Implementasi Perpres No. 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

dokumen-dokumen yang mirip
Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan

SOSIALISASI. Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERPRES 54/2010, PERPRES 35/2011, DAN PERPRES 70/2012 PERPRES 172/2014 DAN PERPRES 4/2015 KETERANGAN I. DEFENISI

SOSIALISASI INPRES NO. 1/2015 DAN PERPRES 4/2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT PERPRES 54/2101. Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan

TATANG RUSTANDAR WIRAATMADJA

Kebijakan e-procurement Nasional. DALAM RANGKA PENGELOLAAN e-lelang CEPAT dan SiKaP. Direktur Pengembangan Sistem Pengadaan Secara Elektronik LKPP

UNIT LAYANAN PENGADAAN IPB MAKALAH [MATRIKS PERUBAHAN PERPRES NO.4 TAHUN PEMERINTAH] Di Susun oleh : Anwar Syam

TULISAN HUKUM PENGADAAN OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASARKAN E-CATALOGUE. Abstrak

-1- PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG

MATRIKS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN Oleh : BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN - SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BADUNG

KEBIJAKAN e-procurement NASIONAL

Make Public Procurement Easy

BERITA NEGARA. No.1239, 2012 LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. E-Purchasing. Pengadaan Elektronik

SYARAT DAN KETENTUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-PURCHASING

Profil Singkat. Nama : Bambang Saputra Jabatan : Perancang kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Tim UJDIH BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta 1

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Latar Belakang & Permasalahan

E-PROCUREMENT. Riza Al Fahroby, S.T., M.Sc. Kasubag Adm. Pembangunan/ Plt. Kabag Pembangunan/ Ketua LPSE Kabupaten Banyuwangi

TATA CARA E-TENDERING

PETUNJUK PENGGUNAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DISTRIBUTOR/PELAKSANA PEKERJAAN

BEBERAPA CATATAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015

, dipandang perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tentang E-Tendering;

KEBIJAKAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DAN APLIKASI SiRUP. Bagian Pengendalian Pembangunan dan LPSE Sekretariat Daerah Wonosobo

KEDUDUKAN PENYEDIA BARANG/JASA MENURUT PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Kementerian/Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat daerah/institusi Lainnya

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGADAAN OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASARKAN E-CATALOGUE

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT IMPLEMENTASI SPSE KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TA 2016

PENJELASAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR E-KATALOG DAERAH/LOKAL. Emin Adhy Muhaemin Direktur Pengembangan Sistem Katalog - LKPP

2 khususnya terhadap Barang/Jasa yang secara luas dibutuhkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, Pemerintah merasa perlu untuk mengakselerasi pertumbuha

2011, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah

E-PURCHASING DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

2 3. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Per

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. EVALUASI IMPLEMENTASI eprocurement TA 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

MANUAL PROCEDURE. Pelelangan Sederhana Pengadaan Barang dan Jasa

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING KENDARAAN PANITIA

PANDUAN MEMBUAT JADWAL LELANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERCEPATAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI TKS 4221

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Presiden Nomor 4 Tahun 2015 adalah sebagai berikut ini.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 233/PMK.01/2012 TENTANG

PETUNJUK PENGGUNAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PENYEDIA

MODUL 10 PENGGUNAAN EPROCUREMENT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGAJUAN USULAN BARANG/JASA E-KATALOG

PROSEDUR PELAKSANAAN E-PROCUREMENT

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT. EVALUASI IMPLEMENTASI eprocurement TA 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Regulasi Pengadaan Secara Elektronik

Sosialisasi & Bimtek. Oleh: Aditya Widyawan Prima, S.Kom. Selasa, 24 Oktober 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak pihak yang terkait

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

2014, No Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 368, Tambah

Definisi Unit Layanan Pengadaan

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2013 TENTANG

E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

E:\PERBUP ULP_2013\PerbupULP2013.doc

MANUAL PROCEDURE. Penunjukkan Langsung (E-Catalog)

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

Tugas dan Kewenangan PA/KPA, PPK, ULP, dan PPHP dalam Pengadaan Barang/Jasa

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BANJAR

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KEMENTERIAN SOSIAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Walikota Tasikmalaya

2 Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembara

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: P.35/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 37 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN S A L SALINANN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG

PETUNJUK PENGGUNAAN BARANG/JASA PEMERINTAH. PPK "Buat Paket"

SOSIALISASI PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR : 14 TAHUN 2015

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lem

TUJUAN PELATIHAN. Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami :

Ketersediaan Obat dalam Penyelenggaraan JKN: Formularium Nasional dan. e-catalogue Obat

DAFTAR ISI. Pengantar E-Procurement. Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah TUJUAN PELATIHAN PENDAHULUAN. e-tendering. e-purchasing 10/19/2016

A D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N NOMOR : 04/MLK/BBPOM/II/2013 TANGGAL : 8 Februari 2013 UNTUK

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASAPEMERINTAH

BUKU INFORMASI MENYUSUN TAHAPAN DAN JADWAL PENGADAAN BARANG/JASA

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH DISTRIBUTOR/PELAKSANA PEKERJAAN

Prosedur Mutu Pengadaan Barang/Jasa PM-SARPRAS-01

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1893/MENKES/PER/IX/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PETUNJUK PENGGUNAAN APLIKASI e- PURCHASING PRODUK BARANG/JASA PEMERINTAH PPK

Transkripsi:

Implementasi Perpres No. 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Emin Adhy Muhaemin Direktur Pengembangan Sistem Katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

LINGKUP PERBAIKAN PENGATURAN A. PERCEPATAN PROSES PEMILIHAN MELALUI E-TENDERING B. MEMPERKENALKAN DATABASE KINERJA PENYEDIA C. PELAKSANAAN KONTRAK D. AKSELERASI KATALOG ELEKTRONIK (E-PURCHASING)

A. Percepatan Proses Pemilihan Melalui E-Tendering 1. Inovasi dalam pelaksanaan E-Tendering dalam SPSE yang dikembangkan LKPP 2. Percepatan pelaksanaan proses E-Tendering untuk Pelalangan/Seleksi 3. Seleksi Umum shortlist Penyedia Jasa Konsultansi menjadi 3-5 Penyedia dari sebelumnya 5-7 Penyedia 4. Pelelangan/Seleksi kurang dari 3 dan minimal 1 Penawar tetap dapat diteruskan ke tahapan berikutnya dengan melakukan negosiasi teknis dan harga 5. Pelelangan Sederhana untuk pekerjaan dengan teknis yang dapat distandarkan hanya mengkompetisikan harga 5. Seleksi Sederhana Penyedia Jasa Konsultansi Badan Usaha menggunakan metode Pascakualifikasi tidak ada shortlist 6. Sanggahan hanya dilakukan 1 kali untuk prakualifikasi maupun pascakualifikasi 7. Penetapan Pemenang Pelelangan/Seleksi dengan nilai di atas Rp100 M (barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya) atau Rp 10 M (jasa konsultansi) tidak perlu ke Menteri

B. Memperkenalkan Database Kinerja Penyedia 1. Pemanfaatan Database Kinerja Penyedia yang dikembangkan oleh LKPP secara Nasional 2. Memungkinkan tidak diperlukannya penilaian kualifikasi (duplikasi proses) 3. Record kinerja Penyedia sehingga dapat dimanfaatk secara luas 4. Interaktif antara Penyedia, Pokja ULP, dan PPK

E-Tendering Cepat a. Dilakukan dengan aplikasi Sistem Informasi Kinerja Penyedia Barang/Jasa (SIKaP) b. Data bersumber dari input data yang dilakukan oleh Penyedia, Pokja ULP/Pejabat Pengadaan, PPK, LKPP atau hasil penarikan data dari SPSE atau Sistem lain yang terkoneksi dengan SPSE. c. Dengan pemanfaatan SIKaP dapat hanya memasukan penawaran harga untuk Pengadaan Barang/Jasa yang tidak memerlukan penilaian kualifikasi, administrasi dan teknis. d. Dapat menyebutkan merek/type/jenis pada spesifikasi teknis barang/jasa yang akan diadakan. e. Teknis pelaksanaan sama dengan E-Tendering namun tidak memerlukan sanggahan dan sanggahan banding. f. Waktu proses E-Tendering dapat dilaksanakan paling cepat 3 (tiga) hari kalender.

