LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG UNTUK TAHUN ANGGARAN 2007

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

LAPORAN KEUANGAN POKOK

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NERACA PER 31 Desember 2009 dan 2008

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KOTA DENPASAR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

LAPORAN KEUANGAN POKOK

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN 2014

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

PROFIL KEUANGAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

Transkripsi:

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN. REPUBLIK INDONESIA BUKU I TRI DHAR MA ARTHASANTOSHA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA HASIL PEMERIKSAAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2008 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG UNTUK TAHUN ANGGARAN 2007 AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA V PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA Nomor : 74/R/XVIII.SBY/04/2008 Tanggal : 19 April 2008

DAFTAR ISI Halaman LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN... 1 LAPORAN KEUANGAN POKOK.. 4 A. NERACA...... 4 B. LAPORAN REALISASI ANGGARAN..... 7 C. LAPORAN ARUS KAS..... 10 D. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN.. 13 I. Pendahuluan 1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan 13 2. Landasan hukum penyusunan laporan keuangan... 14 II. Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD 1. Ekonomi makro. 15 2. Kebijakan keuangan.. 15 3. Indikator pencapaian target kinerja APBD 19 III. Ikhtisar pencapaian kineria keuangan 1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan. 21 IV. Kebijakan Akuntansi 1. Entitas pelaporan keuangan daerah... 24 2. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan. 24 3. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuanga 24 4. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi... 26 V. Penjelasan atas Rekening-rekening Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas 1. Neraca. 27 2. Laporan Realisasi Anggaran 44 3. Laporan Arus Kas 63 4. Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual 70 GAMBARAN UMUM PEMERIKSAAN... 71 PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA i

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Kepada para pengguna laporan keuangan, Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah memeriksa Neraca Pemerintah Kabupaten Malang per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan tidak disajikan secara komparasi. Laporan keuangan adalah tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Malang. Tanggung jawab BPK RI adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan. BPK RI melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Standar tersebut mengharuskan BPK RI merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar BPK RI memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pemeriksaan meliputi penilaian atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan juga meliputi penilaian atas Standar Akuntansi Pemerintahan yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Malang, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. BPK RI yakin bahwa pemeriksaan BPK RI memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Berdasarkan pemeriksaan, diketahui bahwa: 1. Sebagaimana dituangkan dalam Hasil Pemeriksaan Kepatuhan Nomor 1, Aset Tanah senilai Rp1.328.283.825.928,00 yang disajikan di neraca tidak memiliki bukti kepemilikan. Hal tersebut mengakibatkan tanah senilai Rp1.328.283.825.928,00 yang disajikan di neraca tidak dapat diyakini kewajarannya; 2. Sebagaimana dituangkan dalam Hasil Pemeriksaan Kepatuhan Nomor 2, 7, 8 PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA

dan 10, yaitu : a. Realisasi Belanja Bantuan Keuangan Organisasi Kemasyarakatan sebesar Rp251.521.925,00 tidak didukung dengan bukti yang lengkap dan sah. Hal tersebut mengakibatkan pengeluaran realisasi Belanja Bantuan Keuangan Organisasi Kemasyarakatan sebesar Rp251.521.925,00 tidak dapat diyakini kewajarannya; b. Pembebanan Belanja Bagi Hasil/Transfer ke Desa sebesar Rp43.000.000.000,00 pada Belanja Bantuan Keuangan tidak tepat. Hal tersebut mengakibatkan realisasi Belanja Bantuan Keuangan disajikan lebih tinggi dan Belanja Transfer/Bagi Hasil disajikan lebih rendah masingmasing sebesar Rp43.000.000.000,00; c. Realisasi Belanja Bantuan Keuangan kepada Partai Politik sebesar Rp67.917.800,00 tidak sesuai dengan ketentuan. Hal tersebut mengakibatkan realisasi belanja sosial sebesar Rp67.917.800,00 tidak dapat diyakini kewajarannya; d. Pembebanan belanja modal sebesar Rp16.720.000,00 dan belanja barang sebesar Rp217.390.244,00 pada belanja bantuan keuangan di Badan Pengelola Keuangan Daerah tidak tepat. Hal tersebut mengakibatkan Belanja Bantuan Keuangan Organisasi Kemasyarakatan disajikan terlalu tinggi sebesar Rp234.110.244,00, Belanja Modal disajikan terlalu rendah sebesar Rp16.720.000,00 dan Belanja Barang disajikan terlalu rendah sebesar Rp217.390.244,00; 3. Sebagaimana dituangkan dalam Hasil Pemeriksaan Kepatuhan Nomor 3, Penerimaan bantuan dari Propinsi Jawa Timur sebesar Rp3.575.000.000,00 tidak tercatat dalam Laporan Realisasi Anggaran. Hal tersebut mengakibatkan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah-bantuan keuangan dari Propinsi dan Belanja Modal Bangunan kurang dicatat sebesar Rp3.575.000.000,00; 4. Sebagaimana dituangkan dalam Hasil Pemeriksaan Kepatuhan Nomor 4, Pengakuan dan pengukuran Piutang Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebesar Rp6.763.534.920,00 tidak didukung data yang memadai. Hal tersebut mengakibatkan penyajian piutang kepada pihak Pemerintah Provinsi sebesar Rp6.763.534.920,00 tidak dapat diyakini kewajarannya; 5. Sebagaimana dituangkan dalam Hasil Pemeriksaan Kepatuhan Nomor 5, Realisasi Belanja Barang sebesar Rp1.806.481.180,00 dan Belanja Pegawai sebesar Rp236.440,000,00 pada Sekretariat DPRD tidak didukung dengan bukti yang lengkap. Hal tersebut mengakibatkan belanja barang sebesar Rp1.806.481.180,00 dan Belanja Pegawai sebesar Rp236.440,000,00 tidak dapat diyakini kewajarannya; 6. Sebagaimana dituangkan dalam Hasil Pemeriksaan Kepatuhan Nomor 6 dan 9, yaitu : a. Realisasi belanja modal gedung sebesar Rp8.665.980.250,00 tidak sesuai PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 2

