Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN BERPUSAT MAHASISWA

MANAJEMEN KINERJA. Pokok Bahasan: Proses Manajemen Kinerja

Manajemen Kinerja Pokok Bahasan:

Manajemen Kinerja, Manajemen, 2 sks. Umpan Balik

Manajemen Operasional KEPUTUSAN PERENCANAAN STRATEGI

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2,

PENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA

Nomor : 361/UN.3.1.4/PPd/ Maret 2015 Lampiran : 1 (satu) eksemplar : Penyebaran Informasi Beasiswa S2 STAR

Jawaban Tugas 02 Program Pendidikan Fisika. [Setiya Utari]

ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE

ALTERNATIVE ASSESMENT. (Penilaian Alternatif) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF

Selanjutnya rancangan perkuliahan setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Jenis Tugas TR CBR CJR MR RI PJCT M K M K M K M K M K M K T P L

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA. Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD) A B C D E

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA RUMAH SAKIT DI KOTA PADANG

PENERAPAN MANAJEMEN KINERJA DI PERUSAHAAN MANAJEMEN KINERJA PERTEMUAN KETIGA

MENINGKATKAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DI TINGKAT PERUSAHAAN

guru dan berperan aktif memotivasi

Problem Based Instruction sebagai alternatif Model Pembelajaran Fisika di SMA

Jurnal Akademis dan Gagasan matematika Edisi Ke Dua Tahun 2015 Halaman 1 hingga 8

Manajemen Kinerja Pertemuan ke-lima. Pokok Bahasan: Penilaian Kinerja

Model Optimasi Penjadwalan Proses Slitting Material Roll dengan Multi Objective Programming

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RANCANGAN ANIMASI INTERAKTIF PENGENALAN ALAT-ALAT TRANSPORTASI UNTUK SISWA TAMAN KANAK-KANAK ISLAM AL AZZAM CILEDUK TANGERANG

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.1 Lokasi Museum Konperensi Asia Afrika Sumber :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. utamanya adalah menentukan struktur yang mendasari keterkaitan (korelasi)

Outline. Pengertian Dasar Arsitektur Tugas Data Mining Contoh Penggunaan Data Mining

HANDOUT PERKULIAHAN. Kode Mata Kuliah : LB 461 Jumlah SKS : 2 Semester : Genap (6) Kelompok Mata Kuliah

sistem InformasI GgeoGgrafIs Widiastuti

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 38 /ULP-POKJA KONSTRUKSI.II/2011

PENGEMBANGAN KURIKULUM DI PERGURUAN TINGGI. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2018

BAB II TINJAUAN TEORI. yang negative atau mengancam (Towsent alih bahasa,daulima,1998). tidak dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995).

PENGATURAN FUNGSI PENYERAPAN DARI MODEL DIFUSI KADAR AIR PENYIMPANAN PADI DENGAN METODE BEDA HINGGA SKEMA IMPLISIT

Manajemen Kinerja. Pokok Bahasan: Ruang Lingkup dan Dasar-dasar Manajemen Kinerja

ANIMASI INTERAKTIF PEMBELAJARAN PENANGGULANGAN BANJIR UNTUK SISWA SD

PREMI DANA PENSIUN DENGAN METODE ENTRY AGE NORMAL PADA STATUS GABUNGAN BERDASARKAN DISTRIBUSI EKSPONENSIAL

T E K U K A N. Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

Frekuensi Alami Rangka Batang Semi-Kaku dengan Efek Gaya Aksial Ruly Irawan 1,a*

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK TERHADAP KETERSEDIAN AIR BERSIH DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Prosiding Matematika ISSN:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY DATABASE MODEL TAHANI

Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKes Medika Cikarang

SEMINAR NASIONAL PENGARUH ORIENTASI RUMAH TERHADAP SUHU DALAM RUANG PADA PERUMAHAN GAPURA SATELIT INDAH

TABEL MORTALITAS. Ratna Novitasari, S.Si., M.Si. Jurusan Matematika Universitas Diponegoro

Kata kunci: Fuzzy Adaptif, Air Fuel Ratio, duty cycle, sensor lambda.

Water Hammer Press Untuk Pengurangan Kadar Air Komoditas Onggok

(b) Tekuk Gambar 7.1. Pembebanan Normal Negatif

PENENTUAN CADANGAN PREMI UNTUK ASURANSI PENDIDIKAN

PENENTUAN MOMEN INERSIA BENDA TEGAR DENGAN METODE BANDUL FISIS. Stepanus Sahala S. Prodi Pend. Fisika, Jurusan PMIPA FKIP Untan.

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC DROP PUSH UPS

Perancangan Job-Person Matching di Bagian Sediaan Non-Betalaktam Departemen Instalasi Produksi Lafiad

MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM)_3 PRASETYANINGRUM

OPTIMALISASI JUMLAH BUS TRAYEK MANGKANG- PENGGARON DENGAN PENDEKATAN COMPROMISE PROGRAMMING

Abstrak. Kata-kata kunci: pemodelan transportasi, matriks asal-tujuan, metode estimasi, distribusi perjalanan, pemilihan rute

PEMBELAJARAN BERBASIS KONSEP Pendekatan konstruktivisme. Harsono Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

KONTRIBUSI KAPASITAS VITAL PARU TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRATORI

Bab III Metode Akuisisi dan Pengolahan Data

Guru memiliki beban dan tanggung jawab

Seminar Pendidikan Matematika

JEMBATAN WHEATSTONE. , r KEGIATAN BELAJAR 2 A. LANDASAN TEORI

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT RAMAYANA LESTARI SENTOSA,Tbk. CABANG BOGOR

PENGARUH MOTIVASI BERKUNJUNG TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG (Survei Pada Pengunjung Batu Night Spectacular)

Sub Pokok bahasan pertemuan ke-3. Teori-teori Pembangunan dan. Tahap-Tahap Pertumbuhan Ekonomi. Pengantar Ekonomi Pembangunan 10/25/16

Pencarian Bilangan Pecahan

PENYUSUNAN TUGAS AKHIR

Deteksi Tumor Otak dengan Ektrasi Ciri & Feature Selection mengunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Support Vector Machine (SVM)

2), ABSTRAK. Penelitian. Hasil. penelitian. proses. asuhan. kuliah. untuk. mata. baik), responden. ini. penelitiin. Hasil ABSTRACT

ANALISIS FOURIER. Kusnanto Mukti W./ M Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret. Abstrak

OBJECTIVES PENGANTAR-1

EKSPRESI KREATIF. Pengantar Hak Cipta dan Hak Terkait untuk Usaha Kecil dan Menengah. Number: 4 WORLD INTELLECTUAL PROPERTY ORGANIZATION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

Analisis Pengaruh Semen Konduktif Sebagai Media Pembumian Elektroda Batang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan suatu komponen material dan untuk menganalisa kekuatan

Panduan Hibah E Learning UGM 2015 Pusat Inovasi dan Kebijakan Akademik UNIVERSITAS GADJAH MADA

ANALISIS ALGORITMA PREDIKSI UNTUK MENGHASILKAN PREDIKSI BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu untuk. mengembangkan potensi diri dan sebagai katalisator bagi terjadinya

Analisis beban pendingin cold storage PT. Sari Tuna Makmur Aertembaga Bitung, Sulawesi Utara

R DAFTAR ISI. Kata Pengantar...i. Daftar Isi... ii. A. Banjir, Penyebab dan Dampaknya B. Masalah Kesehatan C. Upaya Sebelum Banjir...

