GAMBARAN SEROLOGIS IgG-IgM PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DI RSUP SANGLAH PERIODE JULI-AGUSTUS 2014 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv LEMBAR KEASLIAN KARYA TULIS

GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL JANUARI DESEMBER 2011

BAB I Infeksi dengue adalah suatu infeksi arbovirus yang ditularkan melalui

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRAGIC FEVER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia Tenggara termasuk di Indonesia terutama pada penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan gambaran klinis demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang

PERBEDAAN PENURUNAN TROMBOSIT PADA DEMAM BERDARAH DENGUE DERAJAT I DAN II DI RS BHAYANGKARA TRIJATA

BAB I PENDAHULUAN. (DHF) merupakan penyakit infeksi tropik yang disebabkan oleh virus dengue dan

PERBEDAAN MANIFESTASI KLINIS DAN LABORATORIS ANTARA PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN IgM+IgG+ DAN PASIEN DBD DENGAN IgM-IgG+ SKRIPSI

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

ABSTRAK. GAMBARAN IgM, IgG, DAN NS-1 SEBAGAI PENANDA SEROLOGIS DIAGNOSIS INFEKSI VIRUS DENGUE DI RS IMMANUEL BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ISSN: E-JURNAL MEDIKA,VOL 6 NO 1,JANUARI 2017

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

ABSTRAK HUBUNGAN JUMLAH HEMATOKRIT DAN TROMBOSIT DENGAN TINGKAT KEPARAHAN PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT SANGLAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

ABSTRAK INSIDENSI TIPE PENYAKIT INFEKSI DENGUE PADA ANAK USIA 0 15 TAHUN DI RS. IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2005


BAB I PENDAHULUAN. oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

ABSTRAK PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PRIMER DAN SEKUNDER BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN SEROLOGIS DI RUMAH SAKIT BALIMED DENPASAR

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RSUP. HAJI ADAM MALIK, MEDAN PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan

Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue (DBD), Pemeriksaan Serologi, Infeksi Primer, Infeksi Sekunder

DAFTAR ISI Halaman COVER... i SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN KEASLIAN... v ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

Hasil Uji Statistik Trombosit Range dengan. Perdarahan Kulit dan Perdarahan Mukosa 64

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) sampai saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 90 % dan biasanya menyerang anak di bawah 15 tahun. 2. Demam berdarah dengue merupakan masalah kesehatan masyarakat karena

TINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

ABSTRAK. PEMERIKSAAN IgM DAN IgG DENGUE RAPID TEST DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

Gambaran Penggunaan Uji Serologis Ig M dan Ig G Serta Antigen NS1 Untuk Diagnosis Pasien Demam Berdarah Dengue di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN UKDW. DBD (Nurjanah, 2013). DBD banyak ditemukan didaerah tropis dan subtropis karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengue merupakan penyakit mosquito-borne yang dapat. menyerang berbagai kelompok usia dan dapat berakibat fatal

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa di negara yang sedang berkembang seperti

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Flaviviridae dan ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit ini termasuk nomor dua

PENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNIVERSI MEDAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Penyakit demam berdarah adalah penyakit menular yang di

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DENGUE HAEMORRHAGIC FEVER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN DENGAN LAMA DIRAWAT PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DI RSUD DR. MOEWARDI TAHUN 2011

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 35

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang berada pada periode triple

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

Divisi Infeksi Tropis Bagian IKA FK USU Medan

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP PADA PASIEN SUSPECT INFEKSI VIRUS DENGUE DI RUMAH SAKIT SURYA HUSADHA DENPASAR FEBRUARI-JULI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. pada anak-anak. Indonesia merupakan negara dengan tingkat kejadian DBD

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152

Karakteristik pasien anak dengan infeksi dengue di RSUP Sanglah tahun

ABSTRAK PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

ANALISIS MANFAAT PEMBERIAN KORTIKOSTEROID PADA PASIEN DHF DI SMF PENYAKIT DALAM RSUD DR. SOEBANDI JEMBER SKRIPSI

Author : Hirawati, S.Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UNRI (

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH.

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun dipandang sebagai n

ABSTRAK FAKTOR SOSIODEMOGRAFI PADA KEJADIAN LUAR BIASA CHIKUNGUNYA DI KECAMATAN SUNGAI GELAM, KABUPATEN MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI TAHUN 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Konsep Hipotesis Penelitian...

