BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesuksesan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi adalah derajat dimana individu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen selalu menghadapi ketidakpastian manakala mereka

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau kinerja manager. Informasi tentang laba dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi menyebabkan inefisiensi alokasi sumber daya dan merugikan bagi

Oleh: KHANIFAN SETYA PANCA NUGRAHA

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN. Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made Gede Wirakusuma 2

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

BAB I PENDAHULUAN. Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan profitabilitas perusahaan. Manajer seharusnya menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan pengolahan atau manufaktur adalah perusahaan yang

PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN JOB ROTATION PADA KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ESKALASI KOMITMEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan secara ekonomi, namun perkembangan bisnis saat ini mulai

JURNAL ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang sudah terdaftar (listed) di pasar modal ada kalanya

Keefektifan Monitoring Control dan Penalaran Moral Individu dalam De-eskalasi Komitmen

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Identity Achievement. (Kartono dan Gulo, 2003). Panuju dan Umami (2005) menjelaskan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada lingkungan ini, perusahaan harus menciptakan value bagi konsumen melalui

PEMANFAATAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK MENGHINDARI ESKALASI KOMITMEN PADA LEVEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN. EFFRIYANTI Universitas IBA Palembang.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan begitu,

BAB V PENUTUP. digunakan untuk memprediksi keputusan manajer, tetapi penelitian ini tidak

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN KEEFEKTIFAN MONITORING CONTROL TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

PENGARUH TANGGUNG JAWAB DAN LOCUS OF CONTROL DALAM KEPUTUSAN INVESTASI POURING GOOD MONEY AFTER BAD

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, individu, dan berketuhanan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Hurdle Rates dan Framing Terhadap Eskalasi Komitmen dalam Penganggaran Modal

BAB I PE DAHULUA Latar Belakang. Perusahaan seringkali menghadapi peluang atau kebutuhan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia. dengan pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem).

BAB I PENDAHULUAN. individu yang ditempatkan pada konidisi-kondisi lingkungan yang sama

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin

BAB I PENDAHULUAN. rekayasa, melalui tindakan oportunis manajemen (agent) untuk memaksimumkan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB II LANDASAN TEORI. Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility),

Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No. 2, April 2013 : ISSN

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. harus terus meningkatkan eksistensinya agar dapat bertahan. Perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan. Pada tahun 2014 tercatat jumlah perguruan tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. 1977; Nori, 1996) dalam (Putu Novia, dkk: 2015). Mardiasmo (2002) dalam (Putu

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tekanan persaingan di antara pemain pasar yang ada dan new entrants,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhinya. Oleh sebab itu dibutuhkan pihak-pihak yang

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul dari perubahan konteks sosio-ekonomi, politik dan budaya. Konteks ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kondisi organisasi, namun sebuah sistem pengendalian tertentu hanya efektif

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah akuntan publik 1016 orang. Jumlah ini meningkat pesat

BABV SIMPULAN, IMPLIKASI DAN KETERBAT ASAN PENELITIAN. Pada bah ini menyajikan simpulan dari seluruh hasil penelitian yang

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penjelasan mengenai konsep budgetary slack dimulai dari pendekatan agency

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi tersebut. Sehingga, untuk tercapainya tujuan organisasi,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu memperoleh laba.

Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of Commitment Dalam Keputusan Investasi: Dampak dari Working Experiences

PENGUJIAN EFEK PEMBINGKAIAN SEBAGAI DETERMINAN ESKALASI KOMITMEN DALAM KEPUTUSAN INVESTASI : DAMPAK DARI PENGALAMAN KERJA

Skripsi Pengaruh Asimetri Informasi Terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya yang di-publish dalam situs resmi baik itu laporan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Ruky (2001) menyebutkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan dampak dari adanya asimetri informasi. Teori Sinyal adalah

BAB II LANDASAN TEORI. principal dan agen. Pihak principal adalah pihak yang memberikan mandat

(Survey Pada Rumah Sakit Di Wilayah Kabupaten Klaten)

JURNAL ILMIAH MAHASISWA AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB 1 PENDAHULUAN. theory) merupakan suatu hubungan antara agent dengan principal. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan industri saat ini mendapat tantangan yang semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. memahami hubungan tata kelola dalam suatu organisasi atau perusahaan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. karena baik buruknya kinerja perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KEPUASAN KERJA MELALUI KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian, kreativitas dan produktivitas. Namun, pendidikan di sekolah sampai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya perusahaan didirikan tidak hanya untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pihak atau lebih, dimana pihak tersebut disebut agent dan principal.

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB I PENDAHULUAN. Perataan laba adalah cara yang digunakan manajemen untuk mengurangi

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan sangatlah penting untuk memiliki seorang manajer. Dalam hal ini membantu untuk mengambil suatu keputusan dalam kegiatan perusahaan ketika membangun suatu proyek. Dalam mengambil suatu keputusan, manajer memperhatikan beberapa pertimbangan alternatif, karena fungsi pengambilan keputusan berorientasi pada masa depan (Yuliusman, 2013). Manajer dapat mengambil keputusan dibantu dengan adanya ketersediaan informasi (Umar, 1998) untuk dapat menilai proses dan kualitas hasil keputusan yang diambil. Pada penelitiaan sebelumnya, menyatakan bahwa pengambilan keputusan seorang individu tersebut adalah pengambilan keputusan yang rasional. Namun, sering kedapatan seorang manajer membuat keputusan berdasarkan kepentingan individu daripada kepentingan perusahaan (Yuliusman, 2013). Menurut Effriyanti (2005) kadangkala manajer tidak sadar bahwa keputusan yang telah diambil merugikan perusahaan. Dalam hal ini, manajer suatu perusahaan memiliki kepentingan yang sama dengan perusahaan dalam pengambilan keputusan. Terdapat konflik yang mungkin muncul yaitu ketika motivasi manajer memaksimumkan kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan, (Effriyanti, 2005). Dengan manajer memaksismumkan kepentingan pribadi tersebut, dapat memicu 1

2 manajer melakukan tindakan yang tidak rasional ketika mengambil suatu keputusan. Terdapat sebuah pandangan tentang pembuatan keputusan rasional yang berdasar pada kerangka teori keagenan. Teori keagenan menyatakan terdapat dorongan bahwa manajer dapat mengabaikan kepentingan perusahaan karena manajer memiliki kesempatan (Effriyanti, 2005), dengan demikian dapat menimbulkan masalah adverse selection. Adverse selection merupakan kondisi dimana pihak perusahaan tidak dapat mengetahui secara pasti apakah manajer menunjukkan kemampuannya dengan maksimal dalam menjalankan tugasnya (Harrison dan Harrell, 1993, Eisendhardt, 1989). Manajer cenderung mengabaikan kepentingan perusahaan dan mengutamakan kepentingan pribadi. Dan kondisi ini membuat manajer merasa bahwa apa yang dikerjakan dapat terus melanjutkan proyek perusahaan meskipun tidak mendapat keuntungan untuk perusahaan tersebut (Effriyanti, 2005). Keputusan untuk tetap melanjutkan suatu proyek, bahkan ketika suatu prospek kondisi ekonomi yang tidak diharapkan mengindikasikan bahwa proyek harus dihentikan, disebut eskalasi (Ruchala, 1999). Pandangan berbeda disampaikan oleh Kanodia et al. (1989) tentang eskalasi komitmen, yaitu merupakan suatu keputusan manajer yang tidak rasional karena meskipun tidak sadar secara langsung maupun tidak langsung manajer cenderung mengabaikan kepentingan perusahaan dan lebih mementingkan kepentingan pribadinya. Adanya asimetri informasi antara manajer

3 dengan perusahaan mengakibatkan manajer yang memiliki inisiatif terhadap suatu proyek akan melanjutkan proyek tersebut, meskipun proyek tersebut tidak menguntungkan. Dalam hal ini, kegagalan suatu proyek dapat dihubungkan dengan adanya penerimaan informasi akuntansi yang diterima oleh manajer. Manajer dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk dapat membantu mengambil keputusan atas proyek yang sedang dijalankan. Ketika informasi tersebut mengalami kesalahan, dan tidak memenuhi target, maka akan menghabiskan waktu serta biaya dalam menjalankan operasional proyek yang sedang dijalankan. Dengan demikian, manajer tetap memutuskan untuk melanjutkan proyek tersebut sehingga proyek dapat dioperasionalkan dengan mengabaikan pertimbangan biaya dan waktu yang masih harus dikerjakan (Nulden, 1996a, 1996b). Namun, sebaliknya ketika informasi yang diterima benar dan tidak mengalami kesalahan, manajer dapat berpikir rasional untuk mengambil keputusan proyek tersebut dan mempertimbangkan segala aspek yang dapat membantu melancarkan proyek tersebut, sehingga manajer tidak melakukan eskalasi komitemen. Dalam pandangan lain, ketika manajer memutuskan untuk tetap melanjutkan proyek tersebut, manajer dapat mungkin melakukan tindakan ekskalasi komitmen ketika mengambil keputusan untuk tetap melanjutkan proyek tersebut. Terdapat teori tentang eskalasi komitmen yang dilakukan oleh Staw (1981) yang mengungkapkan bahwa, fenomena eskalasi komitmen dapat

4 dijelaskan dengan self-justification theory. Menurut Brockner (1992), self-justification theory merupakan penjelasan terbaik tentang fenomena eskalasi komitmen. Dari berbagai peneliti yang diuraikan sebelumnya, sebagian besar berfokus pada kondisi yang dapat mempengaruhi terjadinya eskalasi komitmen pada individu, kelompok ataupun organisasi, tetapi masih belum banyak yang memfokuskan pada karakter atau kepribadian individu (Staw dan Ross, 1978). Pengungkapan ini dikarenakan penyebab eskalasi komitmen adalah berfokus pada faktor personality/kepribadian dan masih menunjukkan bukti yang belum konsisten. Eskalasi komitmen juga menggambarkan seorang individu yakin bahwa usaha dan kemampuan yang dimiliki dapat mencapai hasil yang diharapkan dan berpegang pada keyakinan yang dimiliki, sifat individu yang demikian disebut locus of control tinggi (internal locus of control). Sebaliknya individu yang berkarakter locus of control rendah (external locus of control) meyakini bahwa hasil yang diharapkan terjadi karena suatu keberuntungan, nasib, adanya kekuatan diluar kemampuannya atau kekuatan Tuhan (Rotter, 1966). Manajer dalam mengambil suatu keputusan harus benar-benar independen tanpa dipengaruhi sifat locus of control yang memiliki keterkaitan dengan eskalasi komitmen yang dapat dilakukan oleh manajer tersebut. Penelitian ini mereplikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Effriyanti (2005). Penelitian Effriyanti mengacu

5 pada penelitian Suartana yang telah melakukan penelitian serupa. Penelitian ini dibuat untuk menguji kembali keterkaitan locus of control yang merupakan variabel pemoderasi berkaitan dengan eskalasi komitmen. Pengujian kembali terhadap locus of control dengan ekskalasi komitmen ini dikarenakan terdapat bukti yang belum konsisten dan berfokus pada faktor yang personality. Dengan adanya hal ini dapat memberikan gambaran kepada manajer untuk mengambil keputusan dalam perusahaan harus melihat kepentingan perusahaan bukan dengan kepentingan pribadi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah pemanfaatan informasi akuntansi dapat mengurangi tindakan ekskalasi komitmen pada manajer? 2. Apakah eskalasi komitmen dipengaruhi oleh locus of control? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Mengidentifikasi hubungan pemanfaatan informasi akuntansi yang diterima oleh manajer dapat membuat manajer melakukan eskalasi komitmen

2. Mengidentifikasi hubungan eskalasi komitmen dengan locus of control 6 1.4 Manfaat Penelitian A. Manfaat Akademik : 1. Memberikan penjelasan tentang pemanfaatan informasi akuntansi dapat menghindari eskalasi komiten yang dapat dilakukan oleh manajer yang dapat berhubungan dengan locus of control pada level pengambilan keputusan B. Manfaat Praktik : 1. Memberikan informasi mengenai tindakan yang dapat dilakukan oleh manajer ketika pengambilan keputusan pada perusahaan 2. Memberikan penjelasan kepada para manajer untuk tidak melakukan eskalasi komitmen dan tidak menghubungkannya dengan sifat locus of control ketika mengambil suatu keputusan 3. Dapat menjadi acuan bagi para manajer dalam mengambil keputusan di masa yang akan datang