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 74/KEP/UDN-01/VII/2007. tentang STANDAR KURIKULUM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan

Sebuah catatan proses Participatory Rural Appraisal (PRA) di Dusun Cisarua, Desa Cipeuteuy, Sukabumi, Jawa Barat Juni 2003

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X

ANALISIS PERUBAHAN ARUS LALULINTAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP MATRIK ASAL TUJUAN (Studi Kasus di Kota Bandar Lampung)

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur

KOMPRESI CITRA MEDIS MENGGUNAKAN DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT) DAN EMBEDDED ZEROTREE WEVELET(EZW) Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang Semarang

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi di SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung, pada proses

Evaluasi Manajemen Kinerja

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XII (SNTTM XII) & Lomba Rancang Bangun Mesin Universitas Lampung, Bandar Lampung, Oktober 2013

UJIAN PRAKTEK FISIKA KELAS XII IPA SMAN 1 GIRI BANYUWANGI TAHUN 2010 / 2011 AYUNAN SEDERHANA

Tipe A: pengembangan bahan ajar multimedia, dengan dana hibah sebesar Rp ,00 bagi 15 pemenang

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA

LAPORAN KINERJA INSTANSI. [Type the document subtitle] LKjIP TAHUN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG

SEBUAH MODEL BERBASIS PENGETAHUAN UNTUK PENGENDALIAN FORMASI SISTEM ROBOT MAJEMUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

Transkripsi:

KURIKULUM TERPADU Pusat Pengembangan Pendidikan UNIVERSITAS GADJAH MADA Yogyakarta

C Hak Cipta Diindungi Undang-Undang Diarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian isi atau seuruh buku dengan cara dan daam bentuk apa pun juga tanpa seijin editor dan penerbit. EDITOR Harsono PENATA LETAK & DESAIN COVER Sutarto ILUSTRATOR GAMBAR Lingga Tri Utama FOTOGRAPHER Bimo (Gedung Pusat UGM) Bambang Prastowo (Gerbang UGM) Dicetak Oeh:...... Yogyakarta, 2005 Cetakan Pertama, November 2005 ISBN No.... ii

Pengantar Sebenarnyaah bahwa kurikuum terpadu teah tersedia di aam semesta ini dengan jumah dan jenis yang tak terhitung. Aam semesta merupakan satuan kurikuum terpadu yang tak habis-habisnya dipeajari oeh manusia. Proses mempeajari aam semesta bervariasi, sesuai dengan zaman dan tingkat peradaban manusia. Sejaan dengan proses tadi maka manusia menemukan fenomena-fenomena dengan skaa yang sangat keci bia dibandingkan dengan aam semesta. Proses penemuan tadi ada yang bersifat tak sengaja (tetapi kemudian dipikir, dicoba, dan dianaisis sesuai dengan kemajuan imu dan teknoogi yang ada) dan bersifat sengaja meaui suatu perancangan atau metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara imiah. Berbagai hasi tadi kemudian diekspresikan daam bentuk fisik maupun non-fisik yang dapat dianggap sebagai suatu modu terpadu, misanya radio, pesawat teevisi, pesawat terbang, bendungan, psikoogi pendidikan, sistem poitik, sistem ekonomi, sistem hukum, musik kasik, agrobisnis, dan ain sebagainya. Daam proses pembeajaran secara konvensiona maka kepada para mahasiswa disiapkan unsur-unsur yang menyusun suatu fenomena secara terpisah, tidak daam konteks utuh, terfragmentasi. Dengan demikian para mahasiswa mempeajari ha-ha yang mati atau tidak bermakna. Sementara itu, daam proses pembeajaran secara inovatif maka kepada para mahasiswa dihadapkan sesuatu yang utuh, terpadu, menarik, dan bermakna bagi mereka. Seama para mahasiswa mengurai unsur-unsur fenomena tadi maka mereka tetap hidup daam konteks. Iniah hakekat kurikuum terpadu. Buku ini menyajikan garis besar pemahaman tentang kurikuum terpadu. Sudah barang tentu para pembaca akan merasakan adanya kekurangan substansi daam buku ini. Para pembaca dipersiakan untuk mencari informasi ebih anjut tentang kurikuum terpadu, sesuai dengan tingkat keperuannya. Pencarian ini akan ebih bermanfaat apabia disertai dengan aktivitas mencoba untuk menyusun dan kemudian menggunakan kurikuum terpadu, sekeci apa pun formatnya, daam kapasitasnya sebagai dosen. Yogyakarta, November 2005 Penyusun iii

PENYUSUN Harsono H.C.Yohannes KONTRIBUTOR Kusminarto Achmadi Priyatmojo Djoko Dwiyanto Edia Rahayuningsih Amitya Kumara Ika Dewi Ana iv

Daftar Isi Kata Pengantar... iii Daftar Isi... v Bab 1 Pendahuuan... 1 Bab 2 Jenis-Jenis Kurikuum Terpadu... 4 Ciri-ciri kurikuum terpadu... 5 Keterpaduan mutidisipin... 5 Keterpaduan antardisipin... 7 Keterpaduan transdisipin... 8 Komponen pokok daam kurikuum terpadu... 11 Peurusan kurikuum... 11 Bab 3 Bentuki Kurikuum Terpadu Daam Konteks Pembeajaran... 13 Tujuan umum kurikuum terpadu... 13 Project- based earning... 14 Probem-based earning... 15 Rancangan pembeajaran dan pengajaran pada kurikuum terpadu... 16 Gardner s Mutipe Inteigence... 18 Technoogica inteigence... 19 Bab 4 Perancangan Kurikuum Probem Based Learning... 20 Eemen kurikuum... 20 Perancangan kurikuum... 20 Tingkatan kurikuum... 22 Peta kurikuum... 23 Langkah-angkah perancangan kurikuum... 23 Perancangan kurikuum yang spesifik untuk PBL... 23 Komponen daam rancangan kurikuum PBL... 24 v

Bab 5 Langkah Awa Penyusunan Kurikuum Terpadu... 26 Langkah awa... 27 Penutup... 30 Daftar Pustaka... 30 vi

