BAB I PENDAHULUAN. penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. pencarian informasi oleh mahasiswa yang menjadi anggota Perpustakaan Fakultas

BAB IV ANALISIS DATA. pendekatan analisis kuantitatif, diperlukan suatu prediksi mengenai. perumusan pertanyaan penelitian. 1

MANFAAT LITERASI INFORMASI UNTUK PROGRAM PENGENALAN PERPUSTAKAAN

RELOKASI PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. misi yang diembannya. Secara umum, fungsi dari perpustakaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya interaksi peranan. guru dan sarana pembelajaran sangatlah menentukan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

Implementation of Edu-tourism Program in Museum Asia Afrika Library. Implementasi Program Edu-tourism di Perpustakaan Museum Asia Afrika

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran sebuah perpustakaan pada setiap satuan pendidikan, termasuk

Toko buku..., Putu Arya Djuanta, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

KETERSEDIAAN KOLEKSI TERCETAK DALAM MEMENUHI KEPUASAN PENGGUNA PADA PERPUSTAKAAN ITB

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Noerhayati (1987:1) mengatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. inggris perpustakaan dikenal dengan nama library. Library berasal dari bahasa Latin

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

Universitas Airlangga Surabaya merupakan salah satu universitas negeri terbesar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. prinsipnya mempunyai tiga kegiatan: Pertama menggumpulkan (to collect)semua

JURNAL ILMU PERPUSTAKAAN Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Halaman 1-10 Online dari http:

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

MANFAAT PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA UPT PERPUSTAKAAN UNIMA UNTUK TEMU KEMBALI INFORMASI OLEH MAHASISWA FAKULTAS MIPA

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

KEBUTUHAN DAN PERILAKU PENCARIAN INFORMASI STAF PENGAJAR POLITEKNIK NEGERI SEMARANG DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PENELITIAN

BAB II URAIAN TEORITIS

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir

Kompetensi Apoteker Indonesia adalah :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

MAKALAH. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

UJIAN AKHIR SEMESTER PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN PENDIDIKAN PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini

PENGARUH SANKSI DENDA TERHADAP KEDISIPLINAN PENGEMBALIAN BUKU DI PERPUSTAKAAN UPI

KERJASAMA PERPUSTAKAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

Utilization Studies Library of Health Polytechnic Semarang. Pemanfaatan Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencarian informasi erat kaitannya dengan kebutuhan akan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB I PENDAHULUAN. dan misi dari perguruan tinggi tersebut. Perpustakaan menjadi bagian yang sangat

PERANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Syamsul Alam WidyaiswaraLPMP Sulawesi Selatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

EFEKTIVITAS PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR. Dosen Pengampu : Nanik Arkiyah, M.IP

BAB II TINJAUAN LITERATUR

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) adalah salah satu bentuk

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IKIP PGRI SEMARANG. A. Sejarah Perpustakaan IKIP PGRI Semarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

MOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. mengedepankan kepuasan pengguna (user oriented). pelayanan terbaik dan dapat memuaskan setiap pengunjung yang datang, dan

Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moch Ikhsan Pahlawan,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR 131/ BAB I PENDAHULUAN

MAKALAH MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

MANFAAT PERPUSTAKAAN SEBAGAI MEDIA BELAJAR BAGI SISWA DI SEKOLAH DASAR. Dosen : Nanik Arkiyah, M.IP. Oleh : Leny Nurhanifah PGSD/ 7A

Peran Pengelola Perpustakaan dalam Memberikan Pelayanan Bimbingan Pemakai di Universitas Ida Banjumi Wahab Palembang

BAB II KERANGKA TEORETIK. batas usia dan berlangsung seumur hidup (long live learning). Belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Hampir semua orang dalam setiap kegiatannya tidak dapat dipisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pemanfaatan resensi..., Yusuf Margono, FIB UI, 2009

AKTIVITAS PENGGUNAAN PORTAL TELKOM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI INTERNAL TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI KARYAWAN PT. TELKOM DCS REGIONAL SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

BAB II KAJIAN TEORITIS

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. digunakan untuk dapat berhubungan dengan orang lain adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi diiringi dengan produk yang dihasilkannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan yang mempunyai koleksi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

