KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN PERTANIAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2016 TENTANG DATA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PER AKHIR DESEMBER TAHUN 2015

Lampiran 1 Nomor : 7570 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli Daftar Undangan

Catatan : 26 Mei 2017

B. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Indonesia Barat

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

RINCIAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DALAM APBN T.A. 2018

Lampiran 1 : Daftar Sampel Penelitian

ARAHAN MENTERI PERTANIAN PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL 2015

LAMPIRAN XVII PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Nama Penyedia Alamat Penyedia Lokasi Pabrik (Provinsi) Merk : PT. LAMBANG JAYA : JL. RAYA HAJIMENA KM 14 NO. 165 NATAR - LAMPUNG SELATAN - LAMPUNG

Rancangan Awal RENCANA KERJA PEMERINTAH (RKP) 2018 Prioritas Nasional Ketahanan Pangan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMK TAHUN 2012

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

DATA DASAR PUSKESMAS

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

RANCANGAN AWAL RKP 2016 DAN PAGU INDIKATIF DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN Jakarta, 15 April 2015

REKAPITULASI STATUS PENYELESAIAN PERDA RTRW PROVINSI BULAN APRIL 2013, MEI 2013 & JUNI 2013

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

ARAHAN MENTERI PERTANIAN PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL (MUSRENBANGTANNAS) 2015 JAKARTA, 3-4 JUNI 2005

sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Kantor Wakil Presiden Republik Indonesia Jl. Kebon Sirih No. 35 Jakarta Pusat 10110

PELAKSANAAN KEGIATAN DITJEN CIPTA KARYA TAHUN ANGGARAN 2009 STATUS : 31 AGUSTUS 2010, JAM WIB

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

PROPINSI KOTAMADYA/KABUPATEN TARIF KABUPATEN/KOTAMADYA HARGA REGULER. SUMATERA BARAT Kota Solok Arosuka

Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014

Nomor : /SM.110/J.3.9/10/ Oktober 2013 Sifat : Penting Lampiran : 4 (empat) lembar Perihal : Pemanggilan Calon Peserta Diklat

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

Boks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

Inovasi Pertanian 2015

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Prof. Ganefri, Ph.D. Tembusan: NIP Ketua PSG Rayon 106 UNP

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN HORTIKULTURA 2016

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

KEMENITERIAN PE KERJAAN

DAFTAR UNDANGAN SOSIALISASI JUKNIS DAN KONSULTASI PROGRAM PENGGUNAAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR TAHUN 2014

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

Nomor : UND/947/S.PAN-RB/09/ September 2015 Lampiran : 1 (satu) exp. Hal : Rapat Koordinasi Penyusunan Soal TKB

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta

DATA DASAR PUSKESMAS KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2013

DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

KAWASAN PERKEBUNAN. di sampaikan pada roundtable pengembangan kawasan Makasar, 27 Februari 2014

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR USULAN VERTIKALISASI TAHUN 2016

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

I. PENDAHULUAN. meningkat, rata-rata konsumsi protein hewani penduduk Indonesia masih sangat

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

PENGAJUAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016

MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN NASIONAL

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

PEMERINTAH KABUPATEN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

Pariwisata. Sentra DAK REGULER. dan Pertanian. dan. Kawasan. Kedaulatan Berencana Pariwisata Pariwisata. Pariwisata.


Nomor : 43 ISM.110/J.3.9/01I2A18 Sifat : Penting. Perihal : Femanggilan Galon Peserta Diklat Teknis Fasilitator BP3K

PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA K ARYA

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

C. REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

REVITALISASI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

PENDAHULUAN. rumah kaca yang diterima oleh permukaan bumi. Dengan meningkatnya intensitas. Isu lingkungan global belum dipahami dan diterapkan dalam

DAFTAR USULAN PENILAIAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA (UPDATE JANUARI 2016)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

FORMULIR 3 RENCANA KERJA KEMENTRIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

HASIL PRA MUSRENBANGNAS 2015 PERKUATAN KEDAULATAN PANGAN

Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMP TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

PROGRAM KEDAULATAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN MENDUKUNG NAWACITA 2016

