NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKANKEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Kalimantan Utara Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

hal- ii Rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) Tahun Anggaran 2017

RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI BALI

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Pemerintah Provinsi Bali

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA SAMARINDA TAHUN 2011

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III PERUBAHAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017

Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean

PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

V. PEMBAHASAN. perekonomian daerah. Pemerintah daerah diberikan kewenangan untuk

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Jalan Imam Bonjol Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Mukomuko Kode Poss 38364

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB III ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

SUMMARY RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA BARAT (PROVINCIAL GOVERNMENT ACTION PLAN) TAHUN 2011

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2015 (KUA APBD PERUBAHAN T.A. 2015)

PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2017

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

[A.1] PENYUSUNAN KUA DAN PPAS. 1. Berdasarkan Peraturan Gubernur tentang RKPD dan Peraturan Menteri Dalam

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Nomor : 050 / 1447 / / 2015 Nomor : 170 / 1070 / / 2015 Tanggal : 24 Juli 2015 Tanggal : 24 Juli 2015

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018

R K P D TAHUN 2014 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

KABUPATEN MURUNG RAYA KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KUPA) TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

DAFTAR ISI. Daftar Isi- i. Daftar Tabel... ii Daftar Grafik... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016

PARIPURNA, 20 NOPEMBER 2015 KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

ANALISIS PADA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KABUPATEN KUDUS DAN KABUPATEN JEPARA TAHUN ANGGARAN Oleh : Yusshinta Polita Gabrielle Pariury

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN

Pertumbuhan yang telah dicapai dari berbagai kebijakan akan memberi dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, dan mengurangi angka pengangguran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN 2016 PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN 2016

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR : 415.4/ /1.06.01/2015 TANGGAL : Juli 2015 NOMOR : /MoU/1.20.04.3/2015 TANGGAL : Juli 2015 TENTANG PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : Ust. H. Zuhri M. Syazali, Lc., M.A. Jabatan : Bupati Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kabupaten Bangka Barat 2. a. Nama : Hendra Kurniady, S.E. Ak. Jabatan : Ketua DPRD Kabupaten Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok b. Nama : H. Badri Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok c. Nama : M. Ali Purwanto, S.E.,S.H. Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangka Barat.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, perlu disusun Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah, untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016. Berdasarkan hal tersebut di atas, dan mengacu pada kesepakatan antara DPRD dan Pemerintah Daerah tentang Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2016, para pihak sepakat terhadap Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2016 yang meliputi rencana pendapatan dan penerimaan pembiayaan daerah, Plafon Anggaran Sementara per urusan dan SKPD, program dan kegiatan, belanja tidak langsung, serta rencana pengeluaran daerah Tahun Anggaran 2016. Secara lengkap Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2016 disusun dalam Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini. Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016. Muntok, Juli 2015 BUPATI BANGKA BARAT Selaku, PIHAK PERTAMA PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT Selaku, PIHAK KEDUA Ust. H. ZUHRI M. SYAZALI, LC. M.A. HENDRA KURNIADY, S.E. Ak. KETUA H. BADRI WAKIL KETUA M. ALI PURWANTO, S.E.,S.H. WAKIL KETUA

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR : 415.4/ /1.06.01/2015 TANGGAL : Juli 2015 NOMOR : /MoU/1.20.04.3/2015 TANGGAL : Juli 2015 TENTANG KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : Ust. H. Zuhri M. Syazali, Lc., M.A. Jabatan : Bupati Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kabupaten Bangka Barat 2. a. Nama : Hendra Kurniady, S.E. Ak. Jabatan : Ketua DPRD Kabupaten Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok b. Nama : H. Badri Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok c. Nama : M. Ali Purwanto, S.E., S.H. Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangka Barat.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah, untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2016. Berdasarkan hal tersebut di atas, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan APBD Tahun Anggaran 2016. Secara lengkap Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2016 disusun dalam Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini. Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Tahun Anggaran 2016. Muntok, Juli 2015 BUPATI BANGKA BARAT Selaku, PIHAK PERTAMA PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT Selaku, PIHAK KEDUA Ust. H. ZUHRI M. SYAZALI, LC. M.A. HENDRA KURNIADY, S.E. Ak. KETUA H. BADRI WAKIL KETUA M. ALI PURWANTO, S.E., S.H. WAKIL KETUA

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR : 415.4/ /1.06.01/2015 TANGGAL : Juli 2015 NOMOR : /MoU/1.20.04.3/2015 TANGGAL : Juli 2015 TENTANG PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD TAHUN ANGGARAN 2016 Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : Yanuar, S.H., M.H. Jabatan : Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kabupaten Bangka Barat 2. a. Nama : Hendra Kurniady, S.E. Ak. Jabatan : Ketua DPRD Kabupaten Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok b. Nama : H. Badri Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok c. Nama : M. Ali Purwanto, S.E.,S.H. Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangka Barat.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD, perlu disusun Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah, untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016. Berdasarkan hal tersebut di atas, dan mengacu pada kesepakatan antara DPRD dan Pemerintah Daerah tentang Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2016, para pihak sepakat terhadap Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2016 yang meliputi rencana pendapatan dan penerimaan pembiayaan daerah, Plafon Anggaran Sementara per urusan dan SKPD, program dan kegiatan, belanja tidak langsung, serta rencana pengeluaran daerah Tahun Anggaran 2016. Secara lengkap Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2016 disusun dalam Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini. Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016. Muntok, Juli 2015 A.n. BUPATI BANGKA BARAT SEKRETARIS DAERAH Selaku, PIHAK PERTAMA PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT Selaku, PIHAK KEDUA YANUAR, S.H., M.H. HENDRA KURNIADY, S.E. Ak. KETUA H. BADRI WAKIL KETUA M. ALI PURWANTO, S.E.,S.H. WAKIL KETUA

NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR : 415.4/ /1.06.01/2015 TANGGAL : Juli 2015 NOMOR : /MoU/1.20.04.3/2015 TANGGAL : Juli 2015 TENTANG KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : Yanuar, S.H., M.H. Jabatan : Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kabupaten Bangka Barat 2. a. Nama : Hendra Kurniady, S.E. Ak. Jabatan : Ketua DPRD Kabupaten Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok b. Nama : H. Badri Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok c. Nama : M. Ali Purwanto, S.E., S.H. Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bangka Barat Alamat Kantor : Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat, Pal 4 Muntok sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangka Barat.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah, untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara APBD Tahun Anggaran 2016. Berdasarkan hal tersebut di atas, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan APBD Tahun Anggaran 2016. Secara lengkap Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2016 disusun dalam Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini. Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Tahun Anggaran 2016. Muntok, Juli 2015 A.n. BUPATI BANGKA BARAT SEKRETARIS DAERAH Selaku, PIHAK PERTAMA PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT Selaku, PIHAK KEDUA YANUAR, S.H., M.H. HENDRA KURNIADY, S.E. Ak. KETUA H. BADRI WAKIL KETUA M. ALI PURWANTO, S.E., S.H. WAKIL KETUA

KEBIJAKAN UMUM APBD KABUPATEN BANGKA BARAT TAHUN ANGGARAN 2016

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 2 1.3 Dasar Hukum... 3 BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah pada Tahun Sebelumnya... 4 2.2 Rencana Target Ekonomi Makro pada Tahun Perencanaan... 6 BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1 Asumsi Dasar yang digunakan dalam APBN... 8 3.2 Laju Inflasi... 9 3.3 Lain-lain Asumsi... 10 BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH 4.1 Pendapatan Daerah... 11 4.2 Belanja Daerah... 15 4.3 Pembiayaan Daerah... 21 BAB V PENUTUP... 23 Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 i

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, penyusunan Kebijakan Umum Anggaran serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA/PPAS) berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri. RKPD merupakan rencana kerja tahunan daerah yang disusun berdasarkan amanat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010. Tujuan dari penyusunan perencanaan adalah untuk menjamin agar kegiatan pembangunan baik di pusat maupun di daerah yang berkaitan dapat berjalan secara efektif, efisien, berkesinambungan, berkelanjutan dan tepat sasaran. Dalam rangka mencapai pembangunan yang terukur dan terarah sesuai dengan visi dan misi yang akan dituju, maka diperlukan suatu dokumen perencanaan untuk jangka panjang, jangka menengah dan tahunan. Kedudukan kebijakan umum APBD merupakan bagian kerangka dasar perencanaan jangka pendek/tahunan yang terkait dengan sasaran dan kebijakan dalam satu tahun anggaran yang menjadi petunjuk dan ketentuan umum yang disepakati sebagai pedoman dalam penyusunan RAPBD. Kebijakan umum APBD memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan strategi pencapaiannya. Sebagai bentuk formulasi dari kebijakan anggaran, kebijakan umum APBD Kabupaten Bangka Barat berpedoman pada RKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016. Fungsi kebijakan umum anggaran tahun anggaran 2016 adalah sebagai dasar/pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyusun RAPBD tahun 2016 guna Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 1

mewujudkan pertumbuhan dan kemajuan daerah diberbagai bidang yang pada muaranya sebagai upaya untuk mencapai kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bangka Barat. Beberapa pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD Tahun 2016, yaitu : - Sesuai dengan RKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016. - KUA memuat pedoman berbagai kebijakan pemerintah daerah baik yang terkait dengan pendapatan, belanja, pembiayaan maupun pencapaiannya serta memuat gambaran prioritas kegiatan pembangunan daerah tahun 2016, kendala, kebijakan serta strategi dalam pencapaian prioritas tersebut. - Mengingat RPJMD Kabupaten Bangka Barat untuk periode 2016-2020 belum ditetapkan, maka selanjutnya di tahun 2016 akan memberikan fleksibilitas untuk disesuaikan dengan visi, misi serta sasaran pembangunan dalam RPJMD Tahun 2016-2020. - Dalam pelaksanaannya, KUA akan dijabarkan lebih lanjut ke dalam prioritas dan plafon anggaran sementara (PPAS) berdasarkan urusan dan program tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Mengingat strategisnya peran KUA yang menjadi pedoman dalam kerangka proses penyusunan RAPBD tahun 2016, maka penyusunan KUA dianggap sebagai tahapan yang sangat penting dalam upaya sinkronisasi kebijakan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat. 1.2 Tujuan Tujuan penyusunan kebijakan umum adalah : - Mensinergikan mekanisme perencanaan antara top down dan bottom up planing melalui perumusan berbagai kebijakan terkait dengan pendapatan, belanja, pembiayaan maupun pencapaiannya. - Mengoptimalkan pengelolaan atas Implementasi APBD. - Meningkatkan koordinasi antara eksekutif dan legislatif dalam memantapkan penyusunan perencanaan pembangunan yang transparan dan akuntabel. Adapun sasaran penyusunan kebijakan umum dalam rangka perumusan program dan kegiatan pembangunan sebagai dasar penyusunan RAPBD Kabupaten Bangka Barat Tahun Anggaran 2016. Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 2

1.3 Dasar Hukum a. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; d. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; e. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; f. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; g. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; h. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. k. Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor 32 Tahun 2015 tentang RencanaKerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016. Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 3