PEMANFAATAN SITUS UNTUK KEBUTUHAN INFORMASI AKADEMIK OLEH MAHASISWA FIKOM UNPAD

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagaimana yang ada dan berkembang sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa lainnya. Hal tersebut telah ada sejak dulu dan terus berproses secara alamiah menunjuk kepada suatu kondisi dan tingkat perbaikan yang signifikan meskipun belum memuaskan semua pihak. Perpustakaan pada prinsipnya mempunyai tiga kegiatan pokok, yaitu pertama, mengumpulkan (to collect) semua informasi yang sesuai dengan bidang kegiatan dan misi organisasi dan masyarakat yang dilayaninya. Kedua, melestarikan, memelihara, dan merawat seluruh koleksi perpustakaan, agar tetap dalam keadaan baik, utuh, layak pakai, dan tidak lekas rusak baik karena pemakaian maupun karena usianya (to preserve). Ketiga, menyediakan dan menyajikan informasi untuk siap dipergunakan dan di berdayakan (to make availlable) seluruh koleksi yang dihimpun di perpustakaan untuk dipergunakan pemakainya (Sutarno, 2006: 1). Informasi memegang peranan yang semakin besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan (dalam arti luas). Informasi meningkatkan efisiensi ilmu pengetahuan yang merupakan kakas (force) produktif pada masyarakat modern. Ilmu pengetahuan dan sistem pemencaran pengetahuan berjalan dalam skala massal, namun mentalitas pemakai dalam memanfaatkan informasi masih mencerminkan tingkat awal pengembangan ilmu pengetahuan. Kini dengan banyaknya unit informasi serta berkembangnya teknologi informasi, pengumpulan dan

pengolahan informasi dilakukan oleh berbagai unit informasi sementara pemakai tinggal memanfaatkannya (Sulistyo-Basuki, 2004: 398). Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro merupakan perpustakaan perguruan tinggi yang berada di tingkat unit fakultas yang mempunyai tugas memperlancar pelaksanaan tugas instansi serta berfungsi sebagai tempat sumber informasi bagi pemakai. Pemakai Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro adalah mahasiswa, dosen dan sivitas akademika. Mahasiswa terdiri dari berbagai jurusan atau disiplin ilmu dan merupakan pemakai yang paling aktif dalam memanfaatkan sumber informasi yang ada di perpustakaan. Sejauh ini belum diketahui dengan jelas kebutuhan dan pola perilaku mahasiswa dalam pencarian informasi. Kebutuhan informasi pemakai dapat dilihat dari perilaku dalam pencarian informasi, maka perpustakaan perlu memperhatikan hal tersebut guna mendapatkan umpan balik bagi perpustakaan untuk memberikan layanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai. Ketepatan strategi yang diterapkan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan sebagai penunjang kegiatan perkuliahan sangat menentukan dalam pencarian informasi. Kesalahan dalam bertindak atau ketidak tahuan mengenai sumber informasi yang dapat diandalkan dapat menjadi faktor penghambat dalam rangka pengumpulan tugas yang diberikan pengajar. Keadaan ini jelas berhubungan erat dengan perilaku mahasiswa dalam mencari informasi yang diperlukan. Oleh karena itu untuk mengetahui kebutuhan dan pencarian informasi mahasiswa di Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, penulis mengadakan penelitian ini.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, hal yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kebutuhan dan pencarian informasi mahasiswa di Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. C. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Waktu penelitian yang dibutuhkan adalah kurang lebih selama 2 bulan mulai dari bulan November sampai dengan bulan Desember 2009. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan dan pencarian informasi oleh mahasiswa di Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama: 1. Sebagai masukan terhadap lembaga agar dapat melihat apa saja kebutuhan informasi yang diperlukan dan strategi apa saja yang dilakukan untuk menyikapi dalam pencarian informasi.

2. Dapat dipergunakan sebagai acuan bagi peneliti berikutnya, khususnya penelitian yang menyangkut masalah dan jenis yang sama dengan penelitian yang dilakukan ini. F. Batasan Istilah Untuk tidak menimbulkan adanya perbedaan pengertian, perlu ada penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Batasan istilah yang digunakan diambil dari beberapa pendapat para pakar dalam bidangnya. Namun sebagian ditentukan oleh peneliti dengan maksud untuk kepentingan penelitian ini. Beberapa batasan istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan informasi, adalah bahwa setiap orang memerlukan informasi untuk menunjang kegiatan mereka dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peningkatan taraf hidup mereka (Lasa, 1998: 65); 2. Pencarian Informasi, adalah proses penemuan kembali akan informasi yang tersimpan pada pusat informasi dengan peralatan dan cara tertentu (Lasa, 1998: 65); 3. Informasi, adalah kandungan yang terdapat dalam berbagai bentuk dokumen (bahan pustaka) Hermawan (2006: 2); 4. Sumber informasi, adalah masukan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber seperti gagasan dan pengalaman seseorang, kegiatan operasional, pendapat masyarakat, hasil penelitian atau pengamatan, dan lain-lain (Soeatminah,1992: 49);