Transkripsi:

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL TAHUN 2016 Musrenbang RKPD Provinsi Jambi, 7 April 2015

I MUATAN RPJMN 2015-2019 BIDANG PANGAN DAN PERTANIAN

9 Agenda Prioritas Pembangunan Nasional (NAWA CITA) RPJMN 2015-2019 3

RPJMN 2015-2019 C6. 4

RPJMN 2015-2019 C6. 5

C7. RPJMN 2015-2019 Arah Kebijakan Umum Kedaulatan pangan dalam RPJMN 2015-2019 Pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan: peningkatan produksi pangan pokok, stabilisasi harga bahan pangan, terjaminnya bahan pangan yang aman dan berkualitas dengan nilai gizi yang meningkat, serta meningkatnya kesejahteraan pelaku usaha pangan. 6

RPJMN 2015-2019 C7. 7

II POTENSI, TANTANGAN, & PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

POTENSI PEMBANGUNAN PERTANIAN 1. KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN EKOSISTEM 2. LAHAN PERTANIAN 3. TENAGA KERJA PERTANIAN 4. TEKNOLOGI 5. PASAR Potensi Sumber Daya Alam yang Melimpah. Masih tersedia areal yang berpotensi untuk perluasan areal pertanian. Jumlah luasan dan sebaran hutan, sungai, rawa dan danau serta curah hujan yang cukup tinggi dan merata sepanjang tahun Tingginya jumlah penduduk yang sebagian besar berada di perdesaan dan memiliki kultur budaya kerja keras Tersedia paket tekonologi tepat guna untuk meningkatkan kuantitas, kualitas dan produktivitas Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar Peningkatan pendapatan per kapita penduduk Produk pertanian Indonesia berpeluang untuk dipasarkan ke pasar Internasional 9

TANTANGAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 1 3 5 BAHAN BAKU PANGAN, INDUSTRI DAN ENERGI 2 PERUBAHAN IKLIM, KERUSAKAN LINGKUNGAN & KERUSAKAN ALAM KONDISI PEREKONOMIAN GLOBAL 4 PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK & URBANISASI DISTRIBUSI DAN PEMASARAN PRODUK PERTANIAN 10

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 1. LAHAN 2. INFRASTRUKTUR 3. SARANA PRODUKSI 4. REGULASI / KELEMBAGAAN 5. SDM 6. PERMODALAN Konversi lahan yang tidak terkendali Keterbatasan dalam pencetakan lahan baru Penurunan kualitas lahan Rata-rata kepemilikan lahan yang sempit Ketidakpastian status kepemilikan lahan Kerusakan jaringan irigasi yang tinggi Pendangkalan waduk Kurang memadainya sarana pelabuhan dan transportasi ternak Sistem pengadaan benih yang tidak sesuai dengan musim tanam Belum terbangunnya sistem pembibitan sapi nasional Perijinan investasi untuk pengembangan integrasi sawitsapi Perijinan HGU investasi tanaman pangan yang belum diatur petunjuk pelaksanaannya kecuali untuk tebu Kelembagaan petani yang belum mempunyai posisi tawar yang kuat Kemampuan petani, peternak dan pekebun dalam memanfaatkan teknologi maju Menurunnya minat generasi muda untuk terjun di bidang pertanian Keterbatasan tenaga penyuluh, pengamat OPT, Pengawas Benih Tanaman serta tenaga Kesehatan Hewan Sulitnya akses petani terhadap permodalan Tunggakan kredit usaha tani yang belum terselesaikan Persyaratan agunan kredit KKPE berupa sertifikat, menghambat penyaluran 11

III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2015-2019

PROGRAM SWASEMBADA PANGAN Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Padi, Jagung, dan Kedelai Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Daging Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Gula Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Cabai dan Bawang Merah 13