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM PENDAHULUAN Dampak gobaisasi bersifat mutidimensiona; dampak ini juga terasa daam bidang pendidikan terutama pendidikan tinggi yang secara angsung berinteraksi dengan komunitas internasiona. Secara spesifik, gobaisasi mendorong terjadinya perubahan peran institusi pendidikan tinggi. Peran sebagai institusi pembeajaran tradisiona tidak dapat dipertahankan agi dan peru diubah menjadi institusi pencipta pengetahuan. Sementara itu, perencanaan yang dibuat secara acak (by accident) harus diubah menjadi perencanaan strategis (by design). Ditinjau dari sudut tantangan maka pendekatan komparatif harus diubah menjadi pendekatan kompetitif. Institusi pendidikan tinggi ditantang untuk mengubah kurikuum secara tota. Penekanan kurikuum tidak agi pada content atau pengetahuan meainkan pada pengembangan pembeajaran, kemampuan kreatif, serta penggunaan informasi baru dan teknoogi komunikasi. Dengan demikian struktur kurikuum harus disesuaikan dengan memperhatikan azas kompetensi, manfaat, keenturan, dan continuous improvement. Proses inovasi kurikuum meiputi ha-ha sebagai berikut: (a) persiapan secara menyeuruh, (b) perencanaan strategis, (c) identifikasi tujuan pembaharuan, pengukuran kinerja, sasaran dan angkah-angkah, (d) anaisis kurikuum yang ada / masih digunakan, (e) perancangan kurikuum baru, (f) impementasi & evauasi, yang untuk seterusnya merupakan suatu sikus continuous improvement. Pengembangan kurikuum yang inovatif seyogyanya mengikuti aur proses inovatif yang bercirikan ha-ha sebagai berikut: (a) interaktif atau non-inear, (b) iteratif atau beruang secara spira / heix yang juga dikena 1

Kurikuum Terpadu sebagai feed-back oops, (c) penyaringan dan peurusan, (d) beberapa paradoks yang peru dipertimbangkan, meiputi keperuan jangka panjang vs jangka pendek, pengabaian kompetensi vs penekanan kompetensi, individua (coective creativity vs strategic aignment), efektivitas vs efisiensi, serta kekenduran vs kecepatan. Saah satu bentuk pengembangan kurikuum yang akhir-akhir ini memperoeh perhatian secara sungguh-sungguh adaah pengintegrasian kurikuum yang hasinya disebut sebagai kurikuum terpadu (integrated curricuum). Sebenarnyaah bahwa kurikuum terpadu merupakan bagian tak terpisahkan dari inovasi pembeajaran yang mengajak para mahasiswa untuk beajar dan berdiskusi secara kontekstua, mempeajari fenomena yang teah tersedia secara aamiah baik yang terjadi sesuai dengan evousi aam maupun yang terkait dengan hasi peradaban manusia, tidak agi bersifat tekstua. Apabia di bagian huu tersedia berbagai konsep imiah maka di bagian hiir terhampar bebagai fenomena yang daam skaa keci berbentuk berbagai macam modu, dan modu-modu iniah yang akan ditiru oeh - atau menjadi sumber inspirasi bagi - para penyusun kurikuum terpadu agar para mahasiswa dapat beajar secara kontekstua, menyenangkan, efektif, efisien, bermakna, serta mampu menghubungkan konsep imiah yang reevan dengan kejadian-kejadian yang dapat dideteksi oeh panca-indera. Kemampuan ini sangat penting daam mengapikasikan dan mengembangkan pengetahuan mereka keak di dunia kerja. Secara ringkas, kurikuum terpadu dapat dikatakan sebagai suatu refeksi kehidupan itu sendiri. Manfaat atau keuntungan kurikuum terpadu sudah diakui oeh para teoriwan dan pakar fiosofi pendidikan, antara ain Dewey (1924), Bruner (1977), dan Howey (1996). Kurikuum terpadu mengena adanya hubungan antardisipin yang dapat dipeajari oeh para mahasiswa secara terpisah (untuk mendaami karakteristik masing-masing disipin imu) dan sekaigus dipeajari secara kontekstua (untuk memahami keterpaduan berbagai disipin yang ada sehingga menimbukan fenomena yang menarik dan 2

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM bermakna). Kurikuum terpadu dapat disusun dari standar dan prinsip umum sampai dengan isi dan niai-niai praktis yang spesifik, dari tingkat dasar sampai dengan tingkat anjut dan kompeks, dan dari tingkat prasyarat sampai dengan tingkat yang menunjukkan hubungan jejaring imu. Pengembangan kurikuum terpadu memerukan aasan yang ogis dan kuat, disertai tujuan yang jeas, obyektif, dan terukur, memperhatikan rancangan impementasi (method of deivery) yang jeas serta mudah dipantau dan dikendaikan, serta memperhatikan sistem evauasi untuk mengukur keberhasian mahasiswa yang sesuai dengan proses pembeajarannya. Secara keseuruhan, pengembangan kurikuum terpadu harus memperihatkan adanya jaminan mutu serta continuous improvement. 3

Kurikuum Terpadu JENIS-JENIS KURIKULUM TERPADU Definisi kurikuum terpadu dapat dibangun sesuai dengan sudut pandang yang berbeda, meiputi kerangka konsep, tujuan, dan impementasinya. Dipandang dari konsep yang paing sederhana, kurikuum terpadu diartikan sebagai suatu hubungan yang bermakna antara beberapa subyek. Berangkat dari pemahaman yang sederhana ini maka muncuah berbagai macam pertanyaan yang berkaitan dengan kata hubungan, yaitu hubungan yang bagaimana, menghubungkan apa dengan apa, apakah hubungan tadi berbasis ketrampian atau pengetahuan? Seain itu, keterpaduan dapat diartikan sebagai suatu fusi (kombinasi antara dua subyek) dan dapat pua diartikan sebagai unifikasi seuruh subyek dan pengaaman. Diskusi tentang kurikuum terpadu ini sudah berangsung cukup ama, bahkan pada tahun 1935 teah diformuasikan oeh the Nationa Counci of Teachers of Engish di Amerika Serikat. Namun demikian berbagai definisi yang berkembang di kemudian hari tetap tidak memberikan sousi yang sesuai dengan kebutuhan untuk pengembangan kurikuum itu sendiri. Berdasarkan situasi seperti ini maka muncuah gagasan tentang kategori kurikuum terpadu yang kemudian ebih diterima oeh para pemerhati pendidikan, yaitu integrasi mutidisipin, antardisipin, dan transdisipin. Ciri-ciri kurikuum terpadu Apa pun bentuk atau kategori kurikuum terpadu, maka setiap kategori akan memiiki ciri-ciri sebagai berikut: Ada kombinasi dari beberapa subyek Ada penekanan pada proyek 4