5. Mahasiswa, adalah orang yang terdaftar dan menjalani pendidikan pada perguruan tinggi. Berdasarkan jenjang studi yang ditempuhnya mahasiswa dapat dikelompokan ke dalam kelompok mahasiswa program Diploma, mahasiswa Strata 1 (S1), Strata 2 (S2) dan mahasiswa Strata 3 (S3).

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Informasi Informasi adalah kandungan yang terdapat dalam berbagai bentuk dokumen (bahan pustaka). Pengembangan koleksi (collection development) tidak didasarkan pada bentuk fisik, tetapi oleh kandungan informasinya (contents).perpustakaan bukan hanya menyimpan buku atau bahan pustaka, tetapi menyimpan informasi. Menurut pakar sosiologi Indonesia Prof. Selo Sumardjan (1989), informasi dalam bahan pustaka dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 1. Informasi konsumtif (consumptive information), adalah informasi yang berguna secara konsumtif yang dapat dinikmati secara langsung oleh pengguna, karena sifat-sifat informasi yang terkandung dalam informasi itu sendiri, misalnya karya fiksi, cerpen, lagu, film, berita dan sebagainya. 2. Informasi modal (capital information), adalah informasi yang diperlukan untuk proses produksi untuk menyiapkan sesuatu hasil yang masih berupa bahan baku yang memerlukan pengolahan. Dalam dunia penelitian banyak informasi yang tersedia berupa fakta dan data yang memerlukan pengolahan dan analisis (Hermawan, 2006: 2). Foskett dalam Astuti (1982: 10) mengatakan: information is knowledge shared by communication. Informasi merupakan pengetahuan yang menjadi milik bersama karena dikomunikasikan. Berbicara mengenai dikomunikasikan, terkandung pengertian bahwa informasi tak hanya terdapat dalam bentuk

komunikasi percakapan saja, tetapi juga dalam bentuk terekam pada medi-media lain, seperti koran, radio, televisi dan lain-lain. Menurut Astuti (2008: 15), informasi adalah gagasan, fakta, karya imajinatif seseorang yang dikomunikasikan, menambah pengetahuan penerima informasi, mengurangi ketidakpastian, sehingga bertambah keyakinan penerima informasi dan dapat mengambil keputusan, serta dalam berbagai format bentuk. Diao dalam Arsland (1994: 28) menyebutkan bahwa informasi adalah fakta, data, kepercayaan, pendapat dan pengetahuan yang tersimpan, antara lain bahan monograf, jurnal, bahan pandang dengar, atau bahkan dalam pikiran manusia. Informasi tersebut dipresentasikan dalam bentuk tulisan, ucapan, gambar, atau simbol-simbol yang terekam. Dengan melihat pengertian yang diberikan banyak ahli tersebut, terlihat adanya perbedaan-perbedaan dalam memberikan pengertian tentang istilah informasi. Ini dikarenakan cara memandang atau melihatnya yang berbeda dan tergantung dari sudut mana mendefinisikannya. B. Sumber Informasi Perpustakaan sebagai pusat informasi bisa dikelompokkan ke dalam beberapa jenis yang masing-masing mempunyai ciri dan penekanan fungsi yang berbeda. 1. Ada yang berfungsi untuk melayani kebutuhan informasi bagi segenap anggota masyarakat luas secara menyeluruh;

