J. Agroland 16 (4) : , Desember 2009 ISSN : X

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

DAMPAK KREDIT TERHADAP USAHA PERIKANAN DAN EKONOMI RUMAH TANGGA NELAYAN TRADISIONAL DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA, PROVINSI SULAWESI TENGAH 1)

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Pemanfaatan potensi perikanan laut di Sulawesi Tengah belum optimal

ANALISIS KEBIJAKAN KREDIT TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN NELAYAN TRADISIONAL DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA

VI. KARAKTERISTIK PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP. Rumahtangga nelayan merupakan salah satu potensi sumberdaya yang

PENDAPATAN NELAYAN YANG MENGGUNAKAN PERAHU MOTOR DAN PERAHU TANPA MOTOR DI DESA PARANGGI, KECAMATAN AMPIBABO, KABUPATEN PARIGI-MOUTONG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (nomor kep.

C E =... 8 FPI =... 9 P

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Selain itu,indonesia juga merupakan negara dengan garis pantai

(Eucheuma cottonii) TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PESISIR (Studi Kasus di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur)

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Hai ini mengingat wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KETERKAITAN BAURAN PEMASARAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN UKM PENGAIS JAYA VIRGIN COCONUT OIL DI DESA AMPIBABO

MAKSIMISASI PENDAPATAN NELAYAN PANCING ULUR DI DESA TETE B KABUPATEN TOJO UNA-UNA

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi dan Keadaan Umum Kabupaten Tojo Una-una

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA GULA MERAH DENGAN USAHA GULA TAPO (STUDI KASUS DI DESA AMBESIA KACAMATAN TOMINI KABUPATEN PARIGI MOUTONG)

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALYSIS IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI KABUPATEN PANGKEP

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

ANALISIS KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN NELAYAN DI DESA BUHIAS KECAMATAN SIAU TIMUR SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN SIAU TAGULANDANG BIARO

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang

ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN. Pendapatan rumahtangga nelayan terdiri dari pendapatan di dalam sub

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

ANALISIS PENDAPATAN RUMAH TANGGA DARI TANAMAN KELAPA DI DESA REBO KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

DAMPAK KREDIT TERHADAP USAHA PERIKANAN DAN EKONOMI RUMAHTANGGA NELAYAN TRADISIONAL DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA PROVINSI SULAWESI TENGAH DEWI NUR ASIH

STUDI KOMPARATIF USAHA ALAT TANGKAP BUBU KARANG

3. BAHAN DAN METODE. Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian (Dinas Hidro-Oseanografi 2004)

ANALISIS PENPAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA INDUSTRI TAHU DANI DI KOTA PALU. Income and Worthiness Analysis of Industrial Enterprises Tofu Dani in Palu

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI UNTUK SEKTOR PERIKANAN DI PROVINSI GORONTALO

BAB III BAHAN DAN METODE

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BAB III METODELOGI PENELITIAN

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU

ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH DI DESA OLOBOJU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perikanan menjadi salah satu sub sektor andalan dalam

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan data di lapangan dilakukan pada bulan April Mei 2011.

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS EKONOMI USAHA BUDIDAYA TAMBAK DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani Karet Rakyat Melakukan Peremajaan Karet di Kabupaten Ogan Komering Ulu

ANALISIS PENDAPATAN NELAYAN JARING INSANG TETAP DAN BUBU DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

ANALISIS PENDAPATAN KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

TINGKAT PENGEMBALIAN KREDIT NASABAH UPKD DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi di Desa Pagar Agung Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma)

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

KELAYAKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN JARING PAYANG DI PALABUHANRATU MENGGUNAKAN MODEL BIOEKONOMI GORDON- SCHAEFER

SIKAP NELAYAN TERHADAP PROGRAM UNGGULAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN DELI SERDANG

PROPOSAL BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PEMBANGUNAN MASYARAKAT PESISIR (CCD-IFAD) TAHUN 2013 OLEH KELOMPOK MASYARAKAT PESISIR

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. udang, kakap, baronang, tenggiri, kerang, kepiting, cumi-cumi dan rumput laut yang tersebar

