BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH

PENGEMBANGAN RPP KURIKULUM 2013

PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN

Pengembangan Silabus dan RPP Kurikulum Catatan Pengantar

SALINAN LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM

EDISI : 4 PENGEMBANGAN SILABUS. Modul : Pengembangan Silabus Soal-soal Pengembangan Silabus

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

Terima kasih telah mengunjungi

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

PENGEMBANGAN SILABUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan instrumentasi yang digunakan terkait dengan penelitian tentang penggunaan

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

IKLAN. File bisa dikirim Via ataupun Paket CD yang dikirim langsung ke alamat anda.

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP

Pengembangan Silabus dan R P P. oleh : Susiwi S

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN. Pusat Kurikulum - Balitbang Depdiknas

PANDUAN PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2013 PUSAT LAYANAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM Oleh: M. Lazim

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

BAB III METODE PENELITIAN

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

Tabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya

SILABUS SEBAGAI LANDASAN PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU YANG PROFESIONAL

Prinsip-prinsip Pengembangan Silabus. Ilmiah Relevan Sistematis Konsisten Memadai Aktual dan kontekstual Fleksibel Menyeluruh

Pengembangan Silabus

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan secara

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA)

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB III METODE PENELITIAN

PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) II. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB V PEMBAHASAN. pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan Kurikulum, maka

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Keterampilan Menulis Kalimat dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

KAJIAN SK - KD. sebagai PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMK Negeri 2 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran

UNIT 2. Pengembangan Kurikulum Pendidikan IPS. Pendahuluan

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di SD. Menurut

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

: Bahasa Indonesia. Kelas VII Kurikulum 2013

C. Indikator Menerapkan tindakan disiplin dari pengalaman belajar dan bekerja dengan matematika dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SD/SMP/SMA/SMK

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN. belajar sehingga siswa memiliki pengalaman dan kemandirian belajar.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN SIKAP PESERTA DIDIK PADA KURIKULUM

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan pada pembentukan teori subtansi berdasarkan konsep-konsep yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

CONTOH RPA PADA PROGRAM PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN GURU RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA-1)

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian. Mengamati. Menanya. Mengumpulkan data/eksplorasi.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : 1 Minggu x 2 Jam pelajaran (2 Jam 45 Menit

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

BAB I PENDAHULUAN. merupakan landasan pendidikan di Indonesia. Dari sekian. berkembangnya kualitas potensi peserta didik.

MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELARAN MATERI: PENYUSUNAN RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Pembekalan Instruktur PLPG 2015

SUMBER BELAJAR CALON PESERTA PROGRAM PLPG

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata profil berasal dari bahasa Italia, profile dan profilare, yang berarti gambaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015

KONSEP RENCANA PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MAKALAH (RPP)UNTUK GURU,KEPALA SEKOLAH,PENGAWAS TK/SD TINGKAT KECAMATAN,PEMEGANG PROGRAM UKS PUSKEMAS KAB.PADANG PARIAPJAN P!~ERI%A EL : SI!h!!

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RAMBU - RAMBU PENYUSUNAN RPP

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana pelaksanaan pembelajaran di kalangan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. 4.1. Hasil Penggunaan Pendekatan Saintifik Pada bagian ini merupakan hasil temuan yang diperoleh saat peneliti melakukan penelitian di lapangan. 4.1.1. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pendekatan Saintifik Untuk merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pendekatan saintifik tidak semua guru Sekolah Dasar di Ambarawa dan Banyubiru merancang RPP pendekatan saintifik dengan baik. Berikut ini adalah hasil temuan mengenai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menggunakan pendekatan saintifik. Pada kelas I yaitu yang rata-rata kemampuan merancang diantara 28,5-38,5 ada sebanyak enam orang guru dari 28 orang guru Sekolah Dasar di Ambarawa dan Banyubiru atau sebesar 21,43% guru. Selain itu, kelas II yaitu yang rata-rata kemampuan merancang diantara 39,5-49,5 ada sebanyak sembilan orang guru dari 28 orang guru Sekolah Dasar di Ambarawa dan Banyubiru atau sebesar 32,14% guru. Selanjutnya pada kelas III 1

