KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU RUMAH TANGGA DALAM MELAKUKAN TES IVA SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN POTORONO BANGUNTAPAN I KABUPATEN BANTUL

Heni Hendarsah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Padang Bulan Tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

menikah dengan tindakan pemeriksaan Pap smear. Ginekologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA WANITA USIA SUBUR DI KELURAHAN BONGSARI SEMARANG BARAT TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN TINDAKAN PAP SMEAR PADA WANITA USIA SUBUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR BARAT

No. Responden: B. Data Khusus Responden

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan penyakit akibat tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

SUMBER INFORMASI TENTANG DETEKSI DINI KANKER SERVIX PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR <20 TAHUN DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

HUBUNGAN DETEKSI DINI (PAP SMEAR) DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI POLI OBGYN

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MELAKUKAN PEMERIKSAAN IVA DI DUSUN SAMBEN ARGOMULYO SEDAYU BANTUL

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PARTISIPASI PERIKSA PAP SMEAR ANTARA PERAWAT DENGAN MASYARAKAT DI KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

Penyerapan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan. The Knowledge Acceptance Of Cervical Cancer Before And After Counseling

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

PENGARUH PENYULUHAN DAN PEMBERIAN LEAFLET KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN PAP SMEAR IBU-IBU DI DUSUN JOGONALAN TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL 1

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER LEHER RAHIM DI RW 7 DESA TROSO KECAMATAN PECANGAAN KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi kualitatif..., An Nur Fatimah, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Sukaca (2009, p.25) menyatakan, kanker leher rahim (Kanker Serviks)

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

ANISA NURUL HANIFAH J

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker sistim reproduksi meliputi kanker serviks, payudara, indung telur,

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Analisis Faktor Prilaku Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Acetat )

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

1 Universitas Kristen Maranatha

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI KOTA MEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT DI KEBAYANAN TERSO DESA KANDANGSAPI JENAR

Blank (11pt) 1. PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan.

ABSTRAK. Kata Kunci : pengetahuan, sikap pemeriksaan pap smear. Risa Putri Wulandari *), Masruroh **), Nova Hasani F ***)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kanker serviks dan

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

Wiwit Desi Intarti Akademi Kebidanan Graha Mandiri Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. dan mendekati pola di Negara maju (Dalimartha, 2004). maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

THE FACTORS RELATED TO KNOWLEDGE OF PAP SMEAR IN WOMEN OF CHILDBEARING AGE IN KEMUKIMAN LAMNGA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

PENDIDIKAN KESEHATAN DAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT

BAB I PENDAHULUAN. leher rahim disebabkan oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV). Virus. akan tumbuh menjadi kanker (Depkes, 2008).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA PASIRANGIN KECAMATAN CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU-IBU TERHADAP PENCEGAHAN KANKER SERVIKS DI KELURAHAN TEGAL GUNDIL BOGOR

JKK Vol. 11 No. 1, Juni 2015 (SAY)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

GAMBARAN MOTIVASI WUS DALAM MENGIKUTI PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI DESA KARANGTEJO KECAMATAN JUMO KABUPATEN TEMANGGUNG ARTIKEL

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

BAB I PENDAHULUAN. hingga 2030 meneruskan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs)

Faktor yang Mempengaruhi Deteksi Dini Kanker Serviks

KARAKTERISTIK IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) BANGIL

BAB 1 PENDAHULUAN. payudara. Di Indonesia, kanker serviks berada diperingkat kedua. trakea, bronkus, dan paru-paru (8.5%), kanker kolorektal (8.

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN PENELITIAN. Saya Wan Asta Triana adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan USU

BAB V PEMBAHASAN. dapat diketahui bahwa yang mengikuti deteksi dini kanker leher rahim dengan tes

Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia pada wanita setelah kanker payudara.

Transkripsi:

KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN Fransiska Ompusunggu* Evi Karota Bukit ** * Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ** Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara Phone: 085275137234 E-mail: fransiska.ika44@yahoo.com Abstrak Mendeteksi secara dini kanker serviks merupakan usaha untuk mengidentifikasi keabnormalan pada serviks. Pap smear telah banyak dilakukan baik di negara maju maupun berkembang namun sampai saat ini kanker serviks masih menjadi ancaman bagi kaum wanita. Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan faktor yang menghambat wanita usia subur tidak melakukan Pap smear di wilayah kerja puskesmas Kedai Durian sebanyak 101 responden yang memenuhi kriteria dengan menggunakan convenience sampling. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia > 30 tahun (61%), pendidikan SMA (45%), agama Islam (85%), suku jawa (38%), ibu rumah tangga (67%), penghasilan > Rp 1.035.500 (58%),-, jumlah anak 2 orang (57%). Adapun faktor hambatan responden tidak melakukan Pap smear diantaranya adalah faktor pengetahuan (63%), faktor agama (46%),faktor sosial budaya (73%), faktor sumber informasi (77%), faktor ekonomi (54%), faktor motivasi (68%), serta faktor fasilitas dan tenaga kesehatan (58%). Disarankan kepada pelayanan kesehatan melalui upaya promosi kesehatan dalam meningkatkan kesadaran wanita usia subur melakukan deteksi dini risiko terjadinya kanker serviks. Kata Kunci: Kanker serviks, Pap smear PENDAHULUAN Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian yang cukup tinggi di dunia termasuk Indonesia. Secara global, kejadian kanker leher rahim menduduki urutan nomor dua setelah kanker payudara bahkan sekitar 500.000 wanita di seluruh dunia di diagnosa menderita kanker leher rahim dengan rata-rata 288.000 orang meninggal setiap tahunnya (Depkes RI, 2008). Di Indonesia setiap harinya terdapat 41 kasus baru kanker serviks dan 20 wanita meninggal dunia sehingga diperkirakan setiap satu jam seorang perempuan meninggal karena kanker serviks (Yuliatin, 2010). Tingginya angka kematian penderita kanker serviks adalah akibat dari sebagian besar penderita datang berobat sudah pada stadium lanjut (Ramli, 2002). Usaha untuk mengidentifikasi kelainan pada serviks dilakukan melalui pemeriksaan Pap smear sehingga memungkinkan untuk dilakukannya tindakan pencegahan atau pengobatan sebelum sel berkembang menjadi kanker. Namun, sampai saat ini pemeriksaan dini mendeteksi kanker serviks di Indonesia masih belum mendapat prioritas bagi kaum wanita (MKI, 2007). Beberapa faktor hambatan pemeriksaan Pap smear, diantaranya adalah perilaku wanita usia subur yang enggan untuk diperiksa karena tidak pernah mengetahui tentang Pap smear, rasa malu dan rasa takut untuk memeriksa organ reproduksi serviks kepada tenaga kesehatan, faktor biaya khususnya pada golongan ekonomi yang lemah, sumber informasi dan fasilitas atau pelayanan kesehatan yang masih minim untuk melakukan pemeriksaan Pap smear (Candraningsih, 2011). Selain itu, faktor agama atau keyakinan dan sosial budaya 20

yang dianut wanita usia subur juga mempengaruhi keputusannya untuk tidak melakukan pemeriksaan Pap smear (Suwiyoga, 2009). Terjadinya peningkatan risiko kejadian penyakit kanker serviks dari tahun ke tahun merupakan ancaman yang serius bagi kaum wanita terkait dengan masalah kesehatan reproduksi serviks. Rendahnya kesadaran wanita untuk melakukan pemeriksaan Pap smear merupakan faktor lain yang memperberat risiko tersebut, sehingga penelitian ini menjadi penting untuk mengetahui faktorfaktor yang menyebabkan wanita tidak melakukan pemeriksaan dini risiko terjadinya kanker serviks. Berdasarkan keterangan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang karakteristik wanita usia subur yang belum pernah melakukan Pap smear dan faktor yang menyebabkan mereka enggan melakukan pemeriksaan Pap smear. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik dan faktor-faktor hambatan wanita usia subur melakukan pemeriksaan Pap smear di wilayah kerja puskesmas Kedai Durian kecamatan Medan Johor. METODE Penelitian ini menggunakan studi deskriptif eksploratif secara sederhana untuk mengidentifikasi karakteristik dan faktor-faktor yang menjadi penghambat wanita usia subur melakukan pemeriksaan Pap smear dengan mengambil 10% dari 1.014 populasi (Arikunto, 2006) yaitu sebanyak 101 orang wanita usia subur yang memenuhi kriteria di wilayah kerja puskesmas Kedai Durian kecamatan Medan Johor. Pengambilan sampel menggunakan convenience sampling. Analisa data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi dan hasil analisa data ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Responden Tabel1. Distribusi frekuensi dan persentasi karakteristik responden (N=101) Karakteristik f % Responden Usia < 20 tahun 1 1 20-30 tahun 38 38 > 30 tahun 62 61 Agama Islam 86 85 Kristen 14 14 Konghucu 1 1 Suku Batak 35 34 Melayu 19 19 Jawa 38 38 Minang 8 8 Tionghoa 1 1 Pendidikan SD 15 15 SMP 32 32 SMA 46 45 Perg. Tinggi 8 8 Jumlah anak 2 orang 58 57 > 2 orang 43 43 Pekerjaan IRT 68 67 Peg. Swasta 3 3 PNS 5 5 Wiraswasta 25 25 Penghasilan Rp 1.035.500,- 42 42 > Rp 1.035.500,- 59 58 Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan data demografi diperoleh bahwa mayoritas responden berusia > 30 21