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Mendorong pembeajar untuk mencari sumber beajar di uar text books Ada hubungan di antara beberapa konsep Unit tematik merupakan organisasi dasar (sebagai pemicu pembeajaran) Adanya tatakaa yang entur Pengeompokan mahasiswa secara entur Keterpaduan mutidisipin Integrasi mode ini difokuskan pada disipin-disipin yang dipadukan, biasanya daam bentuk tema. Banyak cara yang dapat dipakai untuk menyusun kurikuum mutidisipin, dan masing-masing cara mempunyai intensitas yang berbeda. Jenis-jenis pendekatan ini meiputi intradisipin, fusi, service earning, parae discipines atau earning centers, dan themebased units (Gambar 1). Gambar 1. Pendekatan mutidisipin 5

Kurikuum Terpadu Pendekatan intradisipin Pendekatan mode in merupakan keterpaduan beberapa subdisipin dari suatu area subyek. Sebagai contoh adaah komunikasi baca, tuis, dan ora dari seni bahasa. Program studi sosia dapat tersusun atas beberapa subdisipin, antara ain imu-imu sejarah, geografi, ekonomi, dan pemerintahan. Contoh dari imu dasar adaah keterpaduan antara imu-imu bioogi, kimia, fisika, dan ruang angkasa. Dengan mode pendekatan ini maka diharapkan para mahasiswa mempeajari dan memahami hubungan antara berbagai subdisipin yang berbeda dan keterkaitannya dengan kenyataan yang ada di dunia ini. Fusi Mode pendekatan ini memadukan ketrampian, pengetahuan, atau bahkan sikap dan periaku. Teknoogi moderen dapat dimasukkan ke daam kurikuum ketrampian penggunaan komputer. Ligkungan hidup dapat dipeajari dengan mode pendekatan ini. Service earning Mode pendekatan ini meibatkan komunitas, dan biasanya dikemas daam bentuk proyek. Di Universitas Gadjah Mada, mode pendekatan ini dikena sebagai program Kuiah Kerja Nyata (KKN) yang kemudian berkembang daam berbagai bentuk submode, untuk mencapai keefektivan dan efisiensi tujuan pembeajaran. Learning centers / parae discipines Mode seperti ini teah digunakan oeh Fakutas Kedokteran UGM sejak tahun 1992, dikena sebagai program Probem-based earning. Pada 10 tahun pertama digunakan 8 modu dengan tema yang berbeda, sebagai contoh adaah modu demam dan nyeri. Dengan modu demam sebagai pemicu pembeajaran maka para mahasiswa mempeajari tema tadi dari berbagai perspektif yang berbeda secara parae, antara ain histoogi, anatomi, biokimia, farmakoogi, imunoogi. 6

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Contoh ain adaah tema poa batik gaya Surakarta ; dengan tema ini maka para mahasiswa diharapkan mengeksporasi poa batik tadi dari sudut pandang yang berbeda. Dari kegiatan ini maka para mahasiswa akan beajar tentang fiosofi kejawen, seni ukis, sejarah, teknik penceupan, seni tari, sastra, ekonomi, dan bahkan imu dasar seperti kimia. Theme-based units Mode pendekatan ini memadukan beberapa tema yang disajikan kepada para mahasiswa, mereka mengeksporasinya untuk kemudian mencapai puncak aktivitas yang terpadu. Aktivitas mahasiswa berupa pembeajaran koaboratif dan kooperatif. Keterpaduan antardisipin Keterpaduan mode ini merupakan penataan kurikuum intas disipin dengan penekanan pada konsep dan ketrampian antardisipin. Peran disipin kurang penting bia dibandingkan dengan pendekatan mutidispin 7

Kurikuum Terpadu Gambar 2. Pendekatan antardisipin (Gambar 2). Contoh popuar tentang mode ini adaah ayang-ayang yang disajikan meaui deskripsi pendek yang secara sekias tidak mempunyai makna, sebagai berikut: kertas koran ebih berguna daripada majaah, bambu akan ebih tepat daripada ogam, benang ebih berguna daripada tai pastik, angin sepoi ebih dibutuhkan dan menimbukan keasyikan daripada angin ribut, berjaan tidak akan mememberi hasi sebagaimana diinginkan, ari-ari merupakan keharusan, dua orang akan ebih bagus hasinya daripada seorang, tanah apang ebih idea daripada jaan raya, hujan akan membatakan rencana. Keterpaduan transdisipin Daam mode ini kurikuum ditata atas dasar perhatian dan pertanyaan para mahasiswa. Mereka mengembangkan ife skis sebagaimana mereka 8

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM menerapkan ketrampian disipin dan antardisipin daam konteks kehidupan nyata. Ada dua jaur untuk meaksanakan integrasi transdisipin ini, iaah project-based earning dan negosiasi kurikuum (Gambar 3). Gambar 3. Pendekatan transdisipiner Project-based earning Universitas Gadjah Mada sejak tahun 1998 mempunyai pengaaman daam peaksanaan project-based earning meaui Quaity Undergraduate Education Project. Daam ha ini seorang dosen mengajukan proposa peneitian dengan topik tertentu, mengajak 4-5 mahasiswa daam seuruh proses peneitan dan masing-masing mahasiswa bertanggung jawab atas subtopik tertentu yang bergayut dengan topik utama. Dari subtopik yang diseesaikannya maka mahasiswa bersangkutan teah menyeesaikan skripsinya. 9

Kurikuum Terpadu Langkah-angkah rinci untuk perancangan project-based earning adaah sebagai beikut: Dosen dan mahasiswa bersama-sama memiih suatu topik yang akan diteiti, dengan memperhatikan standar kurikuum, sumberdaya oka, dan ketertarikan mahasiswa. Dosen mencari tahu tentang apa saja yang teah dipahami para mahasiswa dan membantunya untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang keak akan dieksporasi. Dosen juga menyediakan sumber beajar bagi mahasiswa serta kesempatan untuk bekerja di apangan. Para mahasiswa berbagi pengaaman dan hasi di antara mereka, kemudian masing-masing mahasiswa meaporkan hasi peneitiannya dan akhirnya mereka turut serta daam proses evauasi proyek. 10