2. Ada yang berfungsi melayani kebutuhan informasi bagi kelompok masyarakat khusus, seperti masyarakat peneliti atau ilmuwan saja dan masyarakat sekolah saja; 3. Ada juga yang yang bertugas khusus melayani kebutuhan masyarakatdalam lingkungan organisasi khusus; 4. Tidak ketinggalan juga adalah perpustakaan keluarga atau perpustakaan pribadi, yakni perpustakaan yang ada di rumah kita sendiri atau sering disebut sebagai koleksi pribadi, bukan perpustakaan pribadi; dan 5. Dalam beberapa tahun terakhir, tampak adanya kemunculan perpustakaan komunitas yang bentuknya bisa terintegrasi dengan toko buku, café, atau dengan kegiatan komersial lainnya. Para pengelola model perpustakaan seperti ini berusaha menggabungkan fungsi-fungsi pendidikan, pencerahan, sosial, dan bisnis secara terpadu (Yusuf, 2009: 17). Berbagai sumber informasi muncul dalam aneka bentuk atau wadah, baik berupa tercetak (printed), terekam (recorded) maupun terpasang (online). Disamping bentuk buku, majalah, surat kabar yang bersifat konvensional, sumber informasi kini banyak pula berbentuk non-konvensional. Kehadiran e-books, e-journals, e-newspapers, dan sebagainya (Hermawan, 2006: 2). Sementara Krikelas dalam Arsland, (1983: 37) membagi sumber informasi kepada sumber informasi internal dan sumber informasi eksternal. Sumber informasi internal diantaranya catatan pribadi atau memori dan hasil

pengamatan, sedangkan sumber informasi eksternal merupakan sumber informasi yang didapatkan melalui sumber informasi langsung. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro sendiri memiliki beberapa tempat sebagai pusat sumber informasi antara lain perpustakaan faultas sendiri, perpustakaan atau ruang koleksi yang ada di tiap jurusan yang berjumlah sekitar 6 bagian dan semuanya menyimpan atau menyediakan layanan informasi dan memiliki koleksi yang sesuai dengan jurusan masing-masing. C. Kebutuhan Informasi Banyak teori yang membahas masalah kebutuhan seseorang akan informasi. Sebenarnya, bukan informasi saja yang dibutuhkan oleh orang, melainkan banyak variasinya, seperti yang dikemukakan oleh Maslow mulai dari tahap kebutuhan yang paling dasar sampai kepada tingkat kebutuhan yang paling tinggi, yaitu sebagai berikut: 1. Kebutuhan fisiologis, misalnya rasa lapar dan haus; 2. Kebutuhan akan rasa aman, misalnya rasa aman dari gangguan atau ancaman ; 3. Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki; 4. Kebutuhan akan rasa harga diri, misalnya rasa prestise, keberhasilan, serta respek pribadi; 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri, misalnya hasrat untuk berdiri sendiri (Krech dkk,1962).

Dikaitkan dengan lingkungan yang merangsang timbulnya kebutuhan, khususnya yang berhubungan dengan seseorang yang dihadapkan pada berbagai sumber penampung informasi, atau media komunikasi informasi, ada banyak kebutuhan yang bisa dikemukakan, antara lain seperti diusulkan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas dalam Tan,(1981) sebagai berikut: 1. Kebutuhan Kognitif Ini merupakan kebutuhan untuk memperkuat informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannya yang didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya, kebutuhan ini juga dapat memberi kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang. 2. Kebutuhan Afektif Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Misalnya orang membeli radio, dan surat kabar, televisi, menonton film, dan membaca buku-buku ringan. 3. Kebutuhan Integrasi Personal (Personal Integrative Needs) Hal ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu.. Kebutuhan-kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.

4. Kebutuhan Integrasi Sosial (Social Integrative Needs) Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman, dan orang lain yang didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain. 5. Kebutuhan berkhayal (Escapist Needs) Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (diversion). (Yusuf, 2009: 336) Menurut Sulistyo-Basuki (2004: 393), kebutuhan Informasi adalah informasi yang diinginkan seseorang untuk pekerjaan, penelitian, kepuasan rohaniah, pendidikan dan lain-lain. Kebutuhan informasi dalam ilmu informasi diartikan sebagai sesuatu yang lambat laun muncul dari kesadaran yang samar-samar mengenai sesuatau yang hilang dan pada tahap berikutnya menjadi keinginan untuk mengetahui tempat informasi yang akan memberikan kontribusi pada pemahaman akan makna Kulthau, (1993). Wersig dalam Pendit (1993) mengajarkan teori yang menyatakan bahwa kebutuhan informasi didorong oleh apa yang dinamakan sebagai a problematic situation. Ini merupakan situasi yang terjadi dalam diri manusia (pada lingkungan internalnya) yang dirasakan tidak memadai oleh manusia yang bersangkutan untuk mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya. Ketidak memadai ini menyebabkan ia merasa harus memperoleh masukan (input) dari sumbersumber diluar dirinya maupun yang telah dimilikinya ( Sugiarto, 2009: 21).