BAB II TINJAUAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyakit infeksi Dengue seperti DBD (Demam Berdarah Dengue) kini

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

PERANCANGAN DAN INTEGRASI SITEM PCM ANALYSIS PENCEGAHAN TERHADAP VIRUS ZIKA. Oleh: Rika Puspitasari Rangkuti

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PENYAKIT KUSTA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE

B A B PENDAHULUAN. terutama di daerah tropik dan subtropik. Insiden infeksi VD yang meliputi

Perancangan Prediksi Keputusan Medis Untuk Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Jaringan Syaraf Tiruan

Hubungan Karakteristik Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Kejadian Dengue Syok Sindrom (DSS) pada Anak

BAB I PENDAHULUAN. yaitu dengue shock syndrome (DSS). Kewaspadaan dini terhadap. tanda-tanda syok pada penderita demam berdarah dengue (DBD)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

ABSTRAK ASPEK KLINIK PEMERIKSAAN ANTIGEN NS-1 DENGUE DIBANDINGKAN DENGAN HITUNG TROMBOSIT SEBAGAI DETEKSI DINI INFEKSI DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. serotype virus dengue adalah penyebab dari penyakit dengue. Penyakit ini

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit demam akut yang ditemukan di daerah tropis dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit yang masih menjadi fokus utama masyarakat Internasional serta

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kematian ( Padila 2013).

Transkripsi:

GAMBARAN SEROLOGIS IgG-IgM PADA PASIEN DEMAM BERDARAH DI RSUP SANGLAH PERIODE JULI-AGUSTUS 204 Putu Gde Hari Wangsa, A.A. Wiradewi Lestari 2 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2 Bagian Patologi Klinik FK Universitas Udayana/RSUP Sanglah ABSTRAK Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi virus spesies Flaviviridae, yaitu genus Flavivirus dengan serotipe Den-, Den-2, Den-, dan Den-4, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Berdasarkan data tahun 2005 jumlah kasus DBD dilaporkan di wilayah Asia Tenggara, Indonesia termasuk peringkat kedua setelah Thailand. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif bersifat potong lintang yang dilakukan secara murni tanpa dilakukan analisis yang mendalam yang bertujuan untuk mengetahui gambaran serologis IgG-IgM pada penderita demam berdarah di RSUP Sanglah tahun 204. Hasil analisis data terhadap pasien diperoleh bahwa pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 25 pasien (75,8%) dan perempuan sebanyak 8 pasien (24,2%). Mayoritas dari usia pasien berada pada kelompok umur diatas 5 tahun (6,6%). Dari data diperoleh mayoritas pasien yaitu sebanyak 22 pasien (66,7 %) menunjukkan infeksi sekunder, sedangkan sebanyak 6 pasien (8,2%) menunjukkan infeksi primer, dan sebanyak 5 pasien (5,2%) menunjukkan hasil negatif. Kata kunci: Demam Berdarah, Serologi IgG-IgM, Infeksi OVERVIEW OF IgG-IgM SEROLOGY ON DENGUE FEVER PATIENTS IN SANGLAH HOSPITAL IN JULY-AUGUST 204 ABSTRACT Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an acute febrile disease caused by a viral infection of species Flaviviridae, genus Flavivirus that with Den-, Den-2, Den-, and Den-4 serotype, the disease is transmitted through the bite of Aedes aegypti and Aedes albopictus. Based on data from 2005 number of dengue cases reported in the region of South East Asia, Indonesia is ranked second after Thailand. This study was a cross sectional descriptive study conducted purely without in-depth analysis that aims to reveal the IgG-IgM serology in patients with dengue fever in Sanglah Hospital in 204. Data analysis of patients found that patients with male sex as many as 25 patients (75,8%) and women as many as 8 patients (24,2%). The majority of patients were in the age group above 5 years old (6,6%). From the data obtained by the majority of patients as many as 22 patients (66,7%) showed a secondary infection, whereas as many as 6 patients (8,2%) showed a primary infection, and as many as five patients (5,2%) showed a negative result. Keywords: Dengue Fever, IgG-IgM Serology, Infection