PERMASALAHAN DAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI Konversi lahan: 60-100 ribu ha/th Regulasi agraria Infrastruktur: 52% saluran irigasi rusak Perbaikan irigasi Koordinasi: egosektoral Sinergi, Harmonisasi, dan Simplifikasi Pembiayaan: skiim pembiayaan belum berpihak pada petani Penugasan BRI untuk petani Kelembagaan: a. UPJA b. Penyuluhan c. Petani Revitalisasi PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI Dampak perubahan iklim: kekeringan, banjir, dan jadwal tanam maju/mundur KATAM terpadu & standing crop 14 Input: Pupuk Desentralisasi subsidi pupuk Benih 6 tepat spesifik lokasi SDM: rumah tangga petani 10 terakhir menurun dari 31 jt menjadi 26 jt Mekanisasi/alsintan Kualitas panen: mutu rendah dan kehilangan hasil tinggi: 10,82% Alsintan

KEGIATAN OPERASIONAL PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil Penumbuhan Pabrik pakan mini di sentra produksi Peningkatan penyerapan jagung lokal oleh industri pakan Rehab jaringan irigasi tersier PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI Pengembangan dryer Bantuan Pupuk dan Benih Keterkaitan industri tahutempe dan pakan ternak Pendampingan dan Pengawaln penyuluh pengembangan sistem benih unggul Traktor R2 dan R4; Alsintan Pasca Panen 15

Pabrik sudah tua 69,3% Membangun PG baru (BUMN dan Swasta) PERMASALAHAN DAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI GULA Impor Gula: Lebih dari 3 juta ton Regulasi tingkatkan produksi dan stop agraria Penggunaan bibit produktivitas rendah 60 % Penggunaan benih unggul 6 tepat Pembiayaan: Persyaratan perolehan KKP-E rumit Kemudahan persyaratan petani PENINGKATAN PRODUKSI GULA Hama-Penyakit: Penurunan produktivitas sampai 30% Pengendalian H-P terpadu Dampak perubahan iklim: Kekeringan Pengairan, dengan pompanisasi Protas tebu: rendah, kurang dari 80 ton/ha Bongkar dan Rawat Ratoon Tenaga Kerja: Terbatas dan sulit Mekanisasi, pengadaan alsintan 16

KEGIATAN OPERASIONAL PENINGKATAN PRODUKSI GULA Bantuan Bibit Unggul Bongkar/ Rawat Ratoon Revitalisasi Pabrik Gula PENINGKATAN PRODUKSI GULA Pengembangan Investasi Perluasan areal Tebu 17

PERMASALAHAN DAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI DAGING Permasalahan 1. Ketidakpastian status dan ketersediaan lahan 2. Infrastruktur yang tidak memadai/ menunjang 3. Prosedur birokrasi yang rumit 4. Importasi sapi dan daging sapi cenderung masih tinggi. Upaya khusus : 1. Menyediakan lahan pakan dan padang penggembalaan dengan kepastian status dan infrastruktur penunjang 2. Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam proses perijinan 3. Menyusun regulasi dan kepastian hukum 4. Mempercepat penambahan populasi sapi potong 5. Kebijakan pengendalian impor. 18

KEGIATAN OPERASIONAL PENINGKATAN PRODUKSI DAGING Penyelamatan Betina Produktif Percepatan kelahiran ternak sapi PENINGKATAN PRODUKSI DAGING Pengembangan Integrasi Sawit- Sapi Pengadaan bibit dan indukan ternak sapi 19

PERMASALAHAN DAN UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI CABAI DAN BAWANG MERAH MASALAH Produksi cabai dan bawang merah tidak merata sepanjang tahun, Investasi irigasi mahal bagi petani Harga berfluktuasi berdampak pada inflasi Sentra bawang merah terkonsentrasi di Pulau Jawa Pada bulan-bulan tertentu (Oktober - Maret) memicu impor UPAYA KHUSUS Pemerataan produksi dan ketersediaan bulanan sepanjang tahun (Penanaman di musim kering/kemarau,juli Oktober) Mendorong pengembangan sentra di luar Pulau Jawa Fasilitasi sarana irigasi tetes Pengembangan sistem perbenihan Promosi konsumsi cabai kering olahan 20

