Re R f e ormasi s Ad A m d inistras a i s Publ b i l k Dwi Harsono

dokumen-dokumen yang mirip
GOOD GOVERNANCE & TRANSPARANSI

Paradigma New Public Management Paradigma New Public Service

NEW PUBLIC SERVICE : MEWUJUDKAN BIROKRASI YANG PRO-CITIZEN

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN TRANSPORTASI KERETA API BERDASARKAN KONSEP PARADIGMA NEW PUBLIC SERVICE (NPS)

Analisis Kualitas Pelayanan Akta Kelahiran Gratis (Bebas Bea) di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Klaten

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PELAYANAN PUBLIK. kegiatannya tanpa merasa terganggu oleh ancaman-ancaman baik dari lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan pesat. Upaya

KEBIJAKAN PENDANAAN KEUANGAN DAERAH Oleh: Ahmad Muam

GOOD GOVERNANCE. Bahan Kuliah 10 Akuntabilitas Publik & Pengawasan 02 Mei 2007

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya masyarakat negara dapat melaksanakan fungsi-fungsi dari

PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2010 JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WARMADEWA

KEDUDUKAN UU ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DALAM MENDORONG PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

Paradigma Baru Pelayanan Publik

BAB 1 PENDAHULUAN. harus bisa menyediakan public goods and services dalam memenuhi hak setiap

NEW PUBLIC SERVICE. Tugas Mata Kuliah Prinsip-prinsip Administrasi Publik

BAB I PENDAHULUAN. Mendapatkan pelayanan publik yang memadai dari pemerintah merupakan

Pengantar: Kebijakan Berbasis Bukti

UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DALAM ERA OTONOMI DAERAH

BAB 13 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah selanjutnya

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita

Mengetahui bentuk pemerintahan yang baik RINA KURNIAWATI, SHI, MH

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

TATA KELOLA PEMERINTAHAN, KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK. Hendra Wijayanto

DR. Ulul Albab, MS. Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

PENGELOLAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK OLEH PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID) KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

New Public Service. Government g shouldn t be run like a business, it should be run like a democracy

Policy Brief Launching Arsitektur Kabinet : Meretas Jalan Pemerintahan Baru

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,

Sejarah Perkembangan Ilmu Administrasi Publik (Negara)

MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI: TANTANGAN DAN STRATEGI. Dwi Esti Andriani, M. Pd., MEdSt/AP FIP UNY/2011

BAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa tahun kemudian atau di tahun 1970-an, fakta

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

MANAJEMEN PELAYANAN PUBLIK

REFORMASI ADMINISTRASI

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

BAB 1 PENDAHULUAN. agar organisasi sektor publik memperhatikan value for money dalam menjalankan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I KEBIJAKAN KEPEGAWAIAN NEGARA SETELAH PEMERINTAHAN REFORMASI

BABl PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001

BAB 14 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI

NEW PUBLIC SERVICE(NPS) PERSPEKTIF MUTAKHIR DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : Arman Razak, S.AP (Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Manado)

I. PENDAHULUAN. ketatanegaraan adalah terjadinya pergeseran paradigma dan sistem. dalam wujud Otonomi Daerah yang luas dan bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Departemen Ilmu Adminstrasi FISIP Universitas Indonesia. di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. paradigma baru yang berkembang di Indonesia saat ini. Menurut Tascherau dan

BAB 1 PENDAHULUAN. paradigma administrasi negara atas; (a) dikotomi politik administrasi, (b) paradigma

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalani dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan akhir dari para

PELAYANAN PUBLIK DALAM REFORMASI Oleh : Mislan, S.Sos. ( Staf Pengadilan Tinggi Agama Pontianak )

Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan

Istilah administrasi Negara ialah terjemahan dari Public. Administrations. Istilah ini lahir bersamaan dengan lahirnya Lembaga

The Public Administration Theory Primer (Sebuah Kesimpulan)

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

BAB 1 PENDAHULUAN. publik. Pemahaman mengenai good governance berbeda-beda, namun sebagian

BAB I PENDAHULUAN. paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

REVITALISASI BIROKRASI MENUJU INDONESIA BARU PENDEKATAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN. Oleh: Sunarno, S.H., M.Sc.*

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari pajak dan penerimaan Negara lainnya, dimana kegiatannya banyak

BAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good governance. Hal ini memang wajar, karena beberapa penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. daerah, tetapi keberadaan RSD masih dipandang sebelah mata oleh. masyarakat. Faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pelayanan

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN. Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

BAB IV STRATEGI PELAKSANAAN DAN PROGRAM REFORMASI BIROKRASI. Pelaksanaan reformasi birokrasi dibagi ke dalam dua tingkatan pelaksanaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PINJAMAN LUAR NEGERI TAHUN

Septiana Dwiputrianti Kepala Pusat Inovasi Administrasi Negara LAN RI

BAB I PENDAHULUAN. melalui penyerahan pengelolaan wilayahnya sendiri. Undang-Undang Nomor

BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2009

SEJARAH PERTUMBUHAN KONSEP GOVERNANCE ASAL MUASAL

BAB I. PENDAHULUAN. Pemerintah adalah alat pelaksana pelayanan publik. Pemerintahan hadir

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

SAMBUTAN KEPALA BAPPENAS Dr. Djunaedi Hadisumarto

BAB VII PENUTUP. pengendalian intern, harus dilaksanakan kelima unsur dari SPIP yaitu lingkungan

GOOD GOVERNANCE. Sedarnawati Yasni

POLITICAL COST DAN BUMN

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

TUGAS AKHIR. Oleh : AHMAD NURDIN L2D

LAPORAN PENYUSUNAN DOKUMEN HASIL KAJIAN ANJAB KOMPREHENSIP KANTOR PENGHUBUNG PEMDA PROV. NTB

BAB I PENDAHULUAN. membuat dan menerapkan hukum serta Undang-undang di wilayah tertentu.

Pendidikan Kewarganegaraan

Peran Asosiasi Bisnis dalam Mencegah Korupsi di sektor usaha Migas

BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management

Transkripsi:

Reformasi Administrasi Publik Dwi Harsono

Pengertian Terminologi - reformasi: perubahan, perbaikan penyempurnaan - administrasi: organisasi dan manajemen pemerintahan negara Usaha sadar dan terencana untuk mengubah (a) struktur dan prosedur birokrasi (b) sikap dan perilaku birokrat, guna meningkatkan efektivitas organisasi atau terciptanya administrasi yang sehat dan menjamin tercapainya tujuan pembangunan nasional

Definisi Ahli Montgomery (1967): - suatu proses politik yang didesain untuk menyesuaikan hubungan antara birokrasi dan elemen-elemen lain dalam masyarakat, atau dalam birokrasi itu sendiri, dengan kenyataan politik. Caiden (1969): - setiap perubahan atas prinsip, organisasi, struktur, metode atau prosedur untuk memperbaiki proses administrasi secara berkesinambungan, melalui proses evolusi dan bukan evaluasi

Ruang Lingkup Reformasi aspek reorganisasi atau institutional/kelembagaan aspek perilaku proses politik - pembeda dengan administrative change maupun organisational development

Tujuan Sempit: usaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi Luas: - melakukan perubahan inovatif terhadap kebijakan dan program pelaksanaan - meningkatkan efektivitas administrasi - meningkatkan kualitas pegawai - melakukan antisipasi terhadap kemungkinan kritik dan keluhan pihak luar

Kesiapan Reformasi Keinginan Politis (Political Desirability) - perubahan rezim atau koalisi atas kekuasaan; terjadinya krisis keuangan/ekonomi yang melemahkan legitimasi pemerintah Kelaikan Politis (Political Feasibility) - kuatnya kontrol atas proses pembuatan kebijakan dan kuatnya kemampuan untuk mengatasi adanya resistensi Kredibilitas Pemerintah (Credibility) - Reputasi dan kredibel pemerintah di mata masyarakat. Reputasi berhubungan dengan tingkat kepercayaan masyarakat. Kredibilitas akan semakin baik bila didukung secara domestik maupun internasional untuk melakukan reformasi. Dukungan secara domestik mencakup kesiapan sistem hukum, sedangkan internasional wujudnya pemberian bantuan.

Old Public Administration (OPA) Diskursus tentang Administrasi Publik Klasik fokusnya lembaga birokrasi. Birokrasi: tipe ideal organisasi untuk pemerintah modern dalam melaksanakan tugas-tugas yang besar dan luas secara terspesialisasi oleh sistem administrasi aparatur pemerintah. Birokrasi biang keladi berbagai macam penyakit (patologi birokrasi). Inefisiensi menjadi akar masalah dalam pelaksanaan fungsi-fungsi yang ada dalam birokrasi. Padahal ciri-ciri birokrasi ideal yang dikemukakan oleh Weber memberikan formulasi tentang bentuk organisasi formal yang memaksimalkan efisiensi organisasi.