dengan realisasi fisiknya. Hal tersebut mengakibatkan realisasi belanja TA 2007 yang disajikan terlalu tinggi sebesar Rp8.665.980.250,00; b. Pembebanan belanja hibah sebesar Rp4.500.000.000,00 pada belanja modal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tidak tepat. Hal tersebut mengakibatkan belanja modal gedung disajikan lebih tinggi dan belanja hibah disajikan lebih rendah masing-masing sebesar Rp4.500.000.00,00; 7. Sebagaimana dituangkan dalam Hasil Pemeriksaan Kepatuhan Nomor 11, Kas pada Pokja Kegiatan Dana Bergulir untuk Pengembangan Usaha Kecil, Kelompok Usaha, dan Koperasi sebesar Rp4.514.432.038,46 tidak disajikan dalam Neraca. Hal tersebut mengakibatkan terdapat akun yang dicatat lebih rendah sebesar Rp4.514.432.038,46 pada akun Kas dan Realisasi Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan pada LRA TA 2007 atas kegiatan Dana Bergulir tidak dapat diyakini kewajarannya. Menurut pendapat BPK RI, karena hal yang disebut pada paragraf sebelumnya, laporan keuangan yang disebut di atas tidak menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Malang per 31 Desember 2007, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Laporan hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan dan sistem pengendalian intern kami sajikan dalam bagian tersendiri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini. Surabaya, 19 April 2008 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA PENANGGUNG JAWAB PEMERIKSAAN, Dra. V.M. Ambar Wahyuni, MM., Ak Akuntan, Register Negara No. D-5317 PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 3

LAPORAN KEUANGAN POKOK A. NERACA PEMERINTAH KABUPATEN MALANG NERACA PER 31 DESEMBER 2007 (Dalam Rupiah) Uraian 2007 ASET ASET LANCAR Kas di Kas Daerah 128.667.654.696,40 Kas di Bendahara Penerimaan 95.125.890,00 Kas di Bendahara Pengeluaran 2.115.203.479,00 Kas di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) 3.860.445.303,00 Investasi Jangka Pendek - Piutang Pajak 333.626.038,00 Piutang Retribusi 4.083.151.375,00 Bagian Lancar pinjaman kepada perusahaan negara - Bagian Lancar pinjaman kepada perusahaan daerah 100.000.000,00 Bagian Lancar pinjaman kepada pemerintah pusat - Bagian Lancar pinjaman kepada pemerintah daerah lainnya - Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran - Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan - Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 19.000.000,00 Piutang Lainnya 980.268.693,73 Persediaan 5.644.907.317,00 Jumlah Aset Lancar 145.899.382.792,13 INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non Permanen Pinjaman kepada Perusahaan Negara - Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 400.000.000,00 Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya - Investasi dalam Surat Utang Negara - Investasi Dana Bergulir 5.096.205.444,33 Investasi Non Permanen Lainnya - Jumlah Investasi non permanen 5.496.205.444,33 Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemeritah Daerah 79.688.482.523,23 Investasi Permanen Lainnya - Jumlah Investasi permanen 79.688.482.523,23 Jumlah Investasi Jangka Panjang 85.184.687.967,56 ASET TETAP Tanah 1.505.085.388.304,00 Peralatan dan Mesin 207.991.815.002,00 Gedung dan Bangunan 570.605.984.275,00 Jalan, Irigasi, Jaringan 814.618.807.502,00 Aset Tetap Lainnya 9.257.480.139,00 Konstruksi dalam Pengerjaan 24.269.190.750,00 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap - PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 4

Jumlah Aset Tetap 3.131.828.665.972,00 DANA CADANGAN Dana Cadangan 10.231.388.276,95 Jumlah Dana Cadangan 10.231.388.276,95 ASET LAINNYA Tagihan Penjualan Angsuran - Tuntutan Perbendahaan - Tagihan Tuntutan Ganti Rugi - Kemitraan dengan Pihak Ketiga 2.876.132.500,00 Aset Tak Berwujud - Aset Lain-lain 12.265.971.958,46 Jumlah Aset Lainnya 15.142.104.458,46 JUMLAH ASET 3.388.286.229.467,10 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Pihak Ketiga - Utang Bunga - Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah lainnya - Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank 172.598.749,12 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri Obligasi - Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya - Utang Jangka Pendek Lainnya 9.273.451.461,65 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 9.446.050.210,77 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah lainnya - Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank 517.796.247,39 Utang Dalam Negeri Obligasi - Utang Jangka Panjang Lainnya - Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 517.796.247,39 JUMLAH KEWAJIBAN 9.963.846.458,16 EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran SiLPA) 134.643.070.790,00 Pendapatan Yang Ditangguhkan 95.358.578,40 Cadangan Piutang 4.940.518.543,73 Cadangan Persediaan 5.644.907.317,00 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek (9.446.050.210,77) Jumlah Ekuitas Dana Lancar 135.877.805.018,36 Ekuitas Dana investasi Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang 85.184.687.967,56 Diinvestasikan dalam Aset Tetap 3.131.828.665.972,00 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 15.717.632.021,46 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek (517.796.247,39) PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 5

Jumlah Ekuitas Dana Investasi 3.232.213.189.713,63 Ekuitas Dana cadangan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 10.231.388.276,95 Jumlah Ekuitas Dana Cadangan 10.231.388.276,95 JUMLAH EKUITAS DANA 3.378.322.383.008,94 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 3.388.286.229.467,10 PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 6

B. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN MALANG LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2007 (Dalam Rupiah) Uraian Anggaran Realisasi 2007 % PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Pajak Daerah 23.832.500.000,00 26.393.015.873,00 110,74 Pendapatan Retribusi Daerah 32.691.544.500,00 36.285.420.549,04 110,99 Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4.353.482.000,00 4.416.693.972,46 101,45 Lain-lain PAD yang Sah 10.774.300.000,00 17.258.766.693,42 160,18 Jumlah Pendapatan Asli Daerah 71.651.826.500,00 84.353.897.087,92 117,73 PENDAPATAN TRANSFER 1.062.468.267.000,00 1.080.876.457.216,00 101,73 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN Dana Bagi Hasil Pajak 51.347.158.000,00 63.030.131.492,00 122,75 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 3.515.263.000,00 1.774.978.412,00 50,49 Dana Alokasi Umum (DAU) 880.921.000.000,00 880.921.000.000,00 100,00 Dana Alokasi Khusus (DAK) 68.184.000.000,00 68.184.000.000,00 100,00 Jumlah Pendapatan Transfer-Dana Perimbangan 1.003.967.421.000,00 1.013.910.109.904,00 100,99 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT LAINNYA Dana Otonomi Khusus - - Dana Penyesuaian - 8.279.546.600,00 Jumlah pendapatan transferpemerintah pusat lainnya - 8.279.546.600,00 TRANSFER PEMERINTAH PROPINSI Pendapatan Bagi Hasil Pajak 58.340.300.000,00 58.436.000.143,00 100,16 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 160.546.000,00 250.800.569,00 156,22 Jumlah Pendapatan Transfer- Pemerintah Propinsi 58.500.846.000,00 58.686.800.712,00 100,32 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH Pendapatan Hibah - - Pendapatan Dana Darurat 950.000.000,00 991.323.590,82 104,35 Pendapatan Lainnya - - Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah 950.000.000,00 991.323.590,82 104,35 JUMLAH PENDAPATAN 1.135.070.093.500,00 1.166.221.677.894,74 102,74 BELANJA BELANJA OPERASI Belanja Pegawai 596.760.037.726,00 552.403.364.916,92 92,57 Belanja Barang 129.020.626.224,00 117.581.160.235,48 91,13 Bunga 150.000.000,00 97.655.535,72 65,10 Subsidi - - PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 7

Hibah 9.229.500.000,00 8.186.121.434,00 88,70 Bantuan Sosial 128.053.443.000,00 111.153.865.410,00 86,80 Jumlah Belanja Operasi 863.213.606.950,00 789.422.167.532,12 91,45 BELANJA MODAL Belanja Tanah 79.869.000.000,00 59.191.186.700,00 74,11 Belanja Peralatan dan Mesin 52.339.694.850,00 50.193.066.966,00 95,90 Belanja Gedung dan Bangunan 135.966.427.000,00 133.162.066.677,00 97,94 Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan 132.756.099.000,00 130.802.639.050,00 98,53 Belanja Aset Tetap Lainnya 1.935.942.500,00 1.894.195.750,00 97,84 Belanja Aset Lainnya - - - Jumlah Belanja Modal 402.867.163.350,00 375.243.155.143,00 93,14 BELANJA TAK TERDUGA Belanja Tak Terduga 1.500.000.000,00 920.687.500,00 61,38 Jumlah Belanja Tak Terduga 1.500.000.000,00 920.687.500,00 61,38 JUMLAH BELANJA 1.267.580.770.300,00 1.165.586.010.175,12 91,95 TRANSFER TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA Bagi Hasil Pajak 11.182.991.000,00 10.158.845.389,00 90,84 Bagi Hasil Retribusi - - Bagi Hasil Pendapatan Lainnya - - JUMLAH TRANSFER /BAGI BAGI HASIL KE DESA 11.182.991.000,00 10.158.845.389,00 90,84 SURPLUS/(DEFISIT) ANGGARAN (143.693.667.800,00) (9.523.177.669,38) PEMBIAYAAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN Penggunaan SiLPA 206.131.877.150,17 206.493.330.630,17 100,18 Pencairan Dana Cadangan - - Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - - Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah lainnya - - Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - - Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - - Pinjaman Dalam Negeri Obligasi - - Pinjaman Dalam Negeri Lainnya - - Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Negara - - Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 200.000.236,83 309.331.945,00 154,67 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah lainnya - - Jumlah Penerimaan 206.331.877.387,00 206.802.662.575,17 100,23 PENGELUARAN PEMBIAYAAN Pembentukan Dana Cadangan 5.000.000.000,00 5.000.000.000,00 100,00 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 2.000.000.000,00 1.999.605.779,23 99,98 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - - Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah lainnya - - PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 8

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - - Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank 55.638.209.587,00 55.636.808.336,56 100,00 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Obligasi - - Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya - - Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Negara - - Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah - - Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah lainnya - - Jumlah Pengeluaran 62.638.209.587,00 62.636.414.115,79 100,00 PEMBIAYAAN NETTO 143.693.667.800,00 144.166.248.459,38 100,33 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 0,00 134.643.070.790,00 PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 9

C. LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH KABUPATEN MALANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2007 URAIAN 2007 (Dalam Rupiah) ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Arus Masuk Kas Pendapatan Pajak Daerah 26.393.015.873,00 Pendapatan Retribusi Daerah 12.367.196.281,00 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4.416.693.972,46 Lain-lain PAD yang Sah 17.246.716.670,46 Dana Bagi Hasil Pajak 63.030.131.492,00 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam 1.774.978.412,00 Dana Alokasi Umum (DAU) 880.921.000.000,00 Dana Alokasi Khusus (DAK) 68.184.000.000,00 Dana Otonomi Khusus - Dana Penyesuaian 8.279.546.600,00 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 58.436.000.143,00 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 250.800.569,00 Pendapatan Hibah - Pendapatan Dana Darurat 991.323.590,82 Pendapatan Lainnya - Jumlah Arus Masuk Kas 1.142.291.403.603,74 Arus Keluar Kas Belanja Pegawai 546.043.168.071,00 Belanja Barang 103.693.318.420,00 Bunga 97.655.535,72 Subsidi - Hibah 8.186.121.434,00 Bantuan Sosial 111.153.865.410,00 Belanja Tak Terduga 920.687.500,00 Bagi Hasil Pajak 10.158.845.389,00 Bagi Hasil Retribusi - Bagi Hasil Pendapatan lainnya - Jumlah Arus Keluar Kas 780.253.661.759,72 ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI 362.037.741.844,02 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI NON KEUANGAN Arus Masuk Kas Pendapatan Penjualan Atas Tanah - Pendapatan Penjualan Atas Peralatan dan Mesin - Pendapatan Penjualan Atas Gedung dan Bangunan - Pendapatan Penjualan Atas Jalan, Irigasi dan Jaringan - Pendapatan Penjualan Atas Aset Tetap Lainnya - Pendapatan Penjualan Atas Aset Lainnya - Jumlah Arus Masuk Kas - PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 10