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; Dalam rangka pelaksanaan pembangunan tahun berjalan, pemerintah daerah telah menetapkan beberapa indikator ekonomi makro yang akan dijadikan tolak ukur keberhasilan pembangunan. Indikator ekonomi makro tersebut adalah sebagai berikut : Pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan gambaran dari aktifitas perekonomian masyarakat di daerah yang juga digunakan sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) sampai saat ini masih dipakai untuk memantau perbaikan ekonomi suatu daerah. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangka Barat selama lima tahun terakhir berfluktuasi antara 4,23% hingga 5,92%. Pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Bangka Barat sebesar 5,56%. Pertumbuhan ekomomi di tahun 2013 ini turun sebesar 0,36% jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 5,92%. Gambar 2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bangka Barat (%) Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 4

Pada tahun 2013, lima sektor penyumbang terbesar terhadap struktur ekonomi Kabupaten Bangka Barat (atas dasar harga konstan) adalah sektor Industri Pengolahan (42,39%), sektor Pertanian (18,89%), sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (17,42%), sektor Pertambangan & Penggalian (10,41%), dan sektor Bangunan (4,55%). Susunan ini masih sama dengan tahun sebelumnya, dimana sektor industri pengolahan masih mendominasi struktur ekonomi Bangka Barat. PDRB perkapita Untuk mengukur pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Bangka Barat, indikator yang dapat digunakan adalah PDRB perkapita. Dengan menggunakan pendapatan per kapita, dapat dilihat indikasi kesejahteraan penduduk disuatu daerah serta keberhasilan dari suatu pembangunan yang dilakukan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, PDRB perkapita ADHB Kabupaten Bangka Barat di tahun 2013 adalah sebesar Rp 48.374.652, serta pendapatan regional per kapita ADHB Kabupaten Bangka Barat di tahun 2013 adalah sebesar Rp 41.777.723. Untuk nilai PDRB perkapita ADHK Kabupaten Bangka Barat di tahun 2013 adalah sebesar Rp. 16.665.381 serta pendapatan regional per kapita ADHK Kabupaten Bangka Barat di tahun 2013 adalah sebesar Rp. 14.332.068. Perkembangan PDRB perkapita ADHB di Kabupaten Bangka Barat selama lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan, dimana PDRB perkapita pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 34.997.971 naik menjadi sebesar Rp.48.374.652, pada tahun 2013. Gambar 2.2 Pertumbuhan PDRB Perkapita serta Pendapatan Perkapita di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2009-2013 Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 5

2.2 Rencana target ekonomi makro pada tahun perencanaan. Kondisi ekonomi Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2016 akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan internal yang melingkupinya. Dengan melihat kondisi yang telah dicapai pada tahun 2013 dan perkembangan yang terjadi serta permasalahan pada tahun 2014 dan 2015, akan digunakan sebagai masukan dalam menentukan arah kebijakan ekonomi daerah, yaitu untuk menentukan fokus pembangunan ekonomi, identifikasi sektor yang perlu dipercepat perkembangannya. Hal ini akan mengarahkan peran pemerintah daerah untuk mengatasi permasalahan dan mendorong pembangunan ekonomi daerah dan arah kebijakan ekonomi. Melihat data yang ada lima tahun terakhir (2009-2013), serta proyeksi tahun 2015, untuk pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga konstan diharapkan tumbuh sebesar 5,97% 6,17% dan target di tahun 2016 diharapkan tumbuh sebesar 6,26%- 6,33%. Dengan target pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 6,26% 6,33%, nilai PDRB ADHK Kabupaten Bangka Barat diprediksi sebesar 3.735.757 (juta rupiah) sampai dengan 3.754.990 (juta rupiah). Melihat perkembangan Pendapatan perkapita ADHB selama lima tahun terakhir (2009-2013) yang terus mengalami peningkatan, dengan nilai pendapatan perkapita di tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 41.777.723,-, dengan proyeksi di tahun berikutnya akan terus mengalami peningkatan, dengan tren dengan kenaikan rata-rata sekitar 10%, maka ditargetkan pendapatan perkapita di tahun 2016 sebesar. Rp. 55.107.320,- sampai dengan Rp. 56.728.625,-. Untuk tingkat inflasi, diharapkan pada tahun 2016 semakin kecil dengan target yaitu 6,34%, dimana dengan tingkat inflasi yang semakin kecil tentu akan semakin memberi pengaruh positif terhadap perkembangan dan kemajuan perekonomian menjadi lebih baik. Perekonomian daerah yang baik diharapkan akan berpengaruh yang signifikan terhadap meningkatnya pendapatan Kabupaten Bangka Barat serta membuat masyarakat lebih bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi diarahkan kepada upaya : - pemulihan dan peningkatan ekonomi guna membangkitkan sektor riil, khususnya perekonomian yang dominan digeluti oleh masyarakat di Kabupaten Bangka Barat; - mengupayakan tingkat inflasi yang terkendali (maksimal 6,34%); - menyehatkan APBD dengan mengurangi defisit anggaran yang dibiayai dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu, yang juga artinya mengurangi Sisa Lebih Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 6

Perhitungan Anggaran Tahun Lalu khususnya tahun 2015, peningkatan pendapatan daerah, serta penghematan pengeluaran; - bersama-sama dengan kebijakan lainnya melakukan berbagai upaya terpadu untuk meningkatkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia menjadi 72,60-72,75, mengurangi angka kemiskinan menjadi 2,83% dan tingkat pengangguran menjadi 3,69%; serta - mendukung pengembangan sistem ekonomi kerakyatan. Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 7