OPA (lanjutan) Paradok birokrasi: dibentuk untuk menciptakan efisiensi; ternyata menjadi sarang inefisiensi. Birokrasi sebagai organisasi formal tidak mewadahi dan mengakomodir aspek informal individu. Tumpang tindih kepentingan individu mengakibatkan terjadinya penyimpangan. Birokrasi adalah wilayah administratif yang dalam pengelolaannya bisa menerapkan prinsip-prinsip administrasi. Berbeda dengan wilayah Administasi Publik yang bersentuhan dengan politik, dimana aspek keadilan menjadi tujuan yang harus diperhatikan oleh birokrasi. Dalam wilayah politik, prinsip-prinsip administrasi sulit diterapkan karena adanya tarik-menarik antara prinsip efisiensi dan keadilan sosial dalam proses pengambilan keputusan.

OPA (Lanjutan) Konsep Organisasi Publik untuk menjembatani terik-menarik antara prinsip efisiensi dn keadilan sosial. Logika dalam organisasi publik adalah aspek kepemilikan organisasi oleh publik. Organisasi publik menjalankan fungsi-fungsi kenegaraan yang menjadi manifestasi dari kedaulatan rakyat untuk mengkoordinasikan dan mengalokasi sumbersumber daya yang dimiliki dalam bentuk pelayanan. Organisasi publik mengabdi dan berusaha memakmurkan rakyat. Wilayah keadilan sosial yang menjadi tanggung jawab organisasi publik.

OPA (lanjutan) Masalah keterbatasan sumber daya sehingga ada prioritas organisasi publik dalam melakukan distribusi. Prioritas yang didasarkan pada efisiensi kadang merupakan paradok dalam kebijakan distributif yang dilakukan pemerintah. Ketika Administrasi Publik berpikir tentang efisiensi maka aspek keadilan biasanya terpinggirkan. Dijembatani dengan parameter efektivitas dalam pengambilan keputusan di organisasi publik

OPA (lanjutan) Pegawai Negeri (PNS) yang Apolitis: Kepentingan politik individu/kelompok sering dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Hirarki dan Peraturan: ketat; menciptakan inefisiensi dalam penggunaan sumber daya dan lemahnya fleksibilitas dalam merespon perubahan lingkungan. Keajegan dan Stabilitas:pegawai/lembaga publik membangun sistem yang menafikan perubahan dan yang terjadi disfungsi atas manajemen pengelolaan pegawai Kelembagaan Pegawai negeri:ketiadaan komitmen kelembagaan untuk membangun kualitas PNS menjadi bom waktu karena jumlah yang semakin besar tapi tidak diimbangi dengan program pengembangan yang memadai. Kesetaraan: Kesetaraan sistem insentif tanpa melihat kompetensi dan kinerja tidak progresif

Manajemen Publik Baru (NPM) NPM muncul sebagai solusi atas lemahnya kinerja administrasi publik dalam memberikan pelayanan. Tugas dan fungsi birokrasi berada pada wilayah administratif sehingga bisa dijalankan dengan prinsip-prinsip administrasi secara efisien. Upaya ini dilakukan dengan menyuntikkan semangat wirausaha pada pada aparatur Negara. Salah satu wujudnya adalah menciptakan sistem yang lebih efisien dan efektif dalam memberikan pelayan.

NPM (lanjutan) Permasalahan yang muncul adalah NPM mengubah asumsi-asumsi yang ada dalam organisasi publik dengan organisasi privat. Perubahan yang paling fundamental adalah mengubah asumsi masyarakat sebagai pengguna dan pemilik aset dalam organisasi publik menjadi pelanggan. Asumsi lainnya adalah diminimalkannya peran birokrasi sebagai penyedia layanan kepada masyarakat dengan pasar.

