KAS DAN BANK

PIUTANG / TAGIHAN (receivable)

BAB XIII REKONSILIASI KAS DAN BANK

AKUNTANSI KEUANGAN BAB 6 TAGIHAN (2) M. REZEKI APRILIYAN, SE., MM.

BAB XIX AKUNTANSI ASET TETAP TIDAK BERWUJUD

Pertemuan Ketiga PIUTANG

BAB VXII AKUNTANSI PERSEDIAAN

AKUNTANSI PIUTANG WESEL (Notes Receivables)

Gambar 14-1 Contoh Wesel

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB VI AKUNTANSI BAHAN BAKU

Penerjemah: Drs. Iman Daryanto, Ak. [

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

BAB XXI AKUNTANSI PERPAJAKAN

BAB VIII AKUNTANSI BIAYA OVERHEAD PABRIK

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Modul ke: Manajemen Keuangan 11FEB. Sumber Pembiayaan Jangka Pendek. Fakultas. Luna Haningsih, ME dan Aty Herawati, MSi. Program Studi Manajemen

BAB IX METODE HARGA POKOK PESANAN

30 Juni 31 Desember

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 8 Piutang. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

X. SURAT BERHARGA. Teknik pencatatan: dicatat sebesar harga perolehan (harga beli ditambah biaya pembelian) bunga dicatat terpisah

BAB I PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB V SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

AKUNTANSI BAB II SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

PERTEMUAN KEDUA. Rekonsiliasi Bank

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

(Piutang Wesel) Afifudin, SE., M.SA.,Ak.

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

Diminta: 1. Buatlah rekonsiliasi bank untuk PT. SANDROS pada tanggal 31 Juli Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan.

JUMLAH AKTIVA

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

KEWAJIBAN LANCAR (Current Liabilities)

ANALISIS HUTANG PIUTANG SWALAYAN PADA YUNI JAYA MARKET

PIUTANG DAGANG DAN PIUTANG WESEL. By MAHSINA, SE, MSI

SEKURITAS DILUTIF. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

SEKURITAS DILUTIF. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

II. DASAR TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kondisi di masa yang akan datang. Menurut PSAK 1 (2009) manfaat laporan

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

LIABILITAS JANGKA PENDEK, PROVISI, KONTIJENSI (PSAK 57)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Akuntansi dan Laporan Keuangan Koperasi. Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

-3- BAB I KETENTUAN UMUM

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STMIK U BUDIYAH INDONESIA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013/2014

A. SURAT BERHARGA PASAR UANG (SBPU) YANG DIPERDAGANGKAN ADALAH:

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) dalam Zaki Baridwan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

1. ACCOUNT RECEIVABLE (PIUTANG DAGANG)

BAB IV SIKLUS AKUNTANSI SEDERHANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

Akuntansi Pajak Atas Liabilitas (Kewajiban)

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK)

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

PENERAPAN AKUNTANSI PIUTANG PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) USAHA BERSAMA DESA SIALANG RINDANG

Buku besar Perusahaan per tanggal 30 September 2006 menunjukkan saldo. Tanggal Terbit Tanggal Jt Tempo JUMLAH

Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001

AKUNTANSI KAS DAN BANK

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

L2

30 September 31 Desember Catatan

Transkripsi:

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XV AKUNTANSI WESEL TAGIH Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016

BAB XV PIUTANG WESEL (WESEL TAGIH) Kompetensi Inti Guru (KI) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran akuntansi keuangan Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) Menganalisis perubahan Piutang menjadi Piutang Wesel Indikator Melakukan pencatatan atas perubahan Piutang Usaha menjadi Piutang Wesel Menghitung nilai Piutang Wesel Mencatat dalam jurnal umum atas pendiskontoan Piutang Wesel Wesel adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Wesel dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Wesel berbunga adalah wesel yang mempunyai tingkat bunga yang ditetapkan. 2. Wesel tanpa bunga adalah wesel yang bunganya sudah termasuk di dalam jumlah nominalnya sehingga bunga tidak dinyatakan secara eksplisit. Wesel-wesel ini ada yang dapat dipindahtangankan atau dijual atau didiskonto kepada pihak lain seperti bank, tetapi ada juga yang tidak bisa dipindahtangankan. Pendiskontoan wesel akan dilakukan sebelum jatuh tempo. Seperti dalam hal piutang usaha, maka piutang wesel juga bisa dibedakan menjadi wesel dagang, wesel dari pegawai dan lain-lain. Pada umumnya piutang wesel dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu: 1. Piutang wesel tidak berbunga 2. Piutang wesel berbunga Piutang wesel berbunga adalah piutang wesel dimana debitor akan dikenai sejumlah bunga tertentu seperti yang tertera dalam lembar weselnya selama umur wesel. Sedangkan piutang wesel tidak berbunga adalah piutang wesel yang tidak bersyarat pembayaran bunga, yang berarti debitor tidak dikenai bunga wesel. 1