2 PENDAHULUAN Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi virus spesies Flaviviridae, yaitu genus Flavivirus dengan serotipe Den-, Den-2, Den-, dan Den-4, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejala klinis berupa demam tinggi (8 40 C) yang berlangsung selama 2 7 hari, dengan gejala perdarahan, berbentuk uji Rumpel Leede positif atau adanya bintik merah (purpura), garis merah, mimisan, perdarahan gusi, muntah darah dan tinja hitam, hepatomegali, nyeri otot dan persendian, renjatan yang ditandai oleh rasa nyeri perut, mual, muntah, penurunan tekanan darah, pucat, rasa dingin yang tinggi, terkadang disertai perdarahan dalam. Masa inkubasi berlangsung selama 4 6 hari., Sekitar 2,5 miliar orang saat ini tinggal di area terjadinya transmisi DBD. Lebih 00 negara merupakan daerah endemik DBD. Diperkirakan 50 juta orang setiap tahun terinfeksi DBD. Kasus DBD pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada tahun 95.,4 Di Indonesia, kasus DBD pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 968. Sejak pertama kali ditemukan, kasus DBD cenderung meningkat, baik dalam jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara tersebar selalu terjadi kejadian luar biasa (KLB) setiap tahunnya. Berdasarkan jumlah kasus DBD dilaporkan di wilayah Asia Tenggara, Indonesia termasuk peringkat kedua setelah Thailand. Pada tahun 2005 dilaporkan jumlah kasus DBD 9089 orang atau angka kejadian (Incidence Rate = IR) 4,49% dan angka kematian 24 orang atau angka kasus kematian (Case Fatality Rate = CFR),%.,8 Diagnosis infeksi virus dengue, di samping gejala klinis, perlu ditunjang hasil uji darah di laboratorium. Gambaran khas hasil laboratorium DBD adalah terjadi peningkatan hematokrit (meningkat 20%, atau nilai hematokrit lebih,5 kali nilai Hb) disertai penurunan trombosit kurang dari 00.000/μL. Perubahan ini sering terjadi pada hari ke- hingga ke-5 panas. Pemeriksaan penunjang lain yang sering dilakukan adalah uji untuk mengenali antibodi spesifik virus dengue baik imunoglobulin M ( IgM) anti dengue untuk infeksi dengue primer maupun imunoglobulin G ( IgG) untuk diagnosis infeksi dengue sekunder. Pemeriksaan serologis antibodi IgM anti dengue ataupun IgG anti dengue akan mempertajam diagnosis DBD.,8-0 Pembagian derajat DBD ditentukan berdasarkan kriteria WHO tahun 999, yaitu Derajat I: Demam disertai gejala tidak khas dan gejala satu-satunya ialah perdarahan dengan hasil uji Rumpel Leede positif, Derajat II: Demam disertai perdarahan di kulit atau perdarahan di tempat lainnya, Derajat III: Kegagalan peredaran darah ditandai dengan nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun (< 20 mmhg) atau hipotensi, lebam sekitar mulut, ekstremitas dingin dan lembab dan tampak gelisah, Derajat IV: renjatan berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur. 2,6,7 Studi epidemiologi di Asia Tenggara menunjukkan bahwa kasus DBD atau sindroma renjatan (syok) dengue (SSD) banyak terjadi selama infeksi sekunder, yaitu serotipe virus yang berbeda daripada virus penyebab infeksi primer. 0 Berdasarkan hal tersebut diatas maka penting untuk membedakan infeksi dengue primer atau sekunder untuk prognosis DBD