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Negosiasi kurikuum Mode seperti ini memberi peuang kepada para mahasiswa untuk mengajukan berbagai macam pertanyaan. Berdasarkan pertanyaanpertanyaan tersebut maka disusunah kurikuum terpadu, meiputi content, metode pembeajaran, dan student assessment. Mode seperti ini sangat mirip dengan apa yang disebut sebagai kontrak pembeajaran atau portofoio. Komponen pokok daam kurikuum terpadu Proses dan ketrampian inti, termasuk ketrampian dasar misanya membaca dan matematika, serta ketrampian sosia dan pemecahan masaah. Tema-tema dan untaian kurikuum, merupakan organisasi dasar dari kurikuum terpadu Tema-tema utama, merupakan bagian angsung dari untaian kurikuum. Pertanyaan-pertanyaan, menentukan tema-tema utama dan aktivitas pembeajaran Pengembangan unit, berasa dari tema-tema utama Evauasi, meaui student assessment. Peurusan kurikuum Peurusan (aignment) diartikan sebagai upaya agar kurikuum terpadu tetap bersifat koheren, yaitu kerangka umum meuruskan kurikuum, instruksi, dan assessment daam satu konteks pertaian tujuan pembeajaran. Peurusan kurikuum meiputi dua ha, iaah peurusan eksterna dan interna. Peurusan eksterna Peurusan ini akan terjadi bia kurikuum satu garis urus dengan standar yang teah ditetapkan dan tujuan tes. Pertama, kurikuum tertuis dan yang diajarkan mencerminkan konsep dan ketrampian sebagaimana tercantum 11

Kurikuum Terpadu di daam standar. Kedua, peurusan eksterna berarti bahwa dosen sangat memahami makna dan tujuan tes untuk mahasiswa. Standar dan praktik assessment dapat diuruskan dengan berbagai cara. Apabia tes tidak mencerminkan standar maka dosen dapat merujuk pada tujuan tes spesifik dan butir-butir tes untuk mencapai peurusan kurikuum eksterna Peurusan interna Peurusan interna akan terjadi apabia strategi instruksiona dan peniaian keas mencerminkan tujuan standar. 12

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM BENTUK KURIKULUM TERPADU DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN Jenis kurikuum yang teah kita kena (Bab 2) masih bersifat pemahaman dasar, agak suit dimengerti apabia tidak disertai penjeasan praktis yang mengantarkan pembaca kepada aspek apikasinya. Untuk itu peru diberikan penjeasan seperunya agar makna kurikuum terpadu dapat dipahami secara menyeuruh dan utuh. Tujuan umum kurikuum terpadu Untuk mengembangkan kebebasan sekaigus perasaan saing membutuhkan pada para mahasiswa sebagai pembeajar yang efisien dengan motivasi tinggi. Memungkinkan para mahasiswa untuk merasakan bahwa kurikuum yang dipeajari bergayut dengan kebutuha pembeajaran. Pengakuan bahwa sikap dan niai mempunyai peran penting daam mengeksporasi konsep dan prinsip yang ada di daam area kurikuum. Untuk ebih mengefektifkan pengajaran dan pembeajaran bia dibandingkan dengan pendekatan subyek yang terpisah. Rasiona rangkaian kesatuan pembeajaran dan kurikuum terpadu (Tabe 1) 13

Kurikuum Terpadu Tabe 1. Aur pembeajaran daam kurikuum terpadu Project-based earning Keterpaduan meaui koreasi antara subyeksubyek Keterpaduan meaui tema umum dan gagasan Keterpaduan meaui penyeesaian praktis terhadap masaah dan pokok bahasan Keterpaduan meaui pencarian berpusat mahasiswa Secara keseuruhan, project-based earning merupakan saah satu contoh kurikuum terpadu yang menekankan earning by doing. Pengertian pokok tentang project-based earning meiputi ha-ha sebagai berikut: Suatu struktur yang mengubah strategi teachers teing menjadi students doing. Secara ebih spesifik, project-based earning dapat didefinisikan sebagai suatu ajakan kepada para mahasiswa untuk mengaami pembeajaran yang bersifat kompeks, daam situasi yang sebenarnya, meaui pengembangan dan penerapan ketrampian serta pengetahuan. Merupakan strategi yang mengakui bahwa pembeajaran yang bermakna akan mengetuk nurani mahasiswa untuk beajar secara bersemangat, meningkatkan kemampuan untuk bekerja, dan mendorong mahasiswa untuk meaksanakan tugas-tugasnya secara sungguh-sungguh. Merupakan pembeajaran di mana outcome kurikuum teah dipaparkan terebih dahuu, namun demikian hasi pembeajaran para mahasiswa tidak dapat dipastikan ataupun diharapkan sepenuhnya. 14

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Merupakan pembeajaran di mana para mahasiswa peru mencari banyak sumber informasi dan disipin daam rangka memecahkan masaah yang dihadapi oeh mereka. Merupakan pembeajaran di mana para mahasiswa beajar tentang manajemen bahan dan waktu. Probem-based earning Di daam probem-based earning para mahasiswa mengembangkan berbagai ketrampian penting yang diaksanakan daam suatu pembeajaran koaboratif. Masaah disajikan daam bentuk skenario yang berisikan muatan terpadu. Mode probem-based earning dapat diihat pada gambar sebagai berikut (Gambar 4): Gambar 4. Mode Probem-based earning 15

Kurikuum Terpadu Rancangan pembeajaran dan pengajaran pada kurikuum terpadu Impementasi kurikuum terpadu cukup bervariasi, namun demikian sangat dianjurkan untuk menggunakan strategi pembeajaran berpusat mahasiswa atau student-centered earning. Saah satu contoh rancangan pembeajaran adaah task-strategy pairs (Tabe 2). Tabe 2. Mode task-strategy pairs Tugas pembeajaran dan pengajaran Teori dan konsepsi Metode Konsep materi Teknik peneitian Kemampuan pemecahan masaah Kemampuan komunikasi Anaisis informasi dan kemampuan mengambi kseimpuan Kemampuan kerjasama keompok Pengembangan skema Teknik eksperimenta Strategi penyampaian materi Kuiah Praktikum Peninjauan apangan Studi kasus Probem-based earning Presentasi mini Tinjauan topik/masaah, computer aided earning Pembeajaran keompok Pemetaan konsep Laboratory aided earning Di samping ha tersebut di atas, keterpaduan kurikuum dapat ebih ditekankan maknanya meaui penyearasan pengaaman pembeajaran ke daam suatu kerangka kerja. Dengan cara ini maka dosen dan mahasiswa akan ebih menyadari dan sekaigus ebih mampu mengembangkan kecerdasan dan semangat beajar untuk mencapai tujuan pembeajaran yang spesifik. Ha seperti ini dapat diihat pada taksonomi Boom (Tabe 3) dan Gardner s Mutipe Inteigences. 16