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1 Asumsi dasar yang digunakan dalam APBN; Rencana Kerja Pemerintah tahun 2016 sebagai penjabaran tahun kedua dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 merupakan kesinambungan upaya pembangunan yang terencana dan sistematis dan dilaksanakan masing-masing maupun seluruh komponen bangsa dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia secara optimal, efisien, efektif dan akuntabel dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat secara berkelanjutan. Ada beberapa asumsi makro APBN tahun 2016, yaitu : 1. Perkembangan ekonomi global yang akan berpengaruh terhadap perekonomian nasional di tahun 2016 diantaranya adalah: (i) membaiknya perekonomian global yang diperkirakan akan dipengaruhi oleh terus membaiknya perekonomian AS; (ii) perekonomian Kawasan Eropa yang mulai pulih; (iii) perekonomian negara berkembang dan emerging yang makin baik; serta (iv) rendahnya harga minyak dunia yang menguntungkan bagi negara pengimpor minyak. Perekonomian domestik diperkirakan tumbuh sebesar 6,0-6,4 persen, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan membaiknya perekonomian global, dan didukung oleh berlanjutnya reformasi struktural di dalam negeri secara komprehensif. 2. Untuk menuju perekonomian yang lebih maju, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi harus didukung dengan tingkat inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, inflasi pada tahun 2016 diperkirakan akan berada pada kisaran 3,0-5,0 persen. Nilai tukar Rupiah diperkirakan akan berada pada rentang Rp12.800-13.200 per USD. Untuk mencapai sasaran tersebut, kebijakan moneter akan tetap diarahkan pada pencapaian sasaran inflasi dan stabilisasi nilai tukar sesuai fundamentalnya. Penguatan operasi moneter akan diintensifkan untuk mendukung efektivitas transmisi suku bunga dan nilai tukar, sekaligus untuk memperkuat struktur dan daya dukung sistem keuangan dan lembaga keuangan dalam pembiayaan pembangunan. Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 8

3. Jumlah penduduk miskin diperkirakan turun menjadi sekitar 9,0 10,0 persen dan pengangguran terbuka diperkirakan turun menjadi berkisar antara 5,2 5,5 persen dari angkatan kerja. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintah akan melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi situasi global. Persoalannya, bagaimana kita memanfaatkan secara optimal segala instrumen yang ada, sehingga kita dapat mengelola segala sesuatu secara profesional. 3.2 Laju Inflasi; Salah satu faktor makro ekonomi yang sangat ditentukan oleh berbagai aspek yang berada di luar jangkauan pemerintah daerah adalah menyangkut tingkat inflasi. Inflasi yang diturunkan dari hasil perhitungan PDRB adalah inflasi makro dari seluruh sektor ekonomi, yang didasarkan dari perkembangan harga di tingkat produsen. Nilai yang dihitung di PDRB adalah harga produsen atau harga pada rantai perdagangan pertama. Laju inflasi PDRB Kabupaten Bangka Barat tahun 2013 menurut lapangan usaha sebesar 6,41 %, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2012 yang tercatat sebesar 5,93 %. Inflasi makro ekonomi yang tertinggi di Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2013 adalah sektor jasa-jasa serta listrik, gas, dan air bersih dengan nilai inflasi masing-masing sebesar 11,33 persen dan 10,39 persen. Sedangkan inflasi terendah di tahun 2013 adalah di sektor pertambangan dan galian serta industri pengolahan dengan nilai inflasi masing-masing sebesar 5,02 persen dan 5,10 persen. Tingkat harga menjadi salah satu variabel yang penting untuk menyusun kerangka kebijakan pemerintah dalam menyusun kerangka kebijakan pembangunan daerah. Apabila tingkat harga tinggi, produsen diuntungkan karena dengan supply banyak akan mendapat profit yang lebih banyak juga. Disisi lain konsumen dirugikan karena akan mengurangi daya beli konsumen yang kemudian akan menurunkan kesejahteraan konsumen. Kenaikkan pendapatan yang diterima masyarakat tidak ada artinya bila tingkat kenaikan harga lebih jauh tinggi karena kenaikkan pendapatan juga diiringi kenaikan harga-harga barang-barang konsumsi di pasaran. Tingkat harga juga dapat mempengaruhi investor masuk ke Bangka Barat. Tingginya harga-harga barang di Bangka Barat membuat pengeluaran investor semakin besar untuk menjalankan usahanya. Besarnya overhead cost maka akan mengurangi rate of return yang akan diterima investor. Hal tersebut menjadi pertimbangan paling utama investor masuk ke Bangka Barat. Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 9

3.3 Lain-lain asumsi Berkaitan kebijakan makro lingkup daerah di Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2016 memiliki beberapa kebijakan yang akan berpengaruh pada besaran belanja daerah antara lain: 1. Penerapan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dimana beberapa urusan yang awalnya merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, berubah menjadi kewenangan Desa. 2. Penerapan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana beberapa urusan yang awalnya merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, berubah menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. 3. Peningkatan sarana dan prasarana di wilayah Kabupaten Bangka Barat; 4. Pemberian hibah kepada masyarakat, kelompok masyarakat dan lembaga untuk pemenuhan sarana prasarana pendukung serta peningkatan kemandirian; Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 10

BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH 4.1. Pendapatan Daerah 4.1.1 Kebijakan perencanaan pendapatan daerah yang akan dilakukan pada tahun anggaran berkenaan. Ada beberapa kebijakan yang masih harus menjadi prioritas pada tahun 2016 berkaitan dengan perencanaan peningkatan pendapatan, yaitu : 1. Intensifikasi/ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah. 2. Penerapan tarif baru berdasarkan peraturan daerah dengan memperhatikan potensi serta perkembangan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Barat. 3. Mengoptimalkan penerimaan lain-lain PAD yang sah. Perhitungan target pendapatan daerah dilakukan dengan asumsi tingkat elastisitas pendapatan pajak daerah terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 1,65 artinya setiap kenaikan PDRB 1% akan menaikkan pendapatan daerah dari pajak sebesar 1,65% sehingga dengan asumsi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Barat mencapai ±6% maka kenaikan pendapatan dari Pajak dapat mencapai lebih dari ±8% yang dapat dioptimalkan mencapai 10%. Sedangkan untuk Pendapatan Asli Daerah lainnya diasumsikan tingkat elastisitasnya 1,33, dimana setiap kenaikan PDRB 1% akan menaikkan pendapatan daerah dari retribusi dan PAD lainnya sebesar 1,33% sehingga dengan asumsi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Barat mencapai ±6% maka pendapatan daerah dari retribusi ± 13% dari total PAD. Sedangkan peningkatan pendapatan daerah dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah diharapkan lebih dari 32%. 4.1.2 Target pendapatan daerah meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah; Pendapatan Asli Daerah (PAD) meliputi : Pajak, dengan jumlah target pendapatan untuk tahun 2016 sebesar Rp.13.879.000.000,00 (tiga belas milyar delapan ratus tujuh puluh sembilan juta rupiah). Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 11