NPM (lanjutan) Menyuntikkan semangat organisasi privat untuk menciptakan birokrasi yang lebih efisien dan memiliki kinerja baik adalah sangat penting. Kinerja birokrasi berada pada wilayah administratif dan wilayah ini perlu untuk diperbaiki dengan semangat dari organisasi privat. Perbaikan dilakukan pada aktivitas manajemen dan distribusi sumber daya. Mario Cuomo: kewajiban pemerintah bukanlah memberikan pelayanan melainkan mengawasi apakah pelayan-an itu sudah diberikan (Osborne dan Gaebler, 1996:36).

NPM (lanjutan) Alokasi sumber daya adalah wilayah politik yang bermuara pada keadilan sosial. Penerapan semangat privat pada wilayah ini beresiko memunculkan eksploitasi terhadap masyarakat. Pertanyaan mendasar yang muncul dapatkan mekanisme pasar memunculkan keadilan sosial. Mekanisme pasar ditentukan oleh tingkat penawaran dan permintaan barang dan jasa. Ketika harga semakin tinggi, pasar tidak akan mensubsidi masyarakat yang tidak punya daya beli sehingga yang terjadi adalah eksploitasi masyarakat miskin. Aspek keadilan yang dimiliki oleh Administrasi Publik adalah melindungi dan menjamin rakyatnya agar dapat hidup secara layak.

Good Governance istilah governance dan good governance sering digunakan dalam literatur pembangunan. bad governance dianggap sebagai sebab utama semua kejahatan dalam masyarakatmasyarakat kita. donor besar dan lembaga finansial internasional lebih cenderung berdasarkan bantuan dan pinjaman mereka pada syarat pelaksanaan good governance

Good Governance (lanjutan) proses pengambilan keputusan dan proses dimana keputusan tersebut diimplementasi (tidak diimplementasikan) Peran negara dipersempit, bahkan dilemahkan, karena wilayah yang selama ini menjadi tanggung jawabnya dikurangi dan diserahkan pada mekanisme pasar. Peran masyarakat dipinggirkan dalam proses pengambilan keputusan dan dieksploitasi ketika tidak memiliki daya beli akibat mekanisme pasar. Pemain aktif dalam good governance adalah penguasa pasar (swasta).

Good Governance (lanjutan) 8 ciri utama: - Participatory - Consensus oriented - Accountable - Transparent - Responsive - Effective and efficient - Equitable and inclusive - Follows the rule of law

Pelayanan Publik Baru (NPS) Konsep dasar NPS: mengembalikan dan meningkatkan porsi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan Sebelumnya, pemerintah menjadi aktor sentral dan pihak yang paling tahu kebutuhan masyarakat dibanding masyarakat sendiri. Padahal permasalahan yang selama ini selalu bergema adalah terputusnya saluran komunikasi antara lembaga perwakilan dan pemerintah dengan rakyatnya. Analisis kebutuhan masyarakat tidak membumi dan urgensi di tingkat masyarakat lemah. NPS menggulirkan gagasan-gagasan yang berputar pada peningkatan keterlibatan masyarakat dan akuntabilitas pejabat publik.

NPS (lanjutan) NPS memindahkan pendulum pada wilayah yang belum tergarap dengan baik. Prasyarat memindah pendulum: - pertama: perbaikan kinerja birokrasi harus dilakukan. Wilayah administratif birokrasi dapat diperbaiki dengan menyuntikkan semangat privat sehingga penciptaan efisiensi dan efektivitas dapat berjalan. - kedua: kebijakan yang dihasilkan harus diarahkan pada pemberdayaan masyarakat. Output dari pemberdayaan adalah tumbuhnya kemandirian dalam masyarakat. Pemberdayaan dalam jangka pendek memang cenderung menciptakan biaya tinggi tapi dalam jangka panjang, ongkos yang dikeluarkan akan semakin kecil. Bentuk pemberdayaan berbasis kebutuhan masyarakat. Setelah itu masyarakat dibina dengan ditumbuhkan semangat dan kemandiriannya.

Asumsi-Asumsi dalam NPS Kepentingan publik adalah suatu tujuan tertinggi Peran pemerintah adalah sebagai perantara berbagai kepentingan untuk menciptakan nilainilai bersama Pelayanan publik harus didasarkan pada hukum, nilai-nilai masyarakat, norma-norma politik, standar profesional dan kepentingan warga negara.

Ide dasar NPS Serve Citizens, not customers Seek the public interest Value citizenship over entrepreneurship Think strategically, act democratically Recognize that accountability is not simple Serve rather than steer Value people, not just productivity