yaitu yang rata-rata kemampuan merancang diantara 50,5-60,5 ada sebanyak delapan orang guru dari 28 orang guru Sekolah Dasar di Ambarawa dan Banyubiru atau 28,57% guru. Pada kelas IV yaitu yang rata-rata kemampuan merancang diantara 61,5-71,5 ada sebanyak tiga orang guru dari 28 orang guru Sekolah Dasar di Ambarawa dan Banyubiru atau 10,72% guru Temuan lainnya, pada kelas V yaitu yaitu yang rata-rata kemampuan merancang diantara 72,5-82,5 ada sebanyak satu orang guru dari 28 orang guru Sekolah Dasar di Ambarawa dan Banyubiru atau 3,57% guru. Untuk yang terakhir pada kelas VI yaitu yang rata-rata kemampuan merancang diantara 83,5-94,5 ada sebanyak satu orang guru dari 28 orang guru Sekolah Dasar di Ambarawa dan Banyubiru atau 3,57% guru. 4.1.3. Perhitungan Rancangan RPP Pendekatan Saintifik Dari temuan-temuan di atas dapat disimpulkan bahwa dari 28 orang guru Sekolah Dasar di Ambarawa dan Banyubiru rata-rata sebanyak 50,39% responden dapat merencanakan dan membuat RPP pendekatan saintifik dengan baik. Sehingga sebesar 49,61 % orang guru Sekolah Dasar di Ambarawa merencanakan dan membuat RPP pendekatan saintifik dengan tidak baik. Ukuran dispersi perencanaan RPP pendekatan saintifik ini sebesar 12,25. Estimasi Parameternya adalah P (55,41 µ 60,61) = 0,95 ini berarti peluang perencanaan pembelajaran (RPP) guru di antara minimum 55,41 dan 60,61 pada tingkat konfidensi 95%. Dari 49,61% responden yang tidak baik dalam merencanakan dan membuat RPP tersebut kebanyakan tidak menggunalan alat dan media untuk membantu proses pembelajaran. Sebagian besar guru Sekolah Dasar di Ambarawa 2

dan Banyubiru sudah baik dalam pemberian materi dan penyusunan scenario pembelajaran. Penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana pelaksanaan pembelajaran di kalangan guru Sekolah Dasar di Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.Y pada lampiran 4 halaman 70. 4.2. Pembahasan Mengenai Pendekatan Saintifik Pada bagian ini dikemukakan mengenai pembahasan atas temuan yang telah digambarkan dengan menggunakan landasan teori Bab II. 4.2.1. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pendekatan Saintifik Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian. 1 Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru mata pelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan 1 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV, Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, hal. 7. 3

SMK/MAK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok. RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii) materi pembelajaran, (iii) metode pembelajaran, (iv) sumber belajar, dan (v) penilaian. Komponen-komponen tersebut secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini: 4

Sekolah : Matapelajaran : Kelas/Semester : Materi Pokok : Alokasi Waktu : A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. (KD pada KI-1) 2. (KD pada KI-2) 3. (KD pada KI-3) Indikator: 4. (KD pada KI-4) Indikator: C. Tujuan Pembelajaran D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok) E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran) F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media 2. Alat/Bahan 3. Sumber Belajar G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Kesatu: a. Pendahuluan/Kegiatan Awal ( menit) b. Kegiatan Inti (...menit) c. Penutup ( menit) 2. Pertemuan Kedua: a. Pendahuluan/Kegiatan Awal ( menit) b. Kegiatan Inti (...menit) c. Penutup ( menit), dan seterusnya. H. Penilaian 1. Jenis/teknik penilaian 2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran Gambar 4.2.1. Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kurikulum 2013. Langkah-Langkah Pengembangan RPP adalah sebagai berikut:,, a. Mengkaji Silabus Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan peserta didik ini 5