Retribusi, dengan jumlah target pendapatan untuk tahun 2016 sebesar Rp 5.362.735.000,00 (lima milyar tiga ratus enam puluh dua juta tujuh ratus tiga puluh lima ribu rupiah). Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan yaitu bagian laba atas penyertaan modal pada BPD dan lembaga perbankan lainnya, dengan jumlah target pendapatan untuk tahun 2016 sebesar Rp.3.850.000.000,00 (tiga milyar delapan ratus lima puluh juta rupiah). Lain-lain PAD yang sah, dengan jumlah target pendapatan untuk tahun 2016 sebesar Rp 13.604.172.800,00 (tiga belas milyar enam ratus empat juta seratus tujuh puluh dua ribu delapan ratus rupiah). Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada APBD tahun 2016 naik sebesar Rp.768.235.800,00 (tujuh ratus enam puluh delapan juta dua ratus tiga puluh lima ribu delapan ratus rupiah) dari tahun 2015, hal tersebut dikarenakan naiknya target pendapatan pada pajak daerah pada tahun 2016. Rincian Pendapatan Asli Daerah dapat dilihat pada tabel berikut : TARGET PENDAPATAN ASLI DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT TAHUN 2016 NO. JENIS PENERIMAAN TAHUN 2016 (Rp) 1 2 3 HASIL PAJAK DAERAH 1 PAJAK HOTEL 150.000.000,00 2 PAJAK RESTORAN 1.000.000.000,00 3 PAJAK HIBURAN 59.000.000,00 4 PAJAK REKLAME 350.000.000,00 5 PAJAK PENERANGAN JALAN 8.500.000.000,00 6 PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN 160.000.000,00 7 PAJAK AIR TANAH 35.000.000,00 8 PAJAK SARANG BURUNG WALET 375.000.000,00 9 BPHTB 850.000.000,00 10 PBB 2.400.000.000,00 JUMLAH PAJAK DAERAH 13.879.000.000,00 HASIL RETRIBUSI DAERAH 11 RET.PELAYANAN KESEHATAN (PUSKES,PUSTU/BP) 2.500.000.000,00 12 RET.PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN 220.000.000,00 13 RET.PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM 800.000.000,00 14 RET.PELAYANAN PASAR 200.000.000,00 Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 12

NO. JENIS PENERIMAAN TAHUN 2016 (Rp) 1 2 3 15 RET. PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR 250.000.000,00 16 RET. PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH 100.000.000,00 17 RET. PASAR GROSIR/PERTOKOAN 200.000.000,00 18 RET. TERMINAL 220.000.000,00 19 RET. RUMAH POTONG HEWAN 25.235.000,00 20 RET. IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN 200.000.000,00 21 RET. IZIN TRAYEK 4.000.000,00 22 RET. IZIN TERTENTU 50.000.000,00 23 RET. IZIN GANGGUAN/KERAMAIAN 437.000.000,00 24 RET. TEMPAT PELELANGAN IKAN 50.000.000,00 25 RET. IZIN USAHA PERIKANAN 1.500.000,00 26 RET. PERPANJANGAN IMTA 30.000.000,00 27 RET. PENJUALAN HASIL PERIKANAN BBI 75.000.000,00 JUMLAH RETRIBUSI DAERAH 5.362.735.000,00 HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN BAGIAN LABA ATAS PENYERTAAN MODAL PADA PMD/BUMD : 27 BPD SUMSEL 3.000.000.000,00 28 BPR BANK SYARIAH BANGKA BELITUNG 850.000.000,00 JUMLAH HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN BAGIAN LABA ATAS PENYERTAAN MODAL PADA PMD/BUMD : LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH : HASIL PENJUALAN ASET DAERAH YANG TIDAK DIPISAHKAN 29 PENERIMAAN JASA GIRO (PADA BANK PEMERINTAH/SWASTA) 3.850.000.000,00 1.600.000.000,00 31 BUNGA DEPOSITO 5.000.000.000,00 32 PENDAPATAN DENDA 500.000.000,00 33 PENDAPATAN SUMBER LAINNYA 3.100.000.000,00 34 DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 3.354.172.800,00 35 PENJUALAN ASET DAERAH 50.000.000,00 JUMLAH LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 13.604.172.800,00 JUMLAH PENDAPATAN ASLI DAERAH 36.695.907.800,00 Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 13

