KAJIAN PENINGKATAN NILAI MANFAAT PENGGUNAAN AIRTANAH UNTUK IRIGASI PADI SAWAH DENGAN SUMUR PARALEL DI KAB. WAJO, SULAWESI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

PEMODELAN OPTIMISASI PEMANFAATAN AIRTANAH UNTUK IRIGASI YANG BERKELANJUTAN 1 (The Model Of Optimum Groundwater Use For Sustainable Irrigation)

PENELITIAN AIRTANAH UNTUK PENGEMBANGAN DAERAH IRIGASI DI NAINGGOLAN PULAU SAMOSIR TESIS. Oleh HOBBY PARHUSIP NIM :

OPTIMASI PEMANFAATAN IRIGASI SUMUR POMPA (STUDI KASUS PADA SUMUR POMPA DI DESA WATULAWU KECAMATAN PONDIDAHA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

MODEL PENGELOLAAN AIRBUMI UNTUK IRIGASI DENGAN OPERASI POMPA TUNGGAL DAN GANDA: Kasus Sub DAS Data, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan SUHARDI

TINJAUAN SISI OPERASI WADUK DALAM MENUNJANG INTENSITAS TANAM

ANALISIS KEBUTUHAN AIR SAWAH DAERAH SEKITAR PANEI TENGAH KABUPATEN SIMALUNGUN

PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI DAERAH PERBATASAN : STUDI KASUS KABUPATEN BELU PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI DESA TEGALLINGGAH KECAMATAN SUKASADA KABUPATEN BULELENG - BALI ABSTRAK

STUDI KETERSEDIAAN AIRTANAH GUNA MENENTUKAN POLA PEMBERIAN AIR UNTUK KEBUTUHAN IRIGASI DI KECAMATAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO

STUDI POTENSI AIRTANAH UNTUK IRIGASI PADA LAHAN KERING ( Kasus Lahan Kering DAS Bedadung, Jember )

CAPACITY CALCULATION OF RIVER FOR PADDY FIELDS SECTIONAL KECAMATAN KOTA BANGUN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

ANALISIS SURPLUS-DEFISIT AIR DAERAH IRIGASI PAMUKKULU KABUPATEN TAKALAR, SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Sistem Irigasi Para pada Budidaya Tanaman Selada (Lactuca sativa var. crispa L.) Analysis of Para Irrigation Systemon Selada Cultivation

Uji Tekanan Air Pompa dan Tinggi Riser terhadap Keseragaman Distribusi Air pada Irigasi Curah

KAJIAN POTENSI PRODUKSI PADI DAERAH IRIGASI PARSAGUAN DI KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI

TESIS ABDULLAH ABID NIM :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PADI SAWAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI

EVALUASI BEBERAPA METODE PENENTUAN NILAI MODULUS DRAINASE PADA LAHAN SAWAH DI DAERAH DESA SEI BERAS SEKATA KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG

OPTIMASI PEMANFAATAN AIRTANAH UNTUK IRIGASI BERDASARKAN PADA TINGKAT KEBUTUHAN TANAMAN

KAJAN EFISIENSI AIR DALAM PENGEI-IBANGAN D.I. AMANDIT DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN PROPINSI KALIMANTAN SELATAN TESIS

Irigasi Air Tanah. Ground Water Irrigation Jadfan Sidqi Fidari

STUDI KETERSEDIAAN AIR TANAH UNTUK PENGEMBANGAN IRIGASI DI KABUPATEN PASURUAN. ABSTRAK

KAJIAN PEMANFAATAN AIR DAN LAHAN UNTUK TANAMAN NON PADI DI DAERAH IRIGASI CIPAMINGKIS

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR )

Asep Sapei 1 dan Irma Kusmawati 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HIBAH PENGEMBANGAN COURSE CONTENT PROGRAM HIBAH KOMPETISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI

KAJIAN POTENSI PRODUKSI PADI PADA LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI

Laju dan Jumlah Penyerapan Air

KAJIAN POTENSI PRODUKSI PADI DAERAH IRIGASI PERSAGUAN DI KECAMATAN PANEI KABUPATEN KABUPATEN SIMALUNGUN

Tabel 2.1 Rekapitulasi Hasil Renja SKPD sampai dengan Triwulan II Tahun 2015 Dinas Pertanian Kabupaten Lebak

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

PEMANFAATAN AIR TANAH UNTUK PERTANIAN DI KECAMATAN DELANGGU KABUPATEN KLATEN. Publikasi Karya Ilmiah

PENGKAJIAN OPTIMALISASI LAHAN SUB OPTIMAL MENDUKUNG PROGAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BERAS NASIONAL (P2BN) DI SUMATERA UTARA

ANALISIS USAHATANI POLA TANAM SATU TAHUN PADA SISTEM IRIGASI TEKNIS DI DESA GUDO KECAMATAN GUDO KABUPATEN JOMBANG

Oleh : I.D.S Anggraeni *), D.K. Kalsim **)

PERANAN PENINGKATAN IRIGASI DENGAN POMPANISASI AIR SUNGAI TERHADAP PRODUKTIVITAS LAHAN, KESEMPATAN KERJA DAN PENDAPATAN PETANI / DIKABUPATEN WONOGIRI

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tebu

STUDI KETERSEDIAAN AIR TANAH CLB 122 UNTUK PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DI DESA CELUKANBAWANG KECAMATAN GEROGAK KABUPATEN BULELENG BALI

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

SEMINAR HASIL PENELITIAN

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

KAJIAN ASPEK TEKNIS PENGELOLAAN AIR DI SALURAN SEKUNDER JOMBANG DAERAH IRIGASI KENCONG BARAT

BAHAN AJAR : PERHITUNGAN KEBUTUHAN TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi

PENENTUAN KAPASITAS DAN TINGGI MERCU EMBUNG WONOBOYO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR DI DESA CEMORO

STUDI PEDOMAN POLA OPERASI EMBUNG KULAK SECANG UNTUK KEBUTUHAN AIR IRIGASI DESA JATIGREGES KECAMATAN PACE KABUPATEN NGANJUK

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Air dan Pertanian. Budi Wignyosukarto. Faculty of Engineering Gadjah Mada University Yogyakarta

APLIKASI IRIGASI DALAM RANGKA INTENSIFIKASI PADA DAERAH IRIGASI CIRASEA KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh: TOSAN SUBIYANTORO NIM :

Analisis Kebutuhan Pompa pada Sistem Penyaliran Tambang Terbuka dengan Persamaan Material Balance (Studi Kasus pada PT TIA)

Kata kunci : Kesesuaian lahan, Padi gogo, Lahan kering.

SISTEM PEMETAAN AREA PERSAWAHAN DESA GANTUNG KABUAT EN BELITUNG TIMUR BERBASIS GEORAPHICAL INFORMATION SYSTEM

1.8. Perencanaan Pompa Irigasi Kapasitas pompa irigasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Jl. Madukoro Blok.AA-BB Telp. (024) , , , S E M A R A N

EVALUASI DAERAH IRIGASI BENGAWAN JERO KABUPATEN LAMONGAN

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga

Studi Ketelitiaan Bukaan Pintu Air dan Efisiensi Aliran pada Daerah Irigasi

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI TANAMAN PADI DI KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK JURNAL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

PERENCANAAN OPTIMALISASI WADUK GEDANG KULUD KABUPATEN CERME GRESIK ABSTRAK

PREDIKSI KEDALAMAN AKUIFER BEBAS RATA-RATA STUDI KASUS KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU. Juandi M., Rofeah,Defrianto

Pengembangan Sistem Panen Hujan dan Aliran Permukaan untuk Mengurangi Risiko Kekeringan Mendukung Ketahanan Pangan

Pengelolaan Data Lahan Sawah, Alat dan Mesin Pertanian, dan Jaringan Irigasi

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL DIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2010

Kajian Teknis Sistem Penyaliran dan Penirisan Tambang Pit 4 PT. DEWA, Tbk Site Asam-asam Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan

PENDAYAGUNAAN IRIGASI AIR TANAH MENUNJANG BUDIDAYA PERTANIAN SECARA PRODUKTIF PADA LAHAN TADAH HUJAN ABSTRAK PENDAHULUAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

Keperluan air irigasi dengan Pola tanam seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Pola tanam. antar blok 1 MT blok

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR YANG BERKUALITAS DI DENPASAR BARAT SKRIPSI BIDANG MINAT KEBUMIAN

PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR IRIGASI TIM PENGAMPU MATA KULIAH AGROHIDROLOGI

TINJAUAN PENURUNAN MUKA TANAH AKIBAT PEMANFAATAN UNTUK IRIGASI DI DAERAH JOGONALAN-KLATEN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IRIGASI AIR TANAH DALAM / IRIGASI TEKANAN/POMPA

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI MELALUI UPBS UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN LOGISTIK BENIH DI SUMATERA UTARA

PENGEMBANGAN SISTEM IRIGASI PADA TEBU LAHAN KERING (STUDI KASUS PG. BUNGA MAYANG LAMPUNG) PTP NUSANTARA VII (PERSERO) 1

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

PERBEDAAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH SISTEM IRIGASI TEKNIS DENGAN SISTEM POMPANISASI

ANALISIS DEBIT ANDALAN

ANALISA EKONOMI PEMANFAATAN AIR TANAH UNTUK IRIGASI BERDASARKAN NISBAH MANFAAT BIAYA DAN TINGKAT PENGEMBALIAN INTERNAL SKRIPSI

EFEKTIFITAS SALURAN INDUK DAN SEKUNDER KANAN D.I KEDUNGLIMUS ARCA

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

ANALISIS TEKANAN PENDUDUK TERHADAP LAHAN PERTANIAN DI KOTA PADANG ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. bermatapencaharian petani. Meskipun Indonesia negara agraris namun Indonesia

STUDI PERENCANAAN POLA OPERASI WADUK LOMPATAN HARIMAU DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

Transkripsi:

KAJIAN PENINGKATAN NILAI MANFAAT PENGGUNAAN AIRTANAH UNTUK IRIGASI PADI SAWAH DENGAN SUMUR PARALEL DI KAB. WAJO, SULAWESI SELATAN Study of Increasing the Benefits Value of Using Groundwater for Irrigation of Rice Fields with Parallel Wells in Wajo Regency, South Sulawesi Province Suhardi Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin E-mail: rafis_hardi@yahoo.com ABSTRACT Wajo Regency is one of the barns in South Sulawesi, was dominated by rice rain-fed paddy fields i.e. 76.36% from 86,142 hectares of rice fields in existence. Potential groundwater which is great (379 million m 3 /yr), is an opportunity in an attempt to increase the productivity of the land through groundwater pumping for irrigation. But, in the utilization of groundwater for irrigation costs are great, so that farmers can suffer losses if not precise in its utilization. For it is done the research that aims to increase the benefits value of taking of groundwater as a water source of irrigation for rice fields. The research results showed that an increase of the benefits value in the form of a significant increase of discharge for one unit the pump from 5.27 l/s to 10.74 l/s. In addition, extensive irrigation area to one unit of the pump also experienced increased from 9.9 ha to 20.19 ha with the assumption that the water needs of crops is 0.532 l/s/ha. Keywords: Benefits Value, Groundwater, Irrigation, Wells Parallel. ABSTRAK Kabupaten Wajo merupakan salah satu lumbung padi di Sulawesi Selatan, didominasi oleh sawah tadah hujan yaitu 76,36% dari 86.142 ha sawah yang ada. Potensi airtanah yang besar ( 379 juta m 3 /thn), merupakan suatu peluang dalam upaya peningkatan produktivitas lahan melalui pompanisasi airtanah untuk irigasi. Namun dalam pemanfaatan airtanah untuk irigasi membutuhkan biaya yang besar sehingga petani dapat mengalami kerugian jika tidak tepat dalam pemanfaatannya. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan nilai manfaat pengambilan airtanah sebagai sumber air irigasi padi sawah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai manfaat berupa peningkatan debit yang signifikan untuk satu unit pompa dari 5,27 lt/dt menjadi 10,74 lt/dt. Di samping itu, luas daerah irigasi untuk satu unit pompa juga mengalami penambahan dari 9,9 ha menjadi 20,19 ha dengan asumsi bahwa kebutuhan air tanaman sebesar 0,532 lt/dt/ha Kata kunci: Nilai Manfaat, Air tanah, Irigasi, Sumur Paralel.