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Knowedge Menghafa, mempeajari fakta Tabe 3. Taksonomi Boom Tingkat kognitif Proses Hasi Membuat daftar, Daftar, uraian, bercerita, catatan menguraikan, menggambar, ketepatan waktu Comprehension Memahami atau menginterpretasikan informasi, penggunaan gagasan daam situasi yang sama Appication Menerapkan gagasan, konsep daam situasi baru Anaysis Mengurai gambaran besar menjadi beberapa komponen, memeriksa komponen ebih cermat untuk memperoeh pemahaman yang ebih baik Synthesis Bagian-bagian keci dicipta menjadi sesuatu yang baru dan utuh, sebagai pikiran atau hasi yang asei Evauasi Keputusan terhadap kriteria atau mengembangkan / menerapkan standar Menuis uang, merangkum, menerangkan, diskusi Mendramatisasi, menunjukkan, menerjemahkan, menghitung Menganaisis, memeriksa, membandingkan, membedakan, mengeompokkan, survei, mengkasifikasi Menata kembai, menemukan, membuat prakiraan, memperbaiki, membuat kombinasi, membuat perencanaan Membuat suatu keputusan, mengevauasi, berdebat, memberi rekomendasi, menyetujui, memberi kritik Esei, diagram, gambar Mode / contoh, main peran, peta, jurna Survei, grafik, catatan wawancara, tinjauan buku Penemuan, cerita, agu, permainan, puisi Kesimpuan, ringkasan, aporan, tinjauan, keputusan bersama, bentuk evauasi 17

Kurikuum Terpadu Gardner s Mutipe Inteigence Language-reated inteigence Seseorang dengan kecerdasan verba / inguistik dapat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi secara efektif dan persuasif, untuk memecahkan masaah, untuk mengingat, untuk menyenangi dan memperoeh pengetahuan Seseorang dengan kecerdasan musik / irama dapat merasakan, berkomunikasi, memahami, dan mengekspresikan emosi meaui musik (irama, meodi, poa titinada). Object-reated inteigence Seseorang dengan kecerdasan matematika / ogika mampu mengenai poa, kategori, dan hubungan, serta mengeksporasinya secara ogis atau daam suatu urutan Seseorang dengan kecerdasan visua / spasia dapat merasakan, mencipta, dan mengubah obyek visua secara menta, dapat meakukan navigasi dan orientasi ingkungan secara baik Persona-reated inteigence Seseorang dengan kecerdasan intrapersona mengetahui dan memahami harapan, emosi, kekuatan dan keemahan; memiiki kapasitas untuk mendisipinkan diri sendiri Seseorang dengan kecerdasan interpersona dapat memakumi perasaan, maksud, dan suasana hati orang ain, membangun hubungan dengan orang ain secara mudah dan baik. Body / Kinethetic inteigence Seseorang dengan kecerdasan kinetetik dapat menggunakan pikiran dan tubuh untuk mengerjakan tugas-tugas fisik yang berkaitan dengan koordinasi, kecepatan, dan keenturan 18

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Di samping berbagai kecerdasan sebagaimana tercantum di atas, maka masih ada satu agi kecerdasan yang peru ditambahkan, yaitu technoogica inteigence. Technoogica inteigence Kecerdasan ini tidak termasuk daam kecerdasan Gardner. Daam ha perencanaan kurikuum terpadu maka kecerdasan teknoogi ini peru dipertimbangkan. Seseorang dengan kecerdasan teknoogi dapat berpikir secara ogis dan atera ketika sedang menggunakan komputer dan teknoogi terkait,dapat memecahkan masaah, dan dapat meakukan navigasi daam ingkungan yang abstrak 19

Kurikuum Terpadu PERANCANGAN KURIKULUM PROBLEM-BASED LEARNING Perancangan dan pengembangan kurikuum probem-based earning (PBL) harus mempertimbangkan karakteristik aturan dasar yang merupakan kombinasi antara metode dan fiosofi yang dikena sebagai student-centered, sistem tutoria, serta pembeajaran aktif dan mandiri. Student-centered berarti bahwa pengembangan kurikuum peru memperhatikan reevansi, yang untuk seterusnya akan mendorong motivasi mahasiswa. Di samping itu, di daam PBL juga dikena adanya adut earning di mana struktur dan isi kurikuum harus sesuai dengan situasi pembeajaran yang meekat pada kepentingan mahasiswa. Eemen kurikuum Eemen kurikuum PBL meiputi ha-ha sebagai berikut: Isi Strategi pembeajaran dan pengajaran Student assessment Evauasi Perancangan kurikuum Mode preskriptif: objectives mode 20 Tujuan pendidikan apa yang ingin dicapai oeh institusi? Pengaaman beajar-mengajar apa saja yang diperukan untuk mencapai tujuan pendidikan tadi?

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Bagaimana dengan penataan pengaaman pembeajaran secara efektif? Bagaimana cara menetapkan bahwa tujuan pendidikan teah tercapai? Pernyataan tentang cara mencapai tujuan pendidikan dikena sebagai objectives Objectives harus dituis dengan arti bahwa terjadi periaku pembeajar yang dapat diukur secara mudah Jenis objectives: acceptabe verbs dan unacceptabe verbs Objectives diawai dengan kata-kata students wi be abe to. Mode preskriptif: outcomes-based education Premis: kurikuum harus ditentukan oeh outcomes yang harus dicapai mahasiswa, dengan demikian disebut sebagai outcomes based education; ini mirip dengan objectives mode. Dengan demikian perancangan kurikuum bergerak ke beakang : dari outcomes menuju eemen-eemen ainnya (isi, pengaaman pembeajaran, student assessment, evauasi) Mode deskriptif Macom Skibeck menekankan pentingnya situasi atau konteks daam rancangan kurikuum (Gambar 5). Perancang kurikuum menganaisis situasi secara menyeuruh, utuh, dan sistematik, dengan perhatian pada dampak terhadp apa yang dikerjakan daam kurikuum Anaisis situasi meiputi factor eksterna dan interna Faktor eksterna meiputi harapan / perubahan masyarakat, harapan stakehoders, niai dan asumsi komunitas, disipin subyek, system pendukung, dan sumber daya Faktor interna meiputi mahasiswa, dosen, staf pendukung, struktur dan etos institusi, sumber daya yang ada, masaah dan tatacara pemecahannya daam kurikuum yang ada 21

Kurikuum Terpadu Gambar 5. Mode situasi yang menekankan pentingnya situasi atau konteks daam rancangan kurikuum Tingkatan kurikuum Secara sederhana tingkatan kurikuum dapat digambarkan sebagai berikut (Gambar 6): Gambar 6. Tingkatan kurikuum 22