Arus Keluar Kas Belanja Tanah 59.191.186.700,00 Belanja Peralatan dan Mesin 50.009.590.471,00 Belanja Gedung dan Bangunan 133.162.066.677,00 Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan 130.802.639.050,00 Belanja Aset Tetap Lainnya 1.894.195.750,00 Belanja Aset Lainnya - Jumlah Arus Keluar Kas 375.059.678.648,00 ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS INVESTASI NON KEUANGAN (375.059.678.648,00) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Arus Masuk Kas Pencairan Dana Cadangan - Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah lainnya - Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank - Pinjaman Dalam Negeri Obligasi - Pinjaman Dalam Negeri Lainnya - Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Negara - Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 309.331.945,00 Penerimaan Kembali Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah lainnya - Jumlah Arus Masuk Kas 309.331.945,00 Arus Keluar Kas Pembentukan Dana Cadangan 5.000.000.000,00 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 1.999.605.779,23 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah lainnya - Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank 55.636.808.336,56 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Obligasi - Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya - Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Negara - Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah - Pemberian Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah lainnya - Jumlah Arus Keluar Kas 62.636.414.115,79 ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN (62.327.082.170,79) ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN Arus Kas masuk Penerimaan Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 3.737.171.603,00 Penerimaan/pertanggungjawaban Uang Persediaan 58.794.604.556,00 Jumlah Arus Masuk Kas 62.531.776.159,00 Arus Kas Keluar Pengeluaran Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 3.737.171.603,00 Pengeluaran Pemberian Uang Persediaan 59.037.894.770,00 Jumlah Arus Keluar Kas 62.775.066.373,00 ARUS KAS BERSIH DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN (243.290.214,00) PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 11

Kenaikan/(penurunan) Bersih Kas (75.592.309.188,77) Saldo Awal Kas di BUD/ Kas Daerah 206.131.877.150,17 Saldo Akhir Kas di BUD/ Kas Daerah 128.667.654.696,40 Saldo Akhir Kas di bendahara pengeluaran 2.115.203.479,00 Saldo Akhir Kas di bendahara penerimaan 95.125.890,00 Saldo Akhir Kas di BLUD 3.860.445.303,00 Saldo Akhir Kas 134.738.429.368,40 PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 12

D. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN I. Pendahuluan 1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Malang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi akuntansi keuangan yang lazim. Yang dimaksud dengan pengguna adalah masyarakat, legislatif, lembaga pengawas, pemeriksa, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah. Laporan keuangan meliputi laporan keuangan yang disajikan terpisah atau bagian dari laporan keuangan yang disajikan dalam dokumen publik lainnya seperti laporan tahunan. Tujuan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Malang adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas Pemerintah Kabupaten Malang atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan: a. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah; b. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah; c. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi; d. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya; e. Menyediakan informasi mengenai cara Pemerintah Kabupaten Malang mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya; f. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan; g. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya. PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 13

2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Malang diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan pemerintah, antara lain: a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara; b. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara; e. Undang-Undang Nomor 32 tentang Pemerintahan Daerah; f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2005 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; g. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun 2007; k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; l. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; m. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2006 2010; n. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007; o. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2007; p. Peraturan Bupati Malang Nomor 28 Tahun 2006 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2007. PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 14

II. Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan, dan Pencapaian Target Kinerja APBD 1. Ekonomi Makro Asumsi makro ekonomi yang menjadi dasar penyusunan APBD, dan perkembangannya dalam perubahan APBD sampai dengan pelaksanaan APBD akhir Tahun Anggaran 2007, antara lain adalah pertumbuhan ekonomi regional, laju inflasi, tingkat pengangguran regional, dan lain-lain asumsi yang relevan. Pencapaian perkiraan indikator makro ekonomi digunakan sebagai salah satu alat untuk mengetahui keberhasilan pembangunan. Indikator makro di Kabupaten Malang adalah sebagai berikut. Indikator Makro Tahun 2006 dan 2007 No Indikator makro Satuan Tahun 2006 Tahun 2007 % Naik/ (Realisasi) (Proyeksi) (Turun) 1. PDRB (atas dasar harga berlaku) Juta Rupiah 18.172.787 21.548.702,38 18,58 % 2. Inflasi % 10,25 9,00 (12,20 %) 3. Pertumbuhan Ekonomi % 5,48 6,01 9,67 % 4. Pertumbuhan investasi % 5 8 60 % 5. Jumlah Penduduk orang 2.419.822 2.442.422 0,93 % 6. Jumlah Pencari Kerja orang 45.821 45.110 1,55 % 7. Jumlah Masyarakat Miskin RTM 163.911 162.341 (0,96 %) 8. Pendapatan perkapita Rupiah 7.790.000 9.012.000 15,69 % 9. Indeks Pembangunan Manusia - 66,35 66,35-2. Kebijakan Keuangan Pada dasarnya, kebijakan keuangan daerah diarahkan dalam rangka menggali Pendapatan Asli Daerah dengan prinsip kehati-hatian, intensifikasi PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 15