Dana Perimbangan meliputi : - Bagi Hasil Pajak, dengan jumlah target pendapatan untuk tahun 2016 sebesar Rp 30.000.000.000,00 (tiga puluh milyar rupiah). - Bagi Hasil Sumber Daya Alam, dengan jumlah target pendapatan untuk tahun 2016 sebesar Rp.82.093.130.524,00 (delapan puluh dua milyar sembilan puluh tiga juta seratus tiga puluh ribu lima ratus dua puluh empat rupiah). - Dana Alokasi Umum, dengan jumlah sebesar Rp 432.000.000.000,00 (empat ratus tiga puluh dua milyar rupiah) yaitu diasumsikan naik dari tahun sebelumnya tahun 2016 dimana diperkirakan ada kenaikan penerimaan negara dan juga kenaikan jumlah penduduk dan kenaikan gaji PNS yang akan meningkatkan jumlah DAU Kabupaten Bangka Barat. - Dana Alokasi Khusus, diasumsikan meningkat dari tahun 2015 dan 2016 yaitu menjadi sebesar Rp 52.705.083.056,00 (lima puluh dua milyar tujuh ratus lima juta delapan puluh tiga ribu lima puluh enam rupiah). Lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi : - Jumlah penerimaan dari dana Hibah pihak ketiga, diperkirakan sebesar Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). - Jumlah penerimaan dari dana bagi hasil pajak provinsi untuk tahun 2016 sebesar Rp 30.200.000.000,00 (tiga puluh milyar dua ratus juta rupiah) hal ini berkaitan dengan keadaan perekonomian di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang cukup stabil sehingga akan berpengaruh terhadap kepemilikan dan penggunaan kendaraan bermotor yang juga akan meningkatkan bagi hasil pajak provinsi yang tidak lain adalah pajak yang terkait dengan kendaraan bermotor. - Bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi untuk tahun 2016 belum dianggarkan dalam rencana penganggaran KUA tahun 2016, meskipun hasil koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Musrenbang RKPD Provinsi usulan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat mendapat respon positif untuk diprioritaskan. Bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi tahun 2016 akan dianggarkan pada anggaran mendahului tahun 2016, ketika besaran anggaran sudah ditetapkan dan dijabarkan pada APBD Provinsi tahun 2016. Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 14

- Jumlah penerimaan dari dana penyesuaian pendidikan untuk tahun 2016 sebesar Rp 45.843.055.200,00 (empat puluh lima milyar delapan ratus empat puluh tiga juta lima puluh lima ribu dua ratus rupiah) hal ini berkaitan dengan tunjangan sertifikasi guru yang diasumsikan pada tahun 2016 akan mengalami peningkatan jumlah guru sertifikasi. - Jumlah dana penyesuaian untuk dana desa sebesar Rp.17.500.000.000,00 (tujuh belas milyar lima ratus juta rupiah) hal ini terkait dengan dana penyesuaian untuk desa yang merupakan dana transfer dari pusat guna memenuhi amanat undang-undang dalam rangka peningkatan pembangunan desa. Total keseluruhan target pendapatan daerah adalah Rp.728.037.176.580,00 (tujuh ratus dua puluh delapan milyar tiga puluh tujuh juta seratus tujuh puluh enam ribu lima ratus delapan puluh rupiah). 4.1.3 Upaya-upaya pemerintah daerah dalam mencapai target pendapatan daerah adalah sebagai berikut : - Pelaksanaan program kegiatan yang mendukung dalam upaya peningkatan pendapatan daerah - Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat terhadap tujuan dan manfaat dari pajak dan retribusi daerah guna menunjang pembangunan daerah. - Monitoring pelaksanaan kegiatan pendapatan. - Peningkatan pengetahuan dan kinerja aparatur dalam peningkatan dan pengembangan potensi pendapatan. - Mendorong aparatur di tingkat kecamatan dan desa dalam upaya pencapaian target pajak di wilayah masing-masing. 4.2. Belanja Daerah 4.2.1 Kebijakan terkait dengan perencanaan belanja daerah meliputi total perkiraan belanja daerah. Total perkiraan belanja daerah pada tahun anggaran 2016 mencapai Rp.766.977.765.630,40 (tujuh ratus enam puluh enam milyar sembilan ratus tujuh puluh tujuh juta tujuh ratus enam puluh lima ribu enam ratus tiga puluh koma empat puluh rupiah), dengan rincian sebagai berikut : Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 15

- Belanja tidak langsung (BTL) sebesar Rp 366.750.671.652,40 (tiga ratus enam puluh enam milyar tujuh ratus lima puluh juta enam ratus tujuh puluh satu ribu enam ratus lima puluh dua koma empat puluh rupiah). - Belanja Langsung (BL) diproyeksi sebesar Rp 400.227.093.978,00 (empat ratus milyar dua ratus dua puluh tujuh juta sembilan puluh tiga ribu sembilan ratus tujuh puluh delapan rupiah). Untuk belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang tersebar kedalam 26 urusan wajib, dan 8 urusan pilihan, dengan prioritas kegiatan dititik beratkan pada pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal serta peningkatan kualitas pelayanan dasar melalui pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana pendukung lainnya serta peningkatan sumber daya manusia melaui peningkatan pengembangan pengetahuan aparatur dan pengembangan pengelolaan lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat. 4.2.2 Kebijakan pemerintah daerah yang berkaitan dengan belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga, meliputi : - pemberian kompensasi dalam bentuk gaji dan tunjangan dan penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil; - pemberian bantuan (hibah dan bantuan sosial) dalam bentuk uang dan atau barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat; - bantuan kepada partai politik yang besarannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; - menganggarkan belanja bagi hasil seperti Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar 10% dari dana transfer pusat ke daerah sesuai dengan amanat perundang-undangan tentang Desa, dan bagi hasil pajak dan retribusi daerah serta dana transfer yang terkait dengan dana desa. - Penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya melalui penganggaran dana tidak terduga; 4.2.3 Kebijakan pembangunan daerah, kendala yang dihadapi, strategi dan prioritas pembangunan daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016. Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 16