PENCATATAN PIUTANG WESEL (WESEL TAGIH) Wesel tagih akan dicatat sebesar nilai sekarang (present value) dari arus kas masa depan yang diharapkan diterima. Nilai sekarang wesel jangka pendek umumnya tidak berbeda dengan nilai jatuh temponya (jika ada selisih jumlahnya tidak material), sehingga untuk wesel jangka pendek umumnya akan dicatat sebesar nilai nominalnya. Wesel tagih jangka panjang dinilai sekarang atau lebih awal dengan tingkat bunga pasar yang berlaku pada saat wesel diterbitkan. Jika tingkat bunga yang ditetapkan untuk wesel tagih sama dengan tingkat bunga pasar, maka wesel tersebut terjual sebesar nilai nominalnya. Tetapi jika tingkat bunga wesel yang ditetapkan tidak sama dengan tingkat bunga pasar maka wesel tagih tersebut akan terjual dengan nilai yang berbeda dengan nilai nominalnya. Perbedaan antara nilai nominal dengan nilai sekarang arus kas yang diterima disebut agio atau disagio. Contoh : PT Mutiara memberi pinjaman kepada PT Trisna Cendeikia sebesar Rp. 200.000.000,-, disertai dengan penerbitan wesel tagih nominal Rp. 200.000.000,-, bunga 10% per tahun, jatuh tempo 3 tahun. Maka nilai sekarang dari wesel tagih tersebut adalah: a) Jika tingkat bunga pasar 10% Nilai nominal wesel tagih Rp200.000.000,00 Nilai sekarang (Present Value) dari nilai nominal : (Rp200.000.000,00 x PVIF(n=3, i=10%)= Rp200.000.000,00 x 0,75132 = Rp150.264.000,00 Nilai sekarang (Present Value) dari bunga : (Rp20.000.000,00 PVIFA(n=3, i=10% = Rp20.000.000,00 2,48685) = Rp 49.737.000,00 Rp200.001.000,00 Perbedaan (diabaikan) Rp 1.000,00 Karena selisihnya hanya Rp. 1.000,-, maka diabaikan, artinya nilai sekarang sama dengan nilai nominalnya yaitu Rp. 200.000.000,-. 2

b) Jika tingkat bunga pasar 12% Nilai nominal wesel tagih Rp200.000.000,00 Nilai sekarang (Present Value) dari nilai nominal : (Rp200.000.000,00 PVIF(n=3, i=12%)= Rp200.000.000,00 0,71178 = Rp142.356.000,00 Nilai sekarang (Present Value) dari bunga : (Rp20.000.000,00 x PVIFA(n=3, i=12%)= Rp20.000.000,00 x 2,40183) = Rp 48.036.600,00 Rp190.392.600,00 Perbedaan (Disagio wesel tagih) Rp 9.607.600,00 Nilai sekarang wesel tagih lebih kecil daripada nilai nominalnya sebesar Rp. 9.607.600,-, selisih ini disebut dengan disagio wesel tagih. c) Jika tingkat bunga pasar 8% Nilai nominal wesel tagih Rp200.000.000,00 Nilai sekarang (Present Value) dari nilai nominal : (Rp200.000.000,00 PVIF(n=3, i=8%) = Rp200.000.000,00 0,79383 = Rp158.766.000,00 Nilai sekarang (Present Value) dari bunga : (Rp20.000.000,00 x PVIFA(n=3, i=8%) = Rp20.000.000,00 x 2,57710) = Rp 51.542.000,00 Rp210.308.000,00 Perbedaan (Agio wesel tagih) Rp 10.308.000,00 Nilai sekarang wesel tagih lebih besar daripada nilai nominlanya sebesar Rp. 10.308.000,-, selisih ini disebut dengan agio wesel tagih. 3