dana perimbangan, dan mengembangkan pola pembiayaan pembangunan dengan sumber pendanaan lain yang sah. Untuk membiayai berbagai kegiatan Pemerintah Kabupaten Malang, baik Belanja Langsung maupun Belanja Tidak Langsung dalam kerangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, sangat ditentukan oleh ketersediaan dana atau pendapatan. Pemerintah Kabupaten Malang dalam upaya mengadopsi kenaikan pendapatan daerah masih tergantung pada dana-dana yang diperoleh dari Pemerintah Pusat, misal Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, maupun dana dalam bentuk subsidi lain dari Pusat maupun Propinsi. Hal ini, nampak bahwa kemandirian keuangan daerah masih didominasi oleh Pusat lewat kucuran dana-dana, meskipun setiap tahun mengalami peningkatan jumlah PAD, namun kisaran kontribusi PAD terhadap total APBD masih sangat kurang, dengan konsekuensi pada pengaruh otoritas penentuan kebutuhan belanja daerah. Selain itu, Pemerintah Pusat juga memberikan batasan ketat atas sumber-sumber PAD yang boleh digali daerah, namun kestabilan jumlah pendapatan daerah yang berasal dari transfer pusat bukan sesuatu yang pasti tiap tahunnya. Sehingga, indikator kebutuhan dan kemampuan fiskal daerah hanyalah sebatas indikator bukan determinan. Kebijakan Pendapatan Arah dan kebijakan yang ditempuh dalam meningkatkan Pendapatan Daerah dalam Tahun Anggaran 2007, adalah : a. Menghimpun penerimaan dari semua sumber pendapatan daerah secara optimal sesuai ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku; b. Mengupayakan peningkatan kontribusi dari masing-masing bagian pendapatan daerah sehingga kebutuhan pembiayaan pemerintah daerah dapat dipenuhi secara tepat dan cukup; c. Memberdayakan segenap potensi yang dimiliki untuk dapat meningkatkan penerimaan pendapatan daerah. Strategi yang digunakan untuk mencapai arah dan kebijakan pendapatan daerah tersebut, antara lain : a. Pemberdayaan segenap aparat, dengan cara meningkatkan motivasi disiplin dan etos kerja dalam rangka meningkatkan kinerja; b. Meningkatkan koordinasi dengan segenap instansi dan institusi dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah baik di tingkat daerah maupun Pusat dan Propinsi; PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 16

c. Memperluas jangkauan pelayanan dengan sistem jemput bola sepanjang dapat meningkatkan penerimaan pendapatan daerah; d. Sosialisasi melalui pemanfaatan berbagai media komunikasi dalam rangka intensivikasi pungutan pajak daerah, retribusi daerah dan penerimaan lainlain yang sah; dan e. Melakukan pendekatan yang intensif dengan berbagai pihak, baik dalam rangka peningkatan sumbangan pihak ketiga maupun penerimaan yang bersumber dari bagi hasil dan Dana Alokasi Umum (DAU). Kebijakan Belanja Daerah Belanja daerah diarahkan untuk secara optimal membiayai program-program utama yang menuju pada pencapaian visi misi pembangunan dengan prinsip transparan, efektif dan efisien. Upaya penting lainnya adalah memadukan dan mensinergikan program pembangunan Kabupaten Malang sehingga terwujud kemitraan pendanaan pembangunan. Dalam penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi, efektivitas dan penghematan sesuai dengan prioritas yang diharapkan dapat memberikan dukungan program-program strategis daerah. Berdasarkan pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum yang layak. Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian standar pelayanan minimal, berdasarkan urusan wajib pemerintahan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Beberapa asumsi pokok yang akan mempengaruhi kebijakan belanja daerah antara lain : a. Penerimaan pendapatan daerah dapat terpenuhi sehingga dapat memberikan dukungan terhadap pertumbuhan perekonomian daerah, dan mampu mencukupi kebutuhan pelayanan dasar serta penyelenggaraan pemerintahan. b. Kebutuhan belanja daerah dapat mendanai program-program strategis daerah dalam mendukung dan menjaga target-target indikator yang telah PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 17

ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2006 2010. Secara garis besar, kendala utama dalam belanja daerah adalah tajamnya perbedaan antara ruang lingkup permasalahan yang harus ditangani dengan kemampuan keuangan daerah. Hal ini, terkait dalam pengalokasian anggaran belanja, sebagian belum didasarkan dari perencanaan strategis, diantaranya pengalokasian anggaran yang tidak efisien serta keterbatasan instrumen teknis perencanaan anggaran belanja yang berorientasi pada kinerja. Kebijakan umum Belanja Daerah sebagai berikut. a. Efektivitas pemanfaatan belanja untuk penanganan kemiskinan, stimulasi pertumbuhan ekonomi, percepatan pembangunan infrastruktur, optimalisasi pelayanan dasar (ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan, keamanan dan penanganan kemiskinan serta ketenagakerjaan); b. Mendukung prioritas dan target kinerja nasional dan provinsi; c. Peningkatan kinerja untuk menggali PAD; d. Mempertahankan operasional pelayanan pemerintah serta pemeliharaan aset yang ada; e. Diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan wajib dan pilihan; f. Upaya memenuhi kewajiban daerah dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum, serta mengembangkan sistem jaminan sosial; g. Disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja dengan berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan; h. Diprioritaskan untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang diwujudkan dalam kegiatan yang terukur. Kebijakan Bidang Pembiayaan Penggunaan anggaran belanja daerah harus tetap terarah, efisien dan efektif dalam pembelanjaan pembangunan sesuai prioritas yang telah ditetapkan sehingga diharapkan tidak akan terjadi defisit anggaran, jika terjadi defisit maka pembiayaan yang dilakukan tetap harus mengacu pada arah dan kebijakan pembelanjaan. Pembiayaan dari surplus pendapatan, penghematan belanja, dan lain-lain pendapatan yang tidak terbelanjakan pada tahun berjalan, diarahkan untuk membiayai kebutuhan sesuai dengan perencanaan pembangunan yang ditetapkan melalui APBD PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 18

3. Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD Sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan, Pemerintah Kabupaten Malang dalam Tahun 2007 melaksanakan prioritas pembangunan sebagai berikut. a. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi yang berkualitas dan Pembangunan Infrastruktur Sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam prioritas Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas dan Pembangunan Infrastruktur, adalah sebagai berikut. - Meningkatnya PDRB atas dasar harga berlaku menjadi sebesar Rp20.496.290.280.000,00; - Meningkatnya pertumbuhan ekonomi sebesar 5,65%; - Meningkatnya PDRB perkapita menjadirp 8.670.000,00. b. Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran serta Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan Sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam prioritas Pengentasan Kemiskinan dan Pengangguran serta Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan, adalah sebagai berikut: - Berkurangnya jumlah Rumah Tangga Miskin sebesar 2%; - Turunnya tingkat pengangguran sebesar 2%. c. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan Sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam prioritas Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan, adalah sebagai berikut. - APM SD/MI : 99,88 SMP/MTs : 65,76 SMA/MA : 34,42; - Meningkatnya proporsi masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan, baik dari puskesmas, rumah sakit maupun tenaga kesehatan yang terlatih, yang ditandai antara lain dengan angka harapan hidup menjadi sebesar 66,7 tahun. d. Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 19

Sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam prioritas Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup dan Penataan Ruang adalah sebagai berikut. - Meningkatnya penghijauan swadaya sebesar 5%; - Menurunnya perusahaan yang limbah cairnya (BOD/COD) tidak melebihi nilai ambang keamanan 5%. e. Peningkatan Kesalehan Sosial dalam Beragama dan Sosial Budaya Sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam prioritas Peningkatan Kesalehan Sosial dalam Beragama dan Sosial Budaya, adalah sebagai berikut. - Meningkatnya kerukunan intern dan antar umat beragama; - Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama; - Meningkatnya mutu profesionalisme pelayanan kesejahteraan sosial; - Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial 7%; - Meningkatnya pembinaan terhadap potensi dan sumber kesejahteraan sosial (PSKS) yang mendapat pembinaan sebesar 4,1%. f. Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban serta Penegakan Hukum dan HAM Sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam prioritas Peningkatan Ketentraman dan Ketertiban serta Penegakan Hukum dan HAM, adalah sebagai berikut. - Menurunnya pelanggaran hukum dan HAM 15%; - Rasio angka kriminal per 10.000 penduduk 1,09. g. Peningkatan Pelayanan Publik Sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam prioritas Peningkatan Pelayanan Publik adalah sebagai berikut. - Terwujudnya aparatur yang profesional, bertanggung jawab dan bebas dari KKN; - Penyelenggaraan pelayanan publik yang cepat, murah dan manusiawi. PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 20

III. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 1. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan Berdasarkan Urusan Pemerintah Daerah, capaian target kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Malang Tahun 2007, adalah sebagai berikut. Uraian Urusan Pemerintah/Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Capaian Target 1. Urusan Wajib 535.007.602.500,00 489.105.554.074,00 1.1. Pendidikan 71.151.943.000,00 70.262.454.535,00 98,75 1.2. Kesehatan 63.289.650.000,00 61.620.669.309,00 97,36 1.3. Pekerjaan Umum 141.617.869.000,00 139.579.693.194,00 98,56 1.4. Perumahan 28.064.210.000,00 27.755.795.890,00 98,90 1.5. Penataan Ruang 3.270.812.000,00 3.128.255.000,00 95,64 1.6. Perencanaan Pembangunan 6.366.657.000,00 6.110.963.500,00 95,98 1.7. Perhubungan 6.454.975.000,00 6.336.321.047,00 98,16 1.8. Lingkungan Hidup 6.234.379.000,00 6.106.409.000,00 97,95 1.9. Pertanahan 4.729.950.000,00 863.756.842,00 18,26 1.10. Kependudukan dan Catatan Sipil 2.811.833.000,00 2.745.725.900,00 97,65 1.11. Pemberdayaan Perempuan 777.025.000,00 777.025.000,00 100 1.12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 1.614.620.000,00 1.352.950.500,00 83,79 1.13. Sosial 1.147.506.000,00 1.102.230.680,00 96,05 1.14. Tenaga Kerja 1.920.032.000,00 1.871.651.000,00 97,48 1.15. Koperasi dan UKM 701.502.000,00 674.541.650,00 96,16 1.16. Penanaman Modal 255.813.000,00 232.203.000,00 90,77 1.17. Kebudayaan 321.850.000,00 308.600.000,00 95,88 1.18. Pemuda dan Olah Raga 602.475.000,00 600.152.000,00 99,61 1.19. Kesatuan Bangsa & Politik DN 3.172.630.000,00 2.950.196.255,00 92,99 1.20. Pemerintahan Umum 175.229.421.500,00 141.505.294.843,00 80,75 1.21. Kepegawaian 5.652.362.000,00 4.576.835.000,00 80,97 1.22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 6.681.425.000,00 5.786.125.000,00 86,60 1.23. Statistik 500.000.000,00 496.600.000,00 99,32 1.24. Kearsipan 216.850.000,00 184.718.000,00 85,18 1.25. Komunikasi & Informatika 2.221.813.000,00 2.176.386.929,00 97,96 2. Urusan Pilihan 50.505.680.000,00 48.406.002.484,00 PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 21