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHA PEMBUATAN GARAM DI KELURAHAN TALISE KECAMATAN MANTIKULORE KOTA PALU

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMADI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

TINGKAT PENDAPATAN PETANI TERHADAP KOMODITAS UNGGULAN PERKEBUNAN SULAWESI TENGGARA

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 ISSN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN TRADISIONAL

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

METODE PENELITIAN STOCK. Analisis Bio-ekonomi Model Gordon Schaefer

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

Transkripsi:

J. Agroland 16 (4) : 290 295, Desember 2009 ISSN : 0854 641X ANALISIS PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TANGKAP DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN DAN PENERIMAAN KREDIT PERIKANAN DI KECAMATAN AMPANA KOTA Analysis of Fishery Catching Income and Socio-economy Factors Affecting The Distribution and Receiving of Fishery Credit in Ampana Kota District Dewi Nur Asih 1) dan Alimudin Laapo 1) 1) Jurusun Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Jl. Soekarno-Hatta Km 9, Tondo-Palu 94118, Sulawesi Tengah. Telp. 0451-429738. E-mail : dewinurasih@yahoo.com ABSTRACT The study was done at fishery catching area in Ampana Kota district on April to September 2009. This study was aimed to observe the income level of fishery households and social economics factors that influence delivery and receiving of fishery credit at Ampana Kota district. The research used a survey method. The research results showed that the income level of fishery catching was IDR 8,192,450 per household per year. Credit aid programs can be used as a mean to improve the contribution of fishery sector. The credit delivery and receiving were influenced by age, education level, production and household income. Key words : Catching, credit aid programs, fisheries, income level PENDAHULUAN Sulawesi Tengah secara geografis memiliki dua teluk besar yakni Teluk Tomini dan Teluk Tolo, dengan luas wilayah teritorial laut 193.923,75 km 2, memiliki potensi sumberdaya ikan yang cukup tinggi + 1,98 juta ton (31,55 %) dari total potensi sumberdaya laut Indonesia (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2003). Dari total produksi perikanan laut Provinsi Sulawesi Tengah, 7.204 ton (7,80%) dihasilkan nelayan di Kabupaten Tojo Una-Una. Kecamatan Ampana Kota sebagai bagian dari Kabupaten Tojo Una-una yang terletak pada pesisir pantai, sebagian di perairan Teluk Tomini dan bagian lainnya di perairan Teluk Tolo, memiliki potensi kelautan yang besar untuk dikembangkan dan merupakan sumberdaya alam yang menjadi tempat usaha serta sumber kehidupan para nelayan. Komoditas perikanan tersebut mempunyai nilai ekonomi tinggi karena pangsa pasar yang terbuka luas, baik dari pasar nasional maupun pasar Internasional. Peluang tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan nelayan karena berbagai kendala yang ada. Permasalahan yang dihadapi oleh nelayan pada umumnya adalah rendahnya kualitas sumberdaya manusia dimana tingkat pendidikan/keterampilan yang dimiliki nelayan rendah, minimnya sarana dan prasarana pendukung usaha perikanan yang ada, serta terbatasnya modal bagi nelayan untuk meningkatkan usaha. Guna mengantisipasi permasalahan ini, maka pengelolaan perikanan harus mempertimbangkan aspek ketersediaan sumberdaya ikan, harga input dan output, 290 290