Sebagai tahun transisi dalam perencanaan 5 tahunan yang belum memiliki dudukan RPJMD 2016-2020, arah kebijakan keuangan daerah lebih ditekan kepada kebutuhan daerah terkait dengan pelayanan dasar, menciptakan daya saing daerah yang kompetitif serta tetap menciptakan pembangunan yang memiliki kesinambungan dan berkelanjutan dengan periode tahun-tahun sebelumnya. Kebijakan pembangunan tahun 2016 di Kabupaten Bangka Barat diarahkan sesuai dengan tema pembangunan nasional tahun 2016 yaitu MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS, serta tema pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu MEMANTAPKAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN EKONOMI KERAKYATAN, INFRASTRUKTUR DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK. Dengan memperhatikan arah kebijakan dan prioritas nasional dan provinsi tersebut, maka tema pembangunan Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016 yaitu MEMBANGUN BANGKA BARAT SECARA BERKELANJUTAN DENGAN MENERAPKAN PEMENUHAN PELAYANAN DASAR MASYARAKAT DAN UPAYA PERKUATAN DAYA SAING DAERAH YANG KOMPETITIF, Melalui percepatan pembangunan ekonomi yang masih berbasis ekonomi masyarakat dan revitalisasi sektor unggulan lokal, diharapkan akan mendorong terciptanya lapangan kerja dan perbaikan iklim ketenagakerjaan, pembangunan pertanian didorong untuk peningkatan produksi pangan dan pengurangan pengangguran dan kemiskinan. Upaya lain yang dilakukan adalah terus mendorong berbagai program yang diarahkan untuk meningkatkan kegiatan ekonomi yang pro rakyat miskin, memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat seperti membangun sentra-sentra pengembangan produk unggulan tertentu (berdaya saing domestik/regional/global) serta pemberian bantuan hibah alat serta pelatihan bagi usaha kecil untum memandirikan usahanya. Pemerintah daerah sangat berperan dalam rangka menggerakkan perekonomian daerah. Pemerintah daerah sebagai fasilitator maupun stabilisator, melalui sumber-sumber yang dikuasai pemerintah daerah berupa pembiayaan pemerintah (pengeluaran atau belanja pemerintah) akan memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah. Besarnya jumlah Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 17

keuangan daerah mencerminkan kemampuan daerah untuk membiayai pembangunan termasuk penyelenggaraan pemerintahan. Dalam upaya untuk mencapai seluruh rencana tindak yang ada pada dokumen perencanaan satu tahunan, perlu ditetapkan arah pengelolaan keuangan daerah. Arah pengelolaan ini dimaksudkan agar seluruh sumber daya keuangan daerah dapat dimanfaatkan secara lebih efektif dan efisien. Arah pengelolaan tersebut meliputi arah pengelolaan pendapatan daerah, arah pengelolaan belanja daerah dan arah pengelolaan pembiayaan daerah. Ada beberapa kendala yang masih dirasakan berdasarkan kondisi umum daerah dan evaluasi kinerja kegiatan selama tahun 2015, maka beberapa isu strategis yang diprediksikan akan terjadi pada tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1) Optimalisasi pelaksanaan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar; 2) Pemantapan pelaksanaan BPJS kesehatan; 3) Penekanan pembangunan yang berwawasan lingkungan; 4) Membangun infrastruktur dasar/konektivitas terkait percepatan pertumbuhan ekonomi; 5) Regulasi daerah yang mendukung percepatan investasi; 6) Penguatan sektor usaha kecil yang kompetitif; 7) Pelayanan publik yang profesional sudah menjadi kewajiban; 8) Mempersiapkan tenaga kerja yang berdaya saing; 9) Menciptakan hubungan industrial yang kondusif; 10) Terjaminnya ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat dan penciptaan stabilitas harga; 11) Penerapan pelaksanaan good government dan reformasi birokrasi; 12) Penerapan pelaksanaan undang-undang desa; 13) Mendorong terciptanya industri pengolahan serta industri hilir hasil perkebunan lokal; 14) Optimalisasi lahan pertanian; serta 15) Peningkatan pertumbuhan usaha sektor pariwisata. Terkait menjawab permasalahan dan isu strategis tersebut, Pemerintah Daerah menetapkan beberapa kebijakan umum pembangunan sebagai arah dalam pelaksanaan pembangunan tahun 2016, yaitu : Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 18

1. Pemulihan dan peningkatan ekonomi guna membangkitkan sektor riil untuk mengantisipasi pasca timah; 2. Pemenuhan pelayanan dasar masyarakat serta peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat yang kompetitif serta penciptaan koneksitas infrastruktur yang menunjang perekonomian daerah. 3. Mengalokasikan anggaran untuk urusan pendidikan sebesar 20% dari total belanja daerah tahun 2016 dan 10% untuk urusan kesehatan sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan guna peningkatan kualitas dan aksesibilitas pelayanan dasar kesehatan dalam rangka peningkatan indeks kesehatan masyarakat, terutama untuk keluarga miskin serta kesehatan ibu dan anak. 4. Mengalokasikan kebutuhan belanja fixed cost, regular cost, dan variable cost secara terukur dan terarah. 5. Peningkatan infrastruktur dasar/konektivitas terkait percepatan pertumbuhan ekonomi; 6. Mengupayakan tingkat inflasi terkendali; 7. Menyehatkan APBD dengan mengurangi defisit anggaran yang dibiayai dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu, yang juga artinya mengurangi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu khususnya tahun 2015, peningkatan penerimaan pajak, serta penghematan pengeluaran; 8. Bersama-sama dengan kebijakan lainnya melakukan berbagai upaya terpadu untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran; Dengan mencermati kendala yang mungkin akan dihadapi, serta arah kebijakan yang akan diambil, maka perlu ditempuh berbagai strategi guna memperoleh hasil pembangunan yang optimal, yaitu : 1. Pencapaian pertumbuhan ekonomi di tahun 2016 pada angka 6,26%- 6,33% disiasati dengan penguatan pada sektor tersier (Sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor-sektor jasa lainnya); 2. Pengembangan sektor usaha kecil yang kompetitif; 3. Mendukung pengembangan sistem ekonomi kerakyatan yang diarahkan khususnya kepada usaha di sektor pariwisata; 4. Meningkatkan perlindungan perempuan disertai dengan peningkatan peran perempuan dan bekerjasama dengan lembaga dan organisasi perempuan dan peduli anak; Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 19