2.1. Pertanian 10.584.722.000,00 8.942.641.835,00 84,49 2.2. Kehutanan 1.398.751.000,00 1.328.641.662,00 94,99 2.3. Energi & Sumber Daya Mineral 1.768.454.000,00 1.643.542.500,00 92,94 2.4. Pariwisata 28.078.315.000,00 28.004.194.500,00 99,74 2.5. Kelautan dan Perikanan 3.808.283.000,00 3.674.651.923,00 96,49 2.6. Perdagangan 4.167.155.000,00 4.124.852.564,00 98,98 2.7. Perindustrian 505.000.000,00 495.702.500,00 98,16 2.8. Transmigrasi 195.000.000,00 191.775.000,00 98,35 Jumlah 585.513.282.500,00 537.511.556.558,00 91,80 Sedangkan berdasarkan klasifikasi menurut fungsi, capaian target kinerja keuangan, adalah sebagai berikut. 1. Pelayanan Umum Dianggarkan sebesar Rp449.259.232.300,00, terealisasi sebesar Rp374.705.903.728,72 atau 83,41%, yang terbagi dalam tiga bidang: Perencanaan Pembangunan, Pemerintahan Umum dan Kepegawaian. 2. Ketertiban dan Keamanan Dianggarkan sebesar Rp5.867.044.000,00, terealisasi sebesar Rp5.314.700.187,00 atau 90,59%, yang terbagi dalam satu bidang: Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. 3. Ekonomi Dianggarkan sebesar Rp60.399.237.000,00, terealisasi sebesar Rp55.885.052.415,00 atau 92,53%, yang terbagi dalam tujuh bidang: Perhubunngan, Tenaga Kerja, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pertanian, Kehutanan, Perdagangan. 4. Lingkungan Hidup Dianggarkan sebesar Rp6.912.954.000,00, terealisasi sebesar Rp6.449.450.562,00 atau 93,30%, yang terbagi dalam satu bidang: Lingkungan Hidup. 5. Perumahan dan Fasilitas Umum Dianggarkan sebesar Rp254.994.863.000,00, terealisasi sebesar Rp251.046.373.108,00 atau 98,45%, yang terbagi dalam dua bidang yaitu Pekerjaan Umum dan Perumahan. PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 22

6. Kesehatan Dianggarkan sebesar Rp78.552.740.000,00, terealisasi sebesar Rp. 75.328.462.729,40 atau 95,90%, yang terbagi dalam satu bidang: Kesehatan 7. Pendidikan Dianggarkan sebesar Rp408.272.720.000,00, terealisasi sebesar Rp393.829.766.414,00 atau 96,46%, yang terbagi dalam satu bidang: Pendidikan 8. Perlindungan Sosial Dianggarkan sebesar Rp14.504.971.000,00, terealisasi sebesar Rp13.378.483.445,00 atau 92,23%, yang terbagi dalam dua bidang: Kependudukan dan Catatan Sipil, Sosial. PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 23

IV. Kebijakan Akuntansi 1. Entitas Akuntansi/Entitas Pelaporan Keuangan Daerah Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) merupakan entitas pelaporan keuangan daerah Pemerintah Kabupaten Malang. Unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang di lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang merupakan entitas akuntansi keuangan daerah, yang terdiri dari: tiga sekretariat, sembilan unit Badan, empat belas unit Dinas, Dua belas unit Bagian, tiga unit Lembaga Organisasi, satu kantor, dan tiga puluh tiga Kecamatan. 2. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Malang adalah: a. Basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas. b. Basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan. Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima oleh kas daerah, serta belanja dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari kas daerah, atau khusus untuk pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh PPKD. Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas dana, diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. 3. Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Basis Pengukuran Pos-pos Neraca Pengukuran Aset a. Pengukuran aset lancar adalah sebagai berikut: 1) Kas dicatat sebesar nilai nominal; 2) Investasi jangka pendek dicatat sebesar nilai perolehan; 3) Piutang dicatat sebesar nilai nominal; PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 24

4) Persediaan dicatat sebesar: i. Biaya Perolehan apabila diperoleh dengan pembelian; ii. Biaya Standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; iii. Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan. b. Investasi jangka panjang dicatat sebesar biaya perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. c. Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. d. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan, seluruh aset tetap dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut. e. Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola, meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut. f. Aset moneter dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca. Pengukuran Kewajiban Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal neraca. Basis Pengukuran Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran Pengukuran Pendapatan a. Pengukuran pendapatan menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima, yaitu jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. b. Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang rupiah dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi. PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 25

c. Transaksi pendapatan dalam bentuk barang dan jasa harus dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran dengan cara menaksir nilai barang dan jasa tersebut pada tanggal transaksi Pengukuran Belanja a. Pengukuran belanja menggunakan mata uang rupiah berdasarkan nilai sekarang kas yang dikeluarkan. b. Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang rupiah dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi. c. Transaksi belanja dalam bentuk barang dan jasa harus dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran dengan cara menaksir nilai barang dan jasa tersebut pada tanggal transaksi. 4. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi pemerintah Kebijakan akuntansi yang belum diterapkan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Malang, adalah penyusutan aset tetap mengikuti kebijakan akuntansi Pemerintah Kabupaten Malang, yang belum menerapkan kebijakan akuntansi penyusutan aset tetap. PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 26

V. Penjelasan atas Rekening-rekening Neraca, Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas 1. Neraca 31 Desember 2007 (Rp) a. Kas di Kas Daerah 128.667.654.696,40 Saldo Kas di BUD per 31 Desember 2007 sebesar Rp128.667.654.696,40 merupakan saldo kas yang disimpan pada Bank Jatim, yang terdiri atas : 1) PAD (No. Rek. 004 100 0155) Rp 107.806.221.147,58 2) DAU (No. Rek. 004 102 9711) Rp 17.302.900.300,00 3) Penanganan Pasca Bencana Alam (No. Rek. 004 104 2176) Rp 991.323.590,82 4) DAK : Bidang Lingkungan Hidup (No. Rek 004 104 0955) Bidang Infrstruktur (No. Rek. 004 104 0963) Bidang Kelautan dan Perikanan (No. Rek. 004 104 0971) Bidang Kesehatan (No. Rek. 004 104 0980) Bidang Pertanian (No. Rek. 004 104 1005) Rp 5.940.000,00 Rp 328.432.726,00 Rp 106.347.082,00 Rp 745.332.796,00 Rp 1.381.157.054,00 Saldo kas belum termasuk Kas pada Pokja Kegiatan Dana Bergulir Untuk Pengembangan Usaha Kecil, Kelompok Usaha, dan Koperasi sebesar Rp4.514.432.038,46, yang terdiri atas : 1) Rekening a.n. Pokja UMKM dengan Nomor rekening 0041042168, menampung dana Angsuran Pokok sebesar Rp3.096.584.393,65; 2) Rekening a.n. Pokja DAGULIR UMKM dengan Nomor rekening 0041042150, menampung pendapatan 3% untuk dana pembinaan dan pengendalian Tim Pokja dan Tim Teknis sebesar Rp55.256.724,28; PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 27