manajemen dan dukungan kelembagaan yang baik, serta instrumen kebijakan yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Mengingat kondisi modal usaha nelayan yang relatif rendah, maka untuk membantu peningkatan sarana ini disalurkan kredit perikanan dalam bentuk modal kerja dan mesin motor tempel. Keberhasilan program kredit dalam hal ini tidak saja dicerminkan oleh peningkatan hasil tangkapan nelayan, akan tetapi ditentukan pula oleh tingkat pendapatan nelayan itu sendiri, kelancaran pengembalian kredit atau kecilnya jumlah tunggakan nelayan. Keberhasilan program kredit dalam hal ini sangat ditentukan seberapa jauh nelayan merasakan manfaat kredit dan mengakumulasi modal yang diperoleh dari pemanfaatan kredit, sehingga mampu menginvestasikan kembali modal untuk memperluas usaha. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usaha perikanan tangkap yang dijalankan oleh nelayan tradisional dan faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi penyaluran dan penerimaan kredit perikanan di Kecamatan Ampana Kota. BAHAN DAN METODE Penetapan Lokasi dan Pengumpulan data Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kecamatan Ampana Kota Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan Juli-September 2009. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan daerah pesisir yang mengusahakan perikanan tangkap, dan menjadi mata pencaharian utama penduduk yang bermukim di wilayah tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode survei terhadap 70 nelayan tradisional penerima bantuan kredit yang ditentukan secara acak sederhana. Data yang dikumpulkan primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disiapkan. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti dokumen atau publikasi dari instansi terkait. Metode Analisis Data yang terkumpul diolah secara tabulasi, selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan gambaran pendapatan usaha perikanan tangkap yang dijalankan oleh nelayan tradisional. Dari model bioekonomi Gordon- Schaefer, dengan memasukkan faktor harga p (Rp/kg) dan biaya per satuan effort (c) maka akan diperoleh kurva penerimaan (TR) = pc dan fungsi biaya menjadi TC = ce. Diasumsikan harga p ikan dan biaya c dari upaya tangkap konstan, maka diperoleh keuntungan bersih usaha perikanan tangkap (Clark, 1980) : π t = pc t ce t dimana : π t : keuntungan bersih usaha perikanan p : harga (Rp/kg) c : biaya dari upaya tangkap C (Catch) : jumlah ikan yang ditangkap pada waktu tertentu E(effort) : upaya tangkap t : waktu Untuk mengetahui faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi penyaluran dan penerimaan kredit dilakukan analisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif menggunakan analisis Chi Sguare. Uji Bebas Chi-Square (Uji X 2 ) digunakan untuk mengevaluasi perbedaan potensi (dalam hal ini karakteristik nelayan) diantara proporsi terurut (kategori) di dalam sejumlah populasi (nelayan penerima kredit dan tidak). Untuk Tabel kontingensi 2x2 (2 baris dan 2 kolom), uji X 2 secara umum dapat dikatakan sebagai sebuah uji bebas dalam kebersamaan respon terhadap dua variabel kategori. -variabel yang dianalisis dalam penelitian ini umur nelayan, tingkat 291

pendidikan, pengalaman nelayan, produksi dan pendapatan terhadap tingkat penerimaan kredit nelayan. Hipotesis yang diajukan dalam sebuah uji bebas ini adalah: Ho : bahwa dua variabel kategori adalah saling bebas (tidak ada hubungan antara keduanya) H1 : bahwa dua variabel kategori adalah saling tidak bebas (ada hubungan antara keduanya) Tabel Kontingensi 2x2 yang Dipakai Dapat Dituliskan Dalam Bentuk Matriks Berikut : Baris (r) / Kolom (c) Dependen Kategori-1 Dependen Kategori-2 Total Sampel Kolom Independen Kategori-1 Independen Kategori-2 f o f e f o f e Total Sampel Baris f o11 f o12 f o11 + f o12 f o21 f o22 f o21 + f o22 f o11 + f o21 f o12 + f o22 N Model persamaan matematisnya dapat diformulasikan secara sederhana: 4 2 ( fo fe) X fe n 1 Dimana: f o = frekuensi observasi setiap sel atau baris-kolom(orang) f e = frekuensi yang diharapkan setiap sel (4 sel) atau baris-kolom (orang) = total sampel baris pada kategori i dikali total sampel kolom pada kategori i dibagi total sampel. Keputusan untuk menerima dan menolak hipotesis nol pada taraf nyata α (0,05) tergantung dari hasil uji statistik Chi Square (X 2 hitung) dengan nilai distribusinya (X 2 tabel) dengan derajat bebas 2 (db) = 1 = (r x 1)(c -1). Pengambilan keputusan dapat dituliskan : Tolak H o : jika X 2 hitung > X 2 tabel, sebaliknya Terima H o : Jika X 2 hitung X 2 tabel HASIL DAN PEMBAHASAN Pendapatan Usaha Perikanan Tangkap Usaha perikanan tangkap merupakan sumber pendapatan utama bagi nelayan pada daerah ini, disamping sumber pendapatan lain dari kegiatan usahatani, buruh bangunan, berdagang dan tukang ojek. Hal ini mencerminkan bahwa usaha perikanan tangkap telah lama digeluti oleh nelayan dengan pola turun temurun. Sampai saat ini usaha perikanan masih merupakan salah satu komoditas yang berorientasi ekspor sehingga peranan komoditas tersebut disamping sebagai sumber pendapatan nelayan juga merupakan sumber pendapatan asli daerah (PAD). Usaha perikanan yang ditekuni nelayan tradisional di Kecamatan Ampana Kota sebagian besar masih didominasi usaha berskala kecil, (didominasi oleh nelayan tradisional, yaitu jumlah perahu layar/dayung sekitar 89 persen dari total armada penangkapan ikan yang ada), teknologi sederhana, sangat dipengaruhi irama musiman dan hasil produksi terbatas untuk konsumsi lokal. Dimana dalam menjalankan usaha nelayan tidak terlepas dari sejumlah biaya biaya yang harus dikeluarkan. Biaya ini terdiri atas biaya variabel dan biaya tetap. Biaya tetap meliputi cicilan kredit perikanan yang harus dibayarkan kembali oleh nelayan dan biaya penyusutan mesin dan alat tangkap yang digunakan sebesar Rp 3.946.866/nelayan/tahun. Adapun biaya variabel yang dikeluarkan meliputi biaya pengeluaran bensin, suku cadang dalam perawatan mesin, minyak tanah, es dan bahan keperluan melaut lainnya sebesar Rp 15.407.050/nelayan/tahun. Besarnya total biaya yang dikeluarkan akan mempengaruhi besar kecilnya pendapatan 292 292