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Peta kurikuum Menggambarkan hubungan antareemen daam kurikuum Menggambarkan kurikuum secara jeas dan ringkas Memperihatkan struktur organisasi kurikuum secara sistematik Menyiapkan dasar untuk computer databases Titik awa peta kurikum bervariasi, bergantung pada audience Peta kurikuum untuk mahasiswa mempunyai fokus yang berbeda dengan peta kurikuum untuk dosen, administrator, dan badan akreditasi; namun demikian peta-peta tadi mempunyai tujuan umum yang memperihatkan ruang ingkup, kompeksitas, dan kohesi kurikuum Langkah-angkah perancangan kurikuum Identifikasi kebutuhan Penetapan earning outcomes Kesepakatan isi Penataan isi Keputusan tentang strategi pendidikan Keputusan tentang strategi pembeajaran Persiapan student assessment Sosiaisasi kurikuum kepada pengajar dan mahasiswa Perbaikan ingkungan pendidikan / pembeajaran yang sesuai Manajemen kurikuum Perancangan kurikuum yang spesifik untuk PBL Anaisis tentang situasi praktik uusan Fokus pada apa yang akan dikerjakan uusan, bukan tentang akan bekerja di mana Pemetaan kurikuum, meiputi konsep, keterpaduan, dan urutan pembeajaran Penetapan outcomes secara keseuruhan dan utuh 23

Kurikuum Terpadu Petunjuk teknis Kurikuum disusun untuk masa 4 tahun (bergantung pada program S1 yang terkait), sepenuhnya terpadu Untuk 2 tahun pertama: kurikuum dipadukan menurut sistem atau mode ain yang setara Kurikuum terpadu disusun daam bok, bukan daam semester atau tahun Bok dasar berisi imu dasar bagi program studi yang bersangkutan Dapat pua disusun atas dasar intas bok yang terpadu, misanya apa yang sudah terjadi dan apa yang akan terjadi kemudian Aokasi waktu untuk kuiah, konferensi, dan praktikum ebih sedikit bia dibandingkan dengan sistem konvensiona, ebih banyak waktu untuk pembeajaran mandiri Pada 2 tahun terakhir kurikuum terpadu antara imu dasar dan imu terapan / profesi Ujian daam konteks terpadu, kompeks, bukan hanya MCQ Aokasi waktu untuk atihan ketrampian profesiona harus diperhatikan Komponen daam rancangan kurikuum PBL (Gambar 7). Komponen daam rancangan kurikuum PBL bersifat intas sektora. Ha ini menggambarkan keterpaduan kurikuum PBL yang bersifat kontekstua, baik daam aspek pembeajaran maupun aspek fenomena yang dipeajari oeh para mahasiswa. 24

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Gambar 7. Hubungan antarkomponen daam rancangan kurikuum PBL 25

Kurikuum Terpadu LANGKAH AWAL PENYUSUNAN KURIKULUM TERPADU Merancang dan meaksanakan kurikuum terpadu bukan ha yang mudah. Aktivitas ini memerukan usaha yang serius dan intensif. Penyusunan kurikuum terpadu daam satu bidang studi atau satu fakutas memerukan koordinasi yang baik. Demikian pua hanya untuk angkah pertama perancangan matakuiah terpadu diaksanakan untuk tahun pertama atau semester awa. Hasi perencanaan dan peaksanaan kurikuum terpadu untuk tahun pertama akan berdampak pada proses pembeajaran mahasiswa pada tahun berikutnya. Dampak positif ini akan mendorong mahasiswa untuk dapat meaksanakan pembeajarannya dengan ancar dan kemudian menyeesaikannya dengan sukses. Sejumah 20 30 SKS daam tahun pertama dapat ditinjau untuk dipadukan. Matakuiah dapat diintegrasikan secara horizonta dan sekaigus diurutkan secara ebih efisien. Kurikuum seperti ini mengandung keterpaduan antarmatakuiah; sehingga soa-soa pekerjaan rumah juga dirancang secara terpadu yang menunjukkan hubungan antara matakuiah yang satu dengan matakuiah ainnya. Dengan demikian untuk perancangan kurikuum terpadu diperukan tim perancang yang berkomitmen tinggi, sanggup bekerja keras dan bekerja dengan hati. Daam perancangan kurikuum terpadu peru diperhatikan butir-butir sebagai berikut: Mengintegrasikan beberapa matakuiah tahun pertama, misanya untuk Fakutas Bioogi dapat dipadukan matakuiah dasar seperti Fisika Dasar, Kimia Dasar, Matematika, Bioogi Umum, dan 26

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM sebagainya. Untuk Fakutas Teknik dapat dipadukan matakuiah seperti Fisika Teknik, Kakuus, dan matakuiah Keteknikan (engineering). Perancangan proses pembeajaran yang meibatkan mahasiswa secara aktif dan koaboratif, baik antara mahasiswa dengan mahasiswa maupun antara mahasiswa dengan dosen / asisten Ruang keas yang berorientasi pada teknoogi informasi dan komunikasi (TIK). Ha ini akan memudahkan para mahasiswa dan dosen untuk secara bersama-sama mengakses informasi imiah yang diinginkan, sesuai dengan konteks yang sedang dihadapi. Struktur kurikuum disesuaikan dengan fiosofi pembeajaran berpusat mahasiswa (student-centered earning), dengan memperhatikan jenis-jenis pembeajaran berpusat mahasiswa yang ada. Dengan demikian tim perancang kurikuum terpadu dapat memiih jenis pembeajaran yang dapat dijaani oeh para mahasiswa secara mudah dan menyenangkan. Daam kaitan ini peru dipikirkan tentang kemungkinan untuk diakukannya tutoria (ihat buku Tutoria, terbitan Universitas Gadjah Mada). Metode evauasi hasi pembeajaran mahasiswa hendaknya disiapkan secara parae dengan perancangan metode pembeajaran; dengan demikian kompetensi para mahasiswa dapat diukur secara tepat. Langkah awa Sesuai dengan buku Pedoman Pengembangan Kurikuum yang disusun oeh Tim Universitas Gadjah Mada, maka untuk memuai pengembangan kurikuum peru dibentuk Panitia Kurikuum di tingkat Jurusan atau Program Studi. Pengangkatan panitia ini dengan surat keputusan Dekan Fakutas. Panitia Kurikuum bersama dengan pengurus Jurusan atau secara sendiri mengadakan diskusi dan presentasi tentang inovasi kurikuum. Sosiaisasi tentang akan adanya pengembangan kurikuum harus sudah diaksanakan sebeum aktivitas pengembangan kurikuum dimuai. 27