tahun (61%), beragama Islam (85%), suku Jawa (38%), pendidikan SMA (45%), jumlah anak 2 orang (57%), pada umunya bekerja sebagai ibu rumah tangga (67%), dengan penghasilan > Rp. 1.035.500,- (58%). Faktor-Faktor Hambatan Wanita Usia Subur Melakukan Pemeriksaan Pap smear Tabel 2. Faktor Hambatan Wanita Usia Subur Melakukan Pap smear Pernyataan Ya Tidak % % Faktor pengetahuan 63 37 Faktor agama 46 55 Faktor sosial budaya 73 27 Faktor sumber informasi 77 23 Faktor ekonomi 54 46 Faktor motivasi dan 32 68 dukungan dari suami dan keluarga Fasilitas dan pelayanan 58 42 kesehatan yang tidak memadai Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang menghambat responden melakukan Pap smear berdasarkan penelitian adalah faktor pengetahuan (63%), faktor agama (46%), faktor sosial budaya (73%), faktor sumber informasi (77%), faktor ekonomi (54%), faktor motivasi dan dukungan dari suami dan keluarga (32%), dan faktor fasilitas, pelayanan kesehatan (58%). Pembahasan Berdasakan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang menghambat wanita usia subur melakukan Pap smear di wilayah kerja puskesmas Kedai Durian dari faktor pengetahuan menunjukkan 63% responden tidak melakukan Pap smear karena mereka menyatakan bahwa Pap smear tidak penting dilakukan. Hal ini diindikasikan erat kaitannya dengan sumber informasi yang tidak tergeneralisaasi keseluruhannya sehingga menyebabkan mereka tidak mengetahui pentingnya pemeriksaan Pap smear pada wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior), dalam hal ini adalah pengetahuan tentang Pap smear dan semakin banyak informasi yang diperoleh akan semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat. Terkait dengan tingkat pendidikan pada orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan akan semakin luas pula pengetahuannya (Candraningsih, 2011). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Darnindro (2006) di Jakarta bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan responden dengan sikap responden untuk tidak melakukan pemeriksaan Pap smear. Dari faktor agama, responden tidak melakukan Pap smear dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut, dimana dalam keyakinan agama Islam tidak disarankan bagi seorang wanita untuk memperlihatkan auratnya kepada orang lain kecuali muka serta telapak tangan, namun aurat boleh ditampakkan untuk tujuan pengobatan kesehatan atau kedaruratan penyakit dan kewajiban menutup aurat itu adalah suatu kewajiban yang bersifat aini ta abbudἶ yaitu wajib dilakukan oleh setiap individu karena ibadah semata (Dahlan, 2006). Hal inilah yang menjadi alasan 46% responden tidak melakukan Pap smear berdasarkan faktor agama. Faktor sosial budaya responden menyatakan bahwa anggota keluarga turun-temurun tidak pernah melakukan pemeriksaan Pap smear. Hal tersebut mengindikasikan bahwa tanpa disadari kebudayaan telah mewarnai sikap anggota keluarga untuk menuruti kebiasaan dalam keluarga untuk tidak melakukan pemeriksaan Pap smear sehingga pengaruh tersebut menyebabkan mereka tidak ingin melakukan pemeriksaan Pap 22

