Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan

dokumen-dokumen yang mirip
TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

METODE DESAIN. 3.1 Metode Pengumpulan Data

Pusat Penjualan Mobil Hybrid Toyota di Surabaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

Fasilitas Pendidikan Tata Busana Kebaya di Surabaya

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...

Perancangan Interior Perpustakaan Umum di Surabaya

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Pemecahan masalah

PENGOLAHAN SIDE LIGHTING SEBAGAI STRATEGI OPTIMASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG PAMER MUSEUM BRAWIJAYA MALANG

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

Fasilitas Penginapan dan Wisata Pantai di Sendang Biru, Kabupaten Malang

MODUL III INTENSITAS CAHAYA

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera

STUDI SISTEM PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN ALAMI PADA TIPOLOGI UNDERGROUND BUILDING

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

[2] PENCAHAYAAN (LIGHTING)

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

PENERUSAN PANAS PADA DINDING GLAS BLOK LOKAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

Galeri Kerajinan Kayu di Kota Batu Melalui Penerapan Pencahayaan Alami pada Bukaan Dinding dan Atap

PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG KULIAH LABTEK IX B JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR ITB

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA

PENGUKURAN INTENSITAS PENCAHAYAAN PERTEMUAN KE 5 MIRTA DWI RAHMAH, S.KM,. M.KKK. PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. kehidupan modern dengan tuntutan kebutuhan yang lebih tinggi. Seiring

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Analisis Itensitas Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

Bab IV. Konsep Perancangan

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...

Analisis Pencahayaan Alami pada Ruang Kuliah Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PEMANFAATAN CAHAYA ALAM SEBAGAI SUMBER PENCAHAYAAN RUANG KULIAH GEDUNG E KAMPUS A UNIVERSITAS TRISAKTI DALAM RANGKA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK

BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

K153 - TEKNIK OPTIMASI PENCAHAYAAN ALAMI DALAM INTERIOR RUMAH TINGGAL

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB III ELABORASI TEMA

Pengembangan RS Harum

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. PT. BMW Indonesia ini adalah adanya kebutuhan perusahaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Dari latar belakang diatas, ada masalah-masalah terkait kenyamanan yang akan dibahas dalam laporan ini yaitu

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

Fasilitas Ecomuseum Suku Dayak Kenyah Desa Pampang di Samarinda

KONSEP DASAR PENCAHAYAAN (LIGHTING)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

5.1.1 Perubahan pada denah Perubahan pada struktur dan penutup atap D Interior dan exterior ruangan

MAKALAH ILUMINASI DISUSUN OLEH : M. ALDWY WAHAB TEKNIK ELEKTRO

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

Fasilitas Rumah Duka di Surabaya

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

tetap akan memberikan kontribusi besar terhadap penurunan konsumsi energi secara nasional. Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

Unsur-Unsur Efek Cahaya Pada Perpustakaan. Abstrak

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan

PENGARUH DESAIN CLERESTORIES TERHADAP KINERJA DAYLIGHT PADA GOR BULUTANGKIS ITS DI SURABAYA GUNA MENDUKUNG KONSEP GREEN BUILDING

Komentar, Kritik dan Saran dari Diskusi Sidang Tugas Akhir (13 Juli 2011)


BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk


ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.

REDESAIN PASAR INDUK KABUPATEN WONOSOBO

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN

Analisis Tingkat Pencahayaan Ruang Kuliah Dengan Memanfaatkan Pencahayaan Alami Dan Pencahayaan Buatanklorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman eum