D. Pencarian Informasi Terdapat dua metode popular yang sering digunakan seseorang dalam mencari informasi adalah mencari (searching). berarti pengguna mencari langsung ke kata/kalimat/koleksi yang diinginkan secara terstruktur dan menerawang (browsing) berarti pengguna melakukan eksplorasi secara acak (tidak terstruktur) terhadap sebuah informasi. Ketika seseorang kurang begitu tahu koleksi mana yang cocok untuk kebutuhannya, dengan mengetahui kode subyek dari koleksi yang diinginkannya, ia bisa langsung menuju ke rak subyek dan melakukan browsing menurut Pendit, (2007: 189). Menurut Siswoyo dalam Darmono, (1981: 28), dalam spesifikasi pencarian informasi terkandung beberapa unsur, yaitu: 1. Unsur tingkah laku nyata (performance), yang berisi unsur-unsur kelakuan yang pasti ditampakkan dalam kegiatan pencarian informasi; 2. Unsur isi informasi yang dicarinya, yang dapat dikaitkan dengan tujuan dari pencarian tersebut ; 3. Unsur penyesuaian, yang berisi unsur-unsur yang memungkinkan seseorang dapat menyesuaikan diri dengan situasi tertentu yang berkaitan proses interaksi dengan unit informasi. Unsur penyesuaian dapat berupa pengambilan keputusan untuk menghadapi situasi tertentu yang berkaitan dengan kebutuhan dan perilaku pencarian informasi ; dan 4. Unsur proses, berisi unsur-unsur yang berhubungan dengan proses pencarian informasi. Unsur proses merupakan unsur yang demikian penting sehingga, seseorang dapat menemukan informasi yang dicarinya.

Perilaku pencarian informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukan perilaku pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian informasi dimulai ketika seseorang merasa bahwa pengetahuan yang dimilikinya saat itu kurang dari pengetahuan yang dibutuhkannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut seseorang mencari informasi dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Tindakan menggunakan literatur adalah suatu perilaku yang kenyataanya menggambarkan berbagai tujuan (Krikelas, 1983: 5-20). Pannen (1990) menghubungkan, pencarian informasi dengan penggunaan informasi. Menurut Pannen pencarian dan penggunaan informasi merupakan keadaan ketika orang bergerak melewati ruang dan waktu menemukan dirinya pada suatu keadaan di mana dia harus menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, melihat suatu fakta, agar dapat mengetahui sesuatu untuk terus bergerak (Suwanto, 1997: 21-22). Menurut Lasa (1998: 65), pencarian Informasi adalah proses penemuan kembali akan informasi yang tersimpan pada pusat informasi dengan peralatan dan cara tertentu. Agar proses ini berlangsung cepat dan tepat, pencari informasi harus: 1. Memahami pusat-pusat maupun sumber-sumber informasi; 2. Menyusun strategi penelusuran; 3. Mampu menggunakan peralatan dan teknologi; 4. Melaras diri dengan informasi (keeping up to datewith information). Berdasarkan penjelasan perilaku pencarian informasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa hakekat perilaku pencarian informasi seseorang adalah kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang

melalui tahap-tahap atau proses tertentu dengan tujuan untuk memperoleh informasi berkenaan dengan jawaban terhadap pertanyaan tertentu, pemecahan masalah, pengambilan keputusan atau melakukan suatu karya yang berarti bagi dirinya. E. Penelitian Sebelumnya Perilaku pencarian informasi merupakan salah satu kajian yang termasuk dalam domain ilmu perpustakaan, di mana pemakai ditempatkan sebagai unit yang dianalisa. Berbagai ragam penelitian tentang perilaku pencarian informasi telah banyak dilakukan, akan tetapi untuk konteks Indonesia, kajian tentang perilaku mahasiswa dalam pencarian informasi masih sedikit dilakukan. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan kajian pemakai akan diuraikan dan digunakan sebagai bahan perbandingan bagi penulis. Penelitian dengan mengambil sampel mahasiswa jurusan eksakta dan noneksata yang sedang menulis skripsi, menurut Darmono (1995) pola perilaku pencarian informasi mahasiswa penulis skripsi dapat dibuatkan suatu diagram alur pencarian, menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan kebutuhan informasi mahasiswa dilihat dari tahap-tahap dalam penulisan skripsi dan tidak ada perbedaan bila dilihat dari perbedaan latar belakang keilmuan, kemudian tidak terdapat hubungan antara kebutuhan dengan pencarian informasi mahasiswa eksakta dan terdapat hubungan untuk mahasiswa noneksakta. Hal yang sama dengan hasil penelitian yang penulis lakukan, menurut Astuti (2001) dalam penelitian tentang kebutuhan dan perilaku pencarian