yang lebih baik dan tidak hanya sekedar menemukan hasil positif atau negatif infeksi dengue. METODE Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bersifat potong lintang yang dilakukan secara murni tanpa dilakukan analisis yang mendalam. Penelitian ini sering disebut noneksperimen karena tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Penelitian deskriptif disebut juga studi prevalensi atau sampling survey dan merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian lebih lanjut. Penelitian dilaksanakan di RSUP Sanglah pada bulan Juli-Agustus 204. Populasi adalah pasien yang didiagnosa demam berdarah di RSUP Sanglah yang terdapat pada data-data yang ada di rekam medik RSUP Sanglah dari bulan Juli- Agustus 204. Sebagai sampel adalah semua pasien yang terdiagnosis demam berdarah di RSUP Sanglah Denpasar dipilih secara simple random sampling, dan memenuhi kriteria inklusi sebanyak. Kriteria inklusi adalah pasien yang terdiagnosis demam berdarah yang diperiksa serologi IgG-IgM di RSUP Sanglah Denpasar, yang terdapat pada data-data yang ada di rekam medik RSUP Sanglah dari bulan Juli-Agustus 204. Kriteria ekslusi adalah pasien yang terdiagnosis demam berdarah yang tidak diperiksa serologi IgG-IgM di RSUP Sanglah Denpasar, yang terdapat pada datadata yang ada di rekam medik RSUP Sanglah dari bulan Juli-Agustus 204. Variable yang digunakan pada penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, gambaran serologis, dan jenis infeksi. Umur adalah jumlah ukuran hidup yang dimiliki pasien DBD, pada penelitian ini akan digolongkan menjadi kelompok umur 4, 5 9, 0 4, dan >5. Jenis kelamin yaitu perbedaan jenis kelamin pasien apakah lakilaki atau perempuan. Gambaran serologis yaitu hasil dari pemeriksaan serologis pada pasien DBD. Pada penelitian ini dibagi menjadi 4 katagori : IgG (-) dan IgM (+), IgG (+) dan IgM (+), IgG (-) dan IgM (+) dan IgG (-) dan IgM (-). Sedangkan jenis infeksi yaitu pengelompokan jenis infeksi berdasarkan gambaran serologis pada pasien DBD. Pada penelitian ini dibagi menjadi kategori : Pasien dengan gambaran serologis IgG (-) dan IgM (+) dikategorikan sebagai infeksi primer. Pasien dengan gambaran serologis IgG (+) dan IgM (-), IgG (+) dan IgM (+) dikategorikan sebagai infeksi sekunder dan pasien dengan gambaran IgG (-) dan IgM (-) sebagai hasil negatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data rekam medik RSUP Sanglah Juli-Agustus 204. Cara pengumpulan data yaitu dengan meminjam data rekam medis RSUP Sanglah. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan bantuan komputer menggunakan perangkat lunak komputer, kemudian data tersebut dianalisa dengan menggunakan frekuensi untuk menentukan karakteristik sampel, kemudian dilakukan perbandingan serologis IgG-IgM dengan umur dan jenis kelamin dalam bentuk tabulasi silang (crosstab). HASIL Karakteristik Demografi Data Pada penelitian ini sampel berjumlah pasien dengan data demografi mencakup jenis kelamin dan usia. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:

4 Tabel Karakteristik Demografi Pasien Demam Berdarah Di RSUP Sanglah Juli-Agustus 204 Karakteristik n % Jenis Kelamin Laki-laki 25 75,8 Perempuan 8 24,2 Usia -4 tahun 2 6, 5-9 tahun 4 2, 0-4 tahun 6 8,2 Diatas 5 tahun 2 6,6 Tabel menunjukkan bahwa mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki (75,8%) dan mayoritas usia pasienberada pada kelompok umur diatas 5 tahun sebanyak 2 pasien (6,6%). Gambaran Jenis Infeksi Pada Pasien Demam Berdarah Di RSUP Sanglah Tabel 2 Gambaran Jenis Infeksi Pada Pasien Demam Berdarah Di RSUP Sanglah Juli Agustus 204 Jenis Infeksi n % Primer 6 8,2 Sekunder 22 66,7 terhadap pasien diperoleh sebanyak 22 pasien (66,7 %) menunjukkan infeksi sekunder. Sedangkan sebanyak 6 pasien (8,2 %) menunjukkan infeksi primer. Gambaran Serologis IgG-IgM Pada Pasien Demam Berdarah Di RSUP Sanglah Tabel Gambaran Serologis IgG-IgM Pada Pasien Demam Berdarah Di RSUP Sanglah Pada Bulan Juli-Agustus 204 Gambaran n % Serologis IgG (-), IgM (+) 6 8,2 IgG (+), IgM (+) 0 0, IgG (+), IgM (-) 2 6,4 IgG (-), IgM (-) 5 5,2 Total 00 Tabel memaparkan gambaran serologis IgG-IgM pada pasien demam berdarah di RSUP Sanglah pada bulan Juli- Agustus 204. Data yang diperoleh menunjukkan sebanyak 6 pasien (8,2%) menunjukkan IgG (-) dan IgM (+). Sebanyak 5 pasien ( 5,2%) menunjukkan hasil negatif pada IgG dan IgM. Sebanyak 0 pasien (0,%) menunjukkan hasil IgG (+) dan IgM (+). Sebanyak 2 pasien (6,4%) menunjukkan hasil IgG (+) dan IgM (-). Hasil negatif 5 5,2 Total 00 Tabel 2 memaparkan gambaran jenis infeksi pada pasien demam berdarah RSUP Sanglah Juli Agustus 204. Dari tabel tersebut dapat diuraikan hasil analisa data