Kurikuum Terpadu Di Universitas Gadjah Mada teah ada pembahasan tentang pengembangan kurikuum dan seminar tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi. Daam ha ini Pusat Pengembangan Pendidikan secara substansia mempunyai tugas untuk pengembangan kurikuum secara berkeanjutan. Sosiaisasi tentang kegiatan ini peru diaksanakan secara berkeanjutan, yaitu sejak tahap perencanaan, impementasi, sampai dengan evauasi kurikuum yang teah dikembangkan. Ha ini penting agar seuruh staf akademik dan mahasiswa dapat mengikuti perkembangan dan kemudian memberi kritik maupun saran terhadap kurikuum yang tengah dikembangkan. Dengan demikian akan terjadi partisipasi aktif civitas academica. Panitia kurikuum pada awa kerjanya terebih dahuu mengkaji kurikuum ama, untuk mencari dan menentukan aspek-aspek yang baik maupun yang memerukan perubahan, atau matakuiah apa saja yang dapat dipadukan. Kajian tersebut dapat mencakup content, skis, dan context. Content mencakup pengetahuan yang esensia untuk disipin imu terkait (sesuai dengan jurusan dan program studi). Skis mencakup ketrampian praktis (hands on) yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa daam menempuh pendidikan tinggi, yang dianggap esensia untuk mahasiswa, apa pun bidang imu yang ditekuninya. Ketrampian ini meiputi kemampuan komunikasi ora dan tertuis yang efektif, berpikir anaitik, kerjasama daam keompok, manajemen proyek, dan kepemimpinan. Context mengacu secara khusus pada peneusuran dampak karya teknis pada masyarakat dan pengaruh pendapat masyarakat terhadap pengembangan imu pengetahuan dan teknoogi dan / atau peneusuran budaya kita sebagai individu dan peniaian komparatif budaya-budaya kontemporer sehingga seseorang dapat mengerti niai-niai yang dimiiki bersama dan dapat menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. 28

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Panitia kurikuum juga mendiskusikan basis atau fondasi kurikuum yang akan dikembangkan, apakah memerukan fondasi yang uas atau fondasi yang daam. Demikian pua peru ditentukan kompetensi uusan (outcomes). Luusan harus mampu berpikir anaitik, naar, dan kritis, dapat menyatakan pikirannya secara jeas, dapar bekerja sendiri (independen), dan dapat bekerja daam tim, serta sadar akan pentingnya pembeajaran sebagai suatu aktivitas yang terpadu dan bukannya suatu pengaaman yang terpisah atau terfragmentasi. Daam meaksanakan pengembangan kurikuum terpadu peru diperhatikan beberapa kiat berikut. Pertama harus dipeajari struktur kurikuum untuk meihat bagian mana dari kurikuum atau matakuiah yang mana saja yang dapat dipadukan. Daam ha ini dapat dipadukan matakuiah dasar daam satu semester atau daam dua semester awa ( horizonta integration) atau dapat dipadu secara vertika dengan memperhatikan matakuiah tahun petama dengan matakuiah yang ebh tinggi tingkatannya. Kemudian peru dipeajari kesamaan antara berbagai kuiah yang sudah ditawarkan (cross-section between courses). Untuk menentukan apakah ada kesamaan bahan kuiah antara matakuiah yang teah ditawarkan. Disini pentingnya okakarya kurikuum yang diadakan oeh Jurusan atau Panitia Kurikuum sebagai persiapan pengembangan kurikuum terpadu. Seain itu peru juga dibentuk hubungan antar mata kuiah yang teah ada dengan jaan memberi tugas dan pekerjaan rumah yang berkaitan dengan bahan yang dibicarakan daam matakuiah ain. Penting sekai dosen mengetahui apa yang diajarkan dikeas atau matakuiah yang ain, sehingga mahasiswa mendapat bahan yang terpadu, saing berkaitan antara matakuiah dan mendapat pandangan hoistik dari bidang imu yang ditekuninya. 29

Kurikuum Terpadu Penutup Demikian teah diuraikan pentingnya kurikuum terpadu, hambatan apa yang ditemui daam pengembangan kurikuum dan kiat untuk mengembangkan kurikuum tersebut. Untuk mengembangkan, meaksanakan, dan mengevauasi kurikuum terpadu maka penting sekai komitmen dari Pimpinan Fakutas, Pengurus Jurusan dan partisipasi aktif dari semua dosen. Diharapkan dengan kurikuum baru, mahasiswa dapat merasakan manfaatnya, dapat beajar ebih ancar dan mendapat kompetensi yang ebih baik sehingga ebih siap menghadapi tugasnya daam masyarakat. Daftar pustaka Armstrong,T. 1994 Mutipe inteigences in the cassroom. Aexandria,VA; Association for Supervision and Curricuum Deveopment Brady, M. 1996 Educating for ife as it is ived. Educ. Forum;60(3):249-55. Coi, C. 1996 Toos for teaching and earning in the integrated cassroom. Austraia; Hawker Brownow Education. Conway, J., Litte, P. 2002 From practice to theory: reconceptuaising curricuum deveopment for PBL; University of Newcaste Austraia Domans,D.H.J.M,. Sneen-Baendong, H,. Wofhagen, I.H.A.P,. Van der Veuten. C.P.M. 1997. Seven principes of effective case design for a probem-based earning curricuum. Med.. Teacher ;19:185-89 Drake, S.M., Burn s, R.C. 2004 Meeting Standards through Integrated Curricuum; Cgapter 1: What is integrated curricuum: Aexandria,VA; ASCD. Drake, S.M, Burns, R.C. 2004 Meeting Standards through Integrated Curricuum; Chapter 4: Using standards to integrate the curricuum. Aexandria,VA; ASCD. Ettinger, M.J,. Satzman, A.R. 1999 Proposa for curricuum deveopment. URL: http://wings.buffao.edu/smbs/counci/98-99/9899ettinger Satzmancurricuumproposa.htm.4/7/2004 30

Pusat Pengembangan Pendidikan UGM Harden, R.M. 2001 Panning a curricuum, in JA dent & RM Harden (eds): A Practica Guide for Medica Teachers; Edinburgh, Churchi Livingstone; pp. 13-24 Hutchinson, L. 2003 ABC of earning and teaching: Educationa environment; BMJ; 326:810-12 Kim, M.M., Andrews, R.L., Carr, D.L. 2004 Traditiona versus integrated preservice teacher education curricuum. J.Teacher Educ. 55(4):341-56. Maudsey, G. 1999 Roes and responsibiities of the probem based earning tutor in the undergraduate medica curricuum. BMJ; 318:657-61 Neson, J.D., Schroder, B., 2001, Estabishing an Integrated Mathematics, Engineering and Science Curricuum: Lessons Learned, American Society for Engineering Education Prideaux, D. 2003 ABC of earning and teaching in medicine: Curricuum design. BMJ; 326:268-270 PROBLARC. 1996 PBL-curricuum design. Newcaste University. Shoemaker, B. 1989 Integrative education: a curricuum for twenty-first century. Oregon Schoo Study Counci. Tanner, D,.. Tanner, L.N. 1995 Curricuum Deveopment: Theory into Practice; New York; Merri. University of Rochester Medica Center. 2004 Curricuum deveopment principes and guideines. URL: http://www.urmc.rochester.edu/smd/ ca/dh/principes.htm.3/4/2004 Warnod, H. 2002 Integrated curricuum: designing curricuum in the immersion cassroom. ACIE Newsetter; The Bridge. Wood, D. 2003 ABC of earning and teaching in medicine: Probem based earning. BMJ;326:328-30 31

Kurikuum Terpadu 32