PENILAIAN PIUTANG WESEL (WESEL TAGIH) Wesel tagih jangka pendek dicatat dan dilaporkan pada nilai bersih yang dapat direalisasi yakni jumlah nominalnya dikurangi semua penyisihan yang diperlukan yaitu besarnya piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih. Perhitungan dan estimasi yang terlibat dalam penilaian wesel tagih jangka pendek sama seperti piutang, demikian pula untuk pencatatan beban piutang yang tak tertagih sekaligus penyisihannya/cadangannya. MENDISKONTOKAN WESEL Yang dimaksud dengan mendiskontokan wesel adalah meminjam uang ke bank dengan menggunakan wesel sebagai jaminan. Bunga (diskonto) wesel dihitung dengan cara sebagaimana dalam ilustrasi 4.2. Ilustrasi 4.2: Cara Perhitungan Bunga (Diskonto) Bunga (diskonto) = Nilai Jatuh Tempo x Tarif diskonto x Periode Diskonto Pada saat perusahaan ingin mendiskontokan wesel, yang juga perlu diperhatikan disini adalah penentuan tanggal/ hari jatuh tempo. Ilustrasi 4.3 menunjukkan berbagai macam penentuan tanggal jatuh tempo dari sebuah wesel. Tanggal jatuh tempo bisa ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama, yakni kreditur menentukan dan debitur menyetujuinya dan akan berjanji membayar pada tanggal yang sudah ditentukan kreditur. Selain itu, tanggal jatuh tempo bisa didasarkan atas janji yang ditulis sendiri oleh debitur, atau bisa juga pada akhir periode yang ditetapkannya. 4

Ilustrasi 4.3: Berbagai Macam PenentuanTanggal Jatuh Tempo Sumber: (NN) Berdasarkan ilustrasi 4.2, dalam perhitungan bunga dan diskonto, satu tahun diperhitungkan selama 360 hari dan hari bunga/diskonto dihitung berdasarkan jumlah hari sesungguhnya sejak wesel diterima/didiskontokan sampai tanggal jatuh tempo. Dalam perhitungan hari diskonto ini tanggal terjadinya transaksi tidak diperhitungkan, tetapi tanggal jatuh temponya dihitung. Misalnya PT Harapan Sentosa mempunyai wesel tagih dengan nominal Rp. 200.000.000,- jangka waktu 3 bulan, tertanggal 1 April 2006 didiskontokan pada tanggal 22 April dengan diskonto 10%. Periode diskonto dihitung sebagai berikut: 22 30 April = 9 hari Mei Juni = 31 hari = 30 hari 1 Juli (Jatuh Tempo) = 1 hari Periode Diskonto = 71 hari Perhitungan pendiskontoan wesel dengan menggunakan contoh di atas adalah sebagai berikut: 5

1. Wesel Tidak Berbunga Jumlah uang yang diterima pada tanggal 22 April 2006 adalah: Nilai jatuh tempo Rp 200.000.000,00 Diskonto: Rp200.000.000,00 10% 71/360 = 3.944.444,00 Uang yang diterima Rp 196.055.556,00 Pendiskontoan wesel diatas oleh pihak yang mendiskontokan wesel (PT Harapan Sentosa) akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut: Kas Rp 196.055.556,00 Beban Bunga Rp 3.944.444,00 Piutang Wesel (Piutang Wesel Didiskontokan) Rp 200.000.000,00 2. Wesel Berbunga Misalnya wesel di atas berbunga sebesar 12% setahun dan didiskontokan dengan diskonto sebesar 10% setahun. Jumlah yang diterima pada tanggal 22 April 2006 adalah: Nilai nominal wesel Rp 200.000.000,00 Bunga: 12% 3/12 Rp200.000.000,00 = Rp. 6.000.000,00 Nilai jatuh tempo wesel Rp 206.000.000,00 Diskonto: Rp.206.000.000 10% 71/360 = Rp 4.062.778,00 Uang yang diterima Rp 201.937.222,00 PT Harapan Sentosa akan mencatat pendiskontoan wesel berbunga diatas dengan jurnal sebagai berikut: Kas Rp 201.937.222,00 Piutang Wesel (Piutang Wesel Didiskontokan) Rp 200.000.000,00 Pendapatan Bunga (dimuka) Rp 1.937.222,00 6