3) Rekening a.n. Pokja Kabupaten dengan Nomor rekening 0041035943, menampung dana dari angsuran tunggakan debitur tahun 2002 sampai dengan 2004 sebesar Rp662.590.920,53; 4) Rekening penampungan Dagulir bagi calon peminjam a.n. Bank Jatim Cabang Malang sebagai bank pengelola sebesar Rp700.000.000,00. 31 Desember 2007 (Rp) b. Kas di Bendahara Penerimaaan 95.125.890,00 Posisi Kas di Bendahara Penerimaan Dinas Peternakan per 31 Desember 2007 sebesar Rp95.125.890,00, merupakan Pendapatan Retribusi Tempat Pelelangan yang masih berada di Bendahara Penerimaan yang belum disetorkan ke Kas di BUD sampai dengan tanggal 31 Desember 2007. 31 Desember 2007 (Rp) c. Kas di Bendahara Pengeluaran 2.115.203.479,00 Posisi Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2007, merupakan sisa Uang Persediaan dan Pengembalian Belanja pada Tahun 2007 pada setiap Unit Kerja yang disetor ke Kas di BUD pada Tahun 2008 sebesar Rp2.115.203.479,00 dengan rincian sebagai berikut. 1) Sisa Dana Uang Persediaan sebesar Rp243.283.356,00, terdiri atas : a) Dinas Kesehatan Rp 13.234,00 b) Dinas Bina Marga Rp 789.921,00 c) Dinas Perhubungan & Pariwisata Rp 484.526,00 d) Dinas Lingkungan Hidup, Energi & Sumber Rp 18.700.375,00 Daya Mineral e) Dinas Tenaga Kerja & Mobilitas Penduduk Rp 64.800,00 f) Badan Kesatuan Bangsa & Perlindungan Rp 230.500,00 Masyarakat g) Badan Pengawasan Rp 223.000.000,00 2) Pengembalian Belanja Tahun Anggaran 2007 yang disetor ke Kas BUD pada tahun 2008 sebesar Rp1.871.920.123,00, terdiri atas : PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 28

a) Dinas Pendidikan & Kebudayaan Rp 63.062.276,00 b) Dinas Kesehatan Rp 2.658.726,00 c) Dinas Bina Marga Rp 921.748,00 d) Dinas Lingkungan Hidup, Energi dan Rp 20.879.928,00 Sumber Daya Mineral e) Badan Administrasi Kependudukan, Rp 68.614,00 Catatan Sipil dan Keluarga Berencana f) Dinas Koperasi, Perindustrian & Rp 5.000.000,00 Perdagangan g) Bagian Tata Pemerintahan Umum Rp 1.329.726.894,00 h) Bagian Hukum Rp 680.000,00 i) Bagian Perekonomian Rp 715.000,00 j) Sekretariat DPRD Rp 160.222.510,00 k) Badan Pengelola Keuangan Daerah Rp 281.392.500,00 l) Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Rp 6.526.200,00 m) Dinas Pertanian dan Perkebunan Rp 65.727,00 31 Desember 2007 (Rp) d. Kas di BLUD 3.860.445.303,00 Saldo Kas di BLUD sebesar Rp3.860.445.303,00, merupakan saldo kas yang berada di Rumah Sakit Daerah sampai dengan tanggal 31 Desember 2007, terdiri atas : 1) Bank Rp 382.829.521,00 2) Kas Rp 3.288.842.640,00 3) Kas Kecil Rp 188.773.142,00 31 Desember 2007 (Rp) e. Piutang Pajak 333.626.038,00 Saldo piutang pajak per 31 Desember 2007 sebesar Rp333.626.038,00, merupakan nilai nominal atas surat ketetapan pajak daerah yang sudah diterbitkan, yang sampai dengan 31 Desember 2007 belum dilunasi oleh wajib pajak daerah, dengan rincian sebagai berikut. PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 29

1) Piutang Pajak Hotel Rp 102.363.595,00 2) Piutang Pajak Restoran Rp 41.783.594,00 3) Piutang Pajak Hiburan Rp 77.677.000,00 4) Piutang Pajak Reklame Rp 46.689.765,00 5) Piutang Pajak Penerangan Jalan Non Rp 38.749.324,00 PLN 6) Piutang Pajak Pengambilan Bhn Galian Rp 20.172.760,00 Gol.C 7) Piutang Pajak Parkir Rp 6.190.000,00 Mutasi piutang pajak daerah dalam Tahun Anggaran 2007 adalah sebagai berikut. ( dalam rupiah) Uraian Saldo Awal Debet Mutasi Kredit Saldo Akhir Pajak Hotel 50.642.610,00 98.154.695,00 46.433.710,00 102.363.595,00 Pajak Restoran Pajak Hiburan Pajak Reklame 43.302.000,00 31.026.894,00 32.545.300,00 41.783.594,00 167.018.000,00 69.078.000,00 158.419.000,00 77.677.000,00 46.794.329,00 34.431.662,00 34.536.226,00 46.689.765,00 PPJ PLN Non 20.006.470,00 38.852.763,00 20.109.909,00 38.749.324,00 Pajak Bhn Gal. Gol. C Pajak Parkir 30.635.060,00 0 10.462.300,00 20.172.760,00 6.719.000,00 6.100.000,00 6.629.000,00 6.190.000,00 Jumlah 365.117.469,00 277.644.014,00 309.135.445,00 333.626.038,00 31 Desember 2007 (Rp) f. Piutang Retribusi 4.083.151.375,00 Saldo piutang retribusi per 31 Desember 2007 sebesar Rp4.083.151.375,00, merupakan nilai surat ketetapan retribusi yang diterbitkan oleh Dinas Perhubungan & Pariwisata, Dinas Pasar, Dinas Permukiman & Kebersihan, PERWAKILAN BPK RI DI SURABAYA 30