Perbandingan Proses E-Tendering E-Tendering E-Tendering Cepat dengan SIKaP 1 Pengumuman 2 3 4 5 6 7 8 9 Pendaftaran dan Download Dokumen Pengadaan Pemberian Penjelasan Upload Dokumen Penawaran Evaluasi Administrasi Evaluasi Teknis Evaluasi Harga Penilaian dan Pembuktian Kualifikasi Penetapan Pemenang Pengumuman Pemenang 10 11 Sanggahan SPPBJ dan Penandatanganan Kontrak 12 *Waktu proses: minimal 12 hari 1 2 3 4 5 6 Undangan Upload Penawaran Harga Evaluasi Harga Otomatis Oleh Sistem Pengumuman Pemenang Verifikasi IKaP SPPBJ dan Penandatanganan Kontrak *Waktu proses: minimal 3 hari

C. Pelaksanaan Kontrak 1. Penunjukan Langsung untuk penyelesaian sisa pekerjaan akibat dilakukan pemutusan kontrak secara sepihak oleh PPK Dalam hal dilakukan memutus kontrak secara sepihak oleh PPK karena kesalahan Penyedia Barang/Jasa, Pokja ULP dapat melakukan Penunjukan Langsung kepada pemenang cadangan berikutnya pada paket pekerjaan yang sama apabila ada atau Penyedia Barang/Jasa yang mampu dan memenuhi syarat 2. Pengadaan Barang yang sudah tersedia di pasar yang tidak melibatkan pengguna dalam prosesnya untuk mencapai ouput yang telah direncanakan dengan nilai s.d.200 juta bukti perjanjian berupa Bukti Pembelian 3. Pengadaan barang/jasa yang karena sifatnya harus dilakukan pembayaran terlebih dahulu dapat dilakukan pembayaran sebelum terselesaikannya pekerjaan. Contoh: sewa kantor, belanja online, pembelian jurnal/buku di luar negeri, jasa penasehat hukum, dll

D. Akselerasi Katalog Elektronik (E-Purchasing) 1. Memperbanyak jumlah dan varian barang/jasa dalam Katalog 2. E-Purchasing dapat dilaksanakan oleh Kelompok Kerja ULP/Pejabat Pengadaan/PPK atau pejabat lain yang ditetapkan oleh PA/KPA/Pimpinan Institusi 3. Kewajiban bagi KLDI untuk membeli barang/jasa yang tercantum dalam Katalog sesuai dengan kebutuhan KLDI dan kemampuan Penyedia 4. Kementerian Keuangan menyediakan informasi mengenai harga impor dan beban perpajakan untuk barang/jasa yang akan dicantumkan dalam katalog elektronik

ARAHAN PRESIDEN JOKOWI DALAM KAITAN E-KATALOG

Inpres No. 1 Tahun 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Menteri/Pimpinan Lembaga/Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Negara mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing untuk melakukan percepatan dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah di Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah pada setiap Tahun Anggaran : 1. Menyelesaikan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun Anggaran berikutnya sebelum berakhirnya Tahun Anggaran berjalan secara transparan, cermat, dan akuntabel sesuai peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah. 2. Menyelesaikan proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah paling lambat akhir bulan Maret Tahun Anggaran berjalan, khususnya untuk pengadaan jasa konstruksi yang penyelesaiannya dapat dilakukan dalam waktu 1 (satu) tahun. 3. Melaksanakan seluruh Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik (e-procurement).

Inpres No. 1 Tahun 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4. Mendorong pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah di masing-masing Kementerian/Lembaga secara terkonsolidasi. 5. Mempercepat penyelesaian petunjuk teknis dalam rangka pelaksanaan tugas Perbantuan dan Dekonsentrasi.

Dasar Hukum E-Purchasing Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Peraturan Kepala LKPP Nomor 17 Tahun 2012 tentang E- Purchasing. Surat Edaran Kepala LKPP Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pengadaan Barang/Jasa dengan sistem E-Purchasing.