Secara skematis hubungan yang ada dalam pendiskontoan wesel sebagaimana dalam ilustrasi 4.4. Ilustrasi 4.4: Hubungan dalam Pendiskontoan Wesel A Pembeli B Penjual C Bank Keterangan: 1. Pembeli (A) menyerahkan wesel pada penjual (B). 2. Penjual (B) mendiskontokan wesel ke bank (C) dan menerima uang. 3. Karena A tidak membayar, maka bank (C) menagih pada B. 4. B menagih A sebesar yang dibayarkannya ke bank (mungkin ditambah bunga) Untuk menjelaskan bagaimana masing-masing pihak yang melakukan transaksi pendiskontoan wesel, berikut ini diberikan contohnya tetapi masih berkaitan dengan PT Harapan Sentosa. Kasus 1 Misal pada tanggal 1 April 2006 Ny. Rini memberikan wesel sebesar Rp. 200.000.000 kepada PT Harapan Sentosa. Jangka waktu wesel 3 bulan, tidak berbunga. Wesel ini oleh Ny. Wati dimaksudkan untuk memperpanjang utangnya pada PT Harapan Sentosa. Pada tanggal 22 April 2006 PT Harapan Sentosa mendiskontokan wesel tersebut ke Bank Perdana dan dipotong diskonto 10% setahun. Pada tanggal 1 Juli 2006 (tanggal jatuh tempo) wesel dilunasi oleh Ny. Wati. Kasus 2 Misalnya wesel Ny. Wati di atas berbunga 12% dan pada tanggal jatuh temponya (1 Juli 2006 Ny. Wati tidak membayar, tetapi baru dilunasi pada tanggal 1 Agustus 2006. Bunga yang dibebankan untuk jangka waktu tunggakan 12% setahun dari nilai nominal. Dengan adanya perubahan contoh diatas, maka jurnal yang dibuat oleh masingmasing pihak adalah sebagai berikut: 7

Keterangan 1: Nilai nominal wesel Rp 200.000.000,00 Bunga: 12% 3/12 Rp200.000.000,00 = Rp 6.000.000,00 Nilai jatuh tempo wesel Rp 206.000.000,00 Diskonto: Rp206.000.000,00 10% 71/360 = Rp 4.062.778,00 Uang yang diterima Rp 201.937.222,00 Keterangan 2: Nilai jatuh tempo wesel Rp 206.000.000,00 Denda: Rp200.000.000,00 12% 1/12 = Rp 2.060.000,00 Biaya penagihan Rp 200.000,00 Jumlah yang dibayar Rp 208.260.000,00 Penyelesaian Kasus 1 Transaksi Jurnal Ny. Wati Jurnal PT. Harapan Sentosa Jurnal Bank Perdana 1 April 2006 Penyerahan wesel dari Ny. Wati kepada PT Harapan Sentosa Utang Usaha Rp200 jt Utang Wesel Rp200 jt Piutang Wesel Rp200 jt Piutang Usaha Rp200 jt 22 April 2006 Kas Rp196.055 jt Pitang Wesel Rp200jt PT Harapan Sentosa mendiskontokan wesel kepada Bank Perdana dibebani diskonto 10% setahun. B. Bunga Rp 3,9 jt Piutang Wesel Didiskontokan Rp200jt Kas Rp196.055.556,00 P. Bunga Rp 3,9 jt 1 Juli 2006 Utang Wesel Rp200 jt Piutang wesel Kas Rp200 jt Ny. Wati melunasi weselnya kepada Bank Perdana Kas Rp200 jt Didiskontokan Rp200 jt Piutang Wesel Rp200 jt Piutang Wesel Rp200 jt 8

Penyelesaian Kasus 2 Transaksi Jurnal Ny. Wati Jurnal PT Harapan Sentosa Jurnal Bank Perdana 1 April 2006 Penyerahan wesel dari Ny. Wati kepada PT Harapan Sentosa Utang Usaha Rp200 jt Utang Wesel Rp200 jt Piutang Wesel Rp200 jt Piutang Usaha Rp200 jt 22 April 2006 PT Harapan Sentosa mendiskontokan wesel kepada Bank Perdana dibebani diskonto 10% setahun Kas Rp201,9 jt Piutang Wesel Didisk Rp200 jt P. Bunga Rp 1,9 jt Pitang Wesel Rp200 jt P. Bunga Rp 1,9 jt Kas Rp201,9 jt 1 Juli 2006 Ny. Wati tidak melunasi weselnya. Bank menagih kepada PT Harapan sentosa sebesar nilai jatuh tempo + biaya penagihan. PT Harapan Sentosa melunasinya. Piutang Usaha Rp206 jt Kas Rp206 jt Piutang Wesel Didisk Rp200 jt Piutang Wesel Rp200 jt Kas Rp206,2 jt Piutang Wesel Rp200 jt P. Bunga Rp 6 jt B. Tagih Rp 200.000,00 1 Agustus 2006 Ny. Wati melunasi weselnya. Perhitungannya: Lihat ke-2 Utang Wesel Rp200 jt B. Bunga Rp 8.06 jt Macam-2 B Rp 200.000,00 Kas Rp. 208,26 jt Kas Rp208.26 jt Piutang Rp206.2 jt P. Bunga Rp 2.060 jt 9