merupakan rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan. Kegiatan inilah yang harus dirinci lebih lanjut di dalam RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar. Pengkajian terhadap silabus juga meliputi perumusan indikator KD dan penilaiannya. b. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan mempertimbangkan: 1) potensi peserta didik; 2) relevansi dengan karakteristik daerah, 3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik; 4) kebermanfaatan bagi peserta didik; 5) struktur keilmuan; 6) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; 7) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan 8) alokasi waktu. c. Menentukan Tujuan Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan). d. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. e. Penjabaran Jenis Penilaian Di dalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya. Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis 6

maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran peserta didik didorong untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu sebagai berikut: 1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4. 2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. 3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik. 4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan. 5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan. f. Menentukan Alokasi Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu matapelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, 7

dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP. g. Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. 2 Berdasarkan format rencana pelaksanaan pembelajaran di atas dapat dilihat, antar komponen dalam RPP harus ada dan sesuai. Dari kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media alat dan sumber pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan terakhir penilaian harus saling terkait dan sesuai, dan juga harus sesuai dengan pelaksanaannya nanti. Pada RPP ada komponen yang harus terkandung 5 metode pada pendekatan saintifik, yaitu pada tujuan pembelajaran, materi, metode, alat, sumber, media, scenario pembelajaran, dan penilaian. Berikut adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar: a. Mengamati (observation) Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. 2 Ibid, hal. 9-12. 8

b. Menanya (Questioning) Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan- pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam. c. Mengumpulkan dan mengasosiasikan (assositioning) Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, 9

memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. d. Mengkomunikasikan hasil (networking) Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut. Langkah- langkah dalam pembelajaran saintifik ini berurutan dan saling menyambung, sehingga harus dapat dilaksanakan semuanya tidak dapat dihilangkan salah satunya ataupun dirubah-rubah urutannya. Pada hasil temuan masih ada guru yang tidak baik dalam merancang RPP. Sebanyak 49,61% guru tidak baik dalam membuat dan merancang RPP pendekatan saintifik. Ini dikarenakan masih banyak guru yang masih belum memahami pendekatan saintifik di dalam kurikulum 2013 yang masih baru ini. 10

4.2.3. Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatankegiatan pembelajaran. 3 Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Proses pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan langsung. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. 4 Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Berbeda dengan pengetahuan tentang nilai dan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengembangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan yang terjadi di kelas, sekolah, dan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan 3 Ibid, hal. 4. 4 Ibid, hal. 5. 11

kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap. Pendekatan Saintifik dalam penilitian ini ada kegiatan merancang RPP. Didalam merancang RPP terdiri dari beberapa komponen seperti kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media alat dan sumber pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan terakhir penilaian yang harus ada dan saling terkait. Di dalamnya terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: a. mengamati; b. menanya; c. mengumpulkan informasi; d. mengasosiasi; dan e. mengkomunikasikan. Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut: Tabel 4.2.3. Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya dalam Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 LANGKAH PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi KOMPETENSI YANG DIKEMBANGKAN Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk 12

Mengumpulkan informasi/ eksperimen Mengasosiasikan/ mengolah informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). - melakukan eksperimen - membaca sumber lain selain buku teks - mengamati objek/ kejadian/ - aktivitas - wawancara dengan nara sumber - mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. - Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan 13

singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Para guru masih belum memahami pendekatan saintifik dalam 2013 dan juga guru masih terbiasa dengan kebiasaan mengajar menggunakan kurikulum yang lama, dan murid- murid pun belum terbiasa dengan pembelajaran yang aktif dan masih terbiasa belajar dengan mendengarkan penjelasan dari guru bukan dari hasil observasi, eksperimen, dan pemecahan masalah sendiri. Murid masih terbiasa tergantung dengan penjelasan dari guru. 14