yang diperoleh oleh nelayan. Pendapatan nelayan merupakan ukuran penghasilan yang diterima oleh nelayan dari hasil usaha perikanan tangkap yang dihitung dari selisih antara penerimaan dengan biaya produksi. Penerimaan dari rata-rata produksi total yang diperoleh nelayan dinilai dengan harga yang berlaku pada daerah setempat. Harga ikan terendah Rp 5000/kg dan harga tertinggi Rp 6000/kg. Produksi yang dihasilkan nelayan adalah sebesar 4.928 kg/nelayan/tahun, setelah dikurangi dengan total biaya produksi yang dikeluarkan, maka pendapatan bersih yang diperoleh nelayan sebesar Rp 8.192.420/thn (Tabel 1). Tabel 1. Rata-rata Produksi dan Pendapatan Nelayan Tradisional Di Kecamatan Ampana Kota, 2009 No Uraian Rata-rata/nelayan/thn 1. Produksi 4.928 kg/thn 2. Nilai 27.546.343 3. Biaya: - Biaya - Biaya Tetap Total Biaya 15.407.050 3.946.866 19.353.923 4. Pendapatan 8.192.420 Sumber : Diolah dari Data Primer, 2009 Tabel 1 menunjukan bahwa kegiatan di bidang perikanan merupakan sumber pendapatan utama bagi sebagian besar nelayan yang berdomisili di wilayah pesisir/pantai. Namun usaha perikanan yang digeluti nelayan tradisional menghadapi banyak kendala, antara lain : faktor pembatas, seperti musim yang mempengaruhi kesempatan nelayan untuk melakukan penangkapan ikan pada wilayah yang lebih luas. Potensi sumberdaya, dimana tingkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat (kualitas sumberdaya manusia) yang rendah, sehingga berpengaruh pada kemampuan manajemen perikanan, termasuk mengalokasikan tenaga kerja nelayan dan mengoptimalkan alat tangkap yang tersedia, yang akhirnya berpengaruh pada penurunan produksi hasil tangkapan. Penurunan produksi tangkapan inilah yang akhirnya akan menurunkan penerimaan dan pendapatan rumahtangga nelayan. Faktor Sosial Ekonomi yang mempengaruhi Penyaluran dan Penerimaan Kredit Nelayan membutuhkan kredit untuk menambah modal dalam kegiatan perikanan tangkap yang dijalankan. Kebutuhan modal nelayan dalam hal ini disediakan pemerintah dalam bentuk kredit. Terhadap fasilitas kredit, keputusan terhadap permintaan dan penyaluran kredit dipengaruhi oleh perilaku rumahtangga nelayan. Perilaku rumahtangga sebagai penyedia tenaga kerja, produsen sekaligus konsumen, akan mempengaruhi keputusannya dalam mengambil dan mengembalikan kredit, dimana kredit akan mempengaruhi produksi, curahan waktu kerja dan pendapatan yang akhirnya akan mempengaruhi konsumsi rumahtangga. Hal ini selanjutnya akan berdampak terhadap besarnya permintaaan dan nilai kredit yang diterima nelayan. Adapun faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi penyaluran dan penerimaan kredit meliputi umur, lama pendidikan, hasil tangkapan dan pendapatan nelayan. Keterkaitan antar peubah-peubah yang diduga mempengaruhi nilai kredit yang disalurkan dan diterima oleh nelayan terlihat pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Chi-Square terhadap Parameter Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Penyaluran/Penerimaan Kredit Nelayan Parameter Umur (tahun) Nilai Chi-Square Chi-Square Tabel 1,53 Taraf nyata: 0,05; db=1 Lama Pendidikan (tahun) 22,87 = 3,84 Pengalaman (tahun) 0,54 Hasil tangkapan (kg) 6,47 Pendapatan nelayan (Rp) 5,64 293