KEGIATAN OPERASIONAL PENINGKATAN PRODUKSI CABAI DAN BAWANG MERAH Pengembangan kawasan cabai merah dan cabai rawit merah di musim kemarau dengan irigasi tetes Pengembangan kawasan bawang merah di musim kering/kemarau dengan dukungan irigasi spray hose Penumbuhan penangkar benih bawang merah 4 Gerakan pengendalian OPT ramah lingkungan Pengembangan kawasan cabai merah, cabai rawit merah, dan bawang merah. Penerapan GAP/GHP Fasilitasi sarana pascapanen 21

IV PERENCANAAN 2016

Rincian IKU Produksi Padi (Ton) Produksi Jagung (Ton) Produksi Kedelai (Ton) Produksi Tebu (Ton) Produksi Daging Sapi (Ton) Produksi Bawang Merah (Ton) Produksi Cabai Merah (Ton) Produksi Komoditas Strategis Pertanian Jambi dalam Target Kinerja Target 2015 2016 2017 2018 2019 Pertumbuhan (%/thn) Nasional 73.445.034 76.226.000 78.132.000 80.085.000 82.078.000 2,82 Jambi 761.666 790.991 810.770 831.036 851.717 2,83 1,04 Nasional 20.313.731 21.353.794 22.360.000 23.484.708 24.700.000 5,01 Jambi 45.287 50.809 53.203 55.880 58.771 6,78 0,24 Nasional 1.200.000 1.817.000 2.757.996 2.941.000 3.000.000 27,96 Jambi 10.933 16.555 25.129 26.796 27.334 27,96 0,91 Nasional 2.972.000 3.270.000 3.500.000 3.660.000 3.820.000 6,50 Jambi 25.110 38.170 45.920 51.190 56.110 23,35 1,26 Nasional 509.680 552.200 602.430 656.910 716.060 8,87 Jambi 4.430 4.800 5.230 5.710 6.220 8,85 0,87 Nasional 1.125.247 1.172.663 1.231.765 1.293.846 1.359.056 4,83 Jambi 1.116 1.172 1.231 1.293 1.358 5,03 0,10 Nasional 1.082.136 1.106.700 1.139.902 1.174.098 1.209.321 2,82 Share Jambi 41.508 42.753 44.036 45.357 46.718 3,00 3,86 23

KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2016 1. KEGIATAN LANJUTAN Agro-Science Park / Agro-Techno Park Benih, Pupuk, Alsintan, Irigasi, Optimasi Lahan (UPSUS) 1.000 Desa Mandiri Benih Pengembangan Perkebunan (Kakao, Tebu) Pembibitan, IB, pakan ternak dan keswan-kesmavet Pengembangan cabai, bawang dan jeruk Integrasi sawit sapi Penyuluhan dan pendampingan 24

1. Food Estate (Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kep. Aru) Lanjutan 2. Pengembangan Tebu dan Pembangunan Pabrik Gula (Sulawesi, NTB, dan lainnya) 3. Pengembangan Kelapa Sawit di Wilayah Perbatasan (Kalbar, Kaltim, Kaltara) 4. Cetak Sawah 200rb ha 5. Perluasan Lahan Kering 200 rb ha 6. 1.000 Desa Mandiri Organik (Pangan, Hortikultura, Perkebunan) 7. Pengembangan Sumber Air 8. Inisiasi Bank Pertanian 9. Inisiasi Asuransi Pertanian 2. KEGIATAN BARU 10.Konservasi / Rehabilitas Lahan Eks Tambang 11.Integrasi Hutan Pangan, Bun Pangan, 12.Bioenergi (Cassava/Ubi Kayu) dan Perkebunan 25