Tambahan Dasar Hukum E-Purchasing untuk Pengadaan Obat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog Elektronik (E-Catalogue)

STRATEGI PENGEMBANGAN E-KATALOG Bhinneka.com, Carrefour, dll Alkes, Karoseri, Ekspedisi, dll Supply Driven (2) Aggregasi Online Shop (3) Kebijakan Khusus/Program Strategis (4) UKM, Hasil riset, Produksi Dalam Negeri, Green Product Demand Driven (1) Produk sektor yang diusulkan K/L/D/I E- Katalog Nasional Katalog Lokal (5) AMP, Industri Lokal, dll

Maksud dan Tujuan E-Katalog dan e-purchasing 1. Mengurangi biaya transaksi proses pengadaan; 2. Memperoleh cost reduction karena dilakukan konsolidasi & agregasi belanja; 3. Terstandarisasinya proses pengadaan dan spesifikasi barang/jasa yang dicantumkan dalam e-catalogue; 4. Mendukung pelaksanaan kebijakan Pemerintah; 5. Meningkatkan kemampuan industri dalam menyediakan kebutuhan Pemerintah.

Pengertian E-Katalog dan e-purchasing 1. E-Catalogue adalah sistem informasi elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga barang/jasa tertentu. 2. E-Catalogue Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dibuat dan di kelola oleh LKPP (e-catalog LKPP). 3. Pencantuman harga dan spesifikasi teknis suatu barang/jasa berdasarkan pada perjanjian antara Pemerintah dan Penyedia Barang/Jasa 4. Harga Pemerintah harus lebih baik atau minimal sama dengan harga non Pemerintah 5. E-Catalogue sebagai dasar bagi K/L/D/I melakukan pemesanan barang/jasa melalui e-purchasing. 6. Aplikasi E-Purchasing merupakan aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang berbasis web, dapat diakses melalui website LPSE

Dibutuhkan beberapa K/L/D/I Kebutuhan bersifat berulang Penyedia : Pabrikan, Main Distributor Harga tidak lebih mahal dibanding Swasta

Alur Proses e-katalog 1. Pre- Katalog 4. E-Purchasing 2. Framework Contract 3. e-katalog

Alur Proses e-katalog dan e-purchasing Nasional Dir. Peng. Sistem Katalog LKPP Pokja e-katalog LKPP K/L/D/I Penyedia Barang/Jasa KLARIFIKASI USULAN BARANG/JASA USULAN BARANG/JASA USULAN BARANG/JASA HASIL KLARIFIKASI STUDI KEBUTUHAN, SUPPLY CHAIN & LOGISTIC MANAGEMENT, SPESIFIKASI TEKNIS, SYARAT PENYEDIA, PROSES BISNIS PENYEDIA PRA KATALOG: LELANG ATAU NON LELANG (NEGOSIASI) TANDA TANGAN OLEH KEPALA LKPP PERJANJIAN E-KATALOG E-PURCHASING

Perkembangan Jumlah Komoditas & Produk e-katalog Jumlah Komoditas Jumlah Produk *status s/d 12 Maret 2015

NILAI (JUTAAN RUPIAH) Perkembangan Transaksi melalui e-purchasing 16.000.000 14.000.000 12.000.000 10.000.000 15.705.176 8.000.000 6.000.000 9.572.474 4.000.000 2.000.000-1.761.306 634.392 2012 2013 2014 2015*) TAHUN *status s/d 12 Maret 2015

SKEMA TRANSAKSI E-PURCHASING Kepala LKPP Kontrak Payung Penyedia Barang/Jasa e-katalog pesanan Kontrak Pembelian pesanan Pejabat Pengadaan pesanan Kontrak Pembelian Pejabat yang ditetapkan oleh Pimpinan Instansi/Institusi Pejabat Pembuat Komitmen

TANTANGAN TRANSAKSI E-PURCHASING E-katalog dan e-purchasing memangkas proses pengadaan, pelaksanaan pekerjaan/kontrak disesuaikan kesanggupan dan kesiapan penyedia memberikan pelayanan Sekalipun sdh ada RKO, penyedia tdk akan memproduksi secara masif jika pesanan tdk ada Obat daan alkes membutuhkan waktu untuk produksi dan/atau impor barang/bahan baku Kapasitas produksi setiap penyedia tetapk Pemenuhan pesanan dan kecepatan layanan vs pembayaran Obat atau alkes tidak ada proses pengadaan seperti biasa

Katalog Obat Pemerintah Salah satu komoditas dalam e-katalog adalah Obat pemerintah Katalog obat dimulai pertama kali pada tahun 2013, menggunakan DOEN (Daftar Obat Esensial Nasional) sebagai dasar penentuan jenis obat Tahun 2014, pemilihan obat pada e-katalog berdasarkan Formularium Nasional untuk menunjang JKN