Hubungan Antara Umur dengan Penerima Kredit Hasil analisis Chi-Square menunjukkan nilai X 2 hitung 1,53 masih lebih besar dari X 2 tabel 3,84 (taraf nyata 0,05). Ini menunjukkan bahwa variasi umur berpengaruh tidak signifikan terhadap nelayan dalam menerima kredit yang ditawarkan oleh pemerintah. Ini berarti bahwa penyaluran kredit usaha perikanan tidak tergantung pada usia seorang nelayan, namun dipengaruhi oleh faktor lain yang kemungkinan terkait dengan faktor manajemen. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan dengan Penerimaan Kredit Hasil analisis Chi-Square menunjukkan nilai X 2 hitung 22,87 lebih besar dari X 2 tabel 3,84 (taraf nyata 0,05). Ini menunjukkan bahwa variasi tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap keinginan nelayan dalam menerima kredit yang ditawarkan oleh pemerintah. Makin tinggi tingkat pendidikan seorang nelayan semakin besar peluang untuk menerima kredit yang ditawarkan oleh pemerintah. Hal ini terkait dengan pemahaman yang baik tentang pentingnya penambahan modal dalam meningkatkan hasil tangkapan ikan. Hubungan Antara Pengalaman Nelayan dengan Penerimaan Kredit Hasil analisis Chi-Square terhadap pengalaman nelayan menunjukkan nilai X 2 hitung 0,54 masih lebih kecil dari X 2 tabel 3,84 (taraf nyata 0,05). Ini menunjukkan bahwa pengalaman seorang nelayan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keinginan nelayan dalam menerima kredit yang ditawarkan oleh pemerintah. Penelitian ini menemukan bahwa baik nelayan yang memiliki pengalaman yang lama dalam menjalankan usaha perikanan maupun yang masih baru tidak secara nyata mengambil resiko untuk mengambil kredit dari pemerintah. Hal ini terkait dengan resiko dan ketidakpastian dalam hasil yang diperoleh dan pendapatan nelayan dalam usaha perikanan tangkap yang dijalankan. Hubungan Antara Hasil Tangkapan dengan Penerimaan Kredit Hasil analisis Chi-Square terhadap hasil tangkapan ikan oleh nelayan menunjukkan nilai X 2 hitung 6,47 lebih besar dari X 2 Tabel 3,84 (taraf nyata 0,05). Ini menunjukkan bahwa kredit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil tangkapan yang diperoleh nelayan atau sebaliknya. Ini berarti bahwa penerima kredit memiliki ekspektasi yang cukup besar dalam hasil tangkapan ikan dengan adanya kredit yang diberikan/tawarkan oleh pemerintah. Jika kredit yang diterima dalam bentuk mesin maka akan berdampak pada luasnya jangkauan terhadap daerah penangkapan ikan oleh nelayan. Jika dalam bentuk modal uang, maka uang tersebut dapat digunakan oleh nelayan untuk menambah sarana produksi melaut sehingga berdampak pada lamanya melaut dalam setiap trip. Makin lama waktu per trip, diharapkan hasil tangkapan yang diperoleh nelayan juga meningkat. Hubungan Antara Penerimaan Kredit dengan Pendapatan Hasil analisis Chi-Square dalam menganalisis hubungan penerimaan kredit dengan pendapatan bersih yang diperoleh nelayan menunjukkan nilai X 2 hitung 5,64 yang berarti lebih besar dari X 2 tabel 3,84 (taraf nyata 0,05). Ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang nyata antara keberadaan kredit yang diterima nelayan dengan pendapatan bersih yang diperoleh nelayan. Ini berarti bahwa keberadaan kredit mampu memotovasi nelayan dalam meningkatkan hasil tangkapannya yang berdampak pada meningkatnya pendapatan nelayan. Kredit berpengaruh secara tidak langsung terhadap tingkat pendapatan yang diperoleh nelayan, yang diakibatkan peningkatan produksi perikanan dengan asumsi harga ikan yang dijual relatif baik. Diharapkan dengan peningkatan pendapatan tersebut, nelayan mampu 294 294