5 Distribusi Gambaran Serologis Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4 Distribusi Gambaran Serologis IgG- IgM Pada Pasien Demam Berdarah di RSUP Sanglah Bulan Juli-Agustus 204 Berdasarkan Jenis kelamin Gambaran Jenis Kelamin Serologis Lakilaki Perempuan IgG (-), IgM (+) (2,0%) (7,5%) IgG (+), IgM (+) 7 (28.0%) (7,5%) IgG (+), IgM (-) 0 (40,0%) 2 (25,0%) IgG (-), IgM (-) 5 (20,0%) 0 Total (%) 25 8 Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil distribusi serologi IgG-IgM pada pasien demam berdarah RSUP Sanglah berdasarkan jenis kelaminnya dimana mayoritas pada pasien laki-laki yang terdiagnosis demam berdarah memiliki gambaran serologis IgG (+) IgM (-) sebanyak 0 pasien (40%). Sedangkan pada pasien perempuan mayoritas gambaran serologisnya adalah pada IgG (-), IgM (+) dan IgG (+), IgM (+) yaitu sebanyak pasien (7,5%). Distribusi Gambaran Serologis Berdasarkan Usia Tabel 5 Distribusi Gambaran Serologis IgG- IgM Pada Pasien Demam Berdarah di RSUP Sanglah Bulan Juli-Agustus 204 Berdasarkan Usia Gambaran -4 Serologis tahun IgG(-), IgM(+) (50%) IgG(+), IgM(+) (50%) IgG(+), IgM(-) 0 IgG(-), IgM(-) 0 Total 2 (%) 5-9 tahun 0 0 (75%) (25%) 4 0-4 tahun (6,7%) (50%) (6,7) (6,7%) 6 >5 tahun 4 (9%) 6 (28,6%) 8 (8,%) (5,2%) 2 Berdasarkan tabel 5 terdapat hasil distribusi serologi IgG-IgM berdasarkan usia, dimana pada usia -4 tahun terdapat pasien dengan serologi IgG (-), IgM (+) (50%) dan pasien dengan serologi IgG (+), IgM (+) (50%). Pada usia 5-9 tahun terdapat pasien dengan serologi IgG (+), IgM (-) (75%) dan pasien dengan serologi IgG (-), IgM (-) (25%). Pada usia 0-4 tahun terdapat pasien dengan serologi IgG (-), IgM (+) (6,7%), pasien dengan serologi IgG (+), IgM (+) (50%), pasien dengan serologi IgG (+), IgM (-) (6,7%) dan pasien dengan serologi IgG (-), IgM (-) (6,7%). Sedangkan pada usia lebih dari 5 tahun terdapat 4 pasien dengan serologi IgG (-), IgM (+) (9%), 6 pasien dengan serologi IgG (+), IgM (+) (28,6%), 8 pasien dengan serologi IgG (+), IgM (-) (8,%), pasien dengan serologi IgG (-), IgM (-) (5,2%). PEMBAHASAN Pada penelitian ini, data jumlah pasien yang digunakan kebanyakan adalah

