IV. METODE PENELITIAN. Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi

dokumen-dokumen yang mirip
IX. KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI AKIBAT PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS)

VII. PERSEPSI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI TERHADAP PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS)

BAB III METODOLOGI Ruang Lingkup Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III PENDEKATAN LAPANG

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Bab III. Metode penelitian

BAB V STRUKTUR PENGUASAAN TANAH LOKAL

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta

BAB III METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April-Juni 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. diharapkan adanya pemahaman terhadap perubahan struktur agraria, faktor-faktor

BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN

III. METODE PENELITIAN. adalah metode deskriptif analisis. Metode deskripsi yaitu suatu penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Kecamatan Labuan, Kabupaten

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan penelitian deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto

Gambar 2 Peta kawasan Kasepuhan Citorek di kawasan TNGHS.

Gambar 3 Penetapan Responden menggunakan snowball sampling technique.

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. dorongan penuh terhadap keberhasilan pengembangan Cigugur sebagai Kawasan

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Peta Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

METODE PENELITIAN. sengaja (purposive) karena Desa Cisaat ini merupakan sentral pembuat tahu di

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANG

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Kanan, Kecamatan Sumberejo,

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian

VI. GARIS BESAR PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS) DI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI

BAB IV ANALISIS. 4.1 Penentuan Batas Wilayah Adat

BAB I PENDAHULUAN. Cisolok Kabupaten Sukabumi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ANALISIS DAMPAK PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS) TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis respon pedagang

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS

IV. METODE PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANG

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. Tanah di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting karena Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Tugu Utara dan Kelurahan Cisarua,

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN. akurat mengenai faktor-faktor, sifat-sifat dan hubungan antar fenomena yang

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

RINGKASAN. sistem kekerabatan dan segala aspek yang berkenaan dengan relasi gender dalam. pemilikan dan penguasaan sumberdaya agraria.

BAB II METODE PENELITIAN. saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya.

III. METODE PENELITIAN. deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2016 Mega Dharma Putra, Dani Prasetyo, Isna Pujiastuti, Th. Retno Wulan; Adaptasi Masyarakat Petani Lahan Sawah

III. METODE PENELITIAN

BAB IX KESIMPULAN. bagaimana laki-laki dan perempuan diperlakukan dalam keluarga. Sistem nilai

RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. merupakan salah satu keunggulan bangsa Indonesia. Pada hakikatnya

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian di Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Jl. Melur No.103,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

III. METODE PENELITIAN. untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana. pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat.

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan Rumusan masalah serta kajian pustaka maka penulis

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. BT dan LS. Suhu rata-rata pada musim kemarau antara 28 C

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitiatif dan kualitatif.

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kasepuhan Sinar Resmi, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan Kasepuhan Sinar Resmi merupakan salah satu Kawasan Masyarakat Adat yang terkena dampak perluasan kawasan TNGHS. Selain itu Kasepuhan Sinar Resmi adalah kasepuhan yang terbesar diantara kasepuhan lainnya di Desa Sirna Resmi. Penelitian dilakukan selama empat bulan. Pengambilan data primer dilakukan pada bulan Agustus 2011. 4.2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan responden melalui kuesioner. Data primer meliputi data mengenai persepsi, strategi adaptasi kelembagaan lokal sistem pertanian, pendapatan serta data lainnya yang diperlukan dalam penelitian. Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur dari instansi terkait (TNGHS dan Kantor Kepala Desa Sirna Resmi) dan literaturliteratur yang relevan dengan penelitian. 4.3. Metode Pengambilan Contoh Terdapat dua subjek dalam penelitian ini yaitu informan dan responden. Informan adalah seseorang yang dapat menjelaskan dan memberikan keterangan atau gambaran mengenai dirinya sendiri, keluarga, pihak lain dan lingkungannya.

Adapun informan yang diambil adalah instansi terkait dalam penelitian ini seperti Pihak TNGHS, Ketua Kasepuhan Sinar Resmi dan Sekretaris Kasepuhan Sinar Resmi. Banyaknya informan disini tidak dibatasi, akan tetapi informan tersebut sudah memberikan informasi yang relevan dan dapat membantu peneliti dalam menjawab perumusan masalah dalam penelitian ini. Pemilihan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik bola salju (snowball sampling) secara sengaja (purposive). Penelitian menganalisis responden dengan unit rumahtangga. Hal ini dikarenakan rumahtangga memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan dan penentuan pengalokasian sumberdaya. Responden adalah pihak yang dapat memberikan keterangan atau informasi mengenai dirinya sendiri. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi yang berada disekitar kawasan perluasan TNGHS Desa Sirna Resmi yang mengelola lahan garapan di dalam kawasan TNGHS. Pengambilan sampel (responden) dilakukan dengan purposive sampling dengan metode (non-probability sampling). Pada teknik ini tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk dijadikan anggota sampel. Pengambilan sampel dilakukan di Kasepuhan Sinar Resmi, Kampung Cimapag, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Responden diambil sebanyak 30 rumahtangga petani dari 80 rumahtangga petani Kasepuhan Sinar Resmi di Kampung Cimapag. 4.4. Metode dan Prosedur Analisis Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan program Microsoft 34