informasi studi kasus mahasiswa PDPT FIB UI 2007 dengan metode problembased learning (PBL), dengan hasil penelitian bahwa untuk pemenuhan kebutuhan informasinya mahasiswa lebih mengandalkan sumber informasi formal yaitu perpustakaan dan internet. Adapun hambatan yang dialami mahasiswa pada umumnya disebabkan oleh koleksi yang tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang menggunakan sehingga terpaksa mereka harus mencari ke sumber lain, penggunaan internet sebagai sumber perolehan informasi seperti mencari informasi di tempat pembuangan sampah karena banyaknya informasi yang tidak bermanfaat dan tidak relevan, sehingga sulit dalam menjaring informasi yang dibutuhkan, dan sarana penelusuran yang kurang efektif pencarian yang tertera di OPAC berbeda dengan kenyataan di rak koleksi. Sri-Ati (1997) dalam penelitiannya menggambarkan dan menganalisis kebutuhan dan pencarian informasi yang digunakan untuk mengajar pada tahap pengembangan instruksional atau tahap persiapan bagi dosen kedokteran di dua perguruan tinggi yang berbeda. Hasil penelitian mengungkap bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam hal kebutuhan jenis informasi ditinjau dari latar belakang pendidikan dan tugas mengajar dosen dan tidak ada perbedaan antara lain dari segi media informasi, sumber informasi yang dibutuhkan, serta tidak ada perbedaan dari strategi yang digunakan dalam pencarian dan cara perolehan informasi. Adapun Hasyim (1999) menggunakan teori Sense-making sebagai landasan penelitian studi tentang kebutuhan dan pencarian informasi dosen Politeknik Negeri Jakarta dalam pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi, dengan hasil

penelitian bahwa kebutuhan informasi dosen dalam mempersiapkan pelaksanaan Tridarma Pergurun Tinggi adalah kebutuhan informasi tantang referensi pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, alat bantu pengajaran, wawasan penelitian, pengaturan waktu, topic makalah, peningkatan minat menulis, informasi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, objek pengabdian kepada masyarakat, dan dana pengabdian kepada masyarakat. Selanjutnya Pencarian informasi dosen untuk memenuhi kebutuhan informasinya meliputi strategi yang digunakan adalah strategi yang berkenaan dengan diri sendiri, sumber informasi yang paling banyak digunakan adalah diri sendiri, dan kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan waktu. Demikian pula penelitian studi tentang kebutuhan dan pencarian informasi anggota DPR-RI dalam proses penerbitan suatu undang-undang atas usul inisiatif oleh Arsland (2001) menyimpulkan bahwa kebutuhan informasi yang dominan saat akan mengajukan suatu draf RUU untuk UU No.23/2000, UU No.27/2000, UU No.38/2000 adalah informasi tentang jumlah penduduk, luas wilayah, pendapatan asli daerah, batas propinsi, ibu kota propinsi. Selanjutnya untuk strategi pencarian informasi pada saat akan mengajukan suatu draf RUU umumnya memakai strategi melalui sekretaris dan diri sendiri, dan untuk sumber informasi yang digunakan umumnya memanfaatkan jenis non-bahan pustaka/dokumen yaitu aspirasi masyarakat luas dan bahan pustaka/dokumen adalah laporan hasil sensus. Azizi (2008) dalam penelitian perilaku santri dalam menelusur informasi di Perpustakaan A Wahid Hasyim Pondok Pesantren Tebuireng Jombang mengkaji

permasalahan tentang posisi perpustakaan sebagai sarana atau sumber informasi yang tersedia di lingkungan pesantren terhadap perilaku informasi santri yang sebelumnya hanya didapatkan dari kiai dan ketaatanya sekarang setelah banyak mengalami perubahan. Hasil penelitian ditunjukkan dengan sebagian besar santri berkunjung ke perpustakaan adalah untuk menambah pengetahuan, tertarik oleh banyak tersedianya informasi terutama informasi tentang agama, selanjutnya untuk pencarian informasi rata-rata santri tidak mempergunakan alat penelusuran dengan alasan sudah mengetahui letak koleksi.