BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 03 NERACA

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

LAPORAN KEUANGAN POKOK

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 15 LAPORAN KONSOLIDASIAN

LAPORAN KEUANGAN POKOK

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

KABUPATEN CILACAP LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN TAHUN ANGGGARAN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PANDUAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD

LAPORAN KEUANGAN 2014

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

Lampiran 1. Perbandingan Struktur, Klasifikasi dan Pos-pos Akun. Antara Kepmendagri 29/2002 dengan PP 24/2005

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pada awal 2015, PPKD Pemerintah Kota Gemah Ripah mempunyai data posisi keuangan sebagai berikut:

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

BAB IV PROSEDUR AKUNTANSI PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (PPKD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

BAB I KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

BUNGA RAMPAI STUDI KASUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN TAHUN 2016

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian prosedur menurut M. Nafarin (2010:25) adalah :

KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

2. Klasifikasi Belanja a). Jenis Belanja - Belanja operasi dirinci menjadi belanja pegawai, belanja barang 3 = membuat klasifikasi dengan lengkap

PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI TRANSFER

PENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s.

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008

LAPORAN KEUANGAN DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG SEBELUM AUDIT

BUNGA RAMPAI STUDI KASUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN TAHUN 2016

BUNGA RAMPAI 2016 STUDI KASUS AKUNTANSI PEMERINTAHAN. Untuk Periode Januari s.d. Juni Tahun 2016 KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

2012, No NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA JUMLAH (Rp) Dst

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

RALAT MODUL Halaman 16 Modul 3 BAB I (Kebijakan Akuntansi Pendapatan) huruf B angka 4 huruf a angka 1) huruf d), tertulis: Jurnal LO atau Neraca

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

1. Neraca Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pemerintah Kota Bandung yang sudah membuat laporan keuangan berdasarkan

Penyusunan Laporan Keuangan Pokok Pemerintah Daerah

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007


BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TI MUR RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA Jl. Manyar Kertoadi Surabaya NERACA PER TANGGAL 31 DESEMBER 2014

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

Transkripsi:

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD A. KERANGKA HUKUM Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang dinyatakan dalam PP No. 24 Tahun 2005. Laporan Keuangan dihasilkan SKPKD akan dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan SKPD untuk kemudian dijadikan dasar dalam membuat Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung. B. DESKRIPSI KEGIATAN Laporan keuangan Pemda merupakan laporan keuangan gabungan dari seluruh SKPD dan laporan keuangan PPKD sebagai PPKD/BUD. Laporan keuangan Pemda ini dibuat setiap semester/tahunan dan merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah untuk tahun anggaran tersebut. Untuk bisa menyusun laporan keuangan Pemda, terlebih dahulu disusun laporan keuangan Satuan Kerja secara terpisah, juga PPKD menyusun laporan keuangan sebagai PPKD/BUD. Pada saat akan disusun laporan keuangan pemda maka laporan keuangan SKPD dan PPKD digabungkan untuk menjadi laporan keuangan tingkat Pemda. Format laporan keuangan PPKD sama dengan laporan keuangan SKPD. Yang berbeda dari kedua laporan keuangan tersebut adalah cakupan transaksi dan akun yang digunakannya. atas: Adapun komponen laporan keuangan yang disusun oleh PPKD terdiri a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b) Neraca; c) Laporan Arus Kas; dan d) Catatan atas Laporan Keuangan. Pemerintah Kabupaten Bandung 114

Laporan Keuangan PPKD dikeluarkan 2 kali dalam satu tahun anggaran, yaitu: 1. Semester, yang dimulai dari periode Januari - Juni 2. Tahunan, yang dimulai dari periode Januari Desember Format Laporan Keuangan Semesteran dan Tahunan dapat dilihat pada Lampiran VI.3, VI.4., VI.5, VI.7, VI.7, VI.8 C. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh PPKD merupakan hasil proses akuntansi sesuai dengan siklus akuntansi yang dilaksanakan sebelumnya, yaitu tahap pengidentifikasian dokumen sumber, tahap penjurnalan, dan tahap posting ke buku besar tiap-tiap akun. Agar memudahkan kontrol dalam penyusunan laporan keuangan secara manual, dapat dibantu melalui penyusunan Kertas Kerja (Worksheet). Format Kertas Kerja (Worksheet) dapat dilihat pada Lampiran VI.2, bab ini. Langkah-langkah dalam penyusunan laporan keuangan PKPD sesuai dengan kertas kerja yang dibuat terdiri atas: Neraca saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo setelah Penyesuaian, Jurnal Penutupan, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sebelum konversi dan Laporan Realisasi Anggaran setelah konversi, kemudian menyusun Neraca sebelum konversi dan Neraca setelah konversi. 1. Neraca Saldo Neraca saldo merupakan ikhtisar buku besar. Fungsi Akuntansi PPKD melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo. Angka-angka saldo dari semua akun buku besar dipindahkan ke kolom Neraca Saldo dalam worksheet, sesuai dengan posisi debit atau kredit dalam saldo di buku besar masing-masing. Format Neraca Saldo dapat dilihat pada Lampiran VI.1. 2. Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian dimaksudkan agar nilai dari akun-akun LRA dan neraca sudah menunjukkan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Penyesuaian ini meliputi: transaksi penyesuaian akibat adanya perbedaan waktu pengakuan transaksi seperti pengakuan piutang, akumulasi penyusutan di akhir periode akuntansi, penyesuaian untuk SP2D yang belum diterbitkan untuk pembelian/pembangunan aktiva tetap, dan penyesuaian penerimaan hibah berupa aset. Pemerintah Kabupaten Bandung 115

a. Jurnal Penyesuaian untuk Pengakuan Piutang Dr Piutang Pendapatan xxx Cr Ekuitas Dana Lancar Cadangan Piutang xxx b. Jurnal Penyesuaian untuk SP2D yang belum diterbitkan untuk pembelian/pembangunan aktiva tetap Dr EDL Dana yang disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek xxx Cr Utang Jangka Pendek Xxx c. Jurnal Penyesuaian untuk Penerimaan Hibah Aset Dr Aset... Xxx Cr Ekuitas Dana Investasi Diinvestasikan dalam Aset... Xxx Jurnal penyesuaian tersebut dicatat dalam jurnal umum kemudian diposting ke buku besar serta diletakkan dalam kolom Penyesuaian yang terdapat pada Kertas Kerja. 3. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran PPKD Sebelum Konversi Laporan Realisasi Anggaran PPKD (LRA PPKD) sebagai kantor pusat, disusun setiap semester/tahunan. Laporan ini menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja PPKD yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Format Laporan Realiasi Anggaran PPKD sebelum Konversi dapat dilihat pada Lampiran VI.3. 4. Jurnal Penutup Jurnal Penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup saldo nominal sehingga menjadi nol pada akhir periode akuntansi. Perkiraan nominal adalah perkiraan yang digunakan untuk Laporan Realisasi Anggaran, yaitu Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan serta menutup surplus/defisit ke ekuitasnya PPKD. Jurnal penutup yang dilakukan PPKD adalah sebagai berikut: Pemerintah Kabupaten Bandung 116

a. Jurnal Penutup jika PPKD mendapatkan Surplus Dr Pendapatan Dana Perimbangan... Xxx Dr Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah... Xxx Dr Penerimaan Pembiayaan Xxx Cr Belanja Tidak Langsung... xxx Cr Pengeluaran Pembiayaan xxx Cr SiLPA xxx b. Jurnal Penutup jika PPKD mendapatkan Defisit Dr Pendapatan Dana Perimbangan... Xxx Dr Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah... Xxx Dr Penerimaan Pembiayaan Xxx Dr SiLPA Xxx Cr Belanja Tidak Langsung... xxx Cr Pengeluaran Pembiayaan xxx Jurnal penutup akan mempengaruhi nilai SILPA di Neraca menjadi jumlah yang benar. 5. Neraca PPKD sebelum Konversi Setelah disusun LRA PPKD, selanjutnya PPKD menyusun Neraca PPKD. Neraca ini menyajikan informasi tentang posisi keuangan PPKD mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Format Neraca PPKD sebelum konversi dapat dilihat Lampiran VI.4 bab ini. 6. Konversi Laporan Keuangan PPKD Laporan keuangan yang dibuat oleh PPKD yang dihasilkan oleh sistem ini menggunakan struktur akun belanja yang berbeda dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Untuk itu diperlukan sebuah langkah konversi. Berikut bagan konversi yang dimaksud. a. Konversi Untuk LRA - Pendapatan Pendapatan yang merupakan wewenang PPKD untuk mencatat dan Pemerintah Kabupaten Bandung 117

melaporkannya dalam LRA, seperti terlihat dalam bagan di atas, harus dilakukan konversi, yaitu: (i) (ii) Dari komponen Dana Perimbangan, yakni: Dana Bagi Hasil Pajak, Dana Bagi-Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus ke Pendapatan Transfer. Dari komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, yakni: Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya ke komponen Pendapatan Transfer dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah. Permendagri No. 13 Tahun 2006 PENDAPATAN PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP PENDAPATAN A. Pendapatan Asli Daerah A. Pendapatan Asli Daerah 1. Pajak Daerah 1. Pajak Daerah 2. Retribusi Daerah 2. Retribusi Daerah 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan B. Dana Perimbangan B. Pendapatan Transfer 1. Dana Bagi-Hasil: Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan - Dana Bagi-Hasil Pajak 1. Dana Bagi-Hasil Pajak - Dana Bagi-Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam 2. Dana Bagi-Hasil Sumber Daya Alam 2. Dana Alokasi Umum 3. Dana Alokasi Umum 3. Dana Alokasi Khusus 4. Dana Alokasi Khusus C. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 1. Pendapatan Hibah 1. Dana Otonomi Khusus 2. Dana Darurat 2. Dana Penyesuaian 3. Dana Bagi-hasil Pajak dari Provinsi Transfer Pemerintah Provinsi 4. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 1. Pendapatan Bagi-Hasil Pajak 2. Pendapatan Bagi-Hasil Lainnya C. Lain-lain Pendapatan yang Sah 1. Pendapatan Hibah 2. Pendapatan Dana Darurat 3. Pendapatan Lainnya Pemerintah Kabupaten Bandung 118

b. Konversi Untuk LRA - Belanja Belanja Langsung bukan merupakan kewenangan SKPKD sebagai PPKD, tetapi merupakan kewenangan SKPKD sebagai SKPD. Sedangkan untuk Belanja Tidak Langsung tidak dikenal dalam format SAP, sehingga perlu dikonversi ke Belanja Operasi, yang diuraikan sebagai berikut: (i) (ii) Dari komponen belanja tidak langsung, yaitu belanja tidak terduga ke komponen belanja tidak terduga, dan Dari komponen belanja tidak langsung, yaitu belanja bagi hasil dan belanja bantuan keuangan ke transfer/bagi hasil ke desa. Dalam konversi agar sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP, pelaporan realisasi belanja dalam LRA tidak berdasarkan program dan kegiatan, sebagaimana klasifikasi anggaran belanja langsung dalam APBD. Tetapi untuk tujuan Penjabaran Laporan Realisasi APBD, belanja harus dilaporkan bersama program dan kegiatan. Bunga Subsidi Hibah BELANJA TIDAK LANGSUNG Bantuan Sosial Belanja Bagi Hasil Bantuan Keuangan Belanja Tidak Terduga BELANJA OPERASI Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Keuangan BELANJA MODAL BELANJA TAK TERDUGA TRANSFER c. Konversi Untuk LRA Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan yang merupakan wewenang PPKD untuk mencatat dan melaporkannya dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca, seperti terlihat, dalam bagan di atas, harus dilakukan konversi, yaitu: (i) Dari akun penerimaan pinjaman daerah ke pinjaman dalam negeri, dan Pemerintah Kabupaten Bandung 119

(ii) Dari akun penerimaan piutang daerah ke penerimaan kembali pinjaman Pengeluaran Pembiayaan yang merupakan wewenang PPKD untuk mencatat dan melaporkannya dalam LRA, seperti terlihat, dalam bagan di atas, tidak perlu dilakukan konversi karena tidak terdapat perbedaan yang berarti. Permendagri No. 13 Tahun 2006 PEMBIAYAAN PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP PEMBIAYAAN A. Penerimaan Pembiayaan Daerah A. Penerimaan Pembiayaan 1. Penggunaan SiLPA 1. Penggunaan SiLPA 2. Pencairan Dana Cadangan 2. Pencairan Dana Cadangan 3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4. Penerimaan Pinjaman Daerah 4. Pinjaman Dalam Negeri 5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman 5. Penerimaan Kembali Pinjaman 6. Penerimaan Piutang Daerah B. Pengeluaran Pembiayaan Daerah B. Pengeluaran Pembiayaan 1. Pembentukan Dana Cadangan 1. Pembentukan Dana Cadangan 2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 2. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 3. Pembayaran Pokok Utang 3. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri 4. Pemberian Pinjaman Daerah 4. Pemberian Pinjaman Daerah d. Konversi Untuk Neraca Ketika akan melakukan konversi Neraca, perlu diteliti lebih dahulu pada klasifikasi mana terjadi perbedaan antara Permendagri No. 13 Tahun 2006 dengan PP No. 24 Tahun 2005, kemudian lakukan konversi. Permendagri No. 13 Tahun 2006 ASET LANCAR PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP ASET LANCAR Kas A. Aset Lancar 1. Kas di Kas Daerah 1. Kas di Kas Daerah Investasi Jangka Pendek 4. Investasi Jangka Pendek Piutang 5. Piutang Pajak 1. Piutang Pajak 6. Piutang Retribusi 2. Piutang Retribusi 7. Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara 3. Piutang Dana Bagi Hasil 8. Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Pemerintah Kabupaten Bandung 120

4. Piutang Dana Alokasi Umum 9. Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat 5. Piutang Dana Alokasi Khusus 10. Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah 6. Piutang Lain-Lain 11. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran 12. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi 13. Piutang Lainnya Perbedaan pada kelompok Aset Lancar terlihat pada akun piutang, selain piutang pajak dan piutang retribusi dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat akun Piutang Dana Bagi Hasil, Piutang Dana Alokasi Umum, Piutang Dana Alokasi Khusus yang di dalam format menurut PP No. 24 Tahun 2005 tidak disajikan contohnya, sehingga perlu ditambahkan. Kemudian dalam format PP No. 24 Tahun 2005 diberikan kelompok akun Bagian Lancar Pinjaman, yaitu akun Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara, Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat, dan Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya yang di dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 tidak ada. Permendagri No. 13 Tahun 2006 INVESTASI JANGKA PANJANG PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP INVESTASI JANGKA PANJANG A. Investasi Non-Permanen A. Investasi Non-Permanen 1. Pinjaman kepada Perusahaan Negara 1. Pinjaman kepada Perusahaan Negara 2. Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 2. Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 3. Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya 3. Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya 4. Investasi dalam Surat Utang Negara 4. Investasi dalam Surat Utang Negara 5. Investasi Dana Bergulir 5. Investasi dalam Proyek Pembangunan 6 Investasi Non-Permanen Lainnya 6. Investasi Non-Permanen Lainnya B. Investasi Permanen B. Investasi Permanen 1. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 1. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 2. Penyertaan Modal dalam 2. Investasi Permanen Lainnya Proyek Pembangunan 3. Penyertaan Modal Perusahaan Patungan 4. Investasi Permanen Lainnya Pemerintah Kabupaten Bandung 121

Perbedaan pada kelompok akun Investasi Jangka Panjang: (i) Dalam format PP No. 24 Tahun 2005 Investasi dalam Proyek Pembangunan digolongkan ke dalam kelompok Investasi Non- Permanen, sedangkan dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan digolongkan ke dalam kelompok Investasi Permanen, (ii) Dalam format Permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat akun Investasi Dana Bergulir termasuk ke dalam Investasi Non-Permanen, yang di dalam format PP No. 24 Tahun 2005 tidak ada, (iii) Dalam format Permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat akun Penyertaan Modal Perusahaan Patungan termasuk ke dalam Investasi Permanen, yang di dalam format PP No. 24 Tahun 2005 tidak ada. Permendagri No. 13 Tahun 2006 ASET TETAP 1. Tanah 1. Tanah PP NO. 24 TAHUN 2005 ASET TETAP 2. Peralatan dan Mesin 2. Peralatan dan Mesin 3. Gedung dan bangunan 3. Gedung dan bangunan 4. Jalan, Jaringan & Instalasi 4. Jalan, Jaringan & Instalasi 5. Aset Tetap Lainnya 5. Aset Tetap Lainnya 6. Konstruksi Dalam Pengerjaan 6. Konstruksi Dalam Pengerjaan 7. Akumulasi Penyusutan 7. Akumulasi Penyusutan Perbedaan di dalam Aset Tetap ada pada kelompok Jalan, Jaringan, dan Instalasi berdasarkan akun pada Permendagri No. 13 Tahun 2006, sedangkan berdasarkan format PP No. 24 Tahun 2005 kelompok yang sama adalah Jalan, Irigasi, dan Jaringan. Bila diperhatikan lebih saksama ke dalam susunan Kode Rekening Permendagri No 13 Tahun 2006, yang dimaksud dengan jaringan termasuk di dalamnya adalah jaringan irigasi, sehingga sebenarnya tidak ada perbedaan substansi di antara keduanya. Permendagri No. 13 Tahun 2006 ASET LAINNYA PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP ASET LAINNYA 1. Tagihan Piutang Penjualan 1. Tagihan Penjualan Angsuran 2. Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian 2. Tuntutan Perbendaharaan Pemerintah Kabupaten Bandung 122

3. Kemitraan dengan Pihak Ketiga 3. Tuntutan Ganti Rugi 4. Aset Tidak Berwujud 4. Kemitraan dengan Pihak Ketiga 5. Aset Lain-Lain 5. Aset Tidak Berwujud 6. Aset Lain-Lain Perbedaan pada kelompok Aset Lainnya terlihat bahwa dalam format PP No. 24 Tahun 2005 dibedakan antara Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi, sedangkan di Permendagri No. 13 Tahun 2006 hanya ada Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah dengan tidak memisahkan ke dalam dua kelompok seperti pada PP No. 24 Tahun 2005. Oleh karena itu, sesuai dengan kejadian transaksinya perlu dibedakan ke dalam dua kelompok seperti dalam PP No. 24 Tahun 2005. Permendagri No. 13 Tahun 2006 KEWAJIBAN PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP KEWAJIBAN A. Kewajiban Jangka Pendek A. Kewajiban Jangka Pendek 1. Utang Perhitungan Fihak Ketiga 1. Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 2. Utang Bunga 2. Utang Bunga 3. Utang Pajak 3. Bagian Lancar Utang dalam Negeri 4. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 4. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya 5. Pendapatan Diterima di Muka 5. Utang Jangka Pendek Lainnya B. Kewajiban Jangka Panjang B. Kewajiban Jangka Panjang 1. Utang Dalam Negeri 1. Utang Dalam Negeri 2. Utang Luar Negeri 2. Utang Jangka Panjang Lainnya Perbedaan kelompok Kewajiban: (i) (ii) Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2005 terdapat Utang Pajak yang dimasukkan ke dalam Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) menurut PP No. 24 Tahun 2005, Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2005 terdapat Pendapatan Diterima di Muka yang dimasukkan ke dalam Utang Jangka Pendek Lainnya menurut PP No. 24 Tahunv2005, (iii) Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2005 terdapat Utang Luar Negeri yang dimasukkan ke dalam Utang Jangka Panjang Lainnya menurut PP No. 24 Tahun 2005. Pemerintah Kabupaten Bandung 123

Permendagri No. 13 Tahun 2006 EKUITAS DANA PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP EKUITAS DANA A. Ekuitas Dana Lancar A. Ekuitas Dana Lancar 1. Sisa Lebih Pembiayaan 1. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Anggaran (SiLPA) 2. Cadangan Piutang 2. Cadangan Piutang 3. Cadangan Persediaan 3. Cadangan Persediaan 4. Dana yang Harus Disediakan 4. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek* Jangka Pendek B. Ekuitas Dana Investasi B. Ekuitas Dana Investasi 1. Diinvestasikan dalam Investasi 1. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Jangka Panjang 2. Diinvestasikan dalam Aset Tetap 2. Diinvestasikan dalam Aset Tetap 3. Diinvestasikan dalam Aset 3. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (tidak termasuk Dana Lainnya Cadangan) 4. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang** 4. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang C. Ekuitas Dana Cadangan C. Ekuitas Dana Cadangan 1. Diinvestasikan dalam Dana 1. Diinvestasikan dalam Dana Cadangan Cadangan Dari bagan di atas dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan antara Permendagri No. 13 Tahun 2006 dengan PP No. 24 Tahun 2005 bagi komponen Ekuitas pada Neraca. (i) Akun Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek merupakan contra account dari Ekuitas Dana Lancar. (ii) Akun Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang merupakan contra account dari Ekuitas Dana Investasi. 7. Penyusunan Laporan Keuangan PPKD setelah Konversi a. Laporan Realisasi Anggaran PPKD setelah Konversi Setelah melakukan konversi, maka format Laporan Realisasi Anggaran PPKD yang berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 adalah sebagai berikut. Format LRA setelah Konversi dapat dilihat pada Lampiran VI.5 pada bab ini. Pemerintah Kabupaten Bandung 124

b. Neraca PPKD setelah Konversi Setelah melakukan konversi, maka format Neraca PPKD yang berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 adalah sebagai berikut. Format neraca setelah Konversi dapat dilihat pada Lampiran VI.6 pada bab ini. 8. Penyusunan Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas disusun untuk memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan transitoris. Untuk kepentingan penyusunan Laporan Arus Kas ini, nilai-nilai yang ditampilkan adalah yang ada di buku kas, baik yang ada di SKPD maupun di PPKD, yang terdiri atas seluruh penerimaan kas yang meliputi: pendapatan, penerimaan pembiayaan, dan transaksi transitoris. Juga ditampilkan nilai-nilai dari seluruh pengeluaran kas, yang meliputi: belanja, pengeluaran pembiayaan, dan transaksi transitoris. Yang dimaksud dengan transaksi transitoris di sini adalah transaksi yang dilakukan Pemda tetapi uangnya bukan hak Pemda, melainkan hak pihak ketiga, sehingga Pemda di sini sifatnya hanya perantara. Contoh transaksi transitoris adalah pemotongan pajak yang dilakukan Pemda, seperti pemotongan pajak, IWP, Taperum, dan lainnya yang serupa. Format Laporan Arus Kas adalah dapat dilihat pada Lampiran VI.7 pada bab ini. 9. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus memiliki referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Format Catatan Atas Laporan Keuangan dapat dilihat pada Lampiran VI.8 pada bab ini. Pemerintah Kabupaten Bandung 125

DAFTAR LAMPIRAN BAB VI : PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD 1. NERACA SALDO 2. KERTAS KERJA/WORKSHEET 3. LAPORAN REALISASI ANGGARAN SEBELUM KONVERSI 4. NERACA SEBELUM KONVERSI 5. LAPORAN REALISASI ANGGARAN SETELAH KONVERSI 6. NERACA SETELAH KONVERSI 7. LAPORAN ARUS KAS 8. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 9. LAPORAN REALISASI ANGGARAN SEMESTERAN Pemerintah Kabupaten Bandung 126

Lamviran VI.1. Peraturan Bupati Nomor : Tanggal : PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH NERACA SALDO PER TANGGAL... Kode rekening Uraian Debit Kredit..., tanggal... Kepala Bidang Akuntansi, (tanda tangan) (nama lengkap) NIP Pemerintah Kabupaten Bandung 127

Lampiran VI.2. : Peraturan Bupati No. Tanggal : PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KERTAS KERJA/WORKSHEET Kode rekening Uraian Neraca Saldo Penyesuaian Neraca Saldo Laporan Realisasi Neraca setelah Penyesuaian Anggaran Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Pemerintah Kabupaten Bandung 128

Lampiran VI.3. Peraturan Bupati No. : Tanggal : PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH LAPORAN REALISASI ANGGARAN PPKD SEBELUM KONVERSI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER... No. Urut Uraian Anggaran Setelah Perubahan Realisasi (dalam rupiah) Lebih/ (Kurang) 1 2 3 4 5 1 PENDAPATAN 1.2 PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN 1.2.1 Dana Bagi Hasil 1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak 1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 1.2.2 Dana Alokasi Umum 1.2.3 Dana Alokasi Khusus 1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 1.3.1 Pendapatan Hibah 1.3.2 Pendapatan Dana Darurat 1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya 1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya 2 BELANJA 2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 2.1.2 Belanja Bunga 2.1.3 Belanja Subsidi 2.1.4 Belanja Hibah 2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 2.1.6 Belanja Bagi Hasil 2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 2.3.8 Belanja Tidak Terduga 3 PEMBIAYAAN Surplus/ (Defisit) 3.1 PENERIMAAN DAERAH 3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah 3.2 PENGELUARAN DAERAH 3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan 3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah Pembiayaan Netto 3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Pemerintah Kabupaten Bandung 129

Lampiran VI.4 Peraturan Bupati No. : Tanggal : PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH NERACA PPKD SEBELUM KONVERSI PER 31 DESEMBER TAHUN N DAN TAHUN N-1 Uraian Kenaikan (Penurunan) Tahun n Tahun n-1 % ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah Investasi Jangka Pendek Piutang Piutang Dana Bagi Hasil Piutang Dana Alokasi Umum Piutang Dana Alokasi Khusus Piutang Lain-lain Bagian Lancar Pinjaman Jangka Panjang RK-SKPD... RK-SKPD... RK-SKPD... INVESTASI TETAP Investasi Permanen Pinjaman Kepada Perusahaan Negara Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya Investasi dalam Surat Utang Negara Investasi Dana Bergulir Invetasi Permanen Lainnya Investasi Non-Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan Penyertaan Modal Perusahaan Patungan Investasi Permanen Lainnya Dana Cadangan Aset Lainnya Tagihan Penjualan Angsuran Tagihan Tuntuan Ganti Kerugian Daerah Aset Tak Berwujud Aset Lain-Lain Aset KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Pihak Ketiga Uang Bunga Pemerintah Kabupaten Bandung 130

Utang Pajak Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Pendapatan diterima dimuka KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri Uang Luar Negeri Kewajiban EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR SilPA Cadangan Piutang Dana yang harus disediakan untuk Utang Jangka Pendek EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Dana yang harus disediakan untuk Utang Jangka Panjang EKUITAS DANA CADANGA Diinvestasikan dalam Dana Cadangan Ekuitas Kewajiban dan Ekuitas Pemerintah Kabupaten Bandung 131

Lampiran VI.5 : Peraturan Bupati No. : Tanggal : PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH LAPORAN REALISASI ANGGARAN PPKD SETELAH KONVERSI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER... No. Urut Uraian Anggaran Setelah Perubahan Realisasi (dalam rupiah) Lebih/ (Kurang) 1 2 3 4 5 1 PENDAPATAN 1.2 PENDAPATAN TRANSFER 1.2.1 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak 1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 1.2.1.3 Dana Alokasi Umum 1.2.1.4 Dana Alokasi Khusus 1.2.2 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 1.2.2.1 Dana Otonomi Khusus 1.2.2.2 Dana Penyesuaian 1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 1.3.1 Pendapatan Hibah 1.3.2 Pendapatan Dana Darurat 1.3.3 Pendapatan Lainnya 2 BELANJA 2.1 BELANJA OPERASI 2.1.1 Belanja Bunga 2.1.2 Belanja Subsidi 2.1.3 Belanja Hibah 2.1.4 Belanja Bantuan Sosial 2.1.5 Belanja Bantuan Keuangan 2.3 BELANJA TIDAK TERDUGA 2.3.1 Belanja Tidak Terduga 2.4 TRANSFER 3 PEMBIAYAAN Surplus/ (Defisit) 3.1 PENERIMAAN DAERAH 3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah 3.2 PENGELUARAN DAERAH 3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan 3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah 3.3 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Pemerintah Kabupaten Bandung 132

Lampiran VI.6. Peraturan Bupati No. : Tanggal : PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH NERACA PPKD SETELAH KONVERSI PER 31 DESEMBER TAHUN N DAN TAHUN N-1 U r a i a n ASET ASET LANCAR Kas Kas di Kas Daerah Piutang Piutang Dana Bagi Hasil Piutang Dana Alokasi Umum Piutang Dana Alokasi Khusus Piutang Lain-lain Bagian Lancar Pinjaman Jangka Panjang Kenaikan (Penurunan) Tahun n Tahun n-i % ASET UNTUK DIKONSOLIDASI RK SKPD. RK SKPD. INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Permanen Pinjaman Kepada Perusahaan Negara Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya Investasi dalam Surat Utang Negara Investasi Dana Bergulir Invetasi Permanen Lainnya Investasi Non-Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan Penyertaan Modal Perusahaan Patungan Investasi Permanen Lainnya DANA CADANGAN ASET LAINNYA Tagihan Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tak Berwujud Aset Lain-Lain KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Pihak Ketiga Utang Bunga Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Utang Jangka Pendek Lainnya KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan Utang Dalam Negeri Obligasi Utang Jangka Panjang Lainnya JUMLAH ASET KEWAJIBAN EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR SILPA Cadangan Piutang Dana yang Harus disediakan untuk Utang Jangka Pendek EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan daiam Aset Lainnya Dana yang Harus disediakan untuk Utang Jangka Panjang EKUITAS DANA CADANGAN Diinvestasikan dalam Dana Cadangan JUMLAH EKUITAS DANA JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA Pemerintah Kabupaten Bandung 133

Lampiran VI.7. : Peraturan Bupati No. : Tanggal : PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 DAN 20X0 (Dalam Rupiah) No. Uraian 20X1 20X0 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Masuk 2 Kas 3 Pendapatan Pajak Daerah XXX XXX 4 Pendapatan Retribusi Daerah XXX XXX 5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan XXX XXX 6 Lain-lain PAD yang sah XXX XXX 7 Dana Bagi Hasil Pajak XXX XXX 8 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam XXX XXX 9 Dana Alokasi Umum XXX XXX 10 Dana Alokasi Khusus XXX XXX 11 Dana Otonomi Khusus XXX XXX 12 Dana Penyesuaian XXX XXX 13 Pendapatan Hibah XXX XXX 14 Pendapatan Dana Darurat XXX XXX 15 Pendapatan Lainnya XXX XXX 16 Arus Masuk Kas (3 s/d 15) XXX XXX 17 Arus Keluar Kas 18 Belanja Pegawai XXX XXX 19 Belanja Barang XXX XXX 20 Bunga XXX XXX 21 Subsidi XXX XXX 22 Hibah XXX XXX 23 Bantuan Sosial XXX XXX 24 Belanja Tak Terduga XXX XXX 25 Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota XXX XXX 26 Bagi Hasil Retribusi ke Kabupaten/Kota XXX XXX 27 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Kabupaten/Kota XXX XXX 28 Arus Keluar Kas (18 s/d 27) XXX XXX 29 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (16-28) XXX XXX Pemerintah Kabupaten Bandung 134

(Dalam Rupiah) No. Uraian 20X1 20X0 30 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan 31 Arus Masuk Kas 32 Pendapatan Penjualan atas Tanah XXX XXX 33 Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin XXX XXX 34 Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan XXX XXX 35 Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX XXX 36 Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap Lainnya XXX XXX 37 Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya XXX XXX 38 Arus Masuk Kas (32 s/d 37) XXX XXX 39 Arus Keluar Kas 40 Belanja Tanah XXX XXX 41 Belanja Peralatan dan Mesin XXX XXX 42 Belanja Gedung dan Bangunan XXX XXX 43 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX XXX 44 Belanja Aset Tetap Lainnya XXX XXX 45 Belanja Aset Lainnya XXX XXX 46 Arus Keluar Kas (40 s/d 45) XXX XXX Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset 47 Nonkeuangan (38-46) XXX XXX 48 Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan 49 Arus Masuk Kas 50 Pencairan Dana Cadangan XXX XXX 51 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan XXX XXX 52 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat XXX XXX 53 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya XXX XXX 54 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank XXX XXX 55 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank XXX XXX 56 Pinjaman Dalam Negeri Obligasi XXX XXX 57 Pinjaman Dalam Negeri Lainnya XXX XXX 58 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara XXX XXX 59 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah XXX XXX 60 Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya XXX XXX 61 Arus Masuk Kas (50 s/d 60) XXX XXX 62 Arus Keluar Kas 63 Pembentukan Dana Cadangan XXX XXX Pemerintah Kabupaten Bandung 135

(Dalam Rupiah) No. Uraian 20X1 20X0 64 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah XXX XXX 65 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat XXX XXX 66 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya XXX XXX 67 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank XXX XXX 68 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank XXX XXX 69 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Obligasi XXX XXX 70 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Lainnya XXX XXX 71 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara XXX XXX 72 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah XXX XXX 73 Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya XXX XXX 74 Arus Keluar Kas (63 s/d 73) XXX XXX 75 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (61-74) XXX XXX 76 Arus Kas dari Aktivitas Nonanggaran 77 Arus Masuk Kas 78 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) XXX XXX 79 Arus Masuk Kas (78 s/d 78) XXX XXX 80 Arus Keluar Kas 81 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) XXX XXX 82 Arus Keluar Kas (81 s/d 81) XXX XXX 83 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Nonanggaran (79-82) XXX XXX 84 Kenaikan/Penurunan Kas (29 + 47 + 75 + 83) XXX XXX 85 Saldo Awal Kas di BUD XXX XXX 86 Saldo Akhir Kas di BUD (84 + 85) XXX XXX 87 Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran XXX XXX 88 Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan XXX XXX 89 Saldo Akhir Kas (86 + 87 + 88) XXX XXX Pemerintah Kabupaten Bandung 136

Lampiran VI.8. : Peraturan Bupati No. : Tanggal : PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Keuangan 1.2 Landasan hukum penyusunan Laporan Keuangan 1.3 Sistematika penulisan catatan atas Laporan Keuangan BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 2.1 Ekonomi makro 2.2 Kebijakan keuangan 2.3 Indikator pencapaian target kinerja APBD IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1 Ikhtisar pencapaian target kinerja keuangan 3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1 Entitas pelaporan keuangan daerah 4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan 4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam SAP pada PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD 5.1 Rincian dari penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan 5.1.1 Pendapatan 5.1.2 Belanja 5.1.3 Aset 5.1.4 Kewajiban 5.1.5 Ekuitas Dana Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas untuk entitas akuntansi/entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN BAB VII PENUTUP Pemerintah Kabupaten Bandung 137

Nomor Urut KABUPATEN BANDUNG LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA TAHUN ANGGARAN... Uraian Anggaran Realisasi Semester Pertama Sisa Anggaran s.d Semester Pertama Prognosis Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 1 PENDAPATAN 1.2 PENDAPATAN TRANSFER 1.2.1 Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan 1.2.1.1 Dana Bagi Hasil Pajak 1.2.1.2 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) 1.2.1.3 Dana Alokasi Umum 1.2.1.4 Dana Alokasi Khusus 1.2.2 Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 1.2.2.1 Dana Otonomi Khusus 1.2.2.2 Dana Penyesuaian 1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 1.3.1 Pendapatan Hibah 1.3.2 Pendapatan Dana Darurat 1.3.3 Pendapatan Lainnya Lampiran VI.9. : Peraturan Bupati No. : Tanggal : 2 BELANJA 2..1 BELANJA OPERASI 2.1.3 Belanja Bunga 2.1.4 Belanja Subsidi 2.1.5 Belanja Hibah 2.1.6 Belanja Bantuan Sosial 2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan 2.3 BELANJA TIDAK TERDUGA 2.3.1 Belanja Tidak Terduga 2.4 TRANSFER TRANSFER BAGI HASIL KE KABUPATEN/KOTA Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Retribusi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya Surplus/Defisit 3 PEMBIAYAAN 3.1 PENERIMAAN DAERAH 3.1.1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) 3.1.2 Pencairan Dana Cadangan 3.1.3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan 3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 3.1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah Pemerintah Kabupaten Bandung 138

Nomor Urut Uraian Anggaran Realisasi Semester Pertama Sisa Anggaran s.d Semester Pertama Prognosis Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 3.2 PENGELUARAN DAERAH 3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan 3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 3.2.3 Pembayaran Pokok Utang 3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah Pembiayaan Neto Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Pemerintah Kabupaten Bandung 139

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH Fungsi Akuntansi SKPKD PPKD SEKDA KDH Laporan Keuangan SKPKD (LRA, Neraca, LAK, Laporan Keuangan SKPD (LRA, Neraca, CALK) Laporan Keuangan SKPD (LRA, Neraca, LAK, LK PEMDA (LRA, Neraca, LAK, CALK) LK PERUSAHAAN DAERAH LK PEMDA (LRA, Neraca, LAK, CALK) LK PERUSAHAAN DAERAH KONSOLIDASI PENGGABUNGAN LK PEMDA (LRA, Neraca, LAK, CALK) LK PERUSAHAAN DAERAH PEMBUATAN SURAT PENJABARAN LRA LK PEMDA (LRA, Neraca, LK PERUSAHAAN DAERAH OTORISASI SURAT PERNYATAAN KDH Laporan Keuangan SKPKD (LRA, Neraca, LAK, LK PERUSAHAAN DAERAH PERUSAHAAN DAERAH LK PEMDA (LRA, Neraca, LAK, CALK) LK PERUSAHAAN DAERAH PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD Pemerintah Kabupaten Bandung 140