DESAIN RUANG PERPUSTAKAAN Oleh : Wanda Listiani, S.Sos 1 dan Novalinda, ST 2

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 1 Perpustakaan Umum di Yogyakarta dengan Pendalaman Desain Pencahayaan Daniel Adrianto Saputra, Esti Asih Nurdiah. Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: danieladriantosaputra@hotmail.com; estian@peter.petra.ac.id Abstrak Minat baca masyarakat Yogyakarta yang cukup tinggi tidak bisa diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kuantitas koleksi dari Perpustakaan Kota Yogyakarta. Akibatnya perpustakaan ini menjadi over capacity dan menuntut kebutuhan akan hadirnya sebuah perpustakaan baru yang bisa mewadahi kebutuhan masyarakat Yogyakarta akan informasi. Desain Perpustakaan Umum di Yogyakarta ini mengambil tema mendesain sebuah perpustakaan sebagai sebuah ruang publik yang modern dan menyenangkan. Kebutuhan utama pada sebuah perpustakaan adalah pencahayaan. Pencahayaan, baik itu pencahayaan aktif maupun pencahayaan pasif, di dalam perpustakaan digunakan sebagai penerangan untuk kegiatan yang dilakukan para pengunjung perpustakaan, seperti mencari buku, sirkulasi, membaca buku, dll. Selain itu, mengingat fungsi perpustakaan sebagai tempat membaca buku, maka diperlukan adanya perhatian khusus pada pencahayaan di dalamnya. Kata kunci : pencahayaan, perpustakaan umum I. PENDAHULUAN Sudah sejak lama perpustakaan dikenal sebagai gudang ilmu dan sumber informasi. Namun seiring perkembangan zaman, keberadaan perpustakaan di tengah masyarakat semakin terpinggirkan, salah satu sebabnya akibat perkembangan teknologi yang memungkinkan masyarakat mendapatkan informasi melalui internet. Informasi dan berbagai koleksi buku dapat dengan mudah didapatkan melalui internet. Berbeda dengan keadaan tersebut, keberadaan perpustakaan di Yogyakarta justru dibutuhkan oleh masyarakatnya. Hal ini terbukti dari pertambahan jumlah pengunjung Perpustakaan Kota Yogyakarta dari tahun ke tahun. Dapat dilihat pada tabel 1, jumlah pengunjung perpustakaan di kota Yogyakarta mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Selain itu, kota Yogyakarta yang terkenal sebagai kota pelajar, sangat membutuhkan sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pendidikan. Tabel 1. Jumlah pengunjung Perpustakaan Kota Yogyakarta Sumber : www.perpustakaan.jogjakota.go.id Peningkatan jumlah pengunjung perpustakaan tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas dan kuantitas koleksi dan kondisi gedungnya. Gedung perpustakaan yang ada di kota Yogyakarta umumnya tidak terlalu besar sehingga kurang mampu mewadahi kapasitas pengunjung. Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan, koleksi buku yang ada umumnya berupa buku-buku lama, tua dan dalam kondisi yang kurang baik. Dari latar belakang tersebut, maka penulis merasa perlu adanya sebuah perpustakaan baru yang bisa memfasilitasi pengunjung perpustakaan di Yogyakarta. Gedung perpustakaan tersebut selain untuk menyimpan koleksi buku, juga mampu mengikuti kebutuhan masyarakat akan sebuah perpustakaan yang modern, mampu mengikuti perkembangan teknologi dan menghadirkan suasan ruang yang nyaman untuk membaca. Gambar 1. Pemilihan Tapak Pemilihan tapak untuk proyek desain perpustakaan umum ini berdasarkan pertimbangan jarak dan pencapaian dari beberapa fasilitas pendidikan. Dengan

JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 2 demikian, pelajar sebagai pengunjung utama perpustakaan dapat dengan mudah mencapainya dan menggunakan fasilitas yang ada dalam gedung dengan leluasa. Atas pertimbangan tersebut, lokasi yang dianggap tepat berada di Jl. Cik Di Tiro (gambar 1). Lokasi tersebut dekat dengan Universitas Gadjah Mada, beberapa sekolah dan lembaga pendidikan. Selain itu, jalan tersebut mudah diakses baik dengan kendaraan pribadi atau dengan kendaraan umum. Selain bangunan secara fisik, dalam sebuah perpustakaan, pencahayaan menjadi kebutuhan utama yang harus diperhatikan secara khusus. Pencahayaan, adalah sebuah hal yang sangat penting dalam hidup ini. Tanpa cahaya, maka manusia tidak akan bisa melihat. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 80% dari semua informasi yang diterima oleh otak adalah melalui mata. Proses ini hanya bisa terjadi apabila ada cahaya, baik itu cahaya alami (cahaya matahari langsung/daylight) ataupun cahaya matahari yang dipantulkan oleh bulan (moonlight) dan cahaya buatan (artificial light) (Darmasetiawan dan Puspakesuma, 1991). Setiap kegiatan yang dilakukan manusia mempunyai kebutuhan cahaya yang berbeda-beda. Misalnya kebutuhan cahaya untuk membaca, menulis, bekerja dengan computer atau kegiatan yang membutuhkan tingkat ketelitian tinggi. Kegiatan yang membutuhkan tingkat ketelitian tinggi membutuhkan tingkat pencahayaan yang lebih tinggi. Dalam ruang perpustakaan, kegiatan membaca membutuhkan tingkat pencahayaan yang lebih tinggi daripada kegiatan mencari buku atau berdiskusi. Oleh karena itu, desain ruang harus memiliki strategi distribusi cahaya untuk kegiatan yang berbeda. Strategi pencahayaan yang tepat dan mampu mendistribusikan cahaya sesuai dengan aktivitas dalam ruang serta kebutuhan pengguna. Menurut Egan & Olgyay (2002), salah strategi distribusi cahaya yang dapat menyediakan tingkat pencahayaan untuk kegiatan atau area tertentu, misalnya membaca, adalah taskambient lighting. Sumber pencahayaan dapat melalui pencahayaan langsung (direct lighting) ataupun tidak langsung (indirect lighting). Penambahan local lighting dapat dilakukan di area yang membutuhkan tingkat pencahayaan yang lebih tinggi (gambar 2). II. PERANCANGAN Konsep desain Perpustakaan Umum di Yogyakarta ini adalah suatu ruang publik yang menyenangkan (a fun public library). Tujuan desain perpustakaan umum ini adalah menghadirkan sebuah desain perpustakaan yang berusaha menciptakan kesan baru yaitu dinamis, menyenangkan, dan modern. Tujuan tersebut merupakan salah satu upaya untuk menghilangkan anggapan masyarakat umum terhadap perpustakaan pada umumnya yaitu kaku, kuno, dan membosankan. Untuk dapat menerapkan konsep tersebut ke dalam desain, salah satunya adalah dengan mendesain tata ruang perpustakaan, yang diharapkan dapat membuat pengunjung betah di dalamnya. Tata ruang dalam perpustakaan didesain dengan model yang dinamis. Rak-rak buku tidak lagi disusun dalam pola penataan grid kaku atau berjajar seperti umumnya. Namun disusun dalam bentuk yang berkelok, membentuk ruangruang yang dapat dimanfaatkan untuk membaca sekaligus berdiskusi. Gambar 2. Denah lantai 1 perpustakaan Gambar 2. Task-ambient lighting Sumber: Egan & Olgyay,2002 Gambar 3. Denah lantai 2 perpustakaan

JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 3 Gambar 6. Contoh jenis lampu meja yang digunakan pada ruang baca Sumber : http://www.philips.co.id Gambar 4. Denah lantai 3 perpustakaan Jenis lampu kedua yang digunakan untuk pencahayaan aktif adalah jenis lampu untuk pencahayaan umum yang dipasang di plafond, antara lain lapu tanam (down light) dan lampu jenis flourescent. Jenis lampu ini digunakan sebagai lampu penerangan untuk area umum seperti area koleksi buku, ruang baca dan ruang diskusi. Gambar 7. Contoh jenis perangkat lampu yang dipasang di plafond Sumber : http://www.philips.co.id Gambar 5. Denah lantai 4 perpustakaan Selain menata rak-rak dan ruang baca, pencahayaan ruang juga didesain agar menciptakan kesan ruang yang nyaman untuk membaca sekaligus santai dan tenang. Untuk mencapai kesan ruang tersebut, digunakan dua strategi pencahayaan, yaitu melalui pencahayaan buatan dan pencahayaan alami. Pencahayaan alami diatur agar tidak merusak koleksi buku dalam perpustakaan namun dapat memeprkuat kesan ruang sedangkan pencahayaan buatan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan intensitas pencahayaan untuk membaca. A. Desain Pencahayaan Buatan Lampu yang digunakan untuk pencahayaan buatan pada perpustakaan umum ini terbagi menjadi 2 jenis. Jenis lampu yang pertama adalah lampu tunggal untuk kebutuhan membaca, yaitu lampu meja. Lampu ini dapat diletakkan diatas meja baca dan digunakan sesuai kebutuhan dan tidak mengganggu pengguna lain. Gambar 8. Efek cahaya dari lampu downlight Sumber : www.wattsaver.com.au Lampu jenis downlight digunakan untuk menerangi suatu area yang lebih luas dalam ruangan, terutama pada malam hari. Lampu juga diperlukan di siang hari untuk menerangi area yang kurang terkena cahaya alami. Selain itu, lampu juga diperlukan saat keadaan langit mendung dan penerangan alami tidak mencukupi. B. Pencahayaan Pasif Desain perpustakaan berupaya untuk memaksimalkan pencahayaan pasif dengan pertimbangan bahwa kebutuhan pencahayaan di ruang baca cukup besar sehingga dapat menghabiskan tenaga listrik dalam

JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 4 jumlah besar. Selain itu, mengingat letak perpustakaan yang berada di Indonesia, negara beriklim tropis yang mendapatkan cahaya matahari sepanjang tahun, maka sistem pencahayaan pasif dapat diterapkan dalam desain perpustakaan ini. Sistem pencahayaan pasif dalam perpustakaan ini menggunakan pencahayaan alami dari cahaya matahari, yang dimasukkan ke dalam bangunan melalui 2 cara, yaitu top lighting (skylight) dan side lighting (dinding kaca yang dilengkapi secondary skin). Top lighting adalah strategi memasukkan cahaya matahari ke dalam bangunan melalui bagian atas. Dalam desain perpustakaan ini, top lighting yang digunakan adalah berupa skylight. Cara kerja dari skylight ini adalah memasukkan cahaya dari bagian atas bangunan melalui lubang kaca. Cahaya yang masuk melalui lubang kaca kemudian dbagi menjadi 2, yaitu bagian cahaya yang lurus dari atas diteruskan hingga ke lantai terbawah, sedangkan bagian cahaya yang mengenai samping dipantulkan oleh reflector yang berupa kisi-kisi. Cahaya yang dipantulkan oleh kisi-kisi dipantulkan kembali oleh plafond sehingga dapat memasuki ruang dalam jangkauan yang cukup dalam (Skema masuknya cahaya bisa dilihat pada Gambar 13). dimaksudkan untuk mengurangi panas dari cahaya matahari yang akan masuk ke dalam perpustakaan namun cahaya yang masuk tetap maksimal (Skema masuknya cahaya ke dalam perpustakaan bisa dilihat pada Gambar 13 ). Gambar 11. Suasana ruang akibat dari penggunaan pencahayaan alami pada ruangan dalam perpustakaan Gambar 12. Efek cahaya yang dihasilkan dari dinding kaca yang dilengkapi dengan kisi-kisi. Gambar 9. Skylight pada perpustakaan Sistem pencahayaan pasif bersifat pencahayaan tidak langsung (indirect lighting), yaitu memasukkan cahaya dengan cara memantulkan cahaya terlebih dahulu. Dengan perkataan lain, menyaring cahaya matahari yang masuk ke dalam bangunan tanpa memasukkan panas. Keuntungan dari sistem ini adalah dapat meminimalkan beban panas, mengurangi gangguan penglihatan seperti silau, menghasilkan intensitas pencahayaan yang lebih merata dan memasukkan cahaya alami lebih dalam ke dalam ruang. Selain itu, sistem ini dapat melindungi koleksi buku akibat sinar ultraviolet. Kekurangan pada sistem ini adalah membutuhkan alat-alat bantu untuk memantulkan cahaya matahari. Gambar 10. Suasana dalam perpustakaan efek dari pencahayaan alami yang masuk dari skylight dan dipantulkan oleh kisi-kisi. Untuk memaksimalkan pemenuhan cahaya, digunakan pencahayaan alami yang diperoleh dari sisi samping atau dinding luar bangunan (side lighting). Strategi memasukkan cahaya melalui samping pada perpustakaan ini dilakukan dengan desain dinding kaca yang dilengkapi dengan lapisan kisi-kisi luar yang bertindak sebagai dinding kedua bangunan (secondary skin). Alasan pemilihan dinding berupa kaca adalah memaksimalkan cahaya matahari agar bisa masuk ke dalam perpustakaan. Sedangkan penggunaan kisi-kisi

JURNAL edimensi ARSITEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 5 pasif, ataupun kombinasi dari keduanya. Pencahayaan aktif mutlak harus ada, yaitu berupa lampu, sedangkan pencahayaan pasif tidak mutlak harus ada, tergantung dari desain perpustakaan itu sendiri. IV. DAFTAR PUSTAKA Gambar 13. Skema masuknya cahaya alami dengan cara dipantulkan pada kisi-kisi dan plafond Desain kisi-kisi pada perpustakaan ini menggunakan 2 jenis kisi-kisi, yaitu kisi-kisi vertikal, yang berada di bawah skylight dan kisi-kisi horisontal yang menjadi dinding kedua bangunan (secondary skin) dan dipasang di sekeliling bangunan (lihat Gambar 13 untuk skema pemantulan cahaya oleh kisi-kisi). Selain itu, kisi-kisi tersebut juga berfungsi untuk menciptakan efek bayangan di dalam ruangan dan menciptakan suasana atau kesan ruang tertentu. Egan, M. D; Olgyay, V. W. (2002). Architectural Lighting 2 nd Ed. Boston: McGraw-Hill. Darmasetiawan, C. and Puspakesuma, L., 1991. Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu, Jakarta : Gramedia www.perpustakaan.jogjakota.go.id www.wattsaver.com.au http://www.philips.co.id Gambar 14. Kisi-kisi vertikal pada lubang Skylight Gambar 15. Efek bayangan yang dihasilkan oleh kisi-kisi III. KESIMPULAN Kesimpulan dari karya desain ini adalah diperlukannya perhatian khusus pada sistem pencahayaan dalam sebuah perpustakaan karena kebutuhan utama di perpustakaan adalah membaca, yang membutuhkan penerangan secara mutlak. Sistem pencahayaan yang digunakan bisa berupa pencahayaan aktif, pencahayaan