Proses Pemilihan Katalog Obat Tahun 2014 Jumlah Penyedia Kategori Obat Metode Pemilihan Obat (sumber: Fornas) Banyak Penyedia Generik INN Generik Nama Dagang Dilakukan dengan metode lelang itemized harga Paket Pemilihan: Paket 1 & 2, Paket 3 & 4, Paket 7 & 8, Paket Sitotoksik, Paket 10 & 11, Paket 12 & 13 (dalam proses) Tunggal/Terbatas Generik INN Generik Nama Dagang Paten Dilakukan dengan metode negosiasi harga Paket Pemilihan: Paket 3, Paket 6, Paket 9, Paket 9b, Paket 9c, Paket 9d & 9e (dalam proses)

Rekapitulasi E-Purchasing Obat 2013-2014 2013 2014 Jenis obat 192 sediaan 685 sediaan Paket /Transaksi N/A 4013 Paket Nilai Transaksi Rp542.903.029.052 Rp804.803.766.528 Jenis Obat s/d Nilai Transaksi 80% Jenis Obat dengan Nilai Transaksi < Rp. 1 M Jenis Obat dengan Nilai Transaksi < Rp. 200 Juta Jenis Obat dengan Nilai Transaksi < Rp. 10 Juta 46 sediaan (23,95%) 92 sediaan (13,34%) 101 sediaan (52,60%) 527 sediaan (76,93%) 51 sediaan (26,56%) 345 sediaan (50,36%) 6 sediaan (0,3%) 94 sediaan (13,72%)

Rekapitulasi E-Purchasing Obat 2013-2014 Berdasarkan data e-purchasing obat tahun 2014, dari 700 obat yang tercantum dalam katalog, terdapat lebih kurang 100 obat yang mempunyai nilai belanja cukup tinggi dengan total pembelian > 80% dari seluruh belanja obat

E-KATALOG ALAT KESEHATAN

Produk Katalog Alat Kesehatan Total 2045 produk alat kesehatan dalam katalog dengan rincian sebagai berikut: No Kategori Jumlah No Kategori Jumlah 1 Alat Kontrasepsi 1 20 Kasa, Verband, Kapas 21 2 Alat Laboratorium 190 21 Komponen Penunjang Pelayanan Kesehatan 28 3 Alat Suntik Sekali Pakai 17 22 Lubricating Jelly 2 4 Antiseptik dan Disinfektan 11 23 Mobile Suction Pump 4 5 Automatic Elektroforesis Protein 1 24 MRI 1 6 Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) 87 25 NGT 10 7 Benang Bedah SMI 33 26 OK dan ICU 1487 8 Ceiling Pendant 2 27 Pembalut Elastis 3 9 CVC 6 28 Peralatan Hematologi dan Patologi - Asesori Patologi 6 10 Dental Unit & Orthopedic 1 29 PHOTO THERAPY 3 11 Diagnostik 22 30 Photometer 3 12 Diagnostik - Reagensia 101 31 PONEK & PONED 49 13 Digital Operating Room 1 32 Radiologi 45 14 Electrocardiograph 2 33 Sarung Tangan 13 15 Hospital Furniture 146 34 Suction Pump AC 8 16 Image Guide Surgery 1 35 Surgical Mask 4 17 Immunology Analyzer Mini 4 36 Surgical Scrub 3 18 Infus Set, IV, Wing needle 33 37 Urologi 21 19 IV Catheter 34 38 Vein Viewer 1 Total 2405

Penyempurnaan Sistem E-Katalog dan E-Purchasing Terkait Obat Pemaketan lelang obat berdasarkan pengelompokkan wilayah (daerah mudah, sedang, dan sulit distribusinya) Pemenang lelang obat lebih dari 1 penyedia (pemenang, cadangan 1 dan cadangan 2) Dalam aplikasi e-purchasing : Dibuat stock barang, jika stock habis produk tetap tampil tapi tidak bisa dibeli. Penyedia boleh menambah stock. Pengurangan stock secara otomatis dari pemasanan Distributor melekat pada produk dan daerah Menu perbandingan produk dan harga Fitur negosiasi Penilaian kinerja layanan dan rating penyedia Penilaian kinerja pembayaran Satker