smear. Selain itu, rasa malu dan takut untuk melakukan pemeriksaan Pap smear juga menjadi alasan mayoritas responden dalam melakukan pemeriksaan organ reproduksi serviksnya. Sejalan dengan penelitian Nurhasanah (2008) di RSUZA Banda Aceh bahwa faktor sosial budaya yang diyakini responden mempengaruhi keputusannya untuk melakukan pemeriksaan Pap smear. Sedangkan dari faktor sumber informasi mayoritas responden menyatakan tidak pernah menerima informasi tentang Pap smear dari petugas kesehatan atau orang lain, media cetak dan media elektonik. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sumber informasi berperan dalam mempengaruhi keputusan untuk melakukan pemeriksaan organ reproduksi serviks, di mana seseorang yang lebih sering terpapar media massa akan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar media massa sehingga hal ini menunjukkan bahwa informasi yang kurang menjadi alasan responden tidak melakukan pemeriksaan Pap smear. Hasil penelitian berdasarkan faktor ekonomi dari mayoritas responden menunjukkan bahwa pemeriksaan Pap smear tidak dilakukan karena biaya yang mahal. Tingkat ekonomi sangat menentukan seseorang untuk lebih meningkatkan kesehatannya ke arah yang lebih baik terutama untuk melakukan pemeriksaan Pap smear (Darnindro, 2006). Hal tersebut sejalan dengan penelitian Candraningsih (2011) bahwa faktor ekonomi yang lemah mempengaruhi keputusan wanita untuk memeriksa kesehatan serviksnya. Dari faktor motivasi mayoritas responden menyatakan bahwa mendapat dukungan dan izin dari suami dan keluarga sehingga bukan menjadi alasan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan serviksnya. Hal tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan Bakheit dan Haron bahwa alasan wanita menolak melakukan Pap smear adalah karena tidak diizinkan oleh suami dan tidak mendapat dukungan dari keluarga (Nurhasanah, 2008). Berdasarkan faktor fasilitas dan pelayanan kesehatan mayoritas responden menyatakan bahwa jarak yang jauh dan fasilitas yang tidak memadai merupakan hambatan responden tidak melakukan pemeriksaan Pap smear. Hal tersebut mengindikasikan bahwa fasilitas atau pelayanan kesehatan yang masih minim menyebabkan mereka tidak melakukan pemeriksaan Pap smear. Sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan Hapsari (2006) bahwa responden tidak melakukan pemeriksaan dini resiko terjadinya kanker serviks karena terkait dengan fasilitas kesehatan dan pelayanan yang tidak memadai. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa faktor yang menyebabkan mayoritas wanita usia subur di wilayah kerja puskesmas Kedai Durian tidak melakukan pemeriksaan Pap smear diantaranya adalah karena responden tidak mengetahui pentingnya pemeriksaan Pap smear, pengaruh sosial budaya terkait dengan kebiasaan keluarga yang turun temurun tidak pernah melakukan Pap smear, sumber informasi yang tidak tergeneralisasi, faktor ekonomi, serta fasilitas dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pelayanan keperawatan untuk memberikan pelayanan yang lebih komprehensif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terutama wanita usia subur untuk menjaga kesehatan reproduksi serviks. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. edisi revisi VI. Jakarta: Rineke Cipta 23

Candraningsih (2011). Hubungan tingkat pengetahuan WUS tentang kanker serviks dengan praktik deteksi dini kanker serviks di BPS IS Manyaran Semarang [Relationships women of childbearing age level of knowledge about cervical cancer with cervical cancer early detection practices in BPS IS Manyaran Semarang]. Retrieved Maret 13, 2012. from: http://ejournal..ac.id /index.php/ilmukeperawatan/search Dahlan, A. (2006). Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta: PT Intermasa Darnindro, dkk. (2006) Pengetahuan Sikap Perilaku Perempuan yang Sudah Menikah Mengenai Pap Smear dan Faktor-Faktor yang Berhubungan Di Rumah Susun Klender, Jakarta [Knowledge Attitude Behavior of Married Women Regarding Pap Smear and Related Factors in Klender, Jakarta]. Retrieved April 4, 2012. from: (etd.eprints.ums.ac.id/12519 /2/c BAB_I.pdf Depkes RI. Pusat Data Kesehatan. (2008). Profil kesehatan Indonesia. Jakarta Hapsari (2006). Gambaran Karakteristik Wanita dan Beberapa Faktor yang Terkait dengan Praktik Wanita Melakukan Pemeriksaan Pap Smear. [Some Characteristics of Women and the Associated Factors of Women s to Doing Pap Smear]. Retrieved April 17, 2012. from: http://eprints.undip.ac.id/4246/1/27 51.pdf Retrieved April 4, 2012 mki.idionline.org/index. from: Notoadmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka cipta. Nurhasanah, C. (2008). Pengaruh Karakteristik dan perilaku PUS Terhadap Pemeriksaan Pap smear di RSUZA Banda Aceh. Medan : USU Ramli. (2002). Deteksi dini kanker. Jakarta : FK UI Surbakti, E. (2004). Pendekatan faktor risiko sebagai rancangan alternaif dalam penanggulangan kanker serviks uteri di rumah sakit Dr. Pirngadi. Medan: USU Suwiyoga (2009). Beberapa masalah Pap smear sebagai alat diagnosis dini kanker serviks di Indonesia [Some problems Pap smear as a means of early diagnosis of cervical cancer in Indonesia ]. Retrieved Maret 20. 2012. from: http://ejournal. unud.ac.id/abstrak/pap.pdf Yuliatin, S. (2010). Cegah dan Tangkal Ca. Serviks. Surabaya : Java Pustaka Group. Majalah Kedokteran Indonesia. (2007). Pengetahuan, sikap, perilaku perempuan yang sudah menikah mengenai pap smear dan faktorfaktor yang berhubungandi rumah susun Klender Jakarta. [Knowledge, attitude, behavior of married women about Pap smears and associated factors in the apartment of Klender Jakarta]. 24