mengembalikan pinjaman kredit dan secara bertahap dapat meningkatkan investasi usaha perikanan dan tabungan rumahtangga nelayan. KESIMPULAN Usaha perikanan merupakan komoditas unggulan yang diusahakan oleh nelayan, yang memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan rumahtangga. Pendapatan usaha perikanan tangkap yang dijalankan oleh nelayan tradisional pada daerah Kecamatan Ampana Kota sebesar Rp 8.192.420/nelayan/tahun. Hal ini menunjukan besarnya peranan sektor perikanan dalam mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Terhadap kebijakan kredit perikanan dalam meningkatkan produksi dan produktivitas usaha perikanan tangkap, hasil analisis menunjukan bahwa nilai kredit yang disalurkan dan diterima oleh nelayan dipengaruhi oleh umur, lama pendidikan, pengalaman, hasil tangkapan dan pendapatan nelayan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, terlihat usaha perikanan tangkap yang dijalankan oleh nelayan secara optimal dapat memperbaiki taraf hidup nelayan, yang dilakukan melalui upaya peningkatan produksi dan produktivitas dengan dukungan kebijakan pemerintah pada sektor perikanan. Agar kontribusi pendapatan usaha perikanan yang dijalankan oleh nelayan meningkat, dapat ditempuh dengan melaksanakan upaya peningkatan produktivitas yang ditunjang dengan perbaikan kualitas hasil. Dengan demikian tujuan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan akan dapat tercapai. DAFTAR PUSTAKA Clark, C.W. 1980. Towards a Predictive Model for the Economic Regulation of Commercial Fisheries. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Science, 37 : 1111-1129. Departemen Kelautan dan Perikanan. 2003. Wilayah Pengelolaan Perikanan Laut Indonesia. Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan, Departemen Kelautan dan Perikanan, Jakarta. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tojo Una-una. 2006. Laporan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tojo Una-una. Pemerintah Kabupaten Tojo Una-una. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tojo Una-una, Palu. Darwis, W dan A.R. Nurmanaf, 2001. Pengentasan Kemiskinan Upaya yang Telah Dilakukan dan Rencana Waktu Mendatang. Puslitbang Sosek Pertanian. Badan Litbang Pertanian. FAE 9 (1) : 55 57. Nur Asih, D. 2008. Analisis Kebijakan Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Perikanan Nelayan Tradisional di Kabupaten Tojo Una-una. J. Agroland 15 (1) : 36 44, Maret 2008 Tangitimbang, P. Sattu dan J.Limbongan, 1996. Tingkat Pendapatan dan Taraf Hidup Petani Kapas dan Non Kapas Pada Lahan Sawah Tadah Hujan di Kabupaten Takalar-Sulawesi Selatan. J. Penelitian Tanaman Industri. II (4) : 170 178. 295