26

KAWASAN PERTANIAN SUMATERA Komoditas: Padi 15 Kab/kota Komoditas: Jagung 8 Kab/kota Komoditas: Kedelai 5 Kab/kota Komoditas: Ubi Kayu 6 Kab/kota Kab. Aceh Timur Kab. Aceh Barat Kab. Langkat Kab. Nias Selatan Kab. Batu Bara Kab. Dharmasraya Kab. Merangin Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Banyuasin Kab. OKU Timur Kab. Ogan Ilir Kab. Bengkulu Utara Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Timur Kab. Lampung Tengah Kab. Aceh Tenggara Kab. Simalungun Kab. Pasaman Kab. Tanjung Jabung Barat Kab. OKU Timur Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Timur Kab. Lampung Tengah Kab. Bireuen Kab. Pidie Jaya Kab. Tebo Kab. Banyuasin Kab. Tulang Bawang Komoditas: Tebu 1 Kab/kota Kab. Lampung Tengah Kab. Toba Samosir Kab. Deli Serdang Kab. Serdang Bedagai Kab. Lampung Timur Kab. Lampung Tengah Kab. Tulang Bawang Sumber: 1. Permentan No. 50/2012 Pedoman Kawasan Pertanian 2. Kepmentan No. 3/2015 Penetapan Kawasan Tan Pangan 3. Kepmentan No.43/2015 Penetapan Kawasan Peternakan Nasional 4. Kepmentan No. 45/2015 Penetapan Kawasan Hortikultura 27 Nasional 5. Kepmentan No. 46/2015 Penetapan Kawasan Perkebunan Nasional

Komoditas: Sapi Potong 24 Kab/kota Kab. Aceh Besar Kab. Aceh Tamiang Kab. Aceh Jaya Kab. Bener Meriah Kab. Deli Serdang Kab. Langkat Kab. Agam Kab. Lima Puluh Kota Kab. Pasaman Barat Kab. Kuantan Singingi Kab. Indragiri Hulu Kab. Indragiri Hilir Kab. Pelalawan Kab. Siak Kab. Kampar Kab. Rokan Hulu Kab. Rokan Hilir Kab. Meranti Kab. Sarolangun Kab. Bungo Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Timur Kab. Lampung Tengah Kota Bandar Lampung Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Besar Kab. Pidie Kab. Tapanuli Utara Kab. Deli Serdang Kota Medan Kab. Pesisir Selatan Kab. Tanah Datar Kab. Agam Kab. Lima Puluh Kota Kab. Pasaman Barat Kota Padang Kota Padang Panjang Kab. Siak Kota Pekanbaru Kota Dumai Kab. Bintan Kota Batam Kab. Merangin Komoditas: Cabai 38 Kab/kota Kab. Muaro Jambi Kota Jambi Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Banyuasin Kab. Ogan Ilir Kota Palembang Kab. Belitung Kab. Bangka Tengah Kab. Rejang Lebong Kab. Kaur Kab. Mukomuko Kab. Lebong Kab. Kapahiang Kab. Tanggamus Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah Kab. Pesawaran Kab. Mesuji Sumber: 1. Permentan No. 50/2012 Pedoman Kawasan Pertanian 2. Kepmentan No. 3/2015 Penetapan Kawasan Tan Pangan 3. Kepmentan No.43/2015 Penetapan Kawasan Peternakan Nasional 28 4. Kepmentan No. 45/2015 Penetapan Kawasan Hortikultura Nasional 5. Kepmentan No. 46/2015 Penetapan Kawasan Perkebunan Nasional Komoditas: Bawang Merah 10 Kab/kota Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Besar Kab. Pidie Kab. Tapanuli Utara Kab. Toba Samosir Kab. Simalungun Kab. Humbang Hasundutan Kab. Samosir Kab. Pesisir Selatan Kab. Agam Kab. Kampar Kota Pekanbaru Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Ogan Komering Ilir Kab. Musi Rawas Kab. Banyuasin Kab. Bangka Tengah Kab. Tanggamus Kab. Lampung Selatan Kab. Lampung Tengah Lanjutan... Komoditas: Jeruk 26 Kab/kota Kab. Aceh Tengah Kab. Aceh Jaya Kab. Bener Meriah Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Utara Kab. Simalungun Kab. Dairi Kab. Karo Kab. Tanah Datar Kab. Agam Kab. Lima Puluh Kota Kab. Solok Selatan Kab. Kuantan Singingi Kab. Indragiri Hilir Kab. Kampar Kab. Kerinci Kab. Tj. Jabung Barat Kab. Ogan Komering Ulu Kab. Ogan Ilir Kab. Bangka Tengah Kab. Bengkulu Utara Kab. Lebong Kab. Kepahiang Kota Bengkulu Kab. Lampung Selatan Kab. Way Kanan