Office Excel 2007. Data yang digunakan dalam kajian mengenai persepsi, strategi adaptasi kelembagaan lokal sistem pertanian, pendapatan Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi adalah data primer. Sedangkan data mengenai gambaran umum perluasan kawasan TNGHS adalah data sekunder. Berikut ini matriks keterkaitan antara tujuan penelitian, sumber data, dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian (Tabel 2). Tabel 2. Matriks Keterkaitan Tujuan, Sumber Data, dan Metode Analisis Data No Tujuan Penelitian Sumber Data MetodeAnalisis Data 1. Mengkaji garis besar perluasan Data sekunder Analisis Deskriptif kawasan TNGHS di Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi 2. Mengkaji persepsi Masyarakat Data primer Analisis Deskriptif Kasepuhan Sinar Resmi mengenai perluasan kawasan TNGHS 3. Mengkaji strategi adaptasi kelembagaan lokal sistem pertanian yang dilakukan Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi akibat perluasan kawasan TNGHS Data primer Analisis Deskriptif 4. Menganalisis dampak perluasan kawasan TNGHS terhadap kondisi sosial ekonomi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi Data primer Analisis Pendapatan (Dampak Ekonomi) Analisis Deskriptif (Dampak Sosial) 4.4.1. Garis Besar Perluasan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) di Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi Analisis deskriptif digunakan untuk mengkaji garis besar perluasan kawasan TNGHS di Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi yang meliputi beberapa parameter yang bersifat kualitatif. Analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah membuat suatu deskripsi, gambaran, atau lukisan 35

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta antar fenomena yang diselidiki. Tabel 3 menjelaskan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam mengkaji garis besar perluasan kawasan TNGHS di Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi. Tabel 3. Matriks Analisis Garis Besar Perluasan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak di Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi Parameter Analisis 1. Riwayat Perluasan Kawasan TNGHS 2. Aktor yang terlibat dalam perluasan kawasan TNGHS 3. Alasan dilakukan perluasan kawasan TNGHS 4. Dampak perluasan kawasan TNGHS 5. Implementasi kebijakan perluasan kawasan TNGHS mengkaji riwayat umum dalam perluasan kawasan TNGHS mengidentifiksi stakeholder yang terlibat dalam perluasan kawasan TNGHS mengkaji latar belakang munculnya peraturan perluasan kawasan TNGHS Analisis dilakukan secara deskriptif mengenai dampak perluasan kawasan TNGHS terhadap Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi. Hal tersebut juga terkait konflik yang terjadi antara pihak TNGHS dan masyarakat serta bagaimana penyelesainnya Analisis dilakukan secara deskriptif terkait apa saja implementasi dari kebijakan perluasan kawasan TNGHS terhadap Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi Perluasan kawasan TNGHS di Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi pada dasarnya merupakan penjabaran dari indikator pengurangan emisi dari deforestasi dan kerusakan hutan secara umum. Hal tersebut diaplikasikan dalam bentuk perluasan kawasan TNGHS dari 40.000 Ha menjadi 113.357 Ha di Provinsi Jabar dan Banten. Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi saat ini tidak dapat lagi mengolah lahan yang sudah dikelola sejak turun-temurun. Hal ini dikarenakan 36

lahan tersebut sudah dikuasai dan dilarang oleh TNGHS untuk digunakan masyarakat. Pihak TNGHS mengarahkan Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi untuk memperbaiki sistem pertanian ladang berpindah atau sering disebut huma dengan sistem pertanian sawah menetap. Hal ini disebabkan oleh tindakan masyarakat adat yang dinilai oleh pihak pemerintah telah merusak hutan dengan membuka hutan secara bebas untuk kegiatan pertanian mereka. 4.4.2. Persepsi Mengenai Perluasan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Perolehan data persepsi dilakukan dengan mewancarai 30 responden yang dipilih secara sengaja. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis persepsi dengan rataan skor. Metode ini mengenali indikator utama dalam perluasan kawasan TNGHS. Indikator mengenai perluasan kawasan TNGHS meliputi persepsi masyarakat terhadap Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan persepsi mengenai perluasan kawasan TNGHS. Bobot nilai jawaban responden pada kuesioner adalah dengan Skala Likert yang diberi secara kuantitatif dari 1 sampai 5. Cara penilaian terhadap hasil jawaban responden dengan Skala Likert dapat dilihat dalam Tabel 4. Tabel 4. Bobot Nilai Jawaban Responden Jawaban Responden Bobot nilai Sangat setuju 5 Setuju 4 Cukup Setuju 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 Untuk mengambil kesimpulan pada setiap variabel digunakan rata-rata dari setiap indikator. Nilai rata-rata tersebut diperoleh dari penjumlahan hasil kali 37

total responden pada masing-masing skor dengan skornya, kemudian dibagi dengan jumlah total responden secara keseluruhan. Rumus yang digunakan untuk mencari rataan skor tersebut adalah: Sumber: Nazir (2002) Dimana: Rs =Rata-rata n =Responden yang memilih skor trertentu s1 =Bobot skor N =Jumlah Total Responden Interpretasi selanjutnya diperoleh dengan mencari nilai skor rataan dengan rumus: Sumber : Nazir (2002) Dimana: m =jumlah alternatif jawaban tiap item Penelitian ini menggunakan Skala Likert dari 1 sampai 5 sehingga nilai skor rataan yang diperoleh menjadi: Sumber : Nazir (2002) Berdasarkan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai Skor Rataan Skor Rataan Jawaban Responden Interpretasi Hasil 1,00 1,80 Sangat tidak setuju Sangat Buruk 1,81 2,60 Tidak Setuju Buruk 2,61 3,40 Cukup Setuju Cukup Baik 3,41 4,20 Setuju Baik 4,21-5,00 Sangat Setuju Sangat Baik 38

Berikut adalah matriks analisis persepsi dalam penelitian (Tabel 6). Tabel 6. Matriks Analisis Persepsi Parameter 1. Persepsi masyarakat terhadap keberadaan hutan 2. Persepsi masyarakat terhadap Taman Nasional Gunung Halimun Salak 3. Persepsi mengenai perluasan kawasan TNGHS Analisis mengkaji indikator kepentingan dan hubungan masyarakat dengan keberadaan hutan mengkaji indikator hubungan antara masyarakat dengan TNGHS mengkaji pengetahuan masyarakat akan perluasan kawasan TNGHS, penerimaaan akan perluasan kawasan TNGHS, perubahan sistem pertanian ladang berpindah menjadi pertanian menetap, penerimaan masyarakat akan distribusi benih 4.4.3. Strategi Adaptasi Kelembagaan Lokal Sistem Pertanian Perluasan kawasan TNGHS terhadap Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi menyebabkan pergeseran kelembagaan lokal terutama bidang pertanian yang telah turun temurun disepakati dan dilaksanakan. Sehingga strategi adaptasi kelembagaan lokal sistem pertanian juga perlu diperhatikan. Adaptasi pada dasarnya membantu masyarakat adat agar lebih tangguh dalam menghadapi perubahan. Adaptasi terhadap sistem pertanian memiliki hubungan yang sangat penting terhadap kondisi pertanian masyarakat adat. Penelitian ini ditujukan untuk mengkaji strategi adaptasi kelembagaan lokal sistem pertanian yang dilakukan oleh Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi akibat perluasan kawasan TNGHS. Unsur-unsur yang dikaji meliputi aturan adat waktu tanam padi, menanam padi dan pascapanen padi. Berikut adalah matriks analisis strategi adaptasi kelembagaan lokal sistem pertanian (Tabel 7) 39

Tabel 7. Matriks Analisis Strategi Adaptasi Kelembagaan Lokal Sistem Pertanian Parameter Analisis 1. Aturan adat waktu tanam padi 2. Aturan adat dalam menanam padi 3. Aturan adat dalam pascapanen padi mengkaji penggunaan benih mengkaji penggunaan huma dalam menanam padi serta pelaksanaan ritual dalam penggarapan lahan Analisis dilakukan secara deskriptif dalam perlakuan terhadap padi setelah panen 4.4.4. Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi Akibat Perluasan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Strategi adaptasi yang dilakukan masyarakat adat akibat perluasan kawasan TNGHS berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi ekonomi dicirikan dengan perubahan produktifitas dan analisis kesejahteraan. Kondisi sosial dicirikan dengan hubungan masyarakat adat dengan pihak TNGHS. 4.4.4.1. Kondisi Ekonomi Strategi adaptasi yang dilakukan masyarakat adat akibat perluasan kawasan TNGHS berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi. Kondisi ekonomi masyarakat adat akibat perluasan kawasan TNGHS dicirikan dengan produktifitas pertanian dan analisis kesejahteraan. Unsur-unsur yang dianalisis meliputi karakteristik responden, informasi lahan, data pengeluaran dan data pendapatan. Berikut adalah matriks analisis kondisi ekonomi Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi akibat perluasan kawasan TNGHS (Tabel 8) 40

Tabel 8. Matriks Analisis Kondisi Ekonomi Parameter Analisis 1. Karakteristik responden Analisis dilakukan secara deskriptif terhadap usia, tingkat pendidikan, jenis 2. Informasi lahan pekerjaan. Analisis dilakukan secara deskriptif terhadap luas kepemilikan lahan, status 3. Data pengeluaran lahan, panen dalam setahun. mengkaji pengeluaran untuk pengelolaan lahan garapan terdiri dari upah tenaga kerja, 4. Data pendapatan biaya pupuk dan penyediaan bibit. mengkaji pendapatan 1. Pendapatan Rumah Tangga Responden Pada penelitian ini, pendapatan rumah tangga responden dianalisis berdasarkan mata pencaharian. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diambil mewakili (representatif) sesuai dengan sebaran kondisi perekonomian masyarakat. Sebagian besar mata pencaharian Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi di Desa Sirna Resmi adalah petani. a. Pendapatan Usaha Tani (PUT) PUT =Y-(X 1 -...-X n ) Sumber : Sajogyo (1996) Dimana : Y =Pendapatan kotor (Rp) X 1- X n =Pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan pengelolaan lahan (Rp) b. Pendapatan Non Usaha Tani (PN), pendapatan yang diperoleh dari kegiatan luar usaha tani misalnya berdagang, gaji yang diperoleh dari wiraswasta dan pertukangan. c. Pendapatan Bersih Total (PBT), yaitu : PBT =PUT+PN 41

Sumber : Sajogyo (1996) Dimana: PBT =Pendapatan Bersih Total (Rp) 2. Kontribusi Pendapatan Usahatani (PUT) terhadap Pendapatan Bersih Total (PBT) Sebelum dan Sesudah Perluasan TNGHS Untuk mengetahui kontribusi pendapatan usahatani terhadap pendapatan bersih total petani dihitung menggunakan rumus : Dimana : %PUT PUT PN = Persentase pendapatan dari kegiatan pengelolaan lahan garapan terhadap total pendapatan = Pendapatan dari pengelolaan lahan garapan (Rp) = Pendapatan dari luar kegiatan pengelolaan lahan garapan (Rp) 3. Analisis Tingkat Kesejahteraan Penelitian ini menggunakan kriteria garis kemiskinan Sajogyo untuk mengetahui taraf kesejahteraan. Berdasarkan kriteria garis kemiskinan Sajogyo, kemiskinan adalah keadaan dimana pendapatan per kapita kurang dari nilai uang setara 480 kg beras di perkotaan, dan 320 kg beras di pedesaan (Sajogyo, 1996). Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan antara pendapatan per kapita responden dengan hasil perhitungan dengan acuan standar kemiskinan Sajogyo serta menggunakan nilai 320kg beras ekuivalen per kapita/tahun. Sumber: Sajogyo (1996) Dimana : PCI =Pendapatan per kapita (Rp/kapita/tahun) PBT =Pendapatan Bersih Total (Rp/tahun) 42

4.4.4.2. Kondisi Sosial Kondisi sosial masyarakat adat akibat perluasan kawasan TNGHS dicirikan dengan hubungan sosial masyarakat adat dengan pihak TNGHS termasuk konflik yang menyangkut pengukuhan hak masyarakat adat (tenure) akan pengelolaan hutan. Unsur-unsur dalam analisis kondisi sosial meliputi unsur perubahan perilaku petani, perluasan kawasan TNGHS, dan penentuan sistem pertanian menetap. Berikut adalah matriks analisis kondisi sosial Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi akibat perluasan kawasan TNGHS (Tabel 9). Tabel 9. Matriks Analisis Kondisi Sosial Parameter Analisis Perubahan sikap Analisis dilakukan secara deskriptif tentang Masyarakat Kasepuhan konflik yang terjadi antara pihak TNGHS dan Sinar Resmi dengan masyarakat kasepuhan pihak TNGHS 43