6 laki-laki dengan jumlah 25 pasien (75,8%) dan perempuan hanya 8 pasien (24,2%). Dalam penelitian di Indonesia didapatkan laki laki lebih tinggi terkena DBD dibandingkan perempuan dengan perbandingan,4: dikarenakan nyamuk Aedes aegypti yang aktif menggigit pada siang hari dengan dua puncak aktivitas yaitu pada pukul 08.00 2.00 dan 5.00 7.00 dimana pada jam tersebut anak laki laki lebih sering beraktivitas diluar rumah.,4 Dari hasil penelitian ini didapatkan juga bahwa usia mayoritas yang terkena demam berdarah pada bulan Juli Agustus 204 adalah yang berusia diatas 5 tahun, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudarmo dimana orang dewasa lebih sering melakukan aktivitas diluar rumah pada waktu puncak aktivitas nyamuk Aedes aegypti. Pada penelitian ini didapatkan bahwa sebanyak 22 pasien (66,7%) terkena infeksi sekunder dan hanya 6 pasien (8,2%) yang terkena infeksi primer serta sisanya 5 pasien (5,2%) tidak diketahui karena serologinya menunjukkan IgG dan IgM yang negatif. Pada penelitian ini pengambilan sampel darah dilakukan tepat pada hari pasien masuk rumah sakit, dimana kebanyakan pasien sebelumnya telah mengalami demam selama -4 hari. Pada pasien DBD dengan infeksi primer biasanya IgM akan terdeteksi sekitar -5 hari setelah timbulnya demam dan IgG baru muncul ketika 2 minggu setelah infeksi. Sedangkan pada infeksi sekunder biasanya IgG akan langsung meningkat tajam di hari kedua dan kemudian diikuti dengan timbulnya IgM, maka hasil tes serologinya akan menunjukkan nilai IgG dan IgM yang positif.. Disini kita ketahui bahwa infeksi sekunder lebih sering menimbulkan efek perdarahan parah dan kegagalan system sirkulasi yang berakibat syok, dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa lebih dari separuh kasus demam berdarah di RSUP Sanglah pada bulan Juli-Agustus 204 adalah infeksi sekunder, untuk itu harus dilakukan perawatan yang tepat dan cepat dari tenaga kesehatan di RSUP Sanglah terhadap kasus demam berdarah jika tidak maka dapat menimbulkan perdarahan parah dan kegagalan system sirkulasi yang berakibat syok dan dapat menyebabkan kematian. SIMPULAN Hasil penelitian ini didapatkan dari pengambilan data yang dilakukan selama 4 hari yaitu dari yaitu dari tanggal 8 November sampai dengan tanggal 2 November 204 jumlah pasien sebanyak pasien yang memenuhi kriteria inklusi yang dilakukan di Rekam Medik RSUP Sanglah Hasil analisa data terhadap pasien diperoleh bahwa mayoritas pasien berjenis kelamin laki-laki (75,8%) dan mayoritas usia pasien berada pada kelompok umur diatas 5 tahun sebanyak 2 pasien (6,6 %) dan diperoleh juga sebanyak 22 pasien (66,7 %) menunjukkan infeksi sekunder. Sedangkan sebanyak 6 pasien (8,2 %) menunjukkan infeksi primer. Pada penelitian ini belum dapat dianalisis hubungan antara umur, jenis kelamin dan serologis dengue IgG-IgM sehingga perlunya penelitian lebih lanjut untuk menilai hubungan tersebut seperti pada penelitian case control. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut sehingga dapat bermanfaat sebagai upaya pencegahan. Selain itu, hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah bahwa dari hasil penelitian disini lebih banyak terjadi infeksi sekunder, dimana infeksi sekunder memerlukan penanganan yang cepat dan tepat karena kemungkinannya untuk terjadi syok lebih besar.

7 UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan ucapan terimakasih kepada Kepala Rekam Medis RSUP Sanglah atas izin untuk menggunakan data mengenai demam berdarah di ruang rekam medis RSUP Sanglah DAFTAR PUSTAKA. World Health Organization. Dengue Haemorrhagic Fever: diagnosis, treatment, prevention and control. Geneva, WHO, 20. 2. Hendarwanto. Dengue, Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 998; 47 26.. Sudarmo SP. Masalah Demam Berdarah Dengue di Indonesia, Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 2004; 2. 4. Sudrajad SB. Demam Berdarah Dengue, http:/www.geocities/mitra sejati. 2000/dbd.html 5. World Health Organization. Situation of Dengue / Dengue Haemorrhagic Fever in WHO The South-East Asia Region. Geneva, WHO, 2005. 6. Demam Berdarah. Pdf, http://www.litbang.depkes.o.id/maskes.( accesed 7, 204) 7. Hardjoeno. Intepretasi klinik IgM dan IgG Virus Dengue dalam Kumpulan Makalah Simposium Penanganan Infeksi Virus Dengue, Surakarta, 200. 8. Dirjen PPM PLP Departemen Kesehatan RI, jumlah penderita dan meninggal kasus DBD, 200. 9. Aryati. Diagnosis Laboratorium DBD Terkini, Medical Journal Kesehatan, 2004; 4(5). 0. Tahono. Manifestasi Infeksi Virus Dengue dari Aspek Laboratorik dalam Kumpulan Makalah Simposium Penanganan Infeksi Virus Dengue, Surakarta, 200.