SOAL : Soal 1 PT. Bukana adalah distribusi perlengkapan kantor. Umur piutang usaha perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 dan analisis historis atas persentase piutang tak tertagih dalam masing-masing kategori umur adalah sebagai berikut: Pertanyaan: Interval Umur Saldo % Tak Tertagih Belum jatuh tempo Rp 450.000 2 1 30 hari telah jatuh tempo Rp 110.000 4 31 60 hari telah jatuh tempo Rp 1.000 6 61 90 hari telah jatuh tempo Rp 12.500 20 90 180 hari telah jatuh tempo Rp 7.500 60 Lebih dari 180 hari telah jatuh tempo Rp 5.500 80 Rp 636.500 Buatlah estimasi berapa saldo penyisihan piutang tak tertagih yang tepat per 31 Desember 2006 Soal 2 Dengan menggunakan data-data yang terdapat dalam soal 1, asumsikan bahwa penyisihan piutang tak tertagih PT. Bukana memiliki saldo kredit sebesar Rp1.575 per 31 Desember 2006. Soal 3 Pada akhir tahun berjalan, akun piutang usaha memiliki saldo debit sebesar Rp. 840.000,- dan penjualan bersih selama setahun berjumlah Rp. 7.150.000,-. Tentukanlah jumlah ayat jurnal penyesuaian untuk penyisihan piutang tak tertagih menurut masing-masing asumsi berikut: a. Akun penyisihan sebelum penyesuaian memiliki saldo kredit sebesar Rp. 1.780,-. Beban piutang tak tertagih diestimasikan sebesar ¼ dari 1% dari penjualan bersih.

b. Akun penyisihan sebelum memiliki saldo kredit Rp. 2.750,-. Analisis piutang dalam buku besar pelanggan mengindikasikan piutang tak tertagih sebesar Rp. 16.350,-. c. Akun penyisihan sebelum penyesuaian memiliki saldo debit sebesar Rp. 3.050,-. Beban piutang tak tertagih diestimasikan sebesar ½ dari 1% dari penjualan bersih. d. Akun penyisihan sebelum penyesuaian memiliki saldo debit sebesar Rp. 3.050,-. Analisis piutang dalam buku besar pelanggan mengindikasikan piutang tak tertagih sebesar Rp. 38.400,-. Soal 4 PT. Saputra sebuah perusahaan konsultan komputer, telah memutuskan untuk menghapus saldo piutang usaha seorang pelanggan Rp. 7.130,-. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat penghapusan (a) dengan mengasumsikan bahwa perusahaan menggunakan metode penyisihan dan (b) dengan mengasumsikan bahwa perusahaan menggunakan metode penghapusan langsung. Soal 5 Buatlah ayat jurnal untuk transaksi-transaksi berikut dalam akun PT. Linda Makmur, sebuah perusahaan pemasok kebutuhan restoran yang menggunakan metode penyisihan akuntansi untuk piutang tak tertagih: 20 Feb Menjual barang dagang secara kredit kepada PT. Bintang sebesar Rp. 12.100,-. Harga pokok penjualan adalah sebesar Rp. 7.260,-. 30 Mei Menerima Rp. 6.000,- dari PT. Bintang dan menghapus sisanya dari penjualan tanggal 20 Februari sebagai piutang tak tertagih. 3 Agt Menimbulkan kembali piutang usaha PT. Bintang yang telah dihapus pada tanggal 30 Mei dan menerima pembayaran kas Rp. 6.100,- secara penuh. Referensi (Kieso, Weygandt, & Warfield, 2014; Martani, 2012) Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2014). Intermediate Accounting (15 ed.). New Jersey: Wiley. Martani, D. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta: Salemba Empat.