5. Terus meningkatkan kualitas pendidikan dengan memperluas lembaga pendidikan formal dan non formal serta pendidikan informal yang bermutu di berbagai daerah dibarengi dengan pemerataan subsidi pendidikan bagi seluruh peserta didik dalam usia wajib belajar; 6. Terus meningkatlkan kualitas kesehatan masyarakat dengan program kesehatan gratis, meningkatkan fasilitas kesehatan dan kualitas SDM yang memadai dan kerjasama kesehatan; 7. Meningkatkan sarana dan prasarana persampahan, air bersih, sanitasi dan air limbah serta mengembangkan permukiman yang layak; 8. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan desa. Berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu, identifikasi permasalahan dan isu strategis yang ada ditingkat daerah, rumusan prioritas pembangunan di tingkat Provinsi dan Nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta melihat kerangka pendanaan yang ada, maka prioritas pembangunan Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Aspek Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik a. Penciptaan pelayanan publik yang profesional b. Penerapan pelaksanaan good government dan reformasi birokrasi 2. Aspek Ekonomi Dan Daya Saing a. Peningkatan infrastruktur dasar / konektivitas terkait percepatan pertumbuhan ekonomi b. Peningkatan iklim investasi yang kondusif c. Pengembangan sektor usaha kecil yang kompetitif d. Hubungan industrial yang kondusif dan tenaga kerja yang berdaya saing e. Peningkatan ketahanan pangan daerah f. Peningkatan mutu hasil perkebunan unggulan daerah g. Peningkatan pertumbuhan usaha sektor pariwisata 3. Aspek Kualitas Masyarakat a. Meningkatkan pelaksanaan urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar 4. Aspek Lingkungan Hidup a. Peningkatan kualitas lingkungan hidup b. Pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 20

Prioritas pembangunan tahunan daerah disusun berdasarkan kriteria sebagai berikut : a. Korelasinya terhadap pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan nasional (RPJMN Tahun 2014-2019), MDGs serta Standar Pelayanan Minimal. b. Korelasinya terhadap pencapaian indikator makro yang ditargetkan oleh Kabupaten Bangka Barat. c. Korelasinya terhadap indikator sasaran yang ditetapkan oleh Kabupaten Bangka Barat. Dengan demikian pengalokasian anggaran pembangunan daerah tahun 2016 sesuai urusan, bidang kewenangan, satuan kerja perangkat daerah yang melaksanakan program dan kegiatan difokuskan untuk pelaksanaan prioritas pembangunan yang lebih terarah dan terkendali sehingga sasaran pembangunan daerah yang telah ditetapkan dapat tercapai. 4.3. Pembiayaan Daerah 4.3.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Sedangkan penerimaan pembiayaan daerah direncanakan sebesar Rp.44.243.089.050,40 (empat puluh empat milyar dua ratus empat puluh tiga juta delapan puluh sembilan ribu lima puluh koma empat puluh rupiah). Untuk penerimaan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA) Tahun 2015 diprediksi sebesar Rp.42.243.089.050,40 (empat puluh dua milyar dua ratus empat puluh tiga juta delapan puluh sembilan ribu lima puluh koma empat puluh rupiah) dan Pengembalian Pinjaman Daerah seperti yang telah diuraikan sebesar Rp.2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah). Kebijakan yang berkaitan dengan penerimaan pembiayaan, meliputi penerimaan pembiayaan dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA) adalah perhitungan yang didasarkan dengan asumsi bahwa daya serap SKPD pada tahun anggaran 2015 adalah sebesar 87% sampai dengan 93%, sehingga dana yang tersisa dari APBD Tahun 2015 adalah sebesar 8% untuk Belanja Langsung dan 5% untuk Belanja Tidak Langsung serta diharapkan juga terjadi pelampauan pendapatan kurang lebih 10% yang tentu dapat meningkatkan sisa lebih perhitungan anggaran tahun Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 21

sebelumnya (SiLPA) yaitu tahun 2015 yang dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan belanja pada tahun 2016. 4.3.2 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan. Sedangkan untuk Pengeluaran Pembiayaan Daerah direncanakan sebesar Rp 5.302.500.000,00 (lima milyar tiga ratus dua juta lima ratus ribu rupiah). Pengeluaran Pembiayaan digunakan untuk : a. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Yaitu penambahan penyertaan modal pada PT BPD Sumsel Babel, BPR Syari ah Bangka Belitung dan PDAM Bangka Barat ataupun lembaga lain yang dianggap menguntungkan keuangan daerah serta untuk meningkatkan pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat dalam penyediaan air bersih di Kabupaten Bangka Barat. Untuk penyertaan modal pemerintah pada tahun 2016 direncanakan sebesar Rp 5.302.500.000,00 (lima milyar tiga ratus dua juta lima ratus ribu rupiah). Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 22

BAB V PENUTUP Demikianlah Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Bangka Barat Tahun 2016. Muntok, Juli 2015 PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT A.n. BUPATI BANGKA BARAT SEKRETARIS DAERAH HENDRA KURNIADY, S.E., Ak. KETUA YANUAR, S.H., M.H. H. BADRI WAKIL KETUA M. ALI PURWANTO, S.E., S.H. WAKIL KETUA Kebijakan Umum APBD Tahun 2016 23