PENDAHULUAN Upaya peningkatan produktivitas lahan dapat dilakukan dengan menerapkan sistem irigasi dengan strategi yang tepat. Besar jumlah air irigasi tergantung pada jumlah air yang dibutuhkan sebagai tambahan terhadap hujan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman (Han sen et al., 1979). Salah satu sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air irigasi adalah airtanah (Kalsim, 2002). Penggunaan airtanah untuk irigasi terutama diterapkan pada lahan sawah tadah hujan dataran rendah karena potensi airtanahnya tinggi (Kartasapoetra et al., 1994). Kabupaten Wajo sebagai salah satu lumbung padi di Sulawesi Selatan didominasi oleh sawah tadah hujan yaitu sekitar 65.780 ha atau 76,36% dari keseluruhan sawah yang ada ( DISTAN KAB. WAJO 2004). Kendala lain yaitu, kejadian hujan singkat dan tidak merata sepanjang tahun sehingga ada masa dimana tanah tidak bisa menyediakan air untuk pertumbuhan tanaman. Peluang untuk mengoptimalkan lahan sawah tadah hujan masih terbuka, mengingat sebagian besar sawah tadah hujan berada pada dataran rendah dan memiliki potensi airtanah yang besar. Berdasarkan hasil identifikasi cekungan airtanah menunjukkan bahwa potensi airtanah di Kabupaten Wajo sangat besar dengan debit sekitar 379 juta m 3 /thn yang berada pada Cekungan Pompanua (Siwa- Pompanua) dengan luas cekungan 939 km 2 (Burhanul, 2004). Potensi airtanah yang besar tersebut telah dimanfaatkan petani untuk irigasi sebagai upaya untuk pemenuhan kebutuhan air tanaman. Namun pemanfaatan airtanah untuk irigasi dibutuhkan biaya sangat besar dan merupakan komponen biaya yang dominan yaitu lebih dari 50% dari keseluruhan biaya dalam kegiatan usaha tani (Suhardi, 2008). Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan airtanah diperlukan pompa dengan sumber tenaga dari motor diesel. Kondisi ini menuntut agar dalam pengunaan airtanah untuk irigasi perlu suatu strategi sehingga kegiatan usaha tani menguntungkan melalui efisiensi biaya. Atas dasar tersebut, maka perlu suatu strategi dalam pemanfaatan airtanah untuk irigasi agar petani dalam kegiatan usaha tani tidak mengalami kerugian. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mngetahui peningkatan nilai manfaat dari penggunaan sumur parallel dalam pengambilan airtanah untuk irigasi padi sawah.

KERANGKA TEORITIS Untuk meningkatkan produktifitas lahan, maka kelengasan tanah harus selalu dapat memenuhi kebutuhan air tanaman (Doorenbos et al., 1977). Upaya untuk pemenuhan kebutuhan air tanaman dapat dilakukan dengan penerapan sistem irigasi (Hansen et al., 1979). Penggunaan airtanah sebagai sumber irigasi dibutuhkan biaya yang besar karena menggunakan motor diesel sebagai sumber tenaga pompa untuk mendapatkan air. Disamping itu, kegiatan irigasi dengan pompa berlangsung relatif lama, karena debit yang dapat diperoleh terbatas akibat kemampuan pompa dan keterbatasan debit airtanah (Suhardi, 2008). Semakin lama kegiatan irigasi, maka biaya usaha tani semakin besar. Dan melalui peningkatan debit, maka masa irigasi dapat dipersingkat sehingga biaya irigasi minimal. METODOLOGI Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Wajoriaja, Kecamatan Tanasitolo, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Secara geografis Kabupaten Wajo terletak pada koordinat antara 3 o 39 4 o 16 LS dan 119 o 53 120 o 27 BT. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah: 1. Solar untuk bahan bakar motor diesel sebagai sumber tenaga penggerak pompa Alat yang digunakan adalah: 1. Unit pompa dilengkapi dengan motor diesel 2. Alat penampung air untuk mengukur debit pompa 3. Stopwatch untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam pengisian penampung hingga volume tertentu 4. Seperangkat computer untuk pengolahan data. Desain, Kinerja dan Produktivitas Sumur Pembuatan sumur dilakukan dengan pengeboran dengan diameter sumur 4 inc. Sumur dibuat secara paralel dengan jarak antar sumur 3 meter. Pengambilan airtanah menggunakan pompa dengan ukuran pipa pengisapan sebesar 2 dan 3 inc dengan daya isap sekitar 12 meter. Kinerja sumur diukur berdasarkan kemampuan melepaskan air, sedangkan produktivitasnya ditentukan oleh besarnya debit yang dapat diperoleh dalam bentuk volume air per waktu. Produktivitas sumur yang tinggi dapat mempersingkat masa irigasi atau memperluas cakupan irigasi untuk setiap unit pompa sehingga biaya per satuan luas usaha tani dapat diminimalkan.

Dalam pengukuran kinerja dilakukan kegiatan: 1. Melakukan pengujian tiga variasi sumur dan ukuran pompa yaitu: a. Sumur tunggal dengan pompa 2 inc b. Sumur paralel dengan pompa 2 inc c. Sumur paralel denga pompa 3 inc 2. Melakukan pengukuran debit untuk setiap variasi sumur dan ukuran pompa. Teknik Pengumpulan dan Anilisis Data Data yang dibutuhkan dalam mengukur tingkat keberhasilan kegiatan adalah data debit dengan teknik pengumpulan dan analisis sebagai berikut: a. Pengambilan Data debit. Data debit digunakan sebagai dasar untuk mengukur kinerja setiap penerapan teknologi. Data debit diperoleh dengan mengetahui waktu yang dbutuhkan untuk mendapatkan volume air tertentu, kemudian dihitung dengan persamaan: V Q t Dimana: Q = Debit (lt/dt) V b. Uji Signifikansi t = Volume tampungan (lt) = Waktu yang dibutuhkan (dt) Debit untuk setiap perlakuan teknologi diukur dengan pengulangan sebanyak 5 kali. Data debit yang diperoleh untuk setiap penerapan teknologi dianalisis dengan uji-t untuk mengetahui signifikansi pengaruh penerapan teknologi sumur paralel dengan pompa 3 inc dibandingkan dengan metode lain (Anonim, 2007). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil demplot pembuatan sumur paralel dengan pompa 3 inc menghasilkan debit paling besar. Hal ini disebabkan karena spesifik yield akuifer pada daerah penerapan teknologi seragam. Penggunaan dua sumur dengan jarak tertentu memberi peluang untuk mendapatkan mata air yang lebih banyak dan luas daerah pengaruh semakin luas, sehingga debit yang dapat diperoleh semakin besar. Adapun data hasil pengujian beberapa teknologi seperti pada Tabel berikut:

Tabel 1 Data Pengujian Beberapa Sumur Debit (lt/dtk) Teknologi Ulangan I II III IV V Rata-rata Sumur tunggal, pompa 2 inc 5.57 5.26 5.11 5.13 5.28 5.27 Sumur paralel, pompa 2 inc 6.74 6.55 6.79 6.57 6.90 6.71 Sumur Paralel, pompa 3 inc 10.78 11.39 10.23 10.91 10.40 10.74 Hasil pengujian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan debit pada sumur papalel baik untuk pompa 2 inc terlebih dengan pompa 3 inc dibandingkan dengan cara sumur tunggal dengan pompa 2 inc. Peningkatan debit terjadi karena dua hal yaitu 1) dengan sumur paralel, maka jumlah mata air yang dapat diakses lebih banyak; dan 2) kedalaman airtanah dalam sumur masih dalam batas kemampuan pompa dalam menarik air, sehingga dengan penambahan ukuran pompa, maka debit pengambilan bertambah. Berdasarkan uji-t pada, diperoleh bahwa antara teknologi sumur paralel dengan pompa 2 inc berbeda nyata dengan sumur tunggal dengan tipe pompa yang sama. Demikian halnya dengan hasil uji-t antara teknologi sumur paralel dengan pompa 3 inc dan sumur parallel dengan pompa 2 inc berbeda nyata. Dengan adanya peningkatan debit yang signifikan pada sumur paralel, maka penggunaan sumur paralel dapat memperkecil besarnya biaya pengairan yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani. Adapun model sumur paralel seperti pada Gambar berikut: a. Pembutan Sumur b. Sumur tunggal c. Model Saringan d. Sumur Paralel (2 sumur) e. Instal Unit Pompa f. Pengujian Sumur Gambar 1. Model Sumur Paralel

Pengaruh lain dari penggunaan sumur paralel yaitu dapat meningkatkan luasan cakupan irigasi untuk satu unit pompa dari 9,9 ha menjadi 20,19 ha dengan asumsi kebutuhan air tanaman sebesar 0,532 lt/dt/ha. Dengan meningkatnya luas cakupan irigasi berarti menurunkan biaya per satuan luas, sehingga pendapatan petani semakin meningkat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa: 1. Teknologi sumur paralel dapat meningkatkan debit pengambilan air tanah untuk satu unit pompa dari 5,27 menjadi 10,74 lt/dt. 2. Peningkatan debit pengambilan dapat meningkatkan laur daerah irigasi secara signifikan dari 9,9 ha menjadi 20,19 untuk satu unit pompa dengan asumsi kebutuhan air tanaman sebesar 0,532 lt/dt/ha. 3. Peningkatan debit untuk setiap unit pompa dapat menurunkan biaya irigasi per satuan luas, sehingga pendapatan petani dapat meningkat. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2007. Statistik untuk Psikologi. t-test reloaded: Independent sample t-test. http://psikologistatistik.blogspot.com/2007/12/t-test-reloaded-independentsample-t.html [6 Nov 2009] Burhanul, A.M., 2004. Cekungan Air Tanah di P. Sulawesi Bagian selatan (Sulawesi II). Direktoral Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan. http://www.dgtl.esdm.go.id/cekungan.html [1 Feb 2006]. [DISTAN KAB. WAJO] Dinas Pertanian Kab. Wajo, 2004. Peta Produktivitas dan Rancang Bangun Kawasan Usaha Produktivitas Padi. Bagian proyek Peningkatan Produktifitas Padi dan Pengembangan Agribisnis Jagung Kab. Wajo Tahun Anggaran 2004. Sengkang: DISTAN. KAB. WAJO. Doorenbos, J. and W.O. Pruitt, 1977. Guidelines for Predicting Crop Water requirements. FAO Irrigation and Drainage Paper. Rome: FAO-UN. Hansen, V.E., O.W. Israelsen and G.C. Stringham, 1979. Irrigation Principles and Practices. Edisi ke-4. Manila: Chaco Hermanos, Inc. Kalsim, D.K. 2002. Rancangan Irigasi Gravitasi, Drainase dan Infrastruktur, Edisi ke-2. Bogor: Laboratorium Teknik Tanah dan Air, FATETA IPB. Kartasapoetra, A.G., M.M. Sutedjo dan E. Pollean, 1994. Teknologi Pengairan Pertanian (Irigasi), Cetakan ke-2. Jakarta: Bumi Aksara.

Suhardi, 2008. Model Pengelolaan Airbumi untuk Irigasi dengan Operasi Pompa Tunggal dan Ganda: Kasus Sub-DAS Data, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. [Disertasi] Bogor: Institut Pertanian Bogor.