Produktivitas; Kebijakan dan Program Oleh : Estiarty Haryani Direktur Produktivitas dan Kewirausahaan
Outline 1. Pendahuluan A. KONDISI SAAT INI Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja tahun 2013 Produktivitas TK di Indonesia dan Negara Tetangga Produktivitas dan Daya Saing B. KONDISI YANG DIINGINKAN C. YANG HARUS DILAKUKAN 2. Strategi Dasar Peningkatan Produktivitas 3. Nawacita 4. Mandate 5. Tugas dan Fungsi 6. Aksi 7. Sumber Daya 8. Kesimpulan
Produktivitas Tenaga Kerja Tahun 2013 Produktivitas Tenaga Kerja menunjukkan tren yang meningkat dari tahun 2009 s/d 2013 Produktivitas tenaga kerja atau rata-rata per tenaga kerja menyumbang terhadap PDB tahun 2013, sebesar Rp. 24,6 juta. Sumber : Buku Pengukuran Produktivitas Nasional Regional Sektoral 2014, Dit. Produktivitas dan Kewirausahaan
Produktivitas Tenaga Kerja per Sektor (Thn. 2013) Tenaga kerja sektor pertambangan dan penggalian tertinggi produktivitasnya dibandingkan sektor lain, sebesar Rp. 137,2 juta (rata-rata per tenaga kerja di sektor pertambangan menyumbang PDB sebesar Rp. 137,2 juta per tahun) Tenaga kerja di sektor pertanian dan jasa memiliki produktivitas paling rendah, yaitu sekitar Rp. 8,7 juta; dan Rp. 14 juta Padahal sektor pertanian, penyumbang PDB ke-2 tertinggi setelah sektor Industri, sebesar Rp. 1.311 Trilyun (14,43%). Sektor Industri tertinggi, sebesar Rp. 2.152 Trilyun (23,7%), dan terendah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, sebesar Rp. 70 trilyun
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Produktivitas tenaga kerja di Indonesia lebih rendah dari Thailand dan Malaysia (tahun 2012) Per worker labor productivity level (000 USD) (constant basic prices using 2011 ppp, reference year 2012) 1970 1990 2000 2010 2011 2012 Indonesia Malaysia Thailand Vietnam Philiphines 25 20 15 10 5 0 Per worker labor productivity level (USD) (constant basic prices using 2011 ppp, reference year 2012) 1970 1990 2000 2010 2011 2012 Indonesia Malaysia Thailand Vietnam Philiphines Sama dengan tingkat produktivitas tenaga kerja di Jepang tahun 1970
Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja di Indonesia tahun 2012 sdh cukup membaik dibanding tahun 2011 sudah berada diatas rata-rata negara ASEAN, namun masih lebih rendah dari Thailand dan Malaysia yang tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dari Indonesia 10 GDP Growth 9 8 7 6 5 4 3 2 Indonesia Malaysia Thailand Vietnam Philiphines 1 0 1990-1995 1995-2000 2000-2005 2005-2012 1990-2012 2000-2012 6
Produktivitas dan GDP Per Capita ; perbandingan dengan negara lain Semakin produktif suatu negara, kesejahteraan rakyat akan meningkat dan semakin baik posisinya dibandingkan negara lain
Produktivitas berkaitan erat dengan Daya Saing Tingkat daya saing Indonesia tahun 2014-2015 urutan 34 dari 144 negara tahun sebelumnya urutan 38 Namun masih stage2 : Efficiency Driven; Malaysia stage2 to stage3 negara lainnya sudah di stage3 ; Innovation Driven Labor Market Efficiency masih diatas 100 8
Tingkat Daya Saing Indonesia 2007 sd 2015 Menunjukkan grafik yang meningkat dari tahun ke tahun, namun masih tetap dalam katagori Efisiensi Driven (Stage2) labor market efficiency masih diatas 100 9
Kondisi yang diinginkan! 60% 40 jt Keluar dari middle income trap - menjadi Negara Maju (Developed Country) dengan tingkat pertumbuhan ekonomi diatas 7% Menjadi 10 negara besar di dunia, tahun 2025 Menjadi 6 negara besar di dunia, tahun 2050 Sejajar dengan Austria, Singapore dan Swiss masuk dalam katagori Innovation Driven (Stage3) Mengandalkan SDA tdk cukup Produktivitas harus ditingkatkan minimal 60% dibanding tingkat produktivitas saat ini 24,6 jt 10
Strategi Dasar Peningkatan Produktivitas PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN dan BIROKRASI INOVASI TECHONOLOGI dan ENGINEERING KOMITMEN, KONSISTENSI DAN KONTINUITAS PENINGKATAN KUALITAS SDM PENGEMBANGAN BUDAYA PRODUKTIF 11
1 PENATAAN BIROKRASI & MANAJEMEN Perbaikan iklim usaha PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TOTAL tumbuh Berdaya Saing 2 INOVASI TEKNOLOGI Peningkatan Produktivitas Kapital Individu Sejahtera 3 4 PENINGKATAN KUALITAS SDM PENGEMBANGAN BUDAYA PRODUKTIF Peningkatan Produktivitas SDM Perusahaan Pemerintah Masyarakat AIM Awareness Pahami pentingnya produktivitas Improvement Maintenance Tingkatkan produktivitas Dipelihara tingkat produktivitas yang sudah dicapai terus tingkatkan agar menjadi budaya
6. Meningkatkan Produktivitas Rakyat dan Daya Saing di Pasar Internasional
Mandate Countinous improvement UU 13 Tahun 2003 Psl. 29 (3) Peningkatan Produktivitas dilakukan melalui : Pengembangan Budaya Produktif Etos Kerja Teknologi Efisiensi Kegiatan Ekonomi KEPPRES No. 50 Tahun 2005 Lembaga Produktivitas Nasional diketuai oleh Menteri Ketenagakerjaan Bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden dalam perumusan kebijakan nasional di bidang produktivitas dan peningkatan produktivitas dalam rangka penguatan daya saing nasional Berfungsi : a). Pengembangan budaya produktif dan etos kerja, b). Pengembangan jejaring informasi peningkatan produktivyas, c). Pengembangan sistem dan teknologi peningkatan produktivitas, d). Peningkatan kerjasama dibidang produktivitas dengan lembaga-lembaga atau organisasiorganisasi internasional
40 jt 1 PENATAAN BIROKRASI & MANAJEMEN Perbaikan iklim usaha K/L terkait 60% 2 INOVASI TEKNOLOGI Peningkatan Produktivitas Kapital K/L terkait 24,6 jt 3 4 PENINGKATAN KUALITAS SDM PENGEMBANGAN BUDAYA PRODUKTIF Peningkatan Produktivitas SDM K/L terkait dikoordinir oleh Kemnaker Lembaga Produktivitas Nasional Ketua : Menaker
AKSI, tahun 2014 Konsep/Formula Bagi Hasil Produktivitas (productivity gain-sharing), sebagai alternatif solusi permasalahan pengupahan dan sistem peningkatan produktivitas di Indonesia Buku tingkat produktivitas nasional regional dan sektoral tahun 2013, sebagai media bagi Indonesia, propinsi dan sektor, untuk: - mengetahui posisi produktivitas saat ini (know where you are), - apa yang harus dilakukan ke-depan (set targets to reach your destination), - mengetahui hambatan yang ada dan akan ada (identify potential obstacles), - provokasi pihak lain untuk segera bekerja bersama mencapai tujuan
AKSI, tahun 2014 Penerapan alat dan teknik peningkatan produktivitas melalui metode SCORE (Sustaining Competitive and Responsible Enterprises) di 8 propinsi dengan 41 perusahaan kerjasama dengan Ditjen Pengawasan, ILO, Serikat Pekerja dan APINDO. Penerapan teknik Integrated Community Development (ICD) -salah satu teknik untuk meningkatkan produktivitas masyarakat desadi 33 desa yang ada di 21 propinsi Peningkatan kapasitas individu (362 orang) akan tools, teknik dan metode peningkatan produktivitas melalui pelatihan/workshop di Indonesia maupun luar negeri (14 negara) kerjasama dengan Asian Productivity Organisation (APO)
AKSI, tahun 2014 Peningkatan produktivitas kepada 1.220 orang dan Penciptaan 5.545 Wirausaha Baru melalui dana DEKONSENTRASI
AKSI, yang harus/akan dilakukan ke-depan Menggerakkan seluruh sektor (pemerintah, swasta, propinsi/kab/kota dan masyarakat) agar memahami pentingnya produktivitas, meningkatkan produktivitas dan membudayakan produktivitas melalui Pencanangan Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas Meningkatkan kuantitas lembaga/institusi yang menerapkan tools, techniques, approaches and methodologies peningkatan produktivitas Meningkatkan kuantitas instruktur/praktisi/konsultan produktivitas, khususnya konsultan produktivitas di perusahaan, fasilitator desa, dan di kantor-kantor pemerintahan pusat dan daerah serta di Perguruan Tinggi RPJMN 2015-2019 Indikator 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah Jumlah TK yang meningkat produktivitasnya 7.650 9.350 9.825 10.025 10.300 47.150 Jumlah Perusahaan/Lembaga yang meningkat produktivitasnya Jumlah tenaga ahli/kader produktivitas yang kompeten Jumlah institusi yang menjadi jejaring peningkatan produktivitas 637 997 1.052 1.087 1.137 4.910 361 386 411 436 461 2.055 17 19 21 23 25 105
Sumber daya yang tersedia.. Asian Productivity Organization (APO) ISO (www.apo-tokyo.org) 50001 Balai Besar Peningkatan Produktivitas (Bekasi dan Kendari) Balai Peningkatan Produktivitas Daerah (BPPD) Lembaga Produktivitas Nasional (LPN) Berbagai tools, techniques dan methodology Peningkatan Produktivitas dapat dipelajari untuk diterapkan melalui sumber daya ini Productivity Measurement Just In 20
Kesimpulan Untuk menjadi negara maju, Indonesia harus meningkatkan produktivitasnya dari rata-rata Rp. 24,6 juta per orang pertahun, menjadi sekitar Rp. 40 juta per orang pertahun Untuk hal ini, seluruh pihak (pemerintah, swasta dan masyarakat) harus memahami pentingnya produktivitas (awareness), harus meningkatkan produktivitasnya (improvement) dan harus membudayakan produktivitas (maintenance). Oleh karenanya perlu ada gerakan nasional melalui Lembaga Produktivitas Nasional (LPN) untuk mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas. Seluruh sumber daya peningkatan produktivitas harus diperkuat, termasuk menggerakkan perguruan tinggi untuk memasukkan materi